Semua Bab Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!: Bab 101 - Bab 110

290 Bab

Genggaman Tangan

Suri mengangguk walaupun hatinya terasa remuk redam. Perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi ia tidak bisa membiarkan masalah pribadi menghancurkan kariernya. Dengan keyakinan baru, ia berdiri dari kursi, membawa tas dan semua dokumen yang telah dipersiapkan, lalu mengikuti Sagara keluar dari ruangan.Di dalam hati, Suri berjanji pada dirinya sendiri untuk berkonsentrasi penuh dalam presentasi. Meski badai gosip menghantam, ia tidak akan membiarkan diri tenggelam. Ia akan berdiri tegak, menunjukkan bahwa dirinya lebih kuat dari semua tuduhan dan hinaan yang ditujukan kepadanya. Bersama Sagara, Suri melewati lorong kantor menuju lift. Sepanjang jalan, ia bisa merasakan tatapan para karyawan yang memperhatikan mereka. Namun, Suri tidak mau ambil pusing. Baginya, tak ada lagi orang di dunia ini yang bisa melukainya lebih dalam daripada Romeo. Saat pintu lift terbuka, Suri tersentak kaget. Tanpa peringatan, Sagara tiba-tiba meraih tangannya dan menggenggamnya erat. Refleks, Suri menata
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

Bersihkan Nama Baik Istriku!

Romeo memejamkan mata sejenak, mencoba memahami apa yang baru saja dikatakan Kenzo. “Aku belum tahu soal itu. Akan kucari tahu,” jawabnya dengan nada datar, tetapi dalam hatinya mulai muncul keresahan.Kenzo menambahkan, “Berhati-hatilah, Romeo. Jika berita ini tidak benar, kau harus segera mengatasinya. Ini bisa merusak reputasimu dan Suri.”Panggilan pun berakhir. Romeo menghembuskan napas panjang, mencoba menata emosinya. Kemudian, ia membuka laptop dan mulai mencari berita yang dimaksud oleh Kenzo. Sementara, Aira tetap duduk di kursinya, merasa terjebak dalam suasana yang semakin panas.Dalam sekejap, layar laptopnya menunjukkan salah satu artikel berita yang sedang viral. Mata Romeo langsung menyipit membaca judul besar yang terpampang: “Diva Adinda Memiliki Hubungan Spesial dengan Pengusaha Properti Ternama, Romeo Albantara, dan akan Segera Menikah.”Romeo menggenggam meja dengan kuat, rahangnya mengeras. Foto-foto dirinya bersama Diva yang keluar dari kantor juga disertakan d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

Pembuktian Diri

Area parkir Continental Hall dipenuhi deretan mobil mewah yang berkilauan di bawah sinar matahari. Gedung pertemuan itu berdiri megah dengan dinding kaca yang menjulang tinggi. Para tamu yang hadir tak kalah mengesankan—CEO ternama, pengusaha senior, hingga pejabat pemerintah Kota Velmora yang menjadi tokoh penting dalam proyek ini, tampak berbincang di depan pintu masuk. Beberapa di antaranya didampingi oleh para ajudan yang bersiap mengawal keamanan. Sebuah mobil hitam berhenti perlahan di depan lobi utama. Pintu belakang terbuka, dan Suri keluar dengan langkah ragu, memandang megahnya gedung sekaligus keriuhan yang terjadi di sekitarnya.Para undangan dengan pakaian formal sedang bercengkerama, sementara beberapa staf panitia sibuk memastikan acara berjalan lancar. Suasana ini membuat napas Suri terasa lebih berat.Di sisi lain mobil, Sagara juga melangkah keluar. Pria itu tampak percaya diri dengan setelan jas abu-abu yang rapi. Ia memberi isyarat kepada sopirnya. “Tunggu di si
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

Kita Perlu Bicara

Sagara berdiri perlahan, menyesuaikan jasnya sebelum melangkah ke depan. Dengan senyum yang terukur, ia memulai presentasi di hadapan para penilai.“Selamat siang, Bapak dan Ibu sekalian. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami untuk mempresentasikan konsep dan rencana proyek kota mandiri Jadera City. Izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu, saya Sagara Pradipta, CEO Pradipta Group.”Ia melanjutkan dengan suara tenang namun penuh keyakinan. “Pradipta Group Group adalah perusahaan pengembang terpercaya yang telah beroperasi selama lebih dari dua dekade. Kami telah menyelesaikan berbagai proyek besar dengan reputasi unggul,” ujarnya memperkenalkan profil perusahaan.“Komitmen kami tidak hanya pada penyelesaian proyek tepat waktu, tetapi juga pada keselamatan pekerja dan keberlanjutan lingkungan hidup. Kami percaya, setiap proyek yang kami tangani tidak hanya harus memuaskan para pemangku kepentingan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat.”Sagara
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

Beri Aku Kesempatan

Suri mundur selangkah, menepis kasar tangan Romeo. “Untuk apa kamu di sini?”“Aku ingin bicara denganmu, hanya kita berdua. Aku harus meluruskan semuanya agar tidak ada kesalahpahaman,” jawab Romeo dengan nada serius.“Aku tidak peduli, Romeo. Kembalilah ke kantormu dan jangan ganggu aku. Masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan.”Suri hendak berjalan pergi, berusaha untuk menyembunyikan rasa sakit di balik ekspresinya yang dingin. Namun, Romeo tidak menyerah. Ia kembali menahan lengan Suri agar bersedia memberinya kesempatan untuk bicara. “Suri, tolong dengarkan aku. Berita yang beredar di internet itu tidak benar. Itu rumor bohong belaka,” Romeo bersikeras, suaranya mulai terdengar putus asa.Di dalam mobil, Sagara mengamati situasi di depannya dengan tatapan tajam. Melihat Romeo terus memaksa Suri, ia pun keluar dari mobil. Dengan langkah lebar, Sagara berjalan mendekat dan berdiri di samping Suri. “Romeo, apa yang kau lakukan?” tegurnya dingin. “Tidak pantas kau datang k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

Belajar Mencintaimu

Romeo berdiri di depan pintu kamar yang terkunci, wajahnya tegang. Dengan napas yang berat, ia mundur selangkah, bersiap untuk mendobrak pintu. Namun, sebelum kakinya melangkah maju, derak pintu yang terbuka menghentikan gerakannya. Suri berdiri di ambang pintu dengan koper besar di tangan. Matanya dingin, tatapannya lurus ke depan tanpa sedikit pun memperlihatkan emosi.“Aku akan pergi,” katanya datar, mendorong koper ke depan.Lekas saja, Romeo menghadang langkah Suri, berdiri tegak dengan tangan terentang untuk memblokir jalan keluar.“Kamu tidak boleh pergi ke mana-mana,” katanya dengan suara rendah tetapi tegas.Suri berhenti, menatap Romeo dengan dagu yang terangkat. “Jangan menghalangi aku, Romeo. Aku sudah memutuskan untuk mengakhiri perjanjian kita.”Menghela napas panjang, Romeo mencoba untuk bersabar dalam menghadapi Suri. Ia tahu, marah atau memaksa tidak akan menyelesaikan masalah, apala
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya

Pertarungan Dua Wanita

Suri mendengus pelan, nada getir terdengar jelas di suaranya. "Jadi, kamu baik padaku karena merasa kasihan? Karena aku pernah menderita penyakit tumor?" tanya Suri dengan suara bergetar. Matanya memerah oleh air mata, tetapi sorotnya penuh luka.Romeo menggeleng cepat. "Bukan seperti itu. Aku berubah, karena aku sadar tidak bisa kehilanganmu. Aku mencintaimu, bahkan sebelum aku tahu caranya.”Suri tertawa miris. "Terlambat," ucapnya seolah mengecap rasa pahit dari kata itu. "Hingga detik ini pun kamu belum bisa memutuskan siapa yang lebih penting untukmu, aku … atau Diva,” imbuh Suri menatap Romeo penuh kekecewaan. “Aku tidak menginginkan cinta yang hanya membuat batinku tersiksa. Sudah cukup aku menderita selama ini."Kalimat terakhir yang terlontar dari bibir Suri menghantam Romeo seperti badai. Sorot mata lelaki itu berubah, gelap dan penuh kekecewaan. "Apakah bersamaku membuatmu begitu menderita?" tanyanya. Suara Romeo terdengar lirih, seolah ia sendiri takut mendengar jawaban
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya

Janjiku telah Selesai

Tangis Suri telah mereda, tetapi tubuhnya masih gemetar. Ia masih memeluk boneka beruang besar pemberian Romeo, seolah mencari penghiburan dalam kehangatan benda mati itu.Meski hatinya hancur berkeping-keping, tetapi rasa lelah akhirnya menguasainya. Perlahan, kelopak mata Suri tertutup, dan ia tertidur dengan air mata yang masih menggenang. Tak lama kemudian, suara dering ponsel memecah keheningan kamar. Suri terbangun dengan mata sembap dan kepala yang terasa berat. Ia melirik jam dinding—pukul tujuh lewat tiga puluh malam. Dengan suara serak khas bangun tidur, ia mengangkat panggilan tersebut. “Halo...” suaranya pelan dan lemah. “Suri, kamu di mana?” Suara Raysa terdengar cemas di seberang. “Aku sudah di depan rumahmu. Aku ketuk pintu, tapi tidak ada yang menyahut.”“Sorry, Ray, aku ketiduran,” jawab Suri sambil mengusap wajahnya. “Tunggu sebentar, aku bukakan pintu.” Ia meletakkan ponsel, bangkit dari tempat tidur, dan melangkah pelan ke pintu depan. Suri memaksakan diri unt
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

Kandas

Aroma nasi goreng sederhana memenuhi dapur apartemen Suri. Di meja makan kecil, Raysa sibuk mengaduk teh hangat untuk mereka berdua. Dengan senyum hangat, ia memindahkan dua piring nasi goreng ke meja. “Sarapan dulu, Suri. Kamu butuh tenaga untuk hari ini," ujarnya sambil mengambil tempat di hadapan sahabatnya. Suri, yang masih mengenakan piyama, duduk perlahan. Ia meraih sendok, menyuapkan nasi goreng ke mulutnya. Rasanya sederhana, tetapi cukup menghangatkan hati di pagi yang dingin. Sambil menyeruput teh, Raysa menatap Suri dengan sorot penuh perhatian. "Suri, kamu yakin akan masuk kerja hari ini? Kalau pikiranmu belum tenang, atau kamu tidak ingin bertemu banyak orang, minta izin saja pada Pak Sagara untuk istirahat." Suri meletakkan sendoknya, menatap sahabatnya dengan senyum tipis. "Aku baik-baik saja, Ray. Lagi pula, besok sudah akhir pekan, dan aku tidak punya alasan untuk takut bertemu orang-orang. Aku tidak melakukan kesalahan apa pun." Raysa tersenyum lega, lalu me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

Suri, Wanita yang Saya Cintai!

Menghela napas panjang, Suri mengalihkan perhatiannya kembali ke pekerjaan. Ia menenggelamkan diri dalam laporan dan blueprint hingga tidak sadar waktu berlalu begitu cepat. Ketika jarum jam menunjukkan pukul lima sore, telepon di mejanya berdering. "Halo?" "Suri!" suara ceria Raysa terdengar di ujung telepon. "Sudah jam lima. Pulang saja on time, ya. Aku mau ajak kamu makan di luar. Setelah itu, kita sekalian nonton dengan Azka.”Suri tertawa kecil. "Baiklah, aku akan membereskan meja sekarang. Tunggu aku di lobi." Setelah menutup telepon, Suri mematikan laptop. Ia menyusun dokumen dan merapikan barang-barang pribadinya sebelum mengambil tas. Hari itu, ia memang butuh hiburan untuk mengalihkan pikiran dari Romeo. Di lobi, Raysa sudah menunggu dengan senyumnya yang khas. Tanpa membuang waktu, ia menggandeng lengan Suri menuju mobil. Dalam perjalanan, Raysa terus bercerita tentang adik laki-lakinya yang tidak sabar untuk bertemu dengan Suri. Sesekali, Suri tersenyum dan menga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
29
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status