“Ta, kau seharusnya paham kalau aku jauh membutuhkanmu untuk beristirahat daripada membantuku untuk bekerja di kantor!” balas Daniel dengan suara keras. Pria itu memijat pelipisnya, pusing dengan bagaimana harus membujuk Inara agar perempuan itu mau memahami keinginannya.“Aku hanya tidak mau orang lain berpikir kalau aku menikahimu karena harta, El! Aku mau terus bekerja di sini untuk membantumu,” ujar Inara. Daniel menjambak rambutnya dengan frustrasi. “Peduli apa tentang omongan orang! Aku tidak peduli dengan ucapan orang lain. Yang aku pedulikan hanya kesehatanmu,” cerocos Daniel.“Ta, kau tenang saja. Aku bisa menjaga diri. Aku tidak akan sakit lagi, aku janji,” ucap Inara, berusaha meyakinkan Daniel jika ia baik-baik saja.“Astaga, Dhita!” bentak Daniel. Suara pria itu menggelegar ke seluruh penjuru ruangan, membuat Inara berjingkat karena rasa terkejut. Ini adalah kali pertama Daniel berbicara dengan nada setinggi ini pada perempuan itu. “Kenapa kau tidak paham dengan
Last Updated : 2024-12-03 Read more