Pipi Vania bertambah merah. Matanya berkaca-kaca, tetapi dia tidak berani menangis.Vania juga tidak punya nyali untuk marah-marah. Sambil memasang ekspresi terluka, dia mengulurkan tangan untuk meraih Jason.Namun, Jason tiba-tiba mengangkat tangan untuk merapikan lengan bajunya. Dia menghindari sentuhan gadis itu dengan santai."Jason, aku tunanganmu," ucap Vania dengan mata memerah.Jason meliriknya sekilas, lalu membalas dengan datar, "Ya, baru tunangan."Ekspresi Vania sontak membeku. Jason mencondongkan tubuhnya dan berucap, "Kamu masih orang luar, tapi secara hukum Janice adalah anggota Keluarga Karim. Seburuk apa pun dirinya, orang luar nggak berhak menindasnya. Kita sama-sama tahu, hubungan apa yang kita miliki."Usai berkata begitu, Jason memberikan kertas antrean ke tangan Vania. Kemudian, dia segera pergi dari situ.Vania membelalak tidak percaya. Dia berdiri untuk menahan Jason, tetapi Norman langsung mengadangnya."Nona Vania, silakan duduk," ucap Norman."Jason ... Jason
Baca selengkapnya