Share

Bab 61

Penulis: Danira Widia
Di restoran, Janice menyadari bahwa semua hidangan yang disajikan pelayan adalah favoritnya. Dia berkata dengan nada terharu pada Yoshua, "Kak, nggak kusangka kamu masih ingat."

Sambil memberikan Janice semangkuk sup iga, Yoshua tersenyum dan menyahut, "Ingat, dong. Aku tahu kalau kamu sebenarnya tukang makan, hanya saja kamu nggak berani makan banyak di rumah."

Janice memandang sup iga yang masih panas itu dengan perasaan sentimental. Dia tidak bisa menahan diri untuk mendongak dan menatap sendu pria berhati lembut dan perhatian di depannya.

Akhir cerita Yoshua terlalu tragis. Dia kehilangan segalanya dan diasingkan ke negeri yang jauh tanpa ada harapan untuk kembali. Bahkan Tracy pun ditolak saat ingin pulang kampung sebelum meninggal.

Semua itu karena Jason. Betapa kejam dan tidak berperasaannya pria itu.

Di kehidupan sebelumnya, Janice dikontrol dengan ketat oleh Jason. Jadi, dia tidak tahu banyak. Dia hanya tidak sengaja mendengar hal ini ketika melewati pintu ruang kerja Jason.

L
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Sartika 'Ikha' Tarimakase
jadi penasaran kenapa Jason terlihat peduli pada Janice tapi lebih mengutamakan Vania dalam segala hal ..
goodnovel comment avatar
min
ternyata selama ini jenice salah paham???? ya ampun sampai kapan, padahal Jason selalu melindunginya, curiga kalo Yoshua yg membantu vania
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 62

    Jason memanfaatkan kepolosan Janice sebagai tameng. Setelah satu malam panas di kehidupan sebelumnya, pria itu juga menggunakannya untuk menangkal rumor.Jason menggunakan kerja keras Janice untuk memuluskan jalan Vania. Sekarang dia kembali melakukan hal yang sama.Hilang sudah nafsu makan Janice. Dia menaruh ponselnya dengan lemah dan berbalik memandang ke luar jendela. Dadanya terasa sesak.Yoshua yang duduk di depannya mengernyit dan bertanya, "Kenapa? Kok wajahmu masam sekali?""Nggak ada apa-apa. Aku sudah kenyang," sahut Janice sambil minum untuk menenangkan emosinya. Masalah ini tidak berkaitan dengan Yoshua, dia tidak ingin melibatkannya.Yoshua menatap Janice dengan lembut, lalu mengulurkan tangannya ke arah gadis itu sambil berkata, "Sudah sebesar ini, makanmu masih berantakan.""Hah?" Sebelum Janice sempat menanyakan maksudnya, tangan Yoshua sudah menyeka sudut bibirnya dengan lembut. Dia terkejut dan refleks menghindar."Bi ... biar aku yang lap sendiri," ucap Janice."Sud

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 63

    Begitu tiba di asrama, Janice melihat teman-teman sekamarnya sudah menyiapkan kue dan bunga untuknya."Selamat, Janice!""Terima kasih," ucap Janice penuh haru."Janice, waktu mendengar penjelasan desainmu di internet, nggak tahu kenapa aku jadi ingin menangis.""Apalagi waktu kamu mengonfrontasi Vania, itu keren banget!""Oh iya, nggak usah khawatir soal rumor di internet. Kami sudah mengunggah semua prestasimu selama ini. Kebanyakan netizen nggak bodoh, kok. Mereka akan tahu kalau kamu memang siswa nomor satu sejurusan! Vania pasti lagi menyesal karena sudah menyukainya unggahan nggak jelas itu."Janice sedikit terkejut. Dia pun segera memeriksa ponselnya. Meski reaksi netizen tidak terlalu heboh, kebanyakan orang sudah mengetahui kebenarannya.[ Ini prestasi yang disertifikasi kampus. Janice nggak mungkin tidur dengan semua dosen, 'kan? Lagi pula, ada banyak dosen wanita di antara mereka. ][ Nggak sengaja terpencet? Kurasa hanya orang dengan otak nggak berfungsi yang akan berbuat s

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 64

    Mampir? Jason yang sibuk sekali itu mana mungkin hanya sekadar mampir? Jelas-jelas dia datang untuk menemani Vania.Vania sengaja berkata seperti ini untuk menunjukkan betapa harmonis hubungannya dengan Jason pada semua orang di sini. Dengan begitu, mereka akan menghormatinya. Sesuai harapan, orang-orang mulai berkomentar."Jason dan Vania lagi dimabuk asmara, nih!""Iya, mereka cocok banget. Bikin iri saja!"Bertepatan dengan itu, Janice membuka pintu dan melangkah masuk. Begitu dia muncul, beberapa alumni sukses yang diundang secara khusus oleh kampus segera memandang ke arahnya.Mereka mengamati wajah hingga tubuhnya berulang kali. Ada yang diam-diam meliriknya, ada juga yang terang-terangan.Janice tidak ingin menyinggung orang-orang berpengaruh ini. Jadi, dia hanya mengangguk sopan, lalu segera menghampiri Rudy, sang rektor."Pak Rudy," sapa Janice.Rudy tersenyum, lalu berkata, "Semua orang sudah tiba. Mari semuanya, duduk dulu. Jason, silakan duduk di sini."Jason mengiakan dan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 65

    Sayangnya, Jason adalah orang terakhir yang ingin dimintai tolong oleh Janice dalam hidup ini. Gadis itu membuang muka, lalu menatap anggur putih di depannya. Tak lama, dia langsung menenggak minuman itu.Cangkir teh yang dipegang Jason terhenti sejenak di depan bibirnya. Tubuhnya terus memancarkan aura dingin dan menyeramkan.Ketiga pria yang duduk di dekat Janice tidak menyadari atmosfer yang menegang. Sebaliknya, mereka tertawa begitu gembira."Ternyata Junior pandai minum juga. Ayo, ayo, minum lagi.""Setelah minum dari gelas mereka, kamu juga harus minum dari gelasku. Kalau nggak, aku akan merasa diremehkan!"Begitulah, Janice menenggak tiga gelas besar anggur yang disodorkan padanya berturut-turut. Tenggorokannya terasa terbakar hingga dia tidak mampu bicara. Tangannya bahkan terlalu lemah untuk mengepal.Pipi Janice merah padam, membuat wajah cantiknya kian menawan. Alhasil, para pria di sekitar makin terpikat padanya.Ketiga pria itu saling memandang dan tersenyum mesum. Sayang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 66

    Setelah cukup lama, Jason baru mengakhiri ciumannya. Janice bersandar lemas di dinding. Napasnya berpacu dan bibir merahnya membuka dan menutup, membuat pria itu hampir hilang kendali.Ketika Jason mendekatinya lagi, Janice langsung mengalihkan pipinya dan berkata, "Paman sebenarnya mau ngapain? Mau menghiburku setelah menyakitiku?""Apa maksudmu?" tanya Jason sambil menyeka darah di bibirnya. Gigitan Janice yang cukup kuat membuktikan bahwa gadis itu benar-benar marah.Mendengar nada cuek pria itu, Janice memelototinya dengan marah dan berucap, "Paman masih tanya? Apa perlu aku sebutkan semua yang sudah Paman lakukan demi Vania? Paman begitu mencintainya, terus kenapa bersikap seperti ini padaku? Apa aku serendah itu di matamu hingga bisa dimanfaatkan dan diinjak-injak seenaknya?""Tolong jangan libatkan aku dalam hubungan asmara kalian. Aku nggak tertarik! Terima kasih untuk obat mabuknya. Aku sudah nggak apa-apa," tambah Janice. Setelah itu, dia berjalan melewati Jason dan pergi tan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 67

    Janice melirik ke arah Vania yang sedang menunduk dan memegangi kepalanya. Dia merasa sedikit linglung.Berhubung Rudy dan yang lainnya sudah pergi, Janice akan menghabiskan segelas anggur terakhir ini. Kemudian, dia akan mencari alasan untuk pergi.Dengan begitu, Janice tidak akan terkesan tidak sopan. Lagi pula, dia sudah meminum obat mabuk. Minum segelas lagi seharusnya tidak akan menjadi masalah.Tepat ketika Janice hendak menenggak anggur itu, pintu di belakangnya tiba-tiba terbuka. Jason masuk dengan raut dingin. Melihat kehadirannya, ekspresi ketiga pria paruh baya itu menjadi lebih kalem.Salah satu dari mereka bertanya dengan penasaran, "Jason, bibirmu kenapa? Baik-baik saja, 'kan?"Jason menyentuh pelan bibirnya dan membalas, "Kena gigit."Mendengar itu, pipi Janice sontak merona. Ketiga pria itu mengira Jason tidak sengaja menggigitnya sendiri. Mereka pun tidak membahasnya lagi.Salah seorang dari mereka menunjuk Vania yang sedang duduk bertopang dagu dan berkata, "Jason, Va

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 68

    "Gadis jalang!" maki salah satu pria cabul itu."Sebaiknya jaga bicaramu. Aku sudah mulai merekam saat kalian memaksaku minum. Video ini juga sudah kukirim ke teman sekamarku. Kalau aku nggak pulang tepat waktu ke asrama malam ini, besok video ini dipastikan akan jadi trending topic di internet. Kalian nggak mungkin rela hasil kerja keras kalian selama belasan tahun hancur karena aku, 'kan?" gertak Janice.Ketiga orang itu saling memandang. Namun, mereka tidak terlihat terlalu cemas.Salah satu dari mereka berucap dengan sinis, "Kami menghadiri perayaan ini untuk menghormati undangan Pak Rudy. Wajar saja kalau minum-minum dalam acara seperti ini. Lagi pula, kami bisa beralasan kalau kamulah yang merayu kami."Pria lainnya menimpali sambil tersenyum, "Lihat saja gaun yang kamu kenakan. Jelas sekali kalau kamu ingin merayu kami. Para netizen nggak suka dengar cerita wanita yang ditindas. Yang mereka suka dengar itu cerita wanita yang dapat karma dari ulahnya sendiri."Pria ketiga menamba

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 69

    Janice terbangun di rumah sakit. Mungkin karena trauma, pandangannya gelap gulita. Namun, dia bisa merasakan seseorang bergerak di depannya."Siapa di sana?" tanya Janice dengan suara serak. Dia meraih apa pun yang terjangkau tangannya dan melemparnya ke depan.Tingkah histerisnya mengejutkan semua orang di dalam bangsal. Terdengar suara isakan pelan, lalu seseorang segera mendekat."Janice, kamu kenapa? Ini Ibu, Nak!" ucap Ivy sambil menghampiri Janice. Air mata mengalir deras di pipinya.Janice mengulurkan tangannya ke depan, napasnya tidak teratur. Dia bertanya dengan panik, "Ibu di mana? Kenapa aku nggak bisa lihat Ibu?"Ivy membelalakkan matanya. Tangisnya seketika terhenti saat dia berucap, "Janice, jangan menakuti Ibu!"Janice menatap kosong ke depan dan berkata dengan suara bergetar, "Bu ...."Seisi ruangan jatuh ke dalam keheningan.Kemudian, Ivy tiba-tiba berseru sambil menangis, "Dokter! Dokter!"Dokter yang datang adalah teman Jason. Setelah memeriksa Janice, ekspresinya me

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 536

    "Jason? Jason?" Rachel menarik lengan pria di sampingnya.Jason kembali sadar, ekspresinya tetap datar. "Ada apa?"Ekspresi Rachel sedikit kaku, lalu dia tersenyum. "Ayo pulang.""Kamu dan Bu Elaine pulang dulu. Aku harus ke kantor." Jason menarik tangannya sambil melirik Elaine dengan dingin.Seketika, Elaine merasa punggungnya menegang. Awalnya, dia ingin membujuk Rachel untuk ikut dengan Jason. Namun, di bawah tatapan Jason, dia hanya bisa berpura-pura tenang dan tersenyum."Rachel, aku akan menemanimu pulang. Jangan ganggu Jason bekerja.""Baiklah." Rachel mengangguk dan naik mobil bersama Elaine.Setelah mereka pergi, Norman menghentikan mobil di depan Jason dan membukakan pintu untuknya.Jason merapikan jasnya. Sebelum naik ke mobil, Jason berkata dengan suara rendah, "Kamu ikuti Janice."Norman bingung. "Dia sudah nggak punya apa-apa. Seharusnya dia nggak berani bertindak sembarangan.""Kamu nggak memahami dia.""Baik."....Dalam perjalanan ke rumah Keluarga Karim, Rachel menat

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 535

    "Menurutmu?" Jason menangkap tangan Janice dan menatapnya dengan dalam. "Jangan sentuh sembarangan.""Takut apa? Lagian nggak ada yang lihat," ucap Janice sambil menjinjitkan kakinya.Hampir pada saat bersamaan, Jason meraih dagunya dan menariknya lebih dekat. "Janice, aktingmu akhirnya ada kemajuan. Tapi, apa kamu pikir aku benar-benar peduli apakah ada orang lain yang melihatnya?"Usai bicara, Jason langsung menciumnya. Janice terkejut, lalu berkata, "Bu Rachel."Jason langsung berhenti dan melepaskannya.Janice merasa menyedihkan, sekaligus menggelikan. Kemudian, dia menepuk kerahnya sambil berkata, "Pak Jason, ada rambut yang nempel."Sambil menatap Jason, dia melanjutkan sambil tertawa, "Pak Jason, kalau kamu tidak bisa kasih apa pun, lebih baik jangan ikut campur urusan orang lain. Karena kalau seseorang sudah terdesak, mereka bisa melakukan apa saja."Saat Jason tertegun sesaat, Janice segera mendorongnya dan melangkah keluar dari tangga darurat.Begitu dia sampai di depan ruang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 534

    Janice tahu dia tidak akan bisa melawan kekuatan Jason. Selain itu, koridor di luar toilet bisa dilewati orang kapan saja. Dia tidak ingin menarik perhatian siapa pun.Jadi, dia menarik napas dalam-dalam, lalu mengangguk dengan tenang. "Baik, aku ikut denganmu." Pria itu menariknya ke dalam tangga darurat.Angin dingin bertiup kencang dari jendela yang terbuka, membuat Janice bergetar tanpa sadar.Tanpa banyak bicara, Jason menutup jendela, lalu bersandar di ambang jendela. Dia merogoh saku jasnya dan mengeluarkan sebungkus rokok.Janice sudah tahu kebiasaannya. Setiap kali ingin merokok, dia pasti seperti ini. Jadi, dia tidak berpikir berlebihan karena mengira Jason melakukannya karena khawatir dirinya kedinginan.Namun, detik berikutnya, Jason tidak menyalakan rokok. Dia hanya memutar-mutar batang rokok di tangannya, lalu mengangkat pandangannya dengan perlahan. Sepasang matanya yang gelap dan tajam menatap Janice."Aku sudah peringatkan kamu untuk jangan ikut campur dalam masalah in

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 533

    Penny meraih tasnya yang tergeletak di sofa, lalu berbalik menuju toilet. Janice menampilkan ekspresi bersalah dan menerima handuk yang diberikan oleh pegawai butik.Dia lalu menoleh ke arah Thiago dengan tulus dan berkata, "Pak Thiago, aku pergi lihat keadaan Bu Penny dulu. Kalian lanjutkan saja pembicaraan kalian."Thiago mengangguk dingin, tampak sama sekali tidak peduli dengan ibunya. Sementara itu, Janice berjalan menuju toilet.....Begitu melihat Janice masuk, Penny langsung menurunkan rok yang tadinya hendak dia angkat."Ngapain kamu ke sini? Dasar nggak berguna! Lihat saja gimana nanti setelah kamu nikah!"Janice memegang handuk, lalu berkata pelan, "Bu Penny, maafkan aku. Mungkin lebih baik Bu Penny masuk ke bilik untuk membersihkan diri?"Bagian yang terkena tumpahan teh cukup canggung. Jika tidak segera dikeringkan, pakaian dalamnya mungkin akan basah seluruhnya. Tadi Penny jelas sekali tidak ingin memperlihatkan tubuhnya. Jadi, tentu saja masuk ke bilik toilet adalah pilih

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 532

    Rachel berpegangan pada tangan pegawai butik dan melangkah dengan hati-hati ke depan. Pada saat itu, Janice terpaku. Berbagai kata muncul dalam pikirannya, tetapi akhirnya hanya satu kata yang tersisa .... Anggun.Mengingat Rachel menggunakan kaki palsu, dia tidak bisa memakai gaun yang terlalu berat atau rumit. Jadi, desainer telah merancang gaun ini khusus untuknya.Bagian atasnya adalah korset berbahan renda dengan tulang, dihiasi dengan tumpukan kelopak tipis dari kain transparan, sehingga memberikan kesan ringan tetapi tetap kokoh.Bagian roknya terbuat dari tulle berlapis-lapis. Bagian bawahnya terdapat belahan kecil sehingga tidak mengganggu pergerakannya.Auranya yang lembut dipadukan dengan senyum bahagia Rachel, dia terlihat seolah memang pantas mendapatkan yang terbaik di dunia ini.Rachel mengenakan sepatu hak tinggi dan berjalan mendekat dengan hati-hati. Dia bahkan tersenyum cerah kepada Janice, seakan bertanya apakah gaunnya terlihat bagus atau tidak.Bagus.Sangat bagus

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 531

    Mendengar Rachel pernah menyebut namanya, Thiago langsung melepas genggamannya dan menjabat tangan Landon dengan kedua tangan. "Pak Landon, senang bertemu dengan Anda."Akhirnya, Janice terbebas dari cengkeraman Thiago. Dia melirik Landon dengan penuh rasa terima kasih. Landon tetap tenang dan tidak menunjukkan ekspresi apa pun."Ayo masuk. Tubuh Rachel lemah, jangan terlalu lama di luar kena angin."Thiago segera mengangguk. "Maaf, aku nggak memikirkan itu. Silakan masuk duluan."Mendengar ucapannya, semua orang langsung menyingkir dan memberi jalan bagi Jason dan Landon untuk masuk lebih dulu.Begitu semua orang berjalan ke dalam, Janice mengangkat lengan bajunya. Di bawah kulitnya yang pucat, terlihat jelas bekas memar berbentuk jari.Thiago terlalu menakutkan.Janice menggigit bibirnya sambil menahan rasa sakit, lalu mengikuti yang lainnya masuk.Begitu masuk ke butik, Janice menyadari bahwa Penny masih memakai kacamata hitamnya."Bu Penny nggak mau lepas kacamata?"Reaksi Penny sa

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 530

    Di studio.Hari pertama kembali bekerja, Amanda membagikan angpau kepada semua orang sebelum memulai rapat. Setelah itu, dia menjelaskan pekerjaan yang akan dikerjakan dalam satu bulan ke depan.Setelah kembali ke mejanya, Janice segera mengirim pesan kepada Ivy untuk mengingatkannya agar jangan lupa sarapan. Tidak lama kemudian, Ivy membalas pesannya.[ Hari ini aku dapat dokter wanita baru, dia baik sekali. Setelah mengobrol sama dia, rasanya aku nggak terlalu tertekan lagi. ][ Kamu jangan khawatir. Tapi sepertinya pamanmu sudah hampir tahu semuanya. Dia mulai curiga kenapa aku belum pulang dan bilang akan menjemputku langsung ke perbukitan. ]Janice mengetik balasan singkat.[ Sebentar lagi. ]Setelah mengirim pesan, Janice mengernyit sedikit. Bukankah teman Arya yang ditugaskan seharusnya seorang pria? Kenapa sekarang malah dokter wanita?Namun, selama Ivy baik-baik saja, itu sudah cukup. Dia berpikir untuk mentraktir Arya makan nanti sebagai ucapan terima kasih.Baru saja dia mel

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 529

    Jason menatap dingin ke dalam mobil tersebut. Dalam 90 detik waktu lampu merah, Janice mengatakan banyak hal kepada Landon. Terakhir kali Janice berbicara begitu banyak dengannya adalah saat dia menipu Jason di vila.Begitu lampu hijau menyala, mobil Janice berbelok dan menghilang dari pandangan. Jason mengerutkan kening, lalu mengangkat tangan untuk memijat pelipisnya.Melihat hal itu, Norman bertanya dengan khawatir, "Pak, Anda mau saya menepi untuk ambil obat?"Sejak kebakaran di vila, Jason sering mengalami sakit kepala, tetapi pemeriksaan medis tidak menemukan masalah apa pun. Arya pernah mengatakan bahwa itu bukan sakit fisik, melainkan tekanan batin yang terlalu besar.Jason terdiam sambil menatap ke luar jendela dan memainkan cincin nikahnya. Dulu, dia sering memutar cincin itu untuk mengingat tanggung jawabnya. Namun entah sejak kapan, dia justru sering terdiam sambil menyentuh cincin itu.Sesampainya di Keluarga Karim.Para pelayan sibuk memindahkan koper dan barang-barang. S

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 528

    Setelah keluar dari klub, Janice pergi ke rumah sakit swasta. Baru saja masuk ke kamar perawatan, dia melihat Ivy melempar ponselnya ke dinding.Seiring dengan suara gebrakan, layar ponselnya hancur berkeping-keping.Ivy memegangi kepalanya sambil meringkuk di ranjang. Begitu mendengar ada suara, dia langsung mendongak dan menampakkan kedua matanya yang memerah. Jelas sekali, baru saja dia berpura-pura baik-baik saja saat melakukan panggilan video dengan Zachary, tetapi kemudian langsung diancam seseorang.Saat melihat Janice, air matanya langsung berderai dan merusak riasannya hingga berantakan. Hanya dalam tiga atau empat hari, Ivy telah menjadi begitu kurus dan lemah. Pipinya juga mulai cekung.Inikah yang disebut Jason dengan "Ibumu sudah nggak apa-apa"?Janice bergegas menghampirinya, lalu memeluknya erat. "Ibu, jangan takut. Aku nggak akan membiarkan semua ini sia-sia."Ivy hanya bisa mengeluarkan suara lirih dan tubuhnya gemetar dalam pelukan Janice. Butuh waktu hingga tengah ma

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status