Beranda / Rumah Tangga / DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU / Jangan Biarkan Saya Patah Hati

Share

Jangan Biarkan Saya Patah Hati

Penulis: Sity Mariah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-06 16:05:10

Bang Fahad mendengkus. "Kamu terlalu percaya diri. Pergilah sebelum Abang benar-benar kehilangan kesabaran."

Dengan langkah berat, akhirnya Rakana melangkah mundur dan masuk ke mobilnya sampai benar-benar pergi. Barulah aku bisa menghela napas panjang.

"Kamu baik-baik aja 'kan, Chi?" tanya Bang Fahad sambil memegangi kedua bahuku. Memastikan keadaanku dengan sorot mata lembut tapi juga menyimpan kekhawatiran.

Aku hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Ayo, sekarang ke mobil. Maaf sudah membuat kamu menunggu," ucap Bang Fahad dan langsung membimbingku menuju mobil bahkan membukakan pintunya.

Seakan mengerti kegelisahan yang terjadi padaku, Bang Fahad menyodorkan air mineral yang siap diminum. Aku meneguknya hingga membasahi tenggorokan dan membuatku merasa lebih baik.

"Lebih tenang?" tanyanya seolah bisa membaca gerak-gerikku.

Aku hanya mengangguk. Mobil lantas melaju, menjauh dari hal
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Jangan Katakan Apapun

    Bang Fahad menarik diri. Sempat pandangan kami bertemu sebelum kemudian ia mengecup keningku begitu dalam. "Maaf, Chi. Dekat dengan kamu membuat saya selalu melewati batas," ucapnya seakan menyesal. Kedua tangannya masih menangkup pipiku dengan lembut.Aku menggeleng. "Melewati batas seperti apa, Bang? Bukankah kita suami istri? Bukankah aku ini sudah halal buat Abang? Batasan mana yang Abang lewati?""Saya khawatir kamu enggak nyaman."Aku kembali menggeleng. "Kalau enggak nyaman, mungkin aku udah kabur dari tadi, Bang."Laki-laki itu tersenyum manis. Jari jemarinya mengusap pipiku hati-hati. "Saya gak tahu kapan semua ini bermula, Chi. Saya enggak mengerti apa yang terjadi pada diri saya. Saya gak bisa berhenti memikirkan kamu saat kita berjauhan. Saya gak bisa tenang saat kita harus terpisah. Sampai akhirnya saya mengerti, kalau saya terlalu naif dan mungkin cemen untuk menyadari kalau apa yang saya rasakan itu ternyata cinta."

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   I love you ... Chiara!

    Rumah besar dan megah itu seperti disulap, bak aula hotel dengan dekorasi cukup mewah. Acara berlangsung cukup meriah. Banyak kerabat dan kolega Mama Papanya Bang Fahad yang hadir dan meramaikan acara. Tamu-tamu yang hadir mengenakan pakaian formal juga elegan.Usai sambutan, potong kue lalu penyerahan kado, acara berlanjut dengan makan-makan. Bang Fahad mengajakku makan di meja yang berbeda. Tidak bergabung dengan keluarganya serta Mama Papaku yang juga datang, karena dia tahu, di meja makan itu pasti akan terjadi obrolan.Barulah setelah kami selesai makan, kami mencari tempat duduk untuk menikmati kudapan lain atau bercengkrama dengan para tamu lain yang turut hadir. "Abang enggak makan yang lain?" tanyaku pada Bang Fahad yang duduk tepat di sampingku.Bang Fahad menggeleng. "Saya sudah kenyang, Chi."Aku kembali menikmati dessert yang tadi kupilih. Ujung mata lalu melirik pada tangan Bang Fahad yang melingkar

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Surprise!

    Hari demi hari berlalu. Hubunganku dan Bang Fahad terasa kian membaik. Aku bahkan selalu tidur di kamar utama bersamanya. Selalu ada pillow talk di antara kami sebelum tidur. Namun meski begitu, Bang Fahad seolah tidak ingin tahu perasaanku terhadapnya. Dia tidak menuntut balasan perasaannya. Tidak menuntut juga haknya sebagai suami, padahal pernikahan kami sudah masuk di usia tiga bulan. Hingga aku sadar, kalau aku tidak lagi memiliki alasan untuk terus mengulur waktu dan menahan haknya sebagai seorang suami. Malam ini, aku menunggunya pulang dari kantor seperti biasa. Duduk di sofa panjang ruangan televisi ditemani layarnya yang menyala. Jam dinding sudah menunjukkan di angka delapan, tapi belum ada tanda-tanda ia akan segera pulang. Aku masih menunggunya. Berbalut jubah satin hitam yang menutup lingerie berwarna senada, meski bukan memakai garter belt yang dibelinya waktu itu. Tapi aku rasa, pakaian ini pun cukup untuk menjadi sedikit surprise. "Hoooam ...." Aku menahan kantuk,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Very Sweet Punishment

    Bang Fahad menatapku dengan sorot tak percaya. Aku melangkah, hingga ujung kaki beradu dengan kakinya. Wajahku mendongak, kedua tangan bergerak menyentuh bahu Bang Fahad lalu mendarat tepat di dadanya."Chi ... kamu ... sangat seksi," ucapnya pelan. Kembali kulihat bagaimana ia kesusahan menelan salivanya."Bukankah ini yang Abang mau?" tanyaku dengan suara tak kalah pelan.Bang Fahad tak bersuara. Sepasang matanya seakan sibuk memperhatikan penampilanku saat ini. Lingerie hitam yang tidak sepenuhnya menutupi tubuhku, seakan benar-benar menarik perhatiannya. Bayangkan saja, hanya ada tali tipis di kedua bahu. Bagian depannya begitu rendah sedangkan bagian belakangnya tidak menutupi punggungku sedikit pun. Belum lagi panjangnya yang hanya dua jengkal menutupi paha."Kalau seperti ini, kamu benar-benar menggoda saya, Chi. Saya—gak yakin bisa menahan diri lagi," ujarnya lalu menelan saliva. "Lebih baik, kamu pakai lagi penutupnya, ya?"Aku memandangnya dengan seulas senyum tersungging di

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   You're Mine

    "Aku ikhlas kamu mengambilnya, Bang. Aku istrimu. Penuhi hakmu sebagai seorang suami dan aku ikhlas memenuhi tanggung jawabku sebagai istrimu," ucapku secara sadar tanpa paksaan."Tunggu sebentar." Bang Fahad menarik dirinya lagi. Ia bahkan turun dari tempat tidur dan berjalan keluar dari kamar.Meninggalkanku sendirian terbaring di atas kasur. Entah ke mana dia dan entah apa yang dilakukannya, karena malah meninggalkanku di tengah gelora hasrat yang mulai menggebu.Aku mengigit bibir, mengangkat kepala dan memindai penampilanku saat ini. Aku sendiri tidak menyangka, bisa-bisanya aku berpenampilan seberani ini di depan Bang Fahad. Tapi, sepertinya itu bukan masalah. Aku sudah mengakui perasaanku sendiri padanya seperti apa. Kami sudah saling menerima dan saling mencintai, bukan? Jadi, sah sah saja rasanya kalau aku berpenampilan seronok di depan matanya.Tak lama Bang Fahad telah kembali. Ia menutup pintu kamar hingga rapat lalu berjalan mendekat ke tempat tidur.Aku beringsut hingga

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Siap Jadi Penawar

    Bang Fahad menatapku dengan raut wajah penuh keterkejutan sekaligus rasa bersalah. "Kamu masih perawan ...." Suaranya bergetar, seperti tak percaya apa yang baru saja ia sadari.Aku hanya mengangguk pelan, wajahku memerah menahan rasa malu yang begitu besar. Kata-kata seolah tak mampu keluar dari bibirku. Bukankah aku sudah bilang kalau aku memang masih perawan?Bang Fahad buru-buru menyelimuti tubuhku sampai ke pinggang. Dia kembali berada di atas tubuhku lalu mengusap pelan pipiku. "Apa saya sudah menyakiti kamu?" tanyanya dengan suara begitu lembut."Sakit sih, tapi 'kan ... bukannya malam pertama katanya emang sakit?"Terdengar hembusan napas berat dari Bang Fahad. "Saya minta maaf, Chi, sudah menuduh kamu waktu itu. Ternyata saya salah dan kamu benar. Saya merasa sangat bersalah," ucapnya dengan sendu dan terdengar penuh penyesalan.Aku menggeleng, lalu mengarahkan tangan menangkup kedua pipinya. "Sudah, Bang. Yang lewat, biarlah berlalu. Kita tatap hubungan kita ke depannya, ya?

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Rencana Tuhan

    Keluar dari kamar, aku sudah mengenakan kain mukena yang membungkus tubuh. Berjalan pelan dan hati-hati sampai akhirnya tiba di mushola kecil dalam rumah dan mendapat Bang Fahad tengah duduk di atas sajadahnya.Bertepatan dengan kedatanganku, Bang Fahad menoleh membuatku tersenyum kaku."Masya Allah, kamu cantik banget pakai mukena itu," ucapnya membuatku menunduk."Abang gak usah gombal ah. Kita udah sama-sama menerima pernikahan ini, ngapain masih ngegombal sih?" tukasku merasa malu."Lho, siapa yang gombal? Saya jujur dan apa salahnya saya memuji istri sendiri?"Aku hanya tersenyum tipis mendengar jawabannya. Entah kenapa, rasanya berbeda ketika Bang Fahad mengucapkan hal-hal manis seperti itu. Aku tahu dia tidak berbohong, tapi tetap saja hatiku berdegup kencang seolah aku adalah gadis remaja yang baru jatuh cinta."Sudah siap, Chi? Yuk, kita mulai shalat," ajaknya seraya bangkit.A

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Mengubah Segalanya

    Beberapa menit berlalu. Omelette di dalam wajan tampak sudah matang. Baru saja tanganku terulur pada tungku kompor, Bang Fahad sudah lebih dulu memutar kenop kompornya hingga api pun padam seketika. Satu tangannya bergerak cepat memindahkan omelette ke atas piring saji. Setelahnya, dia seperti terburu-buru memutar tubuhku hingga berbalik. Kedua tangannya yang besar mengangkat pinggangku, hingga aku terduduk di meja kitchen set. Kedua tangannya kembali menahan di belakang pinggangku dengan sangat posesif.Kami saling tatap, sampai tangan kanannya tiba-tiba menyentuh pahaku yang terekspos karena tidak tertutup sepenuhnya oleh rok yang kupakai. Jari jemarinya yang besar menari-nari di sana, sampai tiba-tiba tangannya masuk begitu saja."Abang! Sarapannya udah siap, Abang mau ngapain?!" sergahku merasa geli sekaligus panas dingin karena sentuhan tangannya."Menurut kamu, saya mau apa?" tanyanya dengan tatapan genit. Tangannya tak mau diam, membuatku menahan napas karena rasa aneh yang men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14

Bab terbaru

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Entah Kebetulan atau Hanya Skenario

    Aku menggigit bibir, menahan kepanikan yang menggelegak dalam dada. Tanganku terus menekan sisi perut Bang Fahad, berusaha mengurangi pendarahan."Pa, cepat! Kita harus segera sampai!"Mobil melaju kencang membelah jalanan sepi dini hari. Mama menangis tertahan di sampingku, menggenggam tangan Bang Fahad yang kini dingin."Fahad, bertahanlah. Tolong bertahan!" isak Mama, seolah ketakutan akan kehilangan seseorang lagi setelah Mas Althaf pergi untuk selamanya.Aku menatap wajah Bang Fahad yang semakin pucat. Perasaan aneh berkecamuk dalam dadaku. Harusnya aku tidak peduli. Harusnya aku membiarkan dia mati karena kehabisan darah.Tapi saat ini, melihatnya dalam keadaan seperti ini, jujur saja aku merasa sesak. Aku kasihan padanya. Tidak tega. Apa kebencianku hanya setengah hati? Apa aku tidak benar-benar membencinya?Mobil akhirnya berhenti dengan rem mendadak di depan rumah sakit. Papa tampak buru-buru keluar untuk meminta bantuan. Dalam hitungan detik, beberapa petugas medis datang me

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Mimpi Buruk yang Kembali

    "Apa, Chi? Tinggal di luar negeri? Kenapa tiba-tiba kamu bicara begini?" tanya Mama dengan ekspresi terkejut."Iya, Chi. Tidak ada angin dan hujan, tiba-tiba sekali kamu ingin tinggal di luar negeri. Ada apa?" Papa menimpali dengan reaksi tak kalah terkejutnya.Aku menarik napas dalam-dalam lalu mengembusnya sekaligus. Kedua tangan terangkat meraup wajah, meremas kepala kemudian barulah menatap Mama dan Papa lagi."Mama dan Papa sudah tahu, kalau Bang Fahad ada di kota ini juga. Dia ... masih terus menemuiku, Ma, Pa. Dia masih terus saja muncul di hadapanku. Dia bersikap seolah-olah ingin menebus kesalahannya di masa lalu terhadap kita. Dan tentu saja aku marah terus-terusan bertemu dia. Mama dan Papa tahu, bagaimana aku membenci dia setengah mati. Makanya, aku ingin tinggal di luar negeri. Di tempat yang jauh dan gak akan pernah bertemu lagi dengan dia," jelasku akhirnya."Kita lebih dulu tinggal di kota ini, Chi. Kalaupun harus ada yang pergi, itu bukan kamu atau kita. Tapi, ya dia.

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Aku yang Pergi!

    Pagi ini udara terasa lebih segar dari biasanya. Entah mungkin hanya perasaanku saja setelah semalam aku bisa sedikit melupakan kesedihan karena kematian Mas Althaf. Meski caranya tidak dibenarkan, tapi aku rasa itu tidak merugikan siapapun.Dengan pakaian olahraga dan earphone terpasang di telinga, aku siap keluar dari rumah untuk melakukan jogging pagi ini. Tapi belum sempat melewati pagar, Mama lebih dulu datang dan menahan kepergianku."Chi, sebentar," ucapnya dengan lembut.Aku melepas satu sisi earphone. "Ada apa, Ma?"Mama menatapku lama, seakan mempertimbangkan kata-kata yang ingin diucapkan. "Kamu pulang larut tadi malam?"Aku menghembus napas kasar. "Iya, Ma. Maaf, aku keasyikan keliling mall terus nonton di bioskopnya, enggak sadar udah larut."Mama menghela napas. "Iya, Papa juga bilang kamu pulang kemalaman karena nonton bioskop, tapi mama rasa ada sesuatu yang kamu sembunyikan."

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Jangan Lakukan Ini Lagi

    Aku melangkah cepat menuju mobil, telapak tanganku masih terasa panas setelah dua kali menampar wajah Bang Fahad. Aku ingin pergi sejauh mungkin dari laki-laki itu, tak ingin mendengar suaranya, apalagi melihat wajahnya.Namun, baru saja meraih gagang pintu mobil, seseorang menarik pergelangan tanganku dari belakang. Seketika aku menoleh dan menemukan Bang Fahad yang melakukannya. Dia mencengkram pergelangan tanganku sambil menyudutkan pada badan mobil."Kamu berpikir saya merencanakan semua ini?" tanyanya dengan suara masih tenang, tapi sorot matanya menunjukkan tidak terima.Aku mendengkus, menepis tangannya dengan kasar. "Pergi dari sini! Pergi dari hadapanku!"Bang Fahad menghela napas panjang. "Chi, kamu enggak tahu betapa khawatirnya saya ketika melihat kamu tadi. Kenapa kamu berpikir kalau saya mengenal orang-orang itu?"Aku tertawa sinis. "Khawatir? Jangan pura-pura peduli, Bang! Jangan berlaku seolah-olah Abang adalah pahlawan yang sudah menyelamatkan aku malam ini. Aku tahu

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Cara-cara Murahan

    Aku kembali meronta di dalam gendongan Bang Fahad, tapi dia tetap berjalan tegap hingga keluar dari area taman tanpa mengindahkan protesku. Napasku tersengal, dada terasa sesak karena emosi yang memuncak."Turunin aku, Bang! Aku bisa pulang sendiri!" seruku sambil mencari-cari pegangan berharap bisa bertumpu pada sesuatu dan menghentikan langkahnya.Bang Fahad hanya menghela napas, lalu sedikit mengeratkan lengannya agar aku tidak banyak bergerak. "Jangan banyak gerak, Chi. Nanti kaki kamu makin sakit.""Aku gak peduli! Aku lebih baik ngesot pulang daripada harus digendong Abang!" Aku menggertakkan gigi, tapi laki-laki itu tetap tak menggubrisku.Dia terus berjalan menyusuri trotoar jalanan kian menjauh dari taman. Sementara aku terus meronta meski tenagaku tak seberapa besar dan kalah telak dengan tenaga Bang Fahad."Turunin aku, Bang! Apa Abang udah gak bisa denger?!" teriakku kembali. Namun Bang Fahad tidak jug

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Ingin Membunuhnya

    Namun sepertinya Bang Fahad terus saja mengikuti, hingga ia berhasil menyamai langkahku lagi dan berlari tepat di lintasan di sebelahku. Akhirnya aku berhenti berlari lalu beralih menatapnya dengan pandangan penuh kebencian."Mau apalagi, sih? Gak ada tempat lain yang bisa Anda datangi selain taman ini?!" tegasku dengan memasang wajah muak yang semoga bisa ia pahami.Terdengar laki-laki itu berdehem seraya memutar tubuh hingga tak lagi berhadapan denganku. "Ini tempat umum. Siapa saja boleh ke sini, termasuk saya.""Memang, tapi aku muak bertemu Abang lagi, Abang lagi. Ngapain sih, ngikutin aku terus? Mau apa? Kita sudah selesai sejak tiga tahun yang lalu. Apalagi yang membuat Abang selalu muncul di hadapanku?" cecarku kemudian.Tampak laki-laki itu menggeleng dengan pandangan yang masih lurus ke depan, sebelum detik berikutnya berubah hingga menghadapku. "Saya mau memastikan kamu baik-baik saja, Chi."Aku mendecih kesal. "Abang buta? Abang gak lihat? Aku sekarang di hadapan Abang seh

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Lagi-lagi Dia

    "Aakhhh!" Aku memukul setir kemudi berulang, meluapkan kekesalan yang memenuhi hati. Entah bagaimana, Bang Fahad bisa datang dan mengacaukan niatku.Aku tahu apa yang akan kulakukan memang tidak dibenarkan, tapi sekali lagi aku tekankan, aku hanya sedang membutuhkan pelarian agar tidak tertekan atas kematian Mas Althaf. Mungkin saja, satu atau dua gelas minuman di klub malam tadi bisa menenangkan pikiranku. Tapi sialnya, Bang Fahad datang dan berlagak seperti orang suci."Memuakkan. Kenapa dia masih di kota ini? Dia juga tahu kematian Mas Althaf. Apa dia benar mengawasiku? Kalau iya, buat apa? Buat apalagi dia datang dalam kehidupanku? Aarghhh! Menyebalkan!" Aku merutuk sambil mengemudi, teringat pertemuan di klub malam tadi dengan Bang Fahad.Laki-laki yang kubenci setengah mati, sekarang justru hadir kembali dalam kehidupanku. Aku benar-benar muak.Setelah tiga tahun sebelumnya dia menghempasku seperti seonggok sampah, sekara

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Jijik.

    "Chi ... kamu mau minum? Sadar, Chiara. Itu gak baik. Minuman yang ada di sini itu beralkohol dan kamu pasti tahu kalau itu haram."Aku menatap laki-laki itu dengan pandangan muak. Amarah seketika memenuhi dada melihat sosoknya yang tiba-tiba muncul dan menghalangi apa yang hendak aku lakukan."Apa peduli kamu? Dan, ngapain kamu di sini?" tanyaku dengan rahang mengeras. Aku memang sudah memaafkan Bang Fahad atas kesalahannya, tapi bukan berarti aku bisa menerima kehadirannya kembali."Tentu saya peduli, Chi. Saya sangat peduli. Saya tahu kamu sedih atas kematian dokter Althaf, tapi tidak seperti ini caranya, Chi," ucapnya membuat telingaku rasanya panas.Kedua tanganku mengepal di sisi tubuh. "Pergi," pintaku dengan jari telunjuk mengarah ke pintu masuk.Bang Fahad tampak menggeleng. "Saya tahu kamu sedang bersedih, Chi. Saya tahu keadaan kamu sekarang tidak baik-baik saja, tapi tidak seperti ini kamu mencari pelarian. Kalau kamu butuh seseorang untuk berbagi kesedihan, ada saya." Dia

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   POV CHIARA

    POV CHIARA #Waktu tujuh hari berjalan dengan begitu lambat. Di mana setiap malamnya aku harus menghadapi kenyataan dengan adanya acara tahlilan di rumahku. Rumah yang selama satu tahun ini aku tempati bersama Mas Althaf.Tempat yang setiap sudutnya menguarkan aroma tubuh dari laki-laki itu, membuat dadaku sesak dan rasanya aku ingin menyusulnya saja.Aku tidak sanggup lebih lama menempati rumah itu seorang diri, karena setiap jengkalnya membangkitkan kenangan bersama Mas Althaf.Laki-laki yang menikahiku satu tahun lalu. Laki-laki yang telah membawa pelangi serta semangat dalam hidupku yang semula gelap dan hancur usai kematian bayi yang sedang aku kandung karena kecelakaan.Setelah aku memutuskan untuk memulai hidup baru tanpa bayang-bayang Bang Fahad, setelah aku mengikhlaskan hubungan kami yang baru seumur jagung itu, aku masih baik-baik saja.Aku juga mampu menjaga kandunganku yang semula d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status