Beranda / Horor / Bisikan Tengah Malam / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Bisikan Tengah Malam: Bab 21 - Bab 30

141 Bab

21: Mereka Mengincar Anakku

Van der MoschJangan tanya mengapa aku tertarik untuk menempati rumah ini. Sebab sebagai seorang Dosen dan Penulis Buku, aku bisa mendapatkan yang lebih baik lagi. Tetapi inilah kebodohanku, aku punya khayalan konyol di dunia nyata: ingin membeli rumah murah! Dan rumah ini, jelas impian setiap orang. Besar, luas, namun tak terurus! Pasti harganya miring. Tetapi ternyata, Si Samiran selaku pewaris terakhir rumah ini, tidak pernah bisa dirayu."Saya cuma diwajibkan menjaga warisan ini, tidak untuk menjualnya," kata pria itu."Meski kubayar mahal?" Tantangku, sambil melirik tubuhnya yang kecil pendek."Tidak, mister!"Tetapi sekali lagi, aku masih mengira jika dia bakal berubah pikiran suatu hari nanti. Sambil menunggu waktu itu, aku bersama istri dan ketiga anakku berusaha untuk menikmati kehidupan tenang di sebuah kawasan sepi yang cuma memiliki satu tetangga: seorang wanita tua dengan anaknya yang baru berusia 15 tahun. Hari-hariku sekeluarga dilewati dengan biasa saja. Aku tetap men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-21
Baca selengkapnya

22: Berpagut Rindu

"Apa yang kau lakukan di sana?!"Suara teriakan itu membuat Hendra menoleh, lalu bergegas menutup buku di depannya. Dena terlihat begitu marah, mendadak Hendra jadi enggan menatap ke arah wanita itu. Dia membuang muka sambil mengoceh,"Baguslah, sekarang kau sudah berpakaian. Setidaknya aku jadi tidak muntah melihatmu!"Dena tertawa parau, lalu tiba-tiba meludah."Jangan mengajak bertengkar, apa aku tidak jijik melihat kau kembali? Tidak tahu malu! Tidak tahu diri! Ini tempat tinggalku, monyet!"Hendra melirik Dena dengan kesal,"Aku ke sini bukan untukmu. Jangan GR! Aku berkorban demi Oya dan Ciyo, meski terpaksa harus melihat mukamu lagi.""Oh, jadi ingatanmu sudah kembali?"Hendra mencibir. Apalagi saat Dena duduk di depannya sambil menghembuskan asap rokok. "Sejak kapan kau merokok? Kau ingin membuat anak-anakmu kena penyakit paru-paru?"Dena tertawa lagi, hanya kali ini begitu pelan. Letih rasanya menjelaskan banyak hal, pada pria yang gemar playing victim itu. Mana Hendra tahu,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-21
Baca selengkapnya

23: Impian yang Salah

Hendra mengelap tubuhnya dengan handuk, usai mandi. Dia melirik Dena dan kedua anaknya yang sedang sarapan mie instan. Terlambat bangun pagi itu, namun Hendra melihat pemandangan baru. Mantan istri dan anak-anaknya tampak begitu rapih. Terutama Dena. Wanita itu mengenakan daster kembang-kembang tanpa lengan, rambutnya disisir dengan tatanan elegan dan dia juga memakai bedak tipis serta lipstik warna merah cabai. Entah mengapa, Hendra menyukai itu. Apakah karena percintaan yang luar biasa ganas di perpustakaan semalam? Entah berapa lama dan berapa ronde. Sampai lelah. Hendra terbangun saat cahaya matahari menyorot masuk ke ruangan penuh buku itu. Dan tubuh telanjangnya di atas meja ternyata telah berselimut, sementara di bawah kepalanya ada bantal."Makanlah, maaf tadi kami duluan sarapan. Kami pikir kamu masih ingin tidur," kata Dena, sambil menyodorkan semangkuk mie instan goreng dengan telor ceplok dan irisan cabai di atasnya. "Terima kasih," Hendra tersenyum, dia juga tersenyum
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-22
Baca selengkapnya

24: Film Rumah Setan Bocah

Van der MoschSebenarnya aku memang ingin segera pergi dari rumah ini. Namun, sesuatu menahanku. Ini semua karena telpon seorang pemilik rumah produksi terkenal: Meeraj Shihaq. Dia merayuku untuk bisa menyerahkan naskah film horor yang diperkirakan bakal fenomenal."Lagi tren horor. Tusuk Jelangkung! Tusuk Konde Nenek Brewok! Setan Menstruasi Ngamuk di Puncak... ya, cerita film semacam itu!" Ungkap pria gendut keturunan India itu via telepon. "Tapi saya tidak pernah menulis naskah cerita horor," sahutku, sedikit bingung."Aiih... cobalah! Buku-buku novelmu keren, bagus. Tapi cuma berjaya di kisah romansa. Balada Monyet di Kastil Eropa, Ciuman Terakhir di Wagenigen, Angin Laut dan Tulip Belanda... itu semua cerita favorit. Tapi adakah produser yang tertarik untuk membawanya ke jalur film? Tak ada! Bukan berarti ceritamu jelek, tetapi karena biaya buat film yang berdasarkan ceritamu itu bisa sangat mahal. Syuting di Eropa, dengan beragam lokasi dan cuaca... ugh, produser Indonesia bisa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-22
Baca selengkapnya

25: Anak Usia 15

Aku terperangah lama. Oh, Van Der Mosch, inilah fakta horor itu, batinku pedih.Jadi ketika kami tidak ada di rumah, si Minna mengajak Austin ke rumah ini. Lalu Si Pelukis Kecil itu berpikiran mesum untuk melukis tubuh Minna yang telanjang bulat. Mendadak jantungku rasa ditinju. Semengerikan itukah, anakku? "Entah sejak kapan mereka melakukannya," Juliana mencibir. "Karena kita tak pernah turun ke lantai bawah. Tetapi tadi, Zeta sedang mencari minyak tanah untuk praktek pelajaran fisika di sekolahnya. Lalu dia melihat segala gambar pornografi ini."Ya, Tuhan! Aku seperti ingin mati berdiri. Anakku yang masih kecil itu, kenapa bisa melakukan hal itu?Tiba-tiba terdengar jeritan Minna yang menangis meraung, karena mungkin sudah tidak kuasa lagi menghadapi serangan cubitan dan pukulan kedua kakaknya."Hentikan Zeta! Juliana!" Teriakku, sambil berlari menaiki tangga untuk menuju ruang tamu.Minna berlari untuk mendekapku. Tangisannya makin keras."Kenapa Papi? Kenapa Papi membela hal mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-23
Baca selengkapnya

26: Melawan Kepalsuan Maria

Hendra terbatuk kecil. Sedikit geli dia dengan pendapat Maria. Sebab dia pernah melewati masa usia 15 tahun. Pada fase itu, gairah seksualnya sudah ranum. Mulai dari melakukan hal rahasia di kamar, nonton film porno, hingga mengintip tetangganya yang janda ketika sedang mandi. Hendra lebih nakal pada usia itu, bahkan berharap bisa benar-benar berhubungan intim dengan wanita manapun. Jadi dia agak sulit menerima penjelasan Maria soal ketidakpahaman Darren tentang wanita."Di mana Darren sekarang?""Ada di rumah. Kami sedang menunggu barang-barang dari rumah lama untuk diangkut.""Saya akan bantu!""Terima kasih, tidak usah pak!""Kita kan tetangga, bu."Maria tiba-tiba memandang Hendra dengan tajam,"Anda tidak sedang ingin rujuk dengan istri anda kan? Kalimat anda tadi seperti menyatakan bahwa anda akan permanen tinggal di sini."Hendra tersipu. Dia tampak sangat malu. Entah mengapa dia seperti jatuh hati lagi dengan Dena sejak hubungan percintaan yang super ganas semalam. Dena dirasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-23
Baca selengkapnya

27: Marce Membela Austin

Hendra duduk dengan santai di perpustakaan. Dia tersenyum, saat mengenang kebrutalan hubungan intim dengan Dena semalam. Layaknya pengantin baru yang berhasil ganas menggoyang ranjang, itu meja perpustakaan bahkan nyaris patah rasanya. Buku karya Van Der mosch, untungnya selamat.Ah, Hendra merasa jatuh cinta dengan buku itu! Dia suka tulisannya, bikin penasaran. Seperti orang lapar, saat kembali membuka buku yang merupakan penuturan kisah asli pria tua itu.Van Der MoschBelum pernah aku sebingung ini. Terutama menghadapi tetangga. Waktu kecil tinggal di Indonesia, lanjut tinggal di Belanda, dan kini kembali lagi ke Indonesia... baru kali ini bertemu dengan tetangga yang aneh!Marce duduk santai di kursi rotan serambi rumahnya. Memandangku yang duduk di seberangnya dengan gusar."Apa masalahnya, Mister? Anak saya adalah seniman lukis, lalu anak anda yang bersedia jadi modelnya. Tolong jangan bersikap lebih Indonesia dari orang Indonesia, ketika anda juga dibesarkan di Belanda yang b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-24
Baca selengkapnya

28: Hamil Dua Bulan

Ponsel di saku celana Hendra berbunyi, membuat pria itu menutup buku yang dibacanya. Tertera nama LOLITA di layar ponsel. "Kapan pulang? Aku marah nih," terdengar Lolita merajuk manja."Aku kan dinas di luar kota satu minggu," jawab Hendra, gusar."Kata temanmu kau cuti."Hendra terdiam sejenak, sebelum mulai menggaruk hidungnya."Cuti apanya! Dan ngapain kamu mulai jadi intel untuk kehidupanku?""Aku kan istrimu, Mas!""Terus, kalau jadi istri kau berhak merusak kehidupanku? Lebih baik tak punya istri kalau begitu!""Maaaasss!!!!"Hendra mematikan ponselnya. Bibirnya terkatup rapat. Namun tiba-tiba dia menyunggingkan senyum, saat melihat Dena berdiri di depan pintu perpustakaan, sambil mengedipkan matanya yang bening lembut."Masih setengah jam lagi masaknya. Sabar ya!""Iya sayang," Hendra balas mengedipkan mata.Saat Dena sudah menghilang, Hendra kembali membaca buku di depannya. Entah mengapa dia ingin terus melanjutkan bacaan itu, seperti ada rasa sensasi yang semakin menyeretnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-24
Baca selengkapnya

29: Bukan Bapak yang Baik

Sejak itu, Zarina terlihat lebih banyak diam. Kehamilan Minna menjadi pukulan terberat dalam hidupnya. Selama ini dia mengira, menghadapi aku sebagai suami yang seakan tidak pernah dewasa, adalah penderitaan panjang selama 20 tahun. Dia tak mengira, hal terburukku itu kelak malah berbuah mengerikan. Dari bobroknya kondisi rumah tangga, maka kerusakan akhlak anak tak bisa dicegah.Anak baru berumur 13 tahun, masih SMP, malah sudah hamil. Kami jelas tahu itu perbuatan Austin. Tetapi harus bagaimana lagi? Menuntut anak lelaki usia 15 tahun untuk menikahi anak perempuan usia 13 tahun jelas tak mungkin. Menggugurkan kandungan juga tidak mudah, kami bisa kehilangan nyawa Minna. Hal terbaik adalah tetap mengurung Minna di rumah sampai bayinya lahir. Untuk sementara, Minna harus keluar dari sekolah. Pada awal kehamilannya, dia masih bebas berkeliaran di rumah. Namun ketika perutnya mulai besar, kami menyeretnya untuk tinggal di ruang bawah tanah. "Kenapa kalian sejahat ini?" Minna menangis
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-25
Baca selengkapnya

30: Lubang

Ayam goreng kampung tersaji dengan manis di atas meja makan. Semangkuk besar sayur asem, tempe dan tahu goreng, pete rebus, sambal terasi dan sebakul nasi hangat juga ikut menemani. Hendra menelan ludah saat melihat menu favoritnya itu. Sudah lama dia tidak menikmati makanan itu, mungkin sejak menikah dengan Lolita. Perempuan itu tidak menyukai masakan seperti itu, dia lebih menyukai makanan ala western atau kadang seafood. "Sayur asem bikin aku teringat bau ketek. Hiiy..." kata Lolita, saat Hendra memintanya memasak itu.Lolita tak suka memasak. Dia hanya paham urusan ranjang. Hendra awalnya juga merasa itu lebih dari cukup. Namun ketika kembali menikmati masakan Dena, tiba-tiba dia merasa semakin jatuh cinta, lagi dan lagi kepada mantan istrinya itu. Betapa cinta juga bisa lestari oleh perut, mengapa Hendra tak menyadari itu dulu? Mungkin karena terhanyut akan getar lubang vagina sempit. Kesadaran itu akhirnya kembali, setelah organ intim Lolita tak lagi sama legitnya. Dena kemb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status