Home / Pernikahan / MENCURI BENIH SUAMI MANDUL / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of MENCURI BENIH SUAMI MANDUL: Chapter 61 - Chapter 70

109 Chapters

Bab61# Sebaiknya Kita Pisah!

Setelah dari rumah sang ayah, Chelsea dan Darren kini sudah berada di rumahnya. Mobil pun berhenti tepat di halaman depan rumah tersebut. Dengan sigap Darren langsung membantu menurunkan kursi roda dan membantu sang istri pindah ke kursi roda itu. Sejak sang wanita mengalami kecelakaan, suasana di dalam rumah tersebut terasa dingin, membuat Darren menghentikan pergerakan kursi roda sang istri. "Chelsea ..." panggil Darren Chelsea yang hendak masuk ke kamar lebih dulu mendengar namanya disebut pun berhenti. Ia merasa ada sesuatu yang akan dikatakan suaminya. Seakan batinnya sudah bisa membaca apa yang akan diucapkan sang suami. Wanita itu bergeming sejenak, lalu menoleh, "Ada apa?" Darren menarik napas dalam, membuangnya panjang. Kemudian melangkah mendekati sang wanita. "Tidak ada. Aku hanya ingin mendorongmu." Pria itu sangat sedih dengan apa yang menimpa istrinya. Ia ingin menjadi pria yang berguna di saat Chelsea membutuhkannya. Namun, berbeda dengan Chelsea. Wanita itu just
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab62# Tidak Ada Tangisan Bayi

Tidak ada yang berani mendekat ke kamar Chelsea meski pelayan sekalipun. Wanita itu terisak meratapi pilu yang menyesakkan dadanya. Terbesit rasanya ingin mengakhiri semua ini. Namun, nada dering dari gawainya berbunyi. Terlihat nama sang sekretaris di layar itu.Chelsea berusaha menghentikan isakannya, menarik nafas dalam. Ia tidak ingin semua tahu tentang kegelisahannya, terlebih orang orang yang berada di perusahaan. "Ada apa?" tanya Chelsea mengendalikan tekanan suara agar terlihat normal."Begini Nyonya, ada tamu dari Mexico mencari Anda di kantor," jawab sang sekretaris."Mexico?" Chelsea mengerutkan dahi. "Apa kita bekerja sama dengannya? Kurasa aku tidak memiliki janji dengannya, Nora.""Ehm, benar. Kita tidak ada hubungan bisnis dengannya, tapi beliau mengatakan sahabat Anda.""Haaa ..., sahabatku? Siapa?""Daniel.""Apa? Daniel?" Chelsea terkesiap. "Tidak, Nora. Katakan saja aku sedang di luar negeri! Pokoknya jangan katakan apapun tentang keadaanku," sambung Chelsea tegas.
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab63# Aku Mendengkur

Setelah terdiam beberapa saat di lorong rumah sakit, Chelsea mengusap kasar air matanya, membersihkan sisa-sisa buliran bening yang membasahi pipi. Ia menarik napas dalam, membuangnya panjang sebelum kembali mendatangi Kenan. Chelsea bisa melihat Kenan masih setia menunggunya di dekat mobil miliknya. Kenan juga tampaknya sangat pekerja keras dalam melayani dirinya. "Aku sudah selesai, Ken!" Chelsea kini berada di belakang pria itu. Kenan sontak berbalik badan, mengangguk, "Baik, Nyonya. Kita pulang sekarang?" Chelsea menggeleng. "Apa ada tujuan lagi setelah ini?" "Kita mampir ke apotik sebentar," balas Chelsea. Setelah mendapat jawaban dari sang CEO. Kenan selalu sigap memegangi kursi roda Chelsea, saat wanita itu harus berpindah dari kursi rodanya ke dalam mobil. "Cari apotek sepanjang jalan saja, Ken," titah Chelsea yang diangguki Kenan. Pria itu langsung menginjak pedal gas dan mengemudi dengan kecepatan rata-rata. Sebab, ia juga harus mencari apotik di sepanjang
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab64# Membuat Janji

Setelah mengadakan rapat pagi di kantornya, Darren putuskan untuk pulang, sekaligus ingin melihat keadaan sang istri. Kejadian yang baru saja terjadi pada Chelsea, terlihat oleh Darren. Pria itu kembali lagi ke rumah karena ia tidak bisa fokus di ruang kerja kantornya.Namun, pemandangan tidak mengenakkan baru saja terjadi di depan matanya. Matanya sedikit memanas kala melihat Chelsea berada di tangan seorang pria. Entah, Darren bisa menduga jika itu supir baru istrinya. Tetapi, yang membuat hati ya bergemuruh hebat adalah posisi Chelsea yang membuat pria itu terbakar api cemburu."Apa itu tadi?" sergah Darren langsung mengambil alih tubuh Chelsea kemudian menggendongnya. Kenan seketika tertunduk, mundur beberapa langkah. "Apa yang sedang kamu lakukan, hah?!" bentak Darren menatap tidak suka.Kenan semakin serba salah apabila tidak menjawab pertanyaan Darren. Ia patut menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. "Maaf, Tu—"Akan tetapi, ucapan Kenan terpotong oleh Chelsea yang menyelany
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Bab65# Program Hamil

Grace sangat terkejut saat Max menolak ajakannya ke rumah Victor, tetapi malah mengajaknya hendak pergi ke dokter SpOG. Wanita itu seketika langsung merubah ekspresi keterkejutannya, dan langsung mencari jawaban atas rasa ingin tahunya. "Kenapa kita mau ke dokter SpOG, Max? Siapa yang hamil?" tanya Grace menggigit bibir bawahnya, berhati-hati memilah kata-kata. Max menghela napas berat. "Sebenarnya waktu kita makan malam di rumah Papi, ada hal yang kami bicarakan berdua." Grace terdiam. Namun, dengan seksama mendengarkan dan mencerna setiap makna ucapan sang pria. "Papi tetap memaksaku memberi keturunan keluarga Dicaprio," ucap Max lagi sembari membuang napas panjang. "Aku sendiri tidak yakin apa aku bisa mengabulkan permintaannya. Tetapi, bila kemarin aku tidak mengiyakan pun bagaimana dengan Chelsea. Papi tidak mungkin memaksa Chelsea yang justru akan menyakitinya." "Lalu sekarang mau apa kita mau ke sana?" "Aku akan minta pendapatnya lebih dulu. Kita ikuti apa yang ia
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Bab66# Ucapan Ambigu

Mendengar pernyataan Dokter Anna, Max sejenak ragu mengenai dirinya. Ia tidak percaya diri, bisa melakukan apa yang disarankan oleh sang dokter. "Sejujurnya, saya sangat senang ketika Anda berdua mengkonsultasikan tentang hal ini lebih cepat," ungkap Dokter Anna. "Tapi lebih baik anda mencobanya lebih dulu, Tuan. Anda tidak akan pernah tahu jika Anda belum melakukan program ini."Max terdiam, tapi berpikir, menghela berat. "Baiklah, kami akan melakukannya.""Wah, saya senang mendengar ini!" Dokter Anna langsung tersenyum lebar, sorak girang dalam hati. "Baik kalau begitu saya akan jadwalkan program ini. Anda berdua bisa datang dan berkonsultasi setiap saat."Namun, tidak demikian untuk Grace. Wanita itu menatap tidak percaya sekaligus tertekan. "Bagaimana ini? Mengapa Max justru benar-benar ingin memiliki bayi sekarang?" batinnya."Lalu, apa yang harus kami lakukan lebih dulu?" tanya Max setelah ia menceritakan awal kejadian sebelumnya, serta ketakutan dan pemikirannya selama ini."A
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Bab67# Hukuman Untukmu

Grace menatap nanar dengan manik mata berkaca-kaca. Ia benar-benar terkejut dengan reaksi yang diberikan Max atas ucapannya.Udara di sekeliling ruangan itu terasa panas seakan ada kobaran api yang menyulut, sangat melukai kulit lembut sang wanita."Max, aku tidak bermaksud demikian!" Jemarinya terulur memegang dua tangan Max. "Aku hanya ingin memastikan kamu siap mengalami kekurangannya. Aku tidak ingin kamu kecewa, bila nantinya program itu tidak berjalan dengan baik." Grace meyakinkan Max. Sungguh, ia benar-benar dilema saat ini. Di satu sisi ia ingin agar rencananya berjalan lancar. Namun, sisi lain Grace takut bila sampai Max terluka karena ia benar-benar mandul.Tatapan tajam Max masih menusuk wanita itu. Grace yang merasa kesal tiba-tiba langsung melakukan hal di luar dugaan. Wanita itu langsung mengalungkan tangannya di pundak Max, dengan kedua kakinya melingkar di pinggang pria itu. Seolah bayi Koala yang digendong sang induk."Jika aku tidak mendukungmu, untuk apa aku sela
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

Bab68# Kontak Darurat

Setelah bersepakat mengadakan bulan madu bersama Max, Grace kini berpangku tangan di dalam ruang kerjanya. Pasalnya, perjalanan yang akan ia lalui bersama Max, memungkinkan membutuhkan waktu selama 2 minggu ke depan. Sehingga, Grace khawatir jika ia mendapat telepon yang mendesak dari Brian tentang keadaan Leon.Sekian lama ia berpikir, wanita itu tidak juga menemukan jalan keluar. Embusan napas berat terdengar dari mulutnya, "Siapa ya, yang bisa aku percaya menjadi kontak darurat? Tidak mungkin aku menerima telepon Brian bila ada Max selalu di sampingku ..." keluhnya.Wanita itu termenung, tapi kepalanya berdenyut hingga ia terpaksa mengurut pelipisnya, mengurangi rasa nyeri. "Hhh ... Kenapa aku merasa hampir gila hanya mencari orang kepercayaan! Apa aku minta tolong mama saja ...? Ah, tidak, tidak! Mereka pasti akan tau kalau begitu!" Wanita itu terus saja mengomel sendiri hingga membuat Arthur yang berdiri depannya terkekeh. Tanpa Grace sadari, Arthur sudah mengetuk pintu saat wan
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

Bab69# Freya Menjual Saham?

Sebelum ia berdiri di sana, di depan pintu ruang kantor Grace yang hanya berbatas kaca. Siapa saja yang berada di luar bisa melihat bagian dalam ruangan tersebut. Pria berbadan tegap melihat semua aktivitas Arthur dan Grace dari luar, saat dirinya hendak menuju ke dalam. Grace seketika terlonjak kaget begitu melihat pria yang sangat ia kenali, "Steve ...?" Wanita itu terkesiap melihat pria itu. "Wah, wah ... sepertinya aku mengganggu kalian," kekeh Steve tersenyum lebar.Grace tersenyum canggung, demi menutupi keterkejutannya. "Ada apa kamu datang ke sini, Steve? Apa ada hal penting?""Apa kamu tidak membiarkanku masuk?" tawanya masih di ambang pintu. "Aku tadinya ingin mengetuk, tapi kupikir aku akan memberimu kejutan saja ...."Grace menghela napas. "Kukira ada hal yang mendesak, sampai-sampai kamu datang sendiri ke kantorku."Pemilik Golden Brilliance melangkah masuk semakin dalam. "Sebenarnya ada yang ingin aku katakan. Entah, ini akan penting bagimu atau tidak, tapi menyangku
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

Bab70# Pujian Untuk Christ

Max dan Grace memutuskan negara tujuan honeymoon adalah Maldives. Setelah turun dari pesawat pribadi, pasangan suami istri itu langsung menuju hotel yang sudah Christ pesan sebelumnya. Max sengaja membawa mobil itu sendiri, karena tidak ingin ada orang ketiga di dalam hari-harinya saat berada di negara tersebut.Wanita dengan balutan dress simple warna biru laut, dengan rambut terurai yang dihiasi topi dan kacamata menjadi aksesoris menonjol, membuat kecantikannya semakin mempesona."Apa kamu lelah, Sayang?" tanya Max menoleh sekilas."Uhm, tidak Max." Grace tersenyum lembut."Tidurlah, nanti aku bangunkan." Sesekali pria itu meraih tangan sang wanita menciumnya."Tidak Max, ini waktunya kita berdua, kenapa aku harus tidur ..." balasnya bergelayut di lengan sang suami.Meskipun Grace bermanja-manja di lengannya, namun ia tetap fokus dalam mengemudi. Mobil Rolls Royce yang dikemudikan Max, melaju dengan kecepatan rata-rata. Sengaja keduanya tidak memakai penutup agar bisa merasakan ud
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status