บททั้งหมดของ Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!: บทที่ 81 - บทที่ 90

286

Rumor Mematikan

Diva menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. “Baiklah, Tuan Herdi. Saya akan mentransfer pelunasan hari ini juga,” kata Diva pada sang detektif. Pria itu mengangguk sopan sambil memperhatikan Diva yang sedang mentransfer sejumlah uang melalui ponselnya. Sesudah transaksi selesai, Diva lantas keluar dari mobil dengan dagu terangkat ke atas.Kembali ke lokasi syuting, Diva menyerahkan dokumen di tangannya kepada Rendy. “Tunda saja syuting hari ini,” katanya tiba-tiba.Rendy terkejut. “Aduh, Diva! Kalau ditunda, produser bisa marah. Bisa-bisa kita dituntut dan diperkarakan di pengadilan! Bayangkan kerugian yang harus kita tanggung!”“Aku tidak peduli, Ren!” bentak Diva. “Aku tidak bisa konsentrasi sekarang! Kak Romeo pasti sedang bersama Suri! Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk menyingkirkan wanita sialan itu!” Diva mengangkat tangan ke atas kepala, hingga rambut panjangnya yang digelung rapi berantakan karena gerakan itu.Rendy menatap Diva sambil menutup mu
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-02
อ่านเพิ่มเติม

Satu Tahun Bersama

Langkah kaki Suri menuju lift terasa berat. Berdiri sendirian di dalam kotak besi yang dingin, menyebabkan pikirannya melayang ke segala arah. Apa yang sedang ia lakukan? Kesepakatan dengan Romeo terasa seperti mimpi buruk yang sengaja ia pilih sendiri. Namun, ini bukan soal pilihan, melainkan kompromi yang harus ia lakukan demi meraih kebebasan.“Aku bisa melakukannya,” gumam Suri pelan, mencoba berpikir positif. Namun, keyakinan itu hanya bertahan sekejap, sebelum gelombang keraguan kembali menyerangnya.Lift bergerak turun dengan bunyi mekanis yang monoton. Suri berjalan menyusuri lobi tanpa memperhatikan karyawan lain yang berlalu-lalang. Dengan tergesa-gesa, ia menuju pintu utama dan dari kejauhan, ia sudah bisa melihat mobil Romeo yang terparkir di depan.Ketika hampir mencapai mobil, Suri berhenti sejenak, tatapannya memeriksa pemandangan yang tidak biasa. Romeo sedang duduk di balik kemudi, tanpa sopir pribadi yang selalu setia menemaninya. Sungguh, hal ini terasa aneh mengin
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-02
อ่านเพิ่มเติม

Rayakan Malam Ini

Alunan instrumen bernuansa romantis mengisi seluruh sudut restoran. Romeo segera melambaikan tangan ke arah pelayan, memberikan isyarat agar buku menu dibawakan ke meja mereka. Sementara Suri duduk dengan canggung sambil mendengarkan percakapan antara Tuan Josua dan Tuan Baron. Ia merasa kurang nyaman dengan situasi ini.“Maaf, Tuan Romeo, saya tidak bisa ikut makan malam karena harus kembali ke kantor. Ada klien yang sudah menunggu,” kata Tuan Josua, berdiri sambil merapikan dasinya.“Begitu juga saya,” timpal Tuan Baron dengan senyuman tipis. Sebelum beranjak pergi, Tuan Josua berkata kepada Tuan Baron, “Besok pagi, mohon salinan perjanjian ini dikirimkan ke kantor saya.” Tuan Baron mengangguk ramah. “Tentu saja. Saya akan pastikan salinan itu sampai tepat waktu.” Usai berpamitan, kedua pengacara itu melenggang pergi, meninggalkan Romeo dan Suri berdua di restoran. Keheningan sejenak menyelimuti mereka, hingga pelayan datang membawa buku menu dan meletakkannya di atas meja.“Kita
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-03
อ่านเพิ่มเติม

Saling Merawat

Setelah kembali ke kamar, Suri meletakkan gelas dan obat lambung yang dibawanya tersebut di atas nakas. Ia menunggu sampai Romeo keluar dari kamar mandi. Ketika pria itu sudah membuka pintu, wajahnya tampak lebih segar. Romeo juga sudah berganti pakaian dengan piyama tidur. Tak bisa menahan diri, Suri langsung bertanya, “Masih sakit?”“Sedikit,” jawab Romeo sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. “Minum obat lambung ini,” Suri menyodorkan obat dan air hangat yang telah ia siapkan. Namun, Romeo menggeleng pelan. “Nanti juga sembuh sendiri. Aku tidak suka minum obat.” Pria itu hanya meneguk sedikit air hangat yang diberikan Suri, kemudian ia berbaring di ranjang dan memejamkan mata. Melihat kondisi Romeo, Suri masih dirundung kekhawatiran. Ia mencoba mencari alternatif untuk membantu meredakan rasa tidak nyaman di perut lelaki itu.“Mau aku gosok pakai minyak angin?” tawarnya sembari mengambil botol minyak angin.Romeo membuka mata dan melirik botol berwarna hijau di tangan Su
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-03
อ่านเพิ่มเติม

Calon Istri Sagara

Di apartemennya yang luas, Sagara sedang duduk di meja makan, menghadap ke dinding kaca yang memperlihatkan pemandangan kota. Pagi itu, ia mengenakan kaus putih sederhana yang terlihat kontras dengan interior apartemen yang modern. Di hadapannya, sepiring sandwich tuna dan secangkir kopi hitam mengepul, aroma pahitnya memenuhi udara. Sambil mengunyah perlahan, Sagara memandang layar laptopnya, mengecek email yang masuk. Jarinya bergerak cekatan di atas trackpad, membuka pesan-pesan yang berisi laporan, undangan, dan beberapa konfirmasi rapat. Tiba-tiba, dering telepon memecah keheningan. Ia meraih ponsel yang tergeletak di samping cangkir kopinya dan melihat nama yang tertera di layar. "Pagi, Ma," gumamnya pelan, lalu menjawab panggilan itu."Saga," suara lembut ibunya terdengar menyapa. "Kapan kamu akan mengenalkan Mama kepada kekasihmu?"Sagara mendesah, matanya menatap keluar jendela. Ia tahu percakapan ini akan menuju ke arah yang sama seperti minggu-minggu sebelumnya. “Ma, ak
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-04
อ่านเพิ่มเติม

Rekayasa Licik

Romeo melangkah cepat memasuki kantornya, jas hitamnya bergoyang mengikuti ritme langkahnya yang tegas. Di belakangnya, Yonas sibuk mencatat perintah yang dilemparkan bosnya itu tanpa henti.“Yonas, siapkan semua bahan untuk meeting. Pastikan semua laporan keuangan dan slide presentasi proyek sudah lengkap di meja dalam setengah jam ke depan,” perintah Romeo tanpa menoleh.“Baik, Tuan,” jawab Yonas singkat. Dengan langkah lebar, lelaki berwajah datar itu bergegas menuju ruang kerjanya untuk melaksanakan tugas.Sementara itu, Romeo membuka pintu ruangannya dan melempar jas ke sandaran kursi sebelum duduk. Ia mulai memeriksa dokumen di laptopnya, fokus sepenuhnya pada pekerjaan yang menumpuk. Namun, ketenangan itu segera terganggu oleh suara interkom yang berdering di mejanya.“Selamat pagi, Tuan Romeo, maaf mengganggu. Di luar ada Nona Diva. Dia memaksa ingin bertemu Anda, katanya ada keperluan penting,” ucap sang sekretaris terdengar hati-hati. “Apakah Anda bersedia menemuinya?”Romeo
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-04
อ่านเพิ่มเติม

Tertipu

Aira sedang merias diri di depan cermin, saat ia menerima pesan dari Diva. Senyum puas terbit di wajahnya. Foto-foto sudah didapatkan, dan segalanya berjalan sesuai rencana. Gadis itu beranjak dari tempat tidur dengan semangat, mengambil kunci mobil dan bergegas keluar dari kamar. Menuruni tangga menuju lantai satu, Aira mengenakan blus kasmir lembut berwarna peach dan celana panjang putih yang memancarkan kesan elegan. Rambutnya yang panjang digerai, melambai di setiap langkahnya.Di ruang tengah, ia bertemu dengan Nyonya Valerie, ibunya, yang sedang memeriksa bunga mawar segar dalam vas kristal. Nyonya Valerie tersenyum melihat putrinya yang tampak begitu ceria hari ini.“Mau bimbingan skripsi di kampus, Sayang?” tanya Nyonya Valerie, suaranya lembut tetapi penuh rasa ingin tahu.Aira berhenti sejenak, menatap ibunya dengan mata berbinar. “Aku akan ke kantor Kak Romeo, Ma. Diva baru saja memberitahu kalau dia berhasil menemui Kak Romeo.”Nyonya Valerie mengangkat alis, senyumnya me
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-05
อ่านเพิ่มเติม

Bersama Sang CEO

Setelah rapat panjang bersama tim arsiteknya, Suri menghela napas panjang. Mereka baru saja membahas persiapan presentasi Jadera City yang akan diadakan dua hari lagi. Rasa lelah mulai menguasainya. Suri memijat pelipisnya perlahan, berharap bisa meluangkan waktu sejenak untuk bersantai. Namun, teleponnya berbunyi, memberi tanda bahwa ada pesan masuk.Mata Suri berbinar saat membaca pesan dari Raysa.[Suri, bagaimana kalau kita makan pizza? Aku tunggu di parkiran. Jangan lama-lama, ya!]Pesan itu ternyata cukup ampuh untuk mengusir penat yang dirasakan Suri. Senyum tipis menghiasi wajahnya saat ia membereskan meja kerja, lalu melangkah menuju basement.Ketika Suri tiba, Raysa sudah menunggu dengan mobilnya yang diparkir dekat pintu keluar. “Cepat sekali kamu datang!” Raysa terkekeh sambil melambaikan tangan. “Aku kira harus menunggu setengah jam lagi.”Suri tertawa kecil sambil masuk ke mobil. “Aku butuh pelarian setelah rapat panjang tadi. Kamu penyelamatku hari ini.”Mereka pun me
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-05
อ่านเพิ่มเติม

Saya Sudah Menikah

Ketika Sagara menekan tombol lift, Suri berhenti beberapa meter di belakangnya. Pria itu melirik sekilas, seolah menyadari bahwa Suri sengaja menjaga jarak. Senyum samar pun terbentuk di sudut bibir Sagara, tetapi ia tidak mengatakan apa-apa. Tanpa bicara mereka masuk ke lift yang kosong, dan Sagara langsung menekan tombol ke lantai basement. Suasana terasa sunyi, hanya bunyi dengung mesin lift yang terdengar. Suri menundukkan kepala, menatap ujung sepatunya, sementara Sagara berdiri tegak dengan tangan dimasukkan ke dalam saku jas. Setibanya di basement, Sagara melangkah lebih dulu. Ia melangkah menuju mobil mewahnya, yang terparkir di area khusus CEO. Suri tak menyangka bila Sagara ternyata mengemudikan mobil sendiri. Tanpa sopir, tanpa asisten. Melihat Sagara duduk di kursi kemudi, Suri buru-buru masuk dan menutup pintu dengan cepat. Ia tidak bisa menebak apa yang sedang dipikirkan oleh pria di sampingnya. Sagara selalu tampak tenang, sulit dibaca, dan itu membuat Suri sedikit
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-06
อ่านเพิ่มเติม

Ketahuan

Malu dan canggung, Suri lantas menundukkan kepala, berusaha menghindari tatapan Sagara. Kenapa ia harus datang bulan di waktu yang tidak tepat. Selang beberapa detik, Suri lalu memutuskan untuk mengembalikan jas tersebut.“Terima kasih, Pak, tapi jas ini ---” ucapnya pelan, hampir berbisik.Sagara tersenyum samar. “Pakai saja. Saya yakin kamu bisa mengembalikan jas saya dalam keadaan bersih.”Suri mengangguk kaku, masih merasa sungkan. Dengan cepat, ia menuju taksi yang sudah menunggunya di depan kafe. Namun, sebelum masuk ke taksi, Suri berbalik sambil membungkukkan badan kepada Sagara.“Sekali lagi, terima kasih, Pak. Saya akan segera mengembalikan jas Anda.”“Hati-hati di jalan,” balas Sagara tersenyum tipis.Taksi melaju pergi, membawa Suri meninggalkan kafe yang masih ramai dengan pengunjung. Dalam perjalanan, Suri menatap jas yang melingkari roknya. Wajahnya memerah setiap kali mengingat
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-06
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
7891011
...
29
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status