All Chapters of Dikhianati Suami Dinikahi CEO: Chapter 41 - Chapter 50

83 Chapters

Pasti Bagas Terlibat

"Tetap awasi Daniel dari jauh, jangan sampai ketahuan olehnya," titah seorang pria berseragam melirik anak buahnya. Namun, terbesit sebuah pikiran negatif di dalam otak Daniel, tetapi dia tidak bisa asal menuduh seseorang. Sesampai di sebuah villa yang menyatakan bahwa mobil berwarna putih itu ada di sana maka Daniel langsung saja menuju ke sana. Melangkah keluar dari mobil. Pria tampan dengan manik mata coklat bening itu langsung saja menuju ke depan pintu villa, melangkah masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Memeriksa seisi villa tersebut dan tidak menemukan siapa pun di sana. Daniel terus saja mengulangi pencariannya untuk kedua kali namun dia tidak juga menemukan Kanza, "Di mana dia?" teriak Daniel mulai putus asa. Bagaimana tidak, menempuh perjalanan yang begitu jauh. Daniel berusaha untuk tidak beristirahat lagi demi mencari sang pujaan hatinya namun ketika sampai di lokasi malah dia tidak menemukan Inara sama sekali. Mencoba menghubungi Dokter Jody bil
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Salah Diagnosis

Ketika Daniel baru saja berjalan satu langkah maka si pria itu langsung saja menoleh ke belakang karena mendengar suara benda jatuh dari dalam kamar yang tidak jauh dari tempatnya berada."Suara apa itu?" tanya Daniel menoleh ke arah Bagas yang terlihat gelisah dan sulit untuk menjawab pertanyaannya."Itu mungkin suara kucing karena Rika memiliki kucing," jawabnya asal. Daniel yang tahu identitas kliennya itu bukanlah penyuka hewan mulai mengerutkan dahinya heran karena dia tahu bahwa Rika tidak menyukai hewan peliharaan. Kemudian, Daniel mulai menghentikan langkahnya danj bertanya kepada Bagas."Bukankah Rika tidak menyukai seeor kucing atau hewan peliharaan lainnya?" Bagas yang mendengar hal itu hanya bisa menelan salivanya dan mulai bingung untuk mnejawab apa namun otaknya yang begitu pintar bisa saja beralasan lain, "Namun, semenjak menikah denganku Rika sangat menyukai kucing," jawab Bagas tersenyum. Padahal jauh di lubuk hatinya yang terdalam saat ini, Bagas begitu s
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Dugaan Inara

"Tentu saja dia belum sadar karena obat bius yang diberikan adalah obat bius dengan dosisi tinggi. Kemungkinan besok pagi dia akan sadar kembali.""Apa? Kurang ajar sekali, Bagas. Tunggu saja aku akan membalasnya." Mendengar itu, Daniel langsung mengangguk dan menggendong tubuh Inara kembali ke dalam pelukannya dan membawanya pulang. Meski sang dokter melarangnya untuk pulang namun Daniel bersikeras pulang karena dia tidak ingin sampai dia menginap di rumah sakit itu karena Daniel paling anti di rumah sakit. Menempuh perjalanan yang cukup jauh, Daniel akhirnya tiba di rumahnya pukul setengah lima pagi dan ikut merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang sama dengan Inara, saat itu tubuhnya terasa lelah sekali dan matanya mengantuk sekali. Daniel pun langsung menggerjapkan matanya dan tidak lama kemudian, matanya terpejam dengan posisi memeluk Inara. Pria tampan dengan manik mata biru itu tertidur pulas, waktu berlalu begitu cepat dan sinaran matahari mulai masuk ke dalam cela
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Ingin Tahu Kebenaran

Inara yang hanya dijawab oleh Daniel dengan kedikan bahu saja. Tubuh Daniel yang terasa lemah membuat pria itu tak bisa berbuat banyak. Dengan sigap Inara membuka laci dan mengeluarkan sebuah kotak obat. Perempuan itu mengambil sebuah termometer dan memaksa Daniel untuk memasukkan termometer tersebut ke mulutnya. Setelahnya, Inara pergi ke dapur untuk mengambil air termos, lalu menuangkannya ke dalam mangkuk dan membawanya ke kamar Daniel. Tak lupa perempuan itu juga mengambil handuk kecil untuk mengompres tubuh Daniel.“Apakah kanu merasa pusing, El?” tanya Inara seraya menempelkan handuk kecil yang sudah ia basahi dengan air hangat ke dahi Daniel.“Sedikit,” jawab Daniel.“Ayo, kita pergi ke rumah sakit saja kalau begitu,” usul Inara seraya bangkit berdiri. Ketika Inara hendak melangkah, Daniel menahannya. “Tidak perlu ke rumah sakit, Ta. Aku hanya perlu istirahat dan tidur. Besok pasti badanku sudah sehat kembali,” ujar Daniel, menolak usulan istrinya. Inara menatap D
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Mencari Informasi Tentang Dhita

“Kamu yakin itu saja? Apakah kamu tidak akan marah pada orang yang telah menculikmu?” tanya Daniel sambil mengangkat sebelah alisnya. Inara menganggukkan kepala dengan antusias. “Tentu saja, El. Tidak mungkin aku berbohong padamu,” jawabnya. Daniel menarik napas dalam-dalam, lalu menghembusnya perlahan melalui mulut. Melihat Inara yang tampak memelas membuat Daniel merasa tidak tega. Pria itu akhirnya menyerah juga.“Bagas. Dia dan Eren yang telah merencanakan penculikanmu dan semua hal busuk yang menimpamu beberapa waktu belakangan,” jelas Daniel.“Pak Bagas yang melakukannya?!” pekik Inara sambil melompat berdiri dari ranjang. “Apa yang sebenarnya dia mau dariku? Dia sendiri yang telah membuat keputusan untuk berselingkuh dariku. Tapi, kenapa sekarang dia justru berusaha untuk memisahkan kita, El?” "Apa maksud perkataanmu, Dhita? Apakah kamu mengenal pak Bagas sebelumnya?" Inara membekap mulutnya, dia terdiam sejenak dan kemudian mulai berekapresi sedih. "Oh aku hanya
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Surat Kuasa Palsu

Keesokan harinya, perusahaan Wijaya Group mendadak gempar karena terungkapnya sebuah rumor perihal masa lalu Bagas Situasi semakin panas lagi ketika seseorang menjadi saksi bahwa Bagas telah mencelakai istri dan puterinya sendiri, membuat Bagas dan Rika carut marut dengan kabar itu. "Siapa yang menambahi masalah? Aku sudah berhasil menutup mulut wartawan dengan berita kumpul kebo kita, tapi kini masa laluku terkuak.""Apa kamu sudah memastikan tak ada yang tahu tentang kecelakaan itu?" ucap Rika balik bertanya kepada Bagas."Bukankah kau yang harus memastikan bahwa tak ada saksi yang hidup saat kecelakaan itu," ulas Bagas malah melemparkan pertanyaan yang sama kepada istrinya itu."Tapi aku sudah memastikan tak ada korban atau pun saksi yang hidup." Rika begitu yakin namun ada sesuatu hal yang membuatnya diam seketika. Dia mengingat betul bahwa sampai saat ini mayat istrinya Bagas masih belum ditemukan, "Apakah mungkin Inara masih hidup?" kilahnya menatap Bagas."Apakah kamu b
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Siapa Inara?

"Bagaimana bisa kamu mengenal Inara? Katakan padaku?!" kilah Bagas beranjak dari duduknya."Bukankah kabar itu telah menguak di kota ini dan sebagai balasannya kamu harus mempertanggung jawabkan itu.""Istriku sudah meninggal di saat kecelakaan itu dan betapa bodohnya aku yang tidak bisa menyelamatkannya." Bagas menampakkan raut wajah sedih di hadapan Daniel, dia juga mengungkapkan jika hal itu hanyalah sebuah rumor yang dilakukan paman Nicholas."Baiklah, aku akan memberimu kabar besok.""Aku menantikan kabar itu dan jika kamu tidak lekas menyetujuinya maka jangan salahkan aku jika aku akan mengadakan konferensi pers." Daniel meneguk salivanya seraya menaikkan alisnya. Berdebat dengan Bagas tidak akan membuatnya menang jadi Daniel tak peduli dengan ancaman pria itu. Setelah melihat Bagas keluar dari ruangannya, Joe segera menelepon orang kepercayaannya untuk memastikan ucapan Bagas tadi.Dret.. Dreet.. Suara getar ponsel Daniel, pria manik mata biru itu segera meraih bend
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Trauma

"Baiklah aku akan ke kantor sekarang." Inara yang mendengar itu langsung menyuruh Daniel pergi. "Pergilah, aku sudah baik-baik saja kok." "Kamu benar-benar tidak apa-apa bila aku tinggalkan di sini karena aku takut dua preman itu masih mengincarmu," sindir Daniel tersenyum tipis. Mendengar itu Daniel ikut tersenyum dan mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Ia tak ingin merepotkan orang lain. Namun, Daniel masih tetap bersikukuh untuk menemaninya sampai subuh dan pergi tanpa menunggu Inara bangun dari tidurnya. Namun, siapa sangka kepergiaan Daniel membuat Inara dalam bahaya lagi, ternyata Rika sejak tadi ada di rumah sakit dan berniat ingin melenyapkan Inara. Mendengar suara pintu berderit. Mata Inara yang terpejam langsung terbuka seketika itu ditambah lagi dia melihat seorang perempuan yang berdiri di ambang pintu."Jadi kau masih hidup Inara?" ucap Rika berjalan menghampiri Inara."Apa maksudmu? Aku ini Dhita buk--" Belum selesai melanjutkan kalimatnya, Rika telah memot
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Berdebat Di Pagi Hari

Daniel menghela napas beratnya, "Kamu harus tahu, Ra. Aku dan Bagas itu berbeda. Mungkin aku memang tidak sebaik Bagas namun aku pastikan aku takkan membuatmu terluka ataupun berkhianat." Buliran bening jatuh di pipi mulus Inara, "Aku masih trauma, El. Di saat aku benar-benar menganggap seseorang tulus denganku dan ternyata mereka berkhianat hingga ingin membunuh aku dan keluargaku." Sontak saja hal itu membuat Daniel kesal dan langsung menarik Inara ke dalam pelukannya kembali."Jangan bersedih lagi. Aku tidak akan memaksamu untuk mempercayaiku namun biarlah waktu yang menjawabnya nanti." Daniel langsung berdiri dan berjalan mendekati Inara. Pria itu mengulurkan tangannya untuk menggandeng Inara yang langsung disetujui oleh perempuan itu."Apakah kamu mampu berdiri, Ra? Aku tidak bisa meninggalkanmu di rumah sakit karena aku takut jika hal buruk akan terjadi padamu." Inara mengerutkan dahinya, "Bukankah semua sudah aman? Bagas dan Rika sudah tertangkap.""Memang, teta
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Perihal Surat Cerai

"Aku rasa itu tidak perlu karena aku sudah kenyang dengan semua kata cintamu di pagi hari ini,"jawabnya balik menatap Daniel. Inara bergegas pergi dari hadapan Daniel, sebenarnya dia ingin menghindari Daniel karena pria tampan itu terus saja membuat jantungnya terus saja berdebar. Tidak ingin seseorang tahu apa yang sedang dia rasakan jadi Inara lebih baik pergi dari pria itu. Bukan hanya itu saja, Inara bahkan menetralisir jantungnya agar tidak dicuurigai Daniel padahal sebenarnya perempuan itu sangat gematar sekali ketika tangan mereka bersentuhan satu sama lain. "Apa yang tengah aku rasakan ini?" gumamnya menatap Daniel yang baru saja berdiri di depan Inara. Melihat perempuan cantik itu tersenyum dan melamun, pria tampan itu mengulas sebuah senyuman manis yang terukir di sudut bibirnya. Menghempaskan pantatnya seraya duduk di samping Inara sambil memandangi wajah cantiknya."Apa yang sedang kamu lamunkan?" "A--ku sedang melamunin langit yang tidak bertiang." Mende
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status