Semua Bab Pembalasan sang Istri Tertindas: Bab 61 - Bab 70

316 Bab

Bab 61

Di restoran, Janice menyadari bahwa semua hidangan yang disajikan pelayan adalah favoritnya. Dia berkata dengan nada terharu pada Yoshua, "Kak, nggak kusangka kamu masih ingat."Sambil memberikan Janice semangkuk sup iga, Yoshua tersenyum dan menyahut, "Ingat, dong. Aku tahu kalau kamu sebenarnya tukang makan, hanya saja kamu nggak berani makan banyak di rumah."Janice memandang sup iga yang masih panas itu dengan perasaan sentimental. Dia tidak bisa menahan diri untuk mendongak dan menatap sendu pria berhati lembut dan perhatian di depannya.Akhir cerita Yoshua terlalu tragis. Dia kehilangan segalanya dan diasingkan ke negeri yang jauh tanpa ada harapan untuk kembali. Bahkan Tracy pun ditolak saat ingin pulang kampung sebelum meninggal.Semua itu karena Jason. Betapa kejam dan tidak berperasaannya pria itu.Di kehidupan sebelumnya, Janice dikontrol dengan ketat oleh Jason. Jadi, dia tidak tahu banyak. Dia hanya tidak sengaja mendengar hal ini ketika melewati pintu ruang kerja Jason.L
Baca selengkapnya

Bab 62

Jason memanfaatkan kepolosan Janice sebagai tameng. Setelah satu malam panas di kehidupan sebelumnya, pria itu juga menggunakannya untuk menangkal rumor.Jason menggunakan kerja keras Janice untuk memuluskan jalan Vania. Sekarang dia kembali melakukan hal yang sama.Hilang sudah nafsu makan Janice. Dia menaruh ponselnya dengan lemah dan berbalik memandang ke luar jendela. Dadanya terasa sesak.Yoshua yang duduk di depannya mengernyit dan bertanya, "Kenapa? Kok wajahmu masam sekali?""Nggak ada apa-apa. Aku sudah kenyang," sahut Janice sambil minum untuk menenangkan emosinya. Masalah ini tidak berkaitan dengan Yoshua, dia tidak ingin melibatkannya.Yoshua menatap Janice dengan lembut, lalu mengulurkan tangannya ke arah gadis itu sambil berkata, "Sudah sebesar ini, makanmu masih berantakan.""Hah?" Sebelum Janice sempat menanyakan maksudnya, tangan Yoshua sudah menyeka sudut bibirnya dengan lembut. Dia terkejut dan refleks menghindar."Bi ... biar aku yang lap sendiri," ucap Janice."Sud
Baca selengkapnya

Bab 63

Begitu tiba di asrama, Janice melihat teman-teman sekamarnya sudah menyiapkan kue dan bunga untuknya."Selamat, Janice!""Terima kasih," ucap Janice penuh haru."Janice, waktu mendengar penjelasan desainmu di internet, nggak tahu kenapa aku jadi ingin menangis.""Apalagi waktu kamu mengonfrontasi Vania, itu keren banget!""Oh iya, nggak usah khawatir soal rumor di internet. Kami sudah mengunggah semua prestasimu selama ini. Kebanyakan netizen nggak bodoh, kok. Mereka akan tahu kalau kamu memang siswa nomor satu sejurusan! Vania pasti lagi menyesal karena sudah menyukainya unggahan nggak jelas itu."Janice sedikit terkejut. Dia pun segera memeriksa ponselnya. Meski reaksi netizen tidak terlalu heboh, kebanyakan orang sudah mengetahui kebenarannya.[ Ini prestasi yang disertifikasi kampus. Janice nggak mungkin tidur dengan semua dosen, 'kan? Lagi pula, ada banyak dosen wanita di antara mereka. ][ Nggak sengaja terpencet? Kurasa hanya orang dengan otak nggak berfungsi yang akan berbuat s
Baca selengkapnya

Bab 64

Mampir? Jason yang sibuk sekali itu mana mungkin hanya sekadar mampir? Jelas-jelas dia datang untuk menemani Vania.Vania sengaja berkata seperti ini untuk menunjukkan betapa harmonis hubungannya dengan Jason pada semua orang di sini. Dengan begitu, mereka akan menghormatinya. Sesuai harapan, orang-orang mulai berkomentar."Jason dan Vania lagi dimabuk asmara, nih!""Iya, mereka cocok banget. Bikin iri saja!"Bertepatan dengan itu, Janice membuka pintu dan melangkah masuk. Begitu dia muncul, beberapa alumni sukses yang diundang secara khusus oleh kampus segera memandang ke arahnya.Mereka mengamati wajah hingga tubuhnya berulang kali. Ada yang diam-diam meliriknya, ada juga yang terang-terangan.Janice tidak ingin menyinggung orang-orang berpengaruh ini. Jadi, dia hanya mengangguk sopan, lalu segera menghampiri Rudy, sang rektor."Pak Rudy," sapa Janice.Rudy tersenyum, lalu berkata, "Semua orang sudah tiba. Mari semuanya, duduk dulu. Jason, silakan duduk di sini."Jason mengiakan dan
Baca selengkapnya

Bab 65

Sayangnya, Jason adalah orang terakhir yang ingin dimintai tolong oleh Janice dalam hidup ini. Gadis itu membuang muka, lalu menatap anggur putih di depannya. Tak lama, dia langsung menenggak minuman itu.Cangkir teh yang dipegang Jason terhenti sejenak di depan bibirnya. Tubuhnya terus memancarkan aura dingin dan menyeramkan.Ketiga pria yang duduk di dekat Janice tidak menyadari atmosfer yang menegang. Sebaliknya, mereka tertawa begitu gembira."Ternyata Junior pandai minum juga. Ayo, ayo, minum lagi.""Setelah minum dari gelas mereka, kamu juga harus minum dari gelasku. Kalau nggak, aku akan merasa diremehkan!"Begitulah, Janice menenggak tiga gelas besar anggur yang disodorkan padanya berturut-turut. Tenggorokannya terasa terbakar hingga dia tidak mampu bicara. Tangannya bahkan terlalu lemah untuk mengepal.Pipi Janice merah padam, membuat wajah cantiknya kian menawan. Alhasil, para pria di sekitar makin terpikat padanya.Ketiga pria itu saling memandang dan tersenyum mesum. Sayang
Baca selengkapnya

Bab 66

Setelah cukup lama, Jason baru mengakhiri ciumannya. Janice bersandar lemas di dinding. Napasnya berpacu dan bibir merahnya membuka dan menutup, membuat pria itu hampir hilang kendali.Ketika Jason mendekatinya lagi, Janice langsung mengalihkan pipinya dan berkata, "Paman sebenarnya mau ngapain? Mau menghiburku setelah menyakitiku?""Apa maksudmu?" tanya Jason sambil menyeka darah di bibirnya. Gigitan Janice yang cukup kuat membuktikan bahwa gadis itu benar-benar marah.Mendengar nada cuek pria itu, Janice memelototinya dengan marah dan berucap, "Paman masih tanya? Apa perlu aku sebutkan semua yang sudah Paman lakukan demi Vania? Paman begitu mencintainya, terus kenapa bersikap seperti ini padaku? Apa aku serendah itu di matamu hingga bisa dimanfaatkan dan diinjak-injak seenaknya?""Tolong jangan libatkan aku dalam hubungan asmara kalian. Aku nggak tertarik! Terima kasih untuk obat mabuknya. Aku sudah nggak apa-apa," tambah Janice. Setelah itu, dia berjalan melewati Jason dan pergi tan
Baca selengkapnya

Bab 67

Janice melirik ke arah Vania yang sedang menunduk dan memegangi kepalanya. Dia merasa sedikit linglung.Berhubung Rudy dan yang lainnya sudah pergi, Janice akan menghabiskan segelas anggur terakhir ini. Kemudian, dia akan mencari alasan untuk pergi.Dengan begitu, Janice tidak akan terkesan tidak sopan. Lagi pula, dia sudah meminum obat mabuk. Minum segelas lagi seharusnya tidak akan menjadi masalah.Tepat ketika Janice hendak menenggak anggur itu, pintu di belakangnya tiba-tiba terbuka. Jason masuk dengan raut dingin. Melihat kehadirannya, ekspresi ketiga pria paruh baya itu menjadi lebih kalem.Salah satu dari mereka bertanya dengan penasaran, "Jason, bibirmu kenapa? Baik-baik saja, 'kan?"Jason menyentuh pelan bibirnya dan membalas, "Kena gigit."Mendengar itu, pipi Janice sontak merona. Ketiga pria itu mengira Jason tidak sengaja menggigitnya sendiri. Mereka pun tidak membahasnya lagi.Salah seorang dari mereka menunjuk Vania yang sedang duduk bertopang dagu dan berkata, "Jason, Va
Baca selengkapnya

Bab 68

"Gadis jalang!" maki salah satu pria cabul itu."Sebaiknya jaga bicaramu. Aku sudah mulai merekam saat kalian memaksaku minum. Video ini juga sudah kukirim ke teman sekamarku. Kalau aku nggak pulang tepat waktu ke asrama malam ini, besok video ini dipastikan akan jadi trending topic di internet. Kalian nggak mungkin rela hasil kerja keras kalian selama belasan tahun hancur karena aku, 'kan?" gertak Janice.Ketiga orang itu saling memandang. Namun, mereka tidak terlihat terlalu cemas.Salah satu dari mereka berucap dengan sinis, "Kami menghadiri perayaan ini untuk menghormati undangan Pak Rudy. Wajar saja kalau minum-minum dalam acara seperti ini. Lagi pula, kami bisa beralasan kalau kamulah yang merayu kami."Pria lainnya menimpali sambil tersenyum, "Lihat saja gaun yang kamu kenakan. Jelas sekali kalau kamu ingin merayu kami. Para netizen nggak suka dengar cerita wanita yang ditindas. Yang mereka suka dengar itu cerita wanita yang dapat karma dari ulahnya sendiri."Pria ketiga menamba
Baca selengkapnya

Bab 69

Janice terbangun di rumah sakit. Mungkin karena trauma, pandangannya gelap gulita. Namun, dia bisa merasakan seseorang bergerak di depannya."Siapa di sana?" tanya Janice dengan suara serak. Dia meraih apa pun yang terjangkau tangannya dan melemparnya ke depan.Tingkah histerisnya mengejutkan semua orang di dalam bangsal. Terdengar suara isakan pelan, lalu seseorang segera mendekat."Janice, kamu kenapa? Ini Ibu, Nak!" ucap Ivy sambil menghampiri Janice. Air mata mengalir deras di pipinya.Janice mengulurkan tangannya ke depan, napasnya tidak teratur. Dia bertanya dengan panik, "Ibu di mana? Kenapa aku nggak bisa lihat Ibu?"Ivy membelalakkan matanya. Tangisnya seketika terhenti saat dia berucap, "Janice, jangan menakuti Ibu!"Janice menatap kosong ke depan dan berkata dengan suara bergetar, "Bu ...."Seisi ruangan jatuh ke dalam keheningan.Kemudian, Ivy tiba-tiba berseru sambil menangis, "Dokter! Dokter!"Dokter yang datang adalah teman Jason. Setelah memeriksa Janice, ekspresinya me
Baca selengkapnya

Bab 70

Ivy menatap kedua pria mesum itu dengan tajam. Dia tidak sanggup membayangkan nasib gadis malang mana pun yang jatuh ke tangan mereka."Selidiki kasus ini sampai tuntas!" tuntut Ivy pada polisi di sana.Wajah kedua pria itu memucat. Luka memar di wajah mereka terlihat kian jelas, membuat keduanya terlihat mengerikan.Mereka memang cukup terkenal di industri, tetapi mereka jelas bukan tandingan Keluarga Karim. Siapa yang sanggup menyinggung keluarga berpengaruh itu?Keduanya saling berpandangan. Melihat situasi sudah seburuk ini, mereka memutuskan untuk mengambil risiko dengan mengeluarkan ancaman."Bu Ivy, bagaimanapun kami hanya pria biasa. Apalagi, kami juga minum-minum. Kami hanya berbuat begitu karena nggak tahan godaan. Demi reputasi putrimu, tolong maklumi kami sekali ini," ucap salah seorang pria itu.Ivy membelalakkan matanya dan membalas dengan tajam, "Godaan? Kamu mau bilang kalau putriku merayu kalian bertiga?"Kedua pria itu mengangguk. Seorang dari mereka menyahut, "Memang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
32
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status