Home / Pernikahan / MENCURI BENIH SUAMI MANDUL / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of MENCURI BENIH SUAMI MANDUL: Chapter 71 - Chapter 80

109 Chapters

Bab71# Aku Kelinci Penurut

Keduanya lebih terkejut ketika melihat pemandangan yang ada di dalam kamar. Sepanjang langkah menuju ke ranjang yang di hiasi oleh lilin, dan hamparan bunga di atas tempat tidur, Grace menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan."Wah, ini cantik sekali!" seru Grace dengan mata binar. "Kamu sangat romantis, Max!"Max hanya mengangguk lirih. Pasalnya yang menyiapkan semua adalah Christ, tetapi Max jugalah yang berperan penting dalam ide. Pria itu berpesan agar Christ mengatur acara honeymoon-nya menjadi sangat romantis.Berbeda dengan Grace, beda pula dengan asisten Max, yang benar-benar menyiapkan acara itu secara maximal. Grace bahkan tidak sampai berpikiran ada hal seperti ini. Tampilan kamarnya benar-benar sangat indah."Max, kamu yakin Christ bisa sedemikian menyiapkan ini semua?" ragu Grace melirik sekilas. Meski di penuhi rasa bahagia melihat kejutan itu semua, keduanya masih tidak mengira sang asisten bertindak lebih."Entahlah ... Tapi ini lebih baik, kan?""Ehm, ini sangat
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Bab72# Honey Moon-1

Setelah menerima telepon dari seorang wanita, tampaknya Christ tidak terkejut dengan pertanyaan Freya. Pasalnya, ia sudah mengantisipasinya, bahkan menyiapkan jawaban yang akan ia berikan pada wanita itu. Lagi pula apa untung baginya berbohong mengenai keberadaan sang CEO."Benar, Miss. Tuan Max ada di luar negeri," jawab Christ dengan lugas hingga membuat manik mata Freya melebar."Apa?! Kenapa dia ke luar negeri?""Maaf, kalau itu saya tidak bisa memberitahu," terang Christ. "Karena itu privasi Tuan Max dan Nyonya Grace."Pernyataan Christ semakin membuat Freya marah. Kemarahannya akibat ulah Siska belum juga padam, kini ditambah dengan kabar tersebut. Reaksi yang diberikan Freya sangatlah berlebihan. Christ bisa mendengar umpatan kasar dari seberang sana. "Jika tidak ada pertanyaan lagi, saya akhiri panggilan ini," ucap Christ menutup telepon. Setelahnya, memasukkan ponsel dalam saku, lalu menggeleng lirih. Ia sudah mengira Freya pasti semakin kesal.*Di negara lain, kelopak ma
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Bab73# Satu Panggilan Dialihkan

Max tak bisa menahan tawa saat melihat raut wajah terkejut istrinya. Pria itu lantas berguling dan duduk di tepi ranjang, mengulurkan tangan kanannya.Grace memandang Max dengan kikuk, berusaha menenangkan debaran jantungnya. "Max, apa yang kamu lakukan?" tanyanya dalam hati, ragu-ragu.Max mengejek dengan senyuman nakal, lalu mencubit pelan ujung hidung Grace. "Sebenarnya,aku ingin sekali memakanmu. Tapi, melihat raut kikuk yang kamu perlihatkan, justru membuatku—" godanya."Max!" pekik Grace, menegur, "sudahlah! Aku tidak ingin berdebat denganmu. Jadi, bisa kamu minggir, Sayang!""Okay!" sahut Max, mengangguk dan kembali mengulurkan tangannya, "silakan, My Queen!"Grace menatap tangan itu dengan raut antusias, lalu meraihnya erat. Max pun membantu Grace bangkit berdiri, dan keduanya berjalan bergandengan tangan menuju pintu keluar balkon. "Kamu mau bawa aku ke mana?""Hmmm, mungkin sedikit Champagne bisa membuat malam kita semakin hangat," usul Max yang segera diangguki oleh Grace.
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab74# Teman Baru Leon

Di negara bagian lain, seorang anak baru saja membanting ponselnya, membentur kasur hingga terlempar ke lantai. Berulang kali ia berusaha menghubungi sang mommy, yang nyatanya tidak tersambung juga.Anak itu merasa kesal hingga akhirnya menggerakkan kursi rodanya keluar dari kamar. Leon mengepal tangan, "Mommy kenapa sih, nomor teleponku dialihkan!"Kursi roda otomatis itu lantas bergerak keluar menuju arah sesuai pergerakan tangan Leon. Ternyata, Leon keluar dari kamar tanpa sepengetahuan sang perawat."Biar saja aku keluar sendiri. Aku kesal sama Mommy!" omel Leon sepanjang langkah. Kursi roda Leon terus bergerak jauh dari area rumah sakit. "Lebih baik aku ke taman bermain saja. Letaknya ada di rumah sakit ini, kan?"Leon masih bermonolog, seraya menuju area taman bermain yang ada di belakang gedung Rumah Sakit Chartie. Ia tahu semua, karena kamar yang ia tempati bersebelahan dengan lapangan bermain, persis di bawah jendelanya. Maka ta
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab75# Lucas Pecundang

Mendengar Leon tidak ada di kamarnya, Stella langsung berusaha menghubungi ponsel anak itu. Namun, beberapa panggilan terlewat begitu saja. Sang perawat mengeram, "Ke mana kamu Leon!" Dia memasukkan ponselnya dalam saku, langsung berlari keluar kafetaria.Stella berlari, sembari matanya menatap nyalang, kepada setiap orang yang berada di sekelilingnya. "Ya Tuhan lindungilah anak itu ...!"Saat ini, hanya pengharapan doa yang bisa dia panjatkan, Stella terus mengikuti langkah dan instingnya.Di lapangan belakang rumah sakit, Leon dan anak laki-laki lain saling beradu berebut bola, membuat point terbanyak. Leon dengan lincah bergerak men-dribble dan menembak bola pada ring.Shut! Bola masuk ke dalam ring dengan tepat, kemudian memantul setelah membentur arena lapangan."Yeayy!" Sorak jingkrak para anak perempuan yang turut menyaksikan adu tersebut.Terlihat jelas wajah kesal Lucas, memukul angin. "Bulshitt!"Leon tersenyum sinis, "Pembalasan yang sempurna!""Sial, kalau begini dia bisa
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab76# Kecemasan Semua Orang

Mungkin hanya akan ada kekecewaan, dan penyesalan yang mendalam pada Grace, seandainya Leon tidak dapat tertolong.Wanita itu bahkan tidak tahu, kabar apapun yang terjadi pada Leon sekarang. Grace membatasi aktivitasnya pada dunia luar, dengan mengalihkan panggilan telepon pada mesin penjawab operator. Sementara untuk panggilan Brian, ia alihkan pada nomor milik Arthur."Apa kamu tidak ingin berenang, Sayang?" tanya Max saat keduanya berada di atas ayunan. Tentu saja Max tidak keberatan saat wanita itu menimpa tubuhnya setengah badan. "Apa kamu mau?" "Tentu, aku sudah menantikan ini? Bagaimana denganmu, kau mau?""Tidak Max, kamu saja," balas Grace menggeleng, membiarkan Max berenang sendiri. "Kalau kamu mau, berenanglah. Aku ingin di sini.""Baiklah kalau begitu. Tunggu aku di sini, hm?" Max menyandarkan kepala Grace pelan, mengecup kening, kemudian bangkit menuju kolam renang.Kolam yang di desain bernuansa alam itu menyatu dengan laut yang terbentang luas. Terlihat jelas air beni
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Bab77# Isi Pesan Arthur

Mengulang dan mengulang lagi, entah berapa kali Max menyatukan diri pada istrinya. Dan ... kali ini hal itu terjadi lagi!Max menggendong Grace masuk ke dalam. Di dalam ruang yang sangat luas itu, dirinya menurunkan sang wanita di depan wastafel. Sebenarnya sejak tadi Max ingin melucuti pakaian Grace di dalam kolam, tapi Grace menahannya."Hmptt ..." Kini, ciuman keduanya sangat bernafsu, terlebih Max. Sesuatu dalam dirinya yang sejak tadi menegak, harus bertahan hingga acara berenang itu berakhir.Grace memalingkan wajah, agar ciuman Max terlepas dan ia bisa menghirup oksigen untuk paru-parunya. Namun, bibir maskulin itu tidak berhenti begitu saja. Bibir itu justru berpindah pada leher mulus nan putih milik sang istri.Sambil terus memberi kecupan, Max menggerayangi tubuh Grace yang ternyata juga sudah berhasrat. Terlihat dari pucuk buah dadanya yang sudah mengeras, Max memiringkan Grace agar kepalanya bisa menelungsup ke bagian itu."Ah ... Max!'Pria itu terlihat seperti seperti b
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Bab78# Suara Bariton Mengejutkan Grace

Di negara yang terkenal dengan menara Eiffel, Freya baru saja mengobrak-abrik semua se-isi kamar. Vas bunga dan hiasan keramik pecah, dan serpihan kaca berhamburan di mana-mana. Wanita itu hampir mengalami gila karena beberapa hari tidak bisa bertemu, ataupun menghubungi Max."SIAL! SIAL! GRACE, SIALLAAANN ...!" Deru napas Freya memburu, mengepalkan tangan, "AKU BERJANJI, SETELAH INI AKU AKAN MELENYAPKANMU! AKU AKAN MENYINGKIRKANMU DARI MAX! ASAL KAU TAHU, AKU BAHKAN TEGA MENGHABISIMU, GRACEEE ...!!"Makian atau umpatan menggema ke seluruh ruangan, tidak ada yang berani mendekatinya. Amarah yang meluap-luap membuat Freya murka, meremas rambutnya kasar. Entah, merasa kesal karena Grace yang bisa merebut hati Max, atau Max yang sudah lama tidak meliriknya sedikitpun."Apa cantiknya wanita itu?! Dibandingkan dia, aku lebih cantik, Max! Aku lebih dari segalanya! Tapi kamu ... tidak sedikitpun melihatku ...!!" Dengan sendirinya suara Freya bergetar menahan isak. Tubuhnya luruh, terduduk d
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab79# Kedatangan Orang Tua Darren

Tanpa Grace sadari, sosok laki-laki berdiri di sisi dekat pintu balkon. Max di luar teras balkon mendengar suara Grace, sehingga ia mengira sang istri sedang mengigau.Siapa sangka jika kehadiran Max justru mengejutkan Grace tiba-tiba? Sebab, pria itu menanyakan siapa Leon. Grace sendiri tidak tahu, apakah Max mendengarkan seluruh percakapannya atau hanya sekilas, hingga ia bingung menjawab pertanyaan pria itu."Ehm, a-a ... maksud kamu, Leon yang baru saja kuucapkan, Max?" tanya Grace setelah menutup sambungan telepon cepat. Ia segera mengendalikan reaksi wajahnya agar tidak terlihat gugup.Max menatap tajam dengan wajar datar, Grace bisa menerka jika dengan wajah seperti itu ada yang sedang menganggu pikiran Max. Tentunya pasti sang suami ingin mendengar jawaban itu segera."Oh, itu ..." Grace bangkit dari kasur lalu menghampirinya. "Leon nama investor Arthur, Max. Dia tinggal di Rusia. Arthur baru saja menelponku, dia mengajakku tanam saham di bisnis yang baru saja dikerjakannya,"
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab80# Ide Terbang Ke Jerman

Setiba di Phoenix Enterprises, Grace langsung masuk duduk di balik meja kerjanya dan memanggil Vio agar segera ke ruangannya. Beberapa jam yang lalu, sebelum pesawat Grace lepas landas, ia mengirim pesan pada Vio agar Arthur segera ke kantornya.Bertepatan dengan itu, Arthur juga sudah tiba di depan lobi. Pria muda itu langsung masuk ke dalam lift, menuju ruang sang CEO. Suara ketukan pintu membuat Grace dan Vio menoleh."Masuk!" balas Grace sudah tahu sosok yang berada di balik pintu.Arthur tersenyum sumringah setelah pintu itu terbuka lebar. "Hai, sepupu! Bagaimana honeymoon-mu?" godanya mendapat pelototan Grace.Pria itu terkekeh sembari melangkah masuk, sementara Vio bersiap undur diri setelah mengangguk lirih pada sang atasan."Pergilah, Vio," ucap Grace. Melihat Arthur mendekatinya, bayangan Leon sekelebat melintas di pikiran Grace. "Apa yang di katakan Brian padamu, Arthur?" tanyanya langsung pada inti.Arthur menarik bangku di depannya, kemudian mendudukinya "Dia mengatakan
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status