Share

Surprise!

Author: Sity Mariah
last update Huling Na-update: 2024-12-09 13:07:57
Hari demi hari berlalu. Hubunganku dan Bang Fahad terasa kian membaik. Aku bahkan selalu tidur di kamar utama bersamanya. Selalu ada pillow talk di antara kami sebelum tidur. Namun meski begitu, Bang Fahad seolah tidak ingin tahu perasaanku terhadapnya.

Dia tidak menuntut balasan perasaannya. Tidak menuntut juga haknya sebagai suami, padahal pernikahan kami sudah masuk di usia tiga bulan. Hingga aku sadar, kalau aku tidak lagi memiliki alasan untuk terus mengulur waktu dan menahan haknya sebagai seorang suami.

Malam ini, aku menunggunya pulang dari kantor seperti biasa. Duduk di sofa panjang ruangan televisi ditemani layarnya yang menyala. Jam dinding sudah menunjukkan di angka delapan, tapi belum ada tanda-tanda ia akan segera pulang.

Aku masih menunggunya. Berbalut jubah satin hitam yang menutup lingerie berwarna senada, meski bukan memakai garter belt yang dibelinya waktu itu. Tapi aku rasa, pakaian ini pun cukup untuk menjadi sedikit surprise.

"Hoooam ...." Aku menahan kantuk,
Sity Mariah

😍😍😍

| 9
Locked Chapter
Patuloy ang Pagbabasa sa GoodNovel
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Aditya Aditya
goal yok bisa yok
goodnovel comment avatar
Abi Sarah
yah kok ngegantung sih kk,lnjt lg dong kk
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Very Sweet Punishment

    Bang Fahad menatapku dengan sorot tak percaya. Aku melangkah, hingga ujung kaki beradu dengan kakinya. Wajahku mendongak, kedua tangan bergerak menyentuh bahu Bang Fahad lalu mendarat tepat di dadanya."Chi ... kamu ... sangat seksi," ucapnya pelan. Kembali kulihat bagaimana ia kesusahan menelan salivanya."Bukankah ini yang Abang mau?" tanyaku dengan suara tak kalah pelan.Bang Fahad tak bersuara. Sepasang matanya seakan sibuk memperhatikan penampilanku saat ini. Lingerie hitam yang tidak sepenuhnya menutupi tubuhku, seakan benar-benar menarik perhatiannya. Bayangkan saja, hanya ada tali tipis di kedua bahu. Bagian depannya begitu rendah sedangkan bagian belakangnya tidak menutupi punggungku sedikit pun. Belum lagi panjangnya yang hanya dua jengkal menutupi paha."Kalau seperti ini, kamu benar-benar menggoda saya, Chi. Saya—gak yakin bisa menahan diri lagi," ujarnya lalu menelan saliva. "Lebih baik, kamu pakai lagi penutupnya, ya?"Aku memandangnya dengan seulas senyum tersungging di

    Huling Na-update : 2024-12-09
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   You're Mine

    "Aku ikhlas kamu mengambilnya, Bang. Aku istrimu. Penuhi hakmu sebagai seorang suami dan aku ikhlas memenuhi tanggung jawabku sebagai istrimu," ucapku secara sadar tanpa paksaan."Tunggu sebentar." Bang Fahad menarik dirinya lagi. Ia bahkan turun dari tempat tidur dan berjalan keluar dari kamar.Meninggalkanku sendirian terbaring di atas kasur. Entah ke mana dia dan entah apa yang dilakukannya, karena malah meninggalkanku di tengah gelora hasrat yang mulai menggebu.Aku mengigit bibir, mengangkat kepala dan memindai penampilanku saat ini. Aku sendiri tidak menyangka, bisa-bisanya aku berpenampilan seberani ini di depan Bang Fahad. Tapi, sepertinya itu bukan masalah. Aku sudah mengakui perasaanku sendiri padanya seperti apa. Kami sudah saling menerima dan saling mencintai, bukan? Jadi, sah sah saja rasanya kalau aku berpenampilan seronok di depan matanya.Tak lama Bang Fahad telah kembali. Ia menutup pintu kamar hingga rapat lalu berjalan mendekat ke tempat tidur.Aku beringsut hingga

    Huling Na-update : 2024-12-09
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Siap Jadi Penawar

    Bang Fahad menatapku dengan raut wajah penuh keterkejutan sekaligus rasa bersalah. "Kamu masih perawan ...." Suaranya bergetar, seperti tak percaya apa yang baru saja ia sadari.Aku hanya mengangguk pelan, wajahku memerah menahan rasa malu yang begitu besar. Kata-kata seolah tak mampu keluar dari bibirku. Bukankah aku sudah bilang kalau aku memang masih perawan?Bang Fahad buru-buru menyelimuti tubuhku sampai ke pinggang. Dia kembali berada di atas tubuhku lalu mengusap pelan pipiku. "Apa saya sudah menyakiti kamu?" tanyanya dengan suara begitu lembut."Sakit sih, tapi 'kan ... bukannya malam pertama katanya emang sakit?"Terdengar hembusan napas berat dari Bang Fahad. "Saya minta maaf, Chi, sudah menuduh kamu waktu itu. Ternyata saya salah dan kamu benar. Saya merasa sangat bersalah," ucapnya dengan sendu dan terdengar penuh penyesalan.Aku menggeleng, lalu mengarahkan tangan menangkup kedua pipinya. "Sudah, Bang. Yang lewat, biarlah berlalu. Kita tatap hubungan kita ke depannya, ya?

    Huling Na-update : 2024-12-12
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Rencana Tuhan

    Keluar dari kamar, aku sudah mengenakan kain mukena yang membungkus tubuh. Berjalan pelan dan hati-hati sampai akhirnya tiba di mushola kecil dalam rumah dan mendapat Bang Fahad tengah duduk di atas sajadahnya.Bertepatan dengan kedatanganku, Bang Fahad menoleh membuatku tersenyum kaku."Masya Allah, kamu cantik banget pakai mukena itu," ucapnya membuatku menunduk."Abang gak usah gombal ah. Kita udah sama-sama menerima pernikahan ini, ngapain masih ngegombal sih?" tukasku merasa malu."Lho, siapa yang gombal? Saya jujur dan apa salahnya saya memuji istri sendiri?"Aku hanya tersenyum tipis mendengar jawabannya. Entah kenapa, rasanya berbeda ketika Bang Fahad mengucapkan hal-hal manis seperti itu. Aku tahu dia tidak berbohong, tapi tetap saja hatiku berdegup kencang seolah aku adalah gadis remaja yang baru jatuh cinta."Sudah siap, Chi? Yuk, kita mulai shalat," ajaknya seraya bangkit.A

    Huling Na-update : 2024-12-12
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Mengubah Segalanya

    Beberapa menit berlalu. Omelette di dalam wajan tampak sudah matang. Baru saja tanganku terulur pada tungku kompor, Bang Fahad sudah lebih dulu memutar kenop kompornya hingga api pun padam seketika. Satu tangannya bergerak cepat memindahkan omelette ke atas piring saji. Setelahnya, dia seperti terburu-buru memutar tubuhku hingga berbalik. Kedua tangannya yang besar mengangkat pinggangku, hingga aku terduduk di meja kitchen set. Kedua tangannya kembali menahan di belakang pinggangku dengan sangat posesif.Kami saling tatap, sampai tangan kanannya tiba-tiba menyentuh pahaku yang terekspos karena tidak tertutup sepenuhnya oleh rok yang kupakai. Jari jemarinya yang besar menari-nari di sana, sampai tiba-tiba tangannya masuk begitu saja."Abang! Sarapannya udah siap, Abang mau ngapain?!" sergahku merasa geli sekaligus panas dingin karena sentuhan tangannya."Menurut kamu, saya mau apa?" tanyanya dengan tatapan genit. Tangannya tak mau diam, membuatku menahan napas karena rasa aneh yang men

    Huling Na-update : 2024-12-14
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Jatuh Cinta Setiap Saat

    "Abang gak siap-siap ke kantor?" tanyaku yang sedang membersihkan perabotan bekas sarapan di bak wastafel. Sedangkan Bang Fahad masih duduk di meja makan, dan aku baru menyadari kalau dia masih memakai pakaian rumah."Saya di rumah aja. Gak mau jauh dari kamu," jawabnya membuatku tak kuasa menahan tawa. Hingga tawaku menyembur berbarengan dengan pekerjaan yang sudah selesai. Aku mengeringkan kedua tangan lalu kembali mendekatinya di meja makan.Baru saja aku berdiri di samping kursi yang ia tempati, tanganku ditarik cukup kencang, sampai badanku oleng dan terjatuh tepat di pangkuannya."Kenapa kamu kok ketawa kayak gitu? Kamu ngeledek?" tudingnya dengan bibir mengerucut yang sangat menggemaskan."Abang ini bukannya pemimpin di kantor? Bisa-bisanya gak ke kantor cuma karena gak mau jauh dari aku," tukasku diikuti gelengan kepala.Bang Fahad mendaratkan dagunya di bahuku, menatapku dari samping dengan tatapan yang p

    Huling Na-update : 2024-12-14
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Kamu ... cemburu?

    Sepeninggal Bang Fahad yang berangkat ke kantor hingga hari beranjak semakin siang, suasana rumah terasa sedikit sepi. Aku duduk di sofa ruang televisi, menatap gelas berisi jus strawberry buatanku sendiri. Ada rasa rindu yang aneh meskipun baru saja tadi pagi kami bersama.Tangan kiriku memegang ponsel, jemariku bergerak mencari kontak Bang Fahad. Setelah ragu sejenak, akhirnya aku mengirim pesan singkat.[Bang, udah istirahat makan siang?]Pesanku terkirim. Tak butuh waktu lama, ponselku bergetar. Sebuah balasan masuk.[Udah, Sayang. Kenapa? Kangen ya?]Aku tertawa kecil membaca pesannya. Seperti tahu isi pikiranku saja. Cepat-cepat aku mengetik balasan.[Enggak kok, cuma nanya aja]Tak sampai semenit, balasan darinya muncul lagi.[Masa? Tapi hati saya bilang kalau istri saya ini lagi mikirin saya. Bener gak?]Wajahku memanas. Sepertinya Bang Fahad ini bena

    Huling Na-update : 2024-12-15
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Lanjutkan Di Rumah

    Bang Fahad tersenyum lebar, lalu mencondongkan tubuhnya mendekat. "Chiara Sayang, kalau kamu bilang enggak cemburu, kenapa wajah kamu merah begitu? Apa jus strawberry yang kamu ini kepanasan di perjalanan sampai kamu yang membawanya juga ikut panas?" tanyanya dengan nada menggoda.Aku memalingkan wajah. Menolak untuk menatapnya. "Enggak merah kok biasa aja. Abang aja suka berlebihan!" jawabku membantah, meski aku sadar suaraku terdengar melemah.Ia tertawa kecil. Tangannya yang kokoh meraih daguku, membawa wajahku terangkat hingga kembali menghadap ke arahnya. "Kalau enggak merah, terus kenapa ini pipi kamu panas sekali?" tanyanya sambil mengusap lembut pipiku dengan ibu jarinya. Sentuhannya membuatku sempat terpaku. Hingga aku berusaha mundur untuk menghindar darinya."Ini jus buat saya?" tanyanya yang hanya kubalas dengan anggukan kepala.Aku menatapnya dengan sinis, tapi dia terlihat santai saat membuka tutup botol kacanya dan mulai menyeruput

    Huling Na-update : 2024-12-15

Pinakabagong kabanata

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Izinkan Menebus Semuanya

    "Om Ruslan ...?" ucapku berbisik setelah tahu siapa yang memukul wajahku. Punggung tangan bergerak mengusap sudut bibir bawah yang berdarah. Pukulan tadi memang sangat keras, karena itulah sudut bibirku sampai berdarah."Mau apa kamu ke mari? Mau apa lagi?!" Om Ruslan menghardik. Dia berdiri menjulang di depanku. Wajah dengan rahang mengeras itu menunjukkan bahwa ia tengah diliputi kemarahan. "Setelah tiga tahun berlalu, untuk apalagi kamu menampakkan diri pada Chiara, hah? Belum cukup kamu menyakiti dia sebelumnya? Sekarang Chiara sudah bahagia dan melupakan masa lalu yang buruk bersama kamu. Mau apalagi kamu mengganggu putri saya?!"Aku lantas berusaha bangkit, hingga akhirnya mampu berdiri sekaligus berhadapan dengannya. "Om, saya tidak bermaksud mengganggu Chia. Saya ... ke mari karena memang ingin berbicara pada kalian——""Halah! Sudahlah Fahad, tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Sejak tiga tahun yang lalu, kami sudah memutuskan untuk tidak saling mengenal dengan kamu dan kel

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Bisa Kembali Bertemu

    Minuman pesananku baru saja datang, padahal aku berniat untuk berniat. Terpaksa aku menyeruputnya meski sedikit. Karena sudah dibayar, aku pun segera bangkit. Meninggalkan meja dan buru-buru keluar dari resto itu. Masuk ke dalam mobilku lalu duduk di balik setir kemudi. Melepas masker penutup wajah serta topi.Kepala refleks bersandar pada kursi. Obrolan sepasang suami istri tadi terbayang lagi. Aku tidak sanggup lama-lama berada di sana dan terus menguping semuanya. Makin lama hatiku makin nyeri mendengarnya. Bagaimana mereka tampaknya begitu saling menyayangi dan melindungi satu sama lain."Chiara sudah bahagia. Apa aku pulang saja tanpa pernah menemuinya? Karena untuk apalagi aku bertemu? Chiara sudah memiliki kehidupan lain," gumamku dengan tangan mencengkram setir kemudi.Aku sendiri gamang, entah harus bagaimana. Pesan terakhir Mama adalah memintaku untuk meminta maaf pada Chiara dan keluarganya. Tapi aku tidak yakin, Chiara mau bertemu denganku, apalagi keluarganya. Aku sadar k

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Apa Masih Pantas?

    Aku terduduk lesu dengan kedua kaki menekuk, wajahku tenggelam di antara lengan yang bertumpu. Tak kuasa aku menahan tangis, hingga tergugu sendirian di samping pusara anakku sendiri.Apa yang sudah terjadi tiga tahun ke belakang? Apa yang sudah Chiara dan kandungannya lalui? Bagaimana bisa aku mengabaikan mereka hingga kenyataan saat ini benar-benar menamparku.Darah dagingku sudah tiada tanpa aku ketahui. Apa dia sakit? Atau kecelakaan? Atau hal apa yang sudah membuatnya kembali begitu cepat kepada Sang Pencipta?Aku mengangkat wajah yang basah dan mengusapnya meski belum puas menangis. Tanganku kembali terulur pada nisan dari marmer hitam itu dan mengusapnya."Assalamualaikum, Nak ...," ucapku lirih. Aku bahkan baru sadar, kalau aku belum mengucapkan salam sejak mendatangi makam ini."Ini ... papa kamu, Nak. Maaf, papa bahkan baru bisa datang sekarang. Papa pikir kamu sudah tumbuh menggemaskan, tapi ternyata ...." Bibirku rasanya kelu untuk melanjutkan.Aku berusaha untuk meredam t

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Bagaimana Mungkin?

    Aku sudah kembali terbaring di atas ranjang rawat. Menatap langit-langit ruang rawat bercat putih terang. Satu kenyataan sudah kudapat, bahwa Chiara sudah menikah lagi. Dia sudah benar-benar melupakanku, bahkan mungkin sudah tidak mengharapkanku di hidupnya lagi. Aku pun sadar, aku sudah sangat melukainya. Kuhembus napas berat. Mencoba untuk beristirahat agar tidak terlalu mengingat Chiara lagi, terutama wajah teduhnya yang begitu manis dengan kerudungnya tadi. Membuatku gelisah dan tidak tahu malu berharap bisa melihatnya lagi. Satu jam aku sendirian di ruang rawat, berbeda dengan pasien-pasien di balik tirai sebelah yang ditembak sanak keluarganya. Hingga dokter bersama perawat datang dan mengecek kondisiku. Dokter yang berbeda, mulai memeriksa luka di bahu dan pelipisku. Hingga memberi instruksi pada perawat yang sama dengan sebelumnya untuk mengganti perban di kepalaku. "Bapak tidak mengabari saudar

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Bagaimana Ini?

    Malam telah larut saat aku tiba di Malang. Kota ini begitu sunyi, hanya ada cahaya lampu jalan yang temaram menemani perjalananku menuju sebuah penginapan kecil di pinggiran kota. Udara dingin menyeruak masuk dari sela-sela jendela mobil, membuatku kian merasa sendirian di tengah malam yang gelap. Bahkan rinai hujan seolah menyambut kedatanganku.Aku memilih menginap di sebuah losmen sederhana. Tidak ada yang mewah, hanya tempat untukku merebahkan tubuh setelah perjalanan panjang dari kota. Setelah check-in, aku langsung menuju kamar dan menghempaskan tubuh di atas kasur yang terasa keras. Meski lelah, mataku tak juga terpejam. Bayangan Mama, wajah Chia, dan segala kenangan pahit terus menghantui pikiranku.Kuhembus napas kasar. Hati ini rasanya makin kacau, entah ke mana aku harus memulai pencarian nantinya. Bahkan aku tidak memiliki informasi lebih detail tentang keluarga Chiara di daerah ini.Dalam keadaan terlentang, aku meraih ponsel di meja nakas. Memandang layarnya dengan peras

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Menjadi Penawar

    Setibanya di rumah sakit, hari sudah malam. Aku langsung menuju ruang ICU di mana Mama mendapatkan perawatan intensif. Ruangan yang seharusnya steril itu, justru tampak ramai karena ada Papa, dokter dan suster di dalamnya. Aku pun masuk dan mendekat ke samping ranjang.Mama terlihat sudah membuka matanya, tapi napasnya justru tersengal dan tertahan-tahan. Aku meraih tangan Mama yang terasa begitu dingin. Aku menciumnya hingga tanpa terasa air mata menetes begitu saja, melihat keadaan Mama apalagi wajahnya yang sangat pucat."Ma ... mama harus kuat. Mama pasti sembuh dan sehat lagi," bisikku tepat di telinganya. Sementara Papa dengan matanya yang basah, terus mengusap kepala Mama."Had ... kamu harus cari keluarga Om Ruslan. Minta maaf pada mereka. Sampaikan juga permintaan maaf mama karena anak-anak mama sudah menyakiti mereka terutama Chia. Mama ... titip Rakana. Jangan biarkan dia makin tersesat. Didik dia ... agar menjadi lebih baik, Had." Suara Mama parau dan terbata-bata.Aku men

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Bodoh!

    "Hari itu, aku yang menyuntikkan obat tidur saat Chia gak sadarkan diri di dalam mobilku. Aku ... memang menidurinya saat dia dalam kondisi tidak sadarkan diri. Aku terobsesi sama Chia karena aku gak rela dia mencintai Abang. Aku gak rela Chia menjadi milik Abang dan gak ada yang boleh memiliki Chia kalau aku gak bisa memilikinya. Aku yang dengan sadar merekam perbuatanku pada Chia saat dia tertidur agar Abang marah dan menceraikannya. Setelah kalian berpisah, aku bisa memilikinya kembali.""Tapi aku salah, bagaimanapun aku memohon dan mengemis, dia tetap tidak mau menerimaku lagi. Dia gak mau memberiku kesempatan. Dia dan keluarganya pergi tapi aku gagal mengikuti mereka hari itu. Aku cari-cari info tapi gak ada jejak yang bisa aku temukan. Aku kehilangan Chia, benar-benar kehilangan dia. Sampai aku mencoba mulai menerima kehadiran Faula yang sudah melahirkan. Aku mencoba berdamai dengan hubunganku bersama Faula. Hidup sebagai mana harusnya dengan Faula karena Chia gak bisa lagi aku

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Bagai Tersambar Petir

    "Mama kenapa, Pa? Mama sakit apa?" Aku langsung memburu Papa begitu tiba di rumah sakit. Menyusul duduk di kursi tunggu sebrang ruangan ICU.Papa tampak mengusap wajahnya frustasi. Kemudian menengadahkan kepala menempel pada dinding di belakangnya. "Mama sehat-sehat aja sebenarnya, Had. Tapi ....""Tapi apa? Pa, jangan buat aku makin khawatir," pintaku cemas.Papa meraup wajah dengan kedua telapak tangannya, lalu menatapku dengan netra berembun. "Had ... apa kamu tahu Rakana di mana selama ini?"Keningku sontak mengernyit karena selama tiga tahun lamanya, baru kali ini Papa menanyakan Rakana kembali. Aku pun menggeleng. "Aku gak tahu, Pa. Aku juga gak peduli lagi dia di mana. Mungkin, dia sudah menikah dan hidup bersama Chia setelah membohongiku tiga tahun yang lalu," jawabku kemudian.Papa menoleh dan menatapku dengan tatapan tak biasa. "Bagaimana bisa kamu menduga kalau mereka menikah?"Aku mengangkat bahu malas. "Mereka masih saling saling mencintai, Pa. Sangat mungkin kalau mereka

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Pov FAHAD

    **************TIGA TAHUN KEMUDIAN ....Drrrt Drrrt Drrrt.Aku membuka mata saat ponsel bergetar, menyala karena alarm yang disetel sebelumnya. Setelah bangun, aku segera mematikannya. Waktu menunjukkan pukul delapan pagi. Cepat aku membuka resleting dari tenda yang menjadi tempatku tidur.Lapangan luas membentang. Bau tanah kering menyeruak. Beberapa tenda lain terpasang dengan jarak cukup jauh dari tempatku, menjadi pemandangan pagi ini.Satu tahun ke belakang, aku senang mendaki gunung. Apalagi saat berhasil summit di puncaknya. Rasanya hanya ada aku dan alam, menyatu dan menenangkan.Aku enggan beranjak dari dalam tenda. Aku duduk dengan kedua kaki menekuk sambil memeluk lutut. Memandangi hamparan tanah yang begitu luas di alun-alun Suryakencana saat ini.Saat sendiri seperti sekarang, aku selalu diingatkan akan sosok Chiara. Perempuan manis yang berhasil membuatku jatuh cinta begitu dalam, tapi juga mampu menjatuhkanku tanpa ampun bersama luka yang tak berperi.Dia berselingkuh d

I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status