Home / Rumah Tangga / DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU / Kabanata 81 - Kabanata 90

Lahat ng Kabanata ng DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU: Kabanata 81 - Kabanata 90

131 Kabanata

Tiba-tiba Ngidam

Si pemuda remaja masjid itu terlihat kaget melihatku yang tersedak. Ia pun buru-buru pamit dengan sopan, meninggalkan aku dan Bang Fahad. Aku yang masih terbatuk-batuk, mencoba menenangkan diri dengan meminum sisa es cendol. Sementara itu, Bang Fahad hanya menatapku dengan tenang, seolah apa yang baru saja ia katakan bukanlah sesuatu yang mengejutkan.“Pelan-pelan makannya, Chi,” ucapnya sambil menepuk punggungku dengan lembut.Aku menoleh padanya, wajahku memerah, entah karena malu atau kesal. “Bang, kok bilang gitu ke orang lain?”“Bilang apa?” jawabnya polos sambil kembali menikmati mi baksonya.Aku memelototinya, meskipun tahu reaksiku ini mungkin tidak berpengaruh apa-apa padanya. “Soal doa tadi!”“Oh, soal kamu bisa segera hamil?” tanyanya santai. “Kenapa? Salah?”“Bukan salah, tapi...” Aku menunduk, bingung harus menjawab apa. Rasanya ingin marah, tapi aku juga tidak bisa memungkiri ada sesuatu di hatiku yang terasa hangat saat mendengar ucapannya. Seolah ada harapan yang sungg
last updateHuling Na-update : 2024-12-05
Magbasa pa

Cara Menghormati Wanita

Mobil Bang Fahad berhenti di depan kampus. Dia mengantarku untuk mengikuti tes hari Sabtu ini."Selesai jam berapa nanti, Chi?""Belum tahu, Bang.""Ya sudah, nanti kamu telpon saya aja kalau sudah keluar. Jangan pulang naik ojeg atau taksi online. Pokoknya, saya akan jemput kamu. Sekarang saya mau ngecek kantor dulu."Aku mengangguk. "Aku masuk dulu, Bang." Tanganku terulur untuk membuka pintu mobil, tapi ternyata masih terkunci. "Bang, ini masih dikunci," ucapku sambil menoleh padanya.Bang Fahad memutar tubuhnya hingga menghadapku. "Lagian kamu main mau turun aja. Gak mau gitu ngasih saya ucapan apa dulu sebelum kita berpisah?" tanyanya yang tidak aku mengerti. Keningku mengernyit seketika."Maksudnya?" Aku benar-benar tidak mengerti.Terdengar Bang Fahad menarik napas panjang. Kedua tangannya dengan cepat menahan rahang dan langsung menyambar bibirku. Tentu saja aku terkesiap, tapi juga tidak ingin melepaskan diri. Membiarkan Bang Fahad melakukan apa yang dia mau."Gak peka!" cetu
last updateHuling Na-update : 2024-12-06
Magbasa pa

Jangan Biarkan Saya Patah Hati

Bang Fahad mendengkus. "Kamu terlalu percaya diri. Pergilah sebelum Abang benar-benar kehilangan kesabaran."Dengan langkah berat, akhirnya Rakana melangkah mundur dan masuk ke mobilnya sampai benar-benar pergi. Barulah aku bisa menghela napas panjang."Kamu baik-baik aja 'kan, Chi?" tanya Bang Fahad sambil memegangi kedua bahuku. Memastikan keadaanku dengan sorot mata lembut tapi juga menyimpan kekhawatiran.Aku hanya mengangguk pelan sebagai jawaban."Ayo, sekarang ke mobil. Maaf sudah membuat kamu menunggu," ucap Bang Fahad dan langsung membimbingku menuju mobil bahkan membukakan pintunya.Seakan mengerti kegelisahan yang terjadi padaku, Bang Fahad menyodorkan air mineral yang siap diminum. Aku meneguknya hingga membasahi tenggorokan dan membuatku merasa lebih baik."Lebih tenang?" tanyanya seolah bisa membaca gerak-gerikku.Aku hanya mengangguk. Mobil lantas melaju, menjauh dari hal
last updateHuling Na-update : 2024-12-06
Magbasa pa

Jangan Katakan Apapun

Bang Fahad menarik diri. Sempat pandangan kami bertemu sebelum kemudian ia mengecup keningku begitu dalam. "Maaf, Chi. Dekat dengan kamu membuat saya selalu melewati batas," ucapnya seakan menyesal. Kedua tangannya masih menangkup pipiku dengan lembut.Aku menggeleng. "Melewati batas seperti apa, Bang? Bukankah kita suami istri? Bukankah aku ini sudah halal buat Abang? Batasan mana yang Abang lewati?""Saya khawatir kamu enggak nyaman."Aku kembali menggeleng. "Kalau enggak nyaman, mungkin aku udah kabur dari tadi, Bang."Laki-laki itu tersenyum manis. Jari jemarinya mengusap pipiku hati-hati. "Saya gak tahu kapan semua ini bermula, Chi. Saya enggak mengerti apa yang terjadi pada diri saya. Saya gak bisa berhenti memikirkan kamu saat kita berjauhan. Saya gak bisa tenang saat kita harus terpisah. Sampai akhirnya saya mengerti, kalau saya terlalu naif dan mungkin cemen untuk menyadari kalau apa yang saya rasakan itu ternyata cinta."
last updateHuling Na-update : 2024-12-06
Magbasa pa

I love you ... Chiara!

Rumah besar dan megah itu seperti disulap, bak aula hotel dengan dekorasi cukup mewah. Acara berlangsung cukup meriah. Banyak kerabat dan kolega Mama Papanya Bang Fahad yang hadir dan meramaikan acara. Tamu-tamu yang hadir mengenakan pakaian formal juga elegan.Usai sambutan, potong kue lalu penyerahan kado, acara berlanjut dengan makan-makan. Bang Fahad mengajakku makan di meja yang berbeda. Tidak bergabung dengan keluarganya serta Mama Papaku yang juga datang, karena dia tahu, di meja makan itu pasti akan terjadi obrolan.Barulah setelah kami selesai makan, kami mencari tempat duduk untuk menikmati kudapan lain atau bercengkrama dengan para tamu lain yang turut hadir. "Abang enggak makan yang lain?" tanyaku pada Bang Fahad yang duduk tepat di sampingku.Bang Fahad menggeleng. "Saya sudah kenyang, Chi."Aku kembali menikmati dessert yang tadi kupilih. Ujung mata lalu melirik pada tangan Bang Fahad yang melingkar
last updateHuling Na-update : 2024-12-06
Magbasa pa

Surprise!

Hari demi hari berlalu. Hubunganku dan Bang Fahad terasa kian membaik. Aku bahkan selalu tidur di kamar utama bersamanya. Selalu ada pillow talk di antara kami sebelum tidur. Namun meski begitu, Bang Fahad seolah tidak ingin tahu perasaanku terhadapnya. Dia tidak menuntut balasan perasaannya. Tidak menuntut juga haknya sebagai suami, padahal pernikahan kami sudah masuk di usia tiga bulan. Hingga aku sadar, kalau aku tidak lagi memiliki alasan untuk terus mengulur waktu dan menahan haknya sebagai seorang suami. Malam ini, aku menunggunya pulang dari kantor seperti biasa. Duduk di sofa panjang ruangan televisi ditemani layarnya yang menyala. Jam dinding sudah menunjukkan di angka delapan, tapi belum ada tanda-tanda ia akan segera pulang. Aku masih menunggunya. Berbalut jubah satin hitam yang menutup lingerie berwarna senada, meski bukan memakai garter belt yang dibelinya waktu itu. Tapi aku rasa, pakaian ini pun cukup untuk menjadi sedikit surprise. "Hoooam ...." Aku menahan kantuk,
last updateHuling Na-update : 2024-12-09
Magbasa pa

Very Sweet Punishment

Bang Fahad menatapku dengan sorot tak percaya. Aku melangkah, hingga ujung kaki beradu dengan kakinya. Wajahku mendongak, kedua tangan bergerak menyentuh bahu Bang Fahad lalu mendarat tepat di dadanya."Chi ... kamu ... sangat seksi," ucapnya pelan. Kembali kulihat bagaimana ia kesusahan menelan salivanya."Bukankah ini yang Abang mau?" tanyaku dengan suara tak kalah pelan.Bang Fahad tak bersuara. Sepasang matanya seakan sibuk memperhatikan penampilanku saat ini. Lingerie hitam yang tidak sepenuhnya menutupi tubuhku, seakan benar-benar menarik perhatiannya. Bayangkan saja, hanya ada tali tipis di kedua bahu. Bagian depannya begitu rendah sedangkan bagian belakangnya tidak menutupi punggungku sedikit pun. Belum lagi panjangnya yang hanya dua jengkal menutupi paha."Kalau seperti ini, kamu benar-benar menggoda saya, Chi. Saya—gak yakin bisa menahan diri lagi," ujarnya lalu menelan saliva. "Lebih baik, kamu pakai lagi penutupnya, ya?"Aku memandangnya dengan seulas senyum tersungging di
last updateHuling Na-update : 2024-12-09
Magbasa pa

You're Mine

"Aku ikhlas kamu mengambilnya, Bang. Aku istrimu. Penuhi hakmu sebagai seorang suami dan aku ikhlas memenuhi tanggung jawabku sebagai istrimu," ucapku secara sadar tanpa paksaan."Tunggu sebentar." Bang Fahad menarik dirinya lagi. Ia bahkan turun dari tempat tidur dan berjalan keluar dari kamar.Meninggalkanku sendirian terbaring di atas kasur. Entah ke mana dia dan entah apa yang dilakukannya, karena malah meninggalkanku di tengah gelora hasrat yang mulai menggebu.Aku mengigit bibir, mengangkat kepala dan memindai penampilanku saat ini. Aku sendiri tidak menyangka, bisa-bisanya aku berpenampilan seberani ini di depan Bang Fahad. Tapi, sepertinya itu bukan masalah. Aku sudah mengakui perasaanku sendiri padanya seperti apa. Kami sudah saling menerima dan saling mencintai, bukan? Jadi, sah sah saja rasanya kalau aku berpenampilan seronok di depan matanya.Tak lama Bang Fahad telah kembali. Ia menutup pintu kamar hingga rapat lalu berjalan mendekat ke tempat tidur.Aku beringsut hingga
last updateHuling Na-update : 2024-12-09
Magbasa pa

Siap Jadi Penawar

Bang Fahad menatapku dengan raut wajah penuh keterkejutan sekaligus rasa bersalah. "Kamu masih perawan ...." Suaranya bergetar, seperti tak percaya apa yang baru saja ia sadari.Aku hanya mengangguk pelan, wajahku memerah menahan rasa malu yang begitu besar. Kata-kata seolah tak mampu keluar dari bibirku. Bukankah aku sudah bilang kalau aku memang masih perawan?Bang Fahad buru-buru menyelimuti tubuhku sampai ke pinggang. Dia kembali berada di atas tubuhku lalu mengusap pelan pipiku. "Apa saya sudah menyakiti kamu?" tanyanya dengan suara begitu lembut."Sakit sih, tapi 'kan ... bukannya malam pertama katanya emang sakit?"Terdengar hembusan napas berat dari Bang Fahad. "Saya minta maaf, Chi, sudah menuduh kamu waktu itu. Ternyata saya salah dan kamu benar. Saya merasa sangat bersalah," ucapnya dengan sendu dan terdengar penuh penyesalan.Aku menggeleng, lalu mengarahkan tangan menangkup kedua pipinya. "Sudah, Bang. Yang lewat, biarlah berlalu. Kita tatap hubungan kita ke depannya, ya?
last updateHuling Na-update : 2024-12-12
Magbasa pa

Rencana Tuhan

Keluar dari kamar, aku sudah mengenakan kain mukena yang membungkus tubuh. Berjalan pelan dan hati-hati sampai akhirnya tiba di mushola kecil dalam rumah dan mendapat Bang Fahad tengah duduk di atas sajadahnya.Bertepatan dengan kedatanganku, Bang Fahad menoleh membuatku tersenyum kaku."Masya Allah, kamu cantik banget pakai mukena itu," ucapnya membuatku menunduk."Abang gak usah gombal ah. Kita udah sama-sama menerima pernikahan ini, ngapain masih ngegombal sih?" tukasku merasa malu."Lho, siapa yang gombal? Saya jujur dan apa salahnya saya memuji istri sendiri?"Aku hanya tersenyum tipis mendengar jawabannya. Entah kenapa, rasanya berbeda ketika Bang Fahad mengucapkan hal-hal manis seperti itu. Aku tahu dia tidak berbohong, tapi tetap saja hatiku berdegup kencang seolah aku adalah gadis remaja yang baru jatuh cinta."Sudah siap, Chi? Yuk, kita mulai shalat," ajaknya seraya bangkit.A
last updateHuling Na-update : 2024-12-12
Magbasa pa
PREV
1
...
7891011
...
14
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status