Home / Rumah Tangga / DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU: Chapter 91 - Chapter 100

131 Chapters

Mengubah Segalanya

Beberapa menit berlalu. Omelette di dalam wajan tampak sudah matang. Baru saja tanganku terulur pada tungku kompor, Bang Fahad sudah lebih dulu memutar kenop kompornya hingga api pun padam seketika. Satu tangannya bergerak cepat memindahkan omelette ke atas piring saji. Setelahnya, dia seperti terburu-buru memutar tubuhku hingga berbalik. Kedua tangannya yang besar mengangkat pinggangku, hingga aku terduduk di meja kitchen set. Kedua tangannya kembali menahan di belakang pinggangku dengan sangat posesif.Kami saling tatap, sampai tangan kanannya tiba-tiba menyentuh pahaku yang terekspos karena tidak tertutup sepenuhnya oleh rok yang kupakai. Jari jemarinya yang besar menari-nari di sana, sampai tiba-tiba tangannya masuk begitu saja."Abang! Sarapannya udah siap, Abang mau ngapain?!" sergahku merasa geli sekaligus panas dingin karena sentuhan tangannya."Menurut kamu, saya mau apa?" tanyanya dengan tatapan genit. Tangannya tak mau diam, membuatku menahan napas karena rasa aneh yang men
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Jatuh Cinta Setiap Saat

"Abang gak siap-siap ke kantor?" tanyaku yang sedang membersihkan perabotan bekas sarapan di bak wastafel. Sedangkan Bang Fahad masih duduk di meja makan, dan aku baru menyadari kalau dia masih memakai pakaian rumah."Saya di rumah aja. Gak mau jauh dari kamu," jawabnya membuatku tak kuasa menahan tawa. Hingga tawaku menyembur berbarengan dengan pekerjaan yang sudah selesai. Aku mengeringkan kedua tangan lalu kembali mendekatinya di meja makan.Baru saja aku berdiri di samping kursi yang ia tempati, tanganku ditarik cukup kencang, sampai badanku oleng dan terjatuh tepat di pangkuannya."Kenapa kamu kok ketawa kayak gitu? Kamu ngeledek?" tudingnya dengan bibir mengerucut yang sangat menggemaskan."Abang ini bukannya pemimpin di kantor? Bisa-bisanya gak ke kantor cuma karena gak mau jauh dari aku," tukasku diikuti gelengan kepala.Bang Fahad mendaratkan dagunya di bahuku, menatapku dari samping dengan tatapan yang p
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Kamu ... cemburu?

Sepeninggal Bang Fahad yang berangkat ke kantor hingga hari beranjak semakin siang, suasana rumah terasa sedikit sepi. Aku duduk di sofa ruang televisi, menatap gelas berisi jus strawberry buatanku sendiri. Ada rasa rindu yang aneh meskipun baru saja tadi pagi kami bersama.Tangan kiriku memegang ponsel, jemariku bergerak mencari kontak Bang Fahad. Setelah ragu sejenak, akhirnya aku mengirim pesan singkat.[Bang, udah istirahat makan siang?]Pesanku terkirim. Tak butuh waktu lama, ponselku bergetar. Sebuah balasan masuk.[Udah, Sayang. Kenapa? Kangen ya?]Aku tertawa kecil membaca pesannya. Seperti tahu isi pikiranku saja. Cepat-cepat aku mengetik balasan.[Enggak kok, cuma nanya aja]Tak sampai semenit, balasan darinya muncul lagi.[Masa? Tapi hati saya bilang kalau istri saya ini lagi mikirin saya. Bener gak?]Wajahku memanas. Sepertinya Bang Fahad ini bena
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Lanjutkan Di Rumah

Bang Fahad tersenyum lebar, lalu mencondongkan tubuhnya mendekat. "Chiara Sayang, kalau kamu bilang enggak cemburu, kenapa wajah kamu merah begitu? Apa jus strawberry yang kamu ini kepanasan di perjalanan sampai kamu yang membawanya juga ikut panas?" tanyanya dengan nada menggoda.Aku memalingkan wajah. Menolak untuk menatapnya. "Enggak merah kok biasa aja. Abang aja suka berlebihan!" jawabku membantah, meski aku sadar suaraku terdengar melemah.Ia tertawa kecil. Tangannya yang kokoh meraih daguku, membawa wajahku terangkat hingga kembali menghadap ke arahnya. "Kalau enggak merah, terus kenapa ini pipi kamu panas sekali?" tanyanya sambil mengusap lembut pipiku dengan ibu jarinya. Sentuhannya membuatku sempat terpaku. Hingga aku berusaha mundur untuk menghindar darinya."Ini jus buat saya?" tanyanya yang hanya kubalas dengan anggukan kepala.Aku menatapnya dengan sinis, tapi dia terlihat santai saat membuka tutup botol kacanya dan mulai menyeruput
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

You on top, Honey!

Bang Fahad melajukan mobil dengan kecepatan konstan, namun karena jalanan siang hari yang lengang mobil pun kembali tiba di rumah dengan sangat cepat. Kini, bahkan sudah berhenti di teras garasi.Dia susah keluar lebih dulu dari mobil ini. Sedangkan kau masih duduk dengan punggung bersandar di kursi. Sampai pintu mobil di sampingku dibuka dari luar."Ayo, Sayang." Suara Bang Fahad terdengar begitu lembut.Namun aku tidak juga keluar. Mengigit bibir sebab merasa gugup."Chi? Ayo, turun. Kita udah sampai rumah."Aku menoleh dan menatap Bang Fahad. "Mau turun sendiri atau saya gendong?"Aku menggeleng pelan. Kemudian mulai menggerakkan kaki hingga turun dari dalam mobil.Bang Fahad menutup pintu kembali dengan cukup kencang. Tangannya menggenggam tanganku seolah takut aku akan melarikan diri. Dengan tangan berada dalam genggamannya, dia berjalan lebih dulu, selama menuntunku di belakangnya tapi lebih tepatnya menyeret langkahku."Bang?" seruku berusaha menghentikan langkahnya yang begit
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Foundation Penyelamat

Tubuhku ambruk bersama deru napas yang terengah. Kepalaku bertumpu lemas di dada kokoh Bang Fahad yang penuh oleh keringat. Rasanya gila. Bercinta di siang hari bolong di atas sofa ruangan televisi. Pencahayaan begitu terang. Jendela besar di belakang layar televisi yang langsung menghadap pada halaman samping, seolah menjadi saksi penyatuan kami.Aku tak berdaya dalam dekapan tangan kekar Bang Fahad. Dia mencium ubun-ubunku entah berapa banyak. Tangannya silih berganti mengusap rambutku yang sudah tergerai dan pasti berantakan."Thank you, Sayang," ucapnya berbisik lembut. Aku tak menyahut, hanya terus memperbaiki napasku yang rasanya berantakan karena aktivitas ini.TING TONG"Astaga!" Aku menarik diri dengan cepat saat bel rumah berbunyi dengan nyaring."Tenang aja, Chi. Kamu kok kaget gitu sih, santai aja," ucap Bang Fahad yang juga turut bangkit.Buru-buru aku turun dari sofa. "Santai gimana? Ke
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Kerikil Digantikan Mutiara

"Kamu gak kerja lagi, Chi?" tanya Mba Lin saat aku masih asyik membantu mewarnai gambar milik Keira.Aku menggeleng cepat. "Enggak, Mba. Bang Fahad gak izinin aku kerja di mana-mana.""Jadi kamu di rumah aja?"Aku mengangguk. "Tapi aku udah daftar buat kuliah lagi, ambil S2 ekonomi. Udah ikut tesnya juga, tinggal nunggu pengumuman hasilnya sekitar dua mingguan lagi.""Kamu kuliah lagi? Suami kamu kasih izin?" Mba Lin bertanya dengan nada seolah tidak percaya."Justru Bang Fahad yang nyuruh aku buat lanjut kuliah lagi, Mba."Entah bagaimana reaksi Mba Lin, aku masih fokus pada pensil warna dan gambar keponakanku."Beruntung banget kamu, Chi. Jarang-jarang ada suami yang nyuruh istrinya buat lanjut kuliah, yang ada para suami pasti nyuruh istrinya buat di rumah, ngurus rumah dan kalau udah ada anak, ya ngurusin anak. Kayak mba gini. Setelah menikah dan mba langsung hamil, Mas Kevin nyuruh mba fokus sama keluarga. Padahal pengalaman kerja Mba dulu cuma satu tahunan karena keburu diajak n
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Simulasi

Hampir satu jam berkutat di dapur, makanan akhirnya tersaji memenuhi meja makan. Mba Lin lepas tangan, dia hanya membuat puding buah sebagai dessert dan membiarkanku memasak beberapa menu sendirian.Mba Lin dan anak-anaknya sudah mengisi meja, begitu pula denganku dan Bang Fahad yang duduk bersisian. Aku pun mulai mengisi piring makan Bang Fahad lalu menyajikannya. Berlanjut mengisi piring makanku sendiri. Sedangkan Mba Lin sudah selesai menyiapkan untuk Keira makan sendiri, sementara Keshara makan di piring yang sama dengannya.Kami semua lantas makan bersama. Keira tampak begitu lahap, sedangkan Keshara sedikit diwarnai drama gerakan tutup mulut. Seperti kebiasaan Bang Fahad, selama makan hanya denting sendok dan garpu yang terdengar. Tidak ada obrolan selama kami makan, bahkan sampai menikmati puding buah sebagai penutupnya."Keira, gimana masakan Tante Chi, kamu kasih nilai berapa?" Bang Fahad bertanya pada Keira setelah kami semua benar-benar sel
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Belum Siap Jadi Ibu

Pukul setengah sebelas malam, aku dan Bang Fahad baru pulang dari rumah Mama dan sedang di dalam mobil. Satu jam sebelumnya kami baru pulang dari mall, itupun dengan Mama yang tidak hentinya menelpon Mba Lin agar segera pulang karena dia sudah rindu pada dua cucunya.Di perjalanan pulang, sekilas aku melihat pada Bang Fahad yang sedang menyetir. Wajahnya terlihat berseri dengan senyum kecil yang tersungging."Abang kenapa? Kok senyum-senyum gitu?" tanyaku penasaran.Bang Fahad menggeleng pelan. "Gak papa, saya inget tadi jalan-jalan sama keponakan kamu. Keira walaupun baru enam tahun, tapi dia udah pintar dan tanggap. Kalau Keshara, moody-an banget anaknya," jawabnya terdengar bahagia dan antusias. "Rasanya seneng aja gitu jalan-jalan sama mereka."Aku memiringkan duduk hingga menghadap padanya dengan kepala masih dibiarkan bersandar. Jujur saja aku lelah sudah berkeliling mall bersama Mba Lin tadi. "Emm ... Abang pengen punya anak juga?"
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

I Will Devour You, Darl

Bang Fahad sudah merebahkan tubuhku mengisi kursi belakang mobil saat ini. Dia masih menciumku dengan seduktif. Kedua tanganku menahan dadanya. Pikiran serta respon tubuhku mulai bertolak belakang. Pikiran ini menolak tapi respon tubuhku justru berkhianat."Bang ...," bisikku saat ia melepaskan bibirnya. Namun itu tidak lama, karena dia menciumku kembali. Kali ini bahkan lebih dalam. Tubuhku panas dingin dibuatnya."Bang, jangan di sini," ucapku saat ciumannya sudah berpindah ke leher."Terus di mana, Sayang?" balasnya dengan suara parau, namun ia tidak menghentikan aktivitasnya itu."Di rumah," jawabku dengan napas tersengal."Saya maunya di sini," timpal Bang Fahad yang sudah merambat turun ke dadaku."Tapi ... ini di jalan, Bang. Malu nanti kepergok orang," sahutku coba menyadarkannya. Walau aku sendiripun sudah terpancing dengan sentuhan liarnya itu."Gak masalah, kita bukan pasangan mesum, kita suami istri kok," jawabnya tak mau kalah."Tapi, Bang——" Ucapanku tertahan, saat Bang
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more
PREV
1
...
89101112
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status