Home / Romansa / Pembalasan sang Istri Tertindas / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Pembalasan sang Istri Tertindas: Chapter 81 - Chapter 90

364 Chapters

Bab 81

Saat Janice mendengar suara Jason, dia sontak menoleh. Pria di depannya memakai kemeja hitam. Saat angin musim gugur berembus, kemejanya langsung menempel di dada dan memperlihatkan garis tubuh yang sempurna.Mata Janice agak memicing, lalu dia buru-buru pura-pura tidak mengenalnya. Sambil berpura-pura tak mendengar, dia bahkan menunjukkan sikap sedikit gugup ketika bertanya, "Siapa itu?"Namun saat hendak kabur, pergelangan tangannya malah ditangkap. Jason segera menariknya ke jalan kecil yang sepi. Segera setelah itu, Janice berseru, "Lepaskan aku ...."Di tengah angin sejuk, Jason menunduk dan mengecup bibirnya. Kemudian, dia memperhatikan mata Janice yang membelalak terkejut. Kedua tangan wanita itu dipegangnya erat-erat.Jason tidak memberinya kesempatan untuk melawan. Di sisi lain, Janice merasa seperti sedang dihukum. Bibirnya diisap keras-keras hingga dia kehabisan tenaga.Setelah beberapa saat, Jason akhirnya melepaskannya. Satu tangannya menahan pinggang Janice, sementara tan
Read more

Bab 82

Dokter itu bertanya, "Apa yang terjadi? Baru saja sembuh dari cedera mata, sekarang malah kaki dan lenganmu yang terluka?"Janice memandangnya dengan curiga sebelum berbalik bertanya, "Gimana kamu bisa tahu mataku sudah sembuh?"Dokter itu terdiam sejenak. Dia menunduk seolah-olah sedang memeriksa pergelangan kakinya. Janice pun menggigit bibir, lalu bertanya pelan, "Jason yang bilang?"Dokter itu tidak merespons sehingga bisa dianggap telah mengiakan pertanyaannya. Janice pun mencengkeram seprai erat-erat. Dia membiarkan dokter merawat lukanya.Janice merasa tidak bisa lepas dari kendali Jason. Pria itu selalu melakukan apa pun yang diinginkannya, lalu meninggalkannya begitu saja.Rasa sakit di pergelangan kaki Janice tiba-tiba membawanya kembali pada kenangan yang menyakitkan dari kehidupan sebelumnya.Terutama kelelahan fisik dan batin, serta perasaan tak berdaya setelah kehilangan putrinya. Janice selalu merasa menderita. Saat ini, perasaan itu muncul lagi.Kenapa Janice harus begi
Read more

Bab 83

Di IGD, ternyata Vania hanya mengalami sedikit syok tanpa luka serius. Di ujung ranjang, Malia berdiri sambil mengenakan mantel Jason. Dia terlihat lebih menyedihkan daripada Vania yang terjatuh ke danau.Vania bersandar pada bantal. Sebelum Malia sempat menjelaskan, dia sudah mulai meneteskan air mata perlahan sambil memberi tahu, "Jason, ini salahku. Aku salah paham bahwa Malia punya perasaan terhadapmu, makanya dia mau pinjam mantelmu.""Aku ... aku nggak sengaja menamparnya. Nggak kusangka dia malah mendorongku ke danau seperti orang yang kehilangan akal. Untungnya kamu datang tepat waktu. Kalau nggak, aku sama sekali nggak bisa membayangkan akibatnya," lanjut Vania.Vania menyeka air matanya dengan elegan. Dia menunjukkan martabatnya sebagai putri keluarga terpandang.Sikap Vania berbeda dari Malia yang terlihat menyedihkan dan memelas. Keduanya sama-sama menangis, tetapi jelas Vania terlihat lebih anggun. Pria seperti Jason tidak akan mungkin tertarik pada wanita yang hanya bisa
Read more

Bab 84

Malia menggigit bibirnya, lalu melepaskan mantel Jason dengan gemetar sambil berusaha bangkit. Vania meliriknya sekilas, lalu menghina sambil tertawa sinis, "Tubuhmu cuma begini? Nggak bakal ada yang tertarik. Pergilah."Malia berjalan keluar dari IGD dengan wajah pucat sembari memegang dadanya. Orang-orang di sekitar pun mulai memperhatikannya.Namun Malia tidak langsung pergi, melainkan terisak sambil meringkuk seakan-akan mau jatuh. Seorang suster yang baik hati segera menolongnya. Dia bertanya, "Ada apa denganmu?""Aku ... aku jatuh ke danau. Dalam keadaan begini, gimana aku bisa pergi?" jawab Malia sambil meringkuk.Suster itu segera memberinya pelukan, lalu memberi tahu, "Aku akan ambilkan mantel. Jangan menangis lagi.""Makasih, makasih banyak ...." Malia menangis dengan getir. Melihat dia begitu malang, suster itu bahkan merasa iba.Malia tahu bagaimana memainkan perannya agar terlihat menyedihkan. Ini selalu menjadi kelebihannya.Beberapa menit kemudian, Malia berjalan keluar
Read more

Bab 85

Setibanya di rumah Keluarga Karim, Janice langsung tidur pulas hingga akhirnya terbangun karena lapar. Dia merasa lelah untuk bergerak sehingga memanggil, "Bu? Paman?"Namun, tidak ada jawaban. Janice mengira suaranya kurang keras sehingga Ivy dan Zachary tidak mendengar. Dia coba meraih ponsel, tetapi malah melihat ada catatan di nakas.[ Ibu menemani pamanmu pergi. Aku sudah siapkan sedikit camilan untukmu. Kalau lapar, makan saja. ]Di piring, hanya ada tiga potong kue kecil. Janice agak kesal. Ibunya bisa-bisanya mengira porsi makannya begitu sedikit.Tanpa pilihan lain, Janice menghabiskan camilan tersebut dalam dua gigitan. Sayangnya, perutnya masih lapar dan berbunyi. Dia akhirnya menelepon dapur dan berharap ada makanan lebih."Bi, apa masih ada makanan?" tanya Janice."Semua koki sudah pulang," jawab pembantu itu dengan santai sambil menguap. Dia memberi isyarat bahwa dia juga ingin tidur."Ya sudah." Janice menutup telepon dengan perasaan sedikit kecewa. Dia menyadari bahwa p
Read more

Bab 86

Janice baru saja akan berbicara. Namun Jason tiba-tiba menutup mulutnya dengan tangan, lalu mendekat. Sorot matanya yang dalam dan misterius di bawah cahaya bulan, menyiratkan aura yang berbahaya.Janice berusaha keras untuk melepaskan tangan Jason, tetapi pria itu bergeming. Berhubung kesal, Janice pun menggigit jarinya.Akan tetapi, Jason hanya mengernyit tanpa melepaskannya. Di luar, tiba-tiba terdengar langkah kaki dan celotehan seseorang. "Siapa itu? Jangan-jangan anak Bu Ivy datang mencuri? Malam-malam begini, dia masih saja mau minta makanan. Dasar nggak tahu diri. Apa dia pantas?"Kata-kata itu menggores hati Janice. Di rumah Keluarga Karim, dia selalu dianggap sebagai orang luar yang tidak pantas mendapat apa pun.Janice melepaskan gigitannya, merasa malu, dan menunduk untuk menghindari tatapan Jason. Menyadari pembantu akan masuk, dia memberi isyarat agar Jason melepaskannya.Jason menahannya, lalu memutarnya pelan dan menekannya di atas meja dapur. Dia terus mendekat hingga
Read more

Bab 87

Saat Janice masih memikirkan semua hal ini, aroma teh penenang mulai tercium di hidungnya. Dia mendongak dan mendapati secangkir teh hangat sudah berada di depannya. Dengan sedikit terkejut, dia menatap Jason lagi.Pria itu berdiri dengan satu tangan memegang sumpit dan tangan lainnya di saku. Kemeja yang pas badan memperlihatkan garis tubuhnya yang tegap dengan bahu lebar dan pinggang ramping.Meski terlihat santai, ada aura tak bisa didekati yang terpancar dari dirinya. Jason yang berada di hadapannya ini terasa sedikit berbeda dari bayangan yang ada dalam ingatannya.Janice diam-diam meminum teh. Setelah beberapa saat, Jason selesai memasak mi dan menyajikannya di depan Janice."Makanlah," ucap Jason.Janice tersadar kembali. Dia menolak sambil menggeleng, "Nggak perlu, aku sudah nggak lapar." Namun, perutnya malah berkeroncong tepat setelah itu. Janice merasa sangat malu.Jason pun mengangkat alis. Sambil memegang mangkuk, dia bertanya, "Mau aku suapi?"Janice tahu bahwa pria ini s
Read more

Bab 88

Thomas melaporkan, "Nona Janice, ada masalah. Di ruang VIP, sama sekali nggak ada orang. Pelayan bilang mereka sudah pergi dari dua jam yang lalu.""Siapa yang mengatur pertemuan hari ini?" tanya Janice dengan cemas.Thomas memberi tahu, "Itu ... ibunya Nona Vania, Bu Risma. Katanya, dia mau memperkenalkan klien besar untuk minta maaf padamu.""Minta maaf padaku, tapi malah nggak mengundangku? Apa maksudnya?" ucap Janice. Dia tidak peduli lagi pada kakinya yang sakit dan langsung berdiri.Janice menambahkan, "Cepat hubungi manajer restoran dan minta mereka simpan rekaman CCTV. Apa ada sopir dari Keluarga Karim yang bisa kamu andalkan?""Ada," jawab Thomas.Janice membalas, "Oke, tolong suruh dia mengantarku ke sana.""Baik," jawab Thomas.Setelah menutup telepon, Janice mengenakan mantel. Meskipun tertatih, dia berjalan keluar rumah dengan cepat. Sopir sudah menunggu di sana. Kemudian, mereka langsung menuju restoran.Pada saat yang sama, Norman yang hendak meninggalkan rumah Keluarga
Read more

Bab 89

Janice mengikuti tanda menuju ruang VIP. Sementara itu, Thomas bantu memapahnya. Sambil melihat sekitar, dia bertanya, "Nona Janice, gimana kalau manajernya tetap nggak mau bantu?"Tak lama kemudian, Janice berhenti di depan pintu VIP. Dengan tekad kuat, dia berujar, "Nggak peduli mau atau nggak, dia tetap harus bantu hari ini!"Kemudian, Janice berjalan ke arah alarm kebakaran dan menekannya keras-keras. Segera, seluruh restoran dipenuhi suara alarm. Semua orang mulai berlari keluar, sementara Janice dan Thomas bergerak ke dalam untuk mencari.Namun, mereka tidak menemukan jejak apa-apa padahal sudah mencari sampai ke ruang VIP paling dalam. Bahkan, tidak ada satu sosok pun yang familier."Nona Janice, tetap nggak ketemu," ucap Thomas dengan cemas.Telapak tangan Janice berkeringat dan tubuhnya mulai lemas. Apakah reinkarnasinya tidak bisa mengubah nasib tragis Ivy dan Zachary?Saat Janice panik, seorang pelayan tiba-tiba keluar dari pintu. Janice segera menghentikannya, lalu menunjuk
Read more

Bab 90

Norman muncul di hadapannya. Setelah menendang manajer, dia mundur dan memberi ruang bagi orang lain untuk berjalan ke depan.Seorang pria berpakaian hitam melangkah masuk. Dia terlihat berbahaya di bawah lampu putih yang dingin, seolah-olah menahan sesuatu. Melihat Janice yang terjatuh, dia pun membantunya berdiri.Kemudian, Janice sontak mengernyit. Telapak tangannya lecet akibat menopang tubuhnya yang jatuh tadi.Pria itu menunduk untuk melihat lukanya, lalu menyindir dengan suara rendah, "Tadi aku ada di rumah, belum mati."Janice menimpali, "Tapi, Ibu dan Paman ...." Dia berusaha melepas tangan Jason untuk masuk ke ruang sampah dan menyelamatkan mereka.Jason memberi isyarat pada Thomas dan Norman untuk masuk lebih dulu. Sementara itu, dia menarik Janice ke belakang sambil memberi tahu, "Dengan kondisi begini, siapa yang bisa kamu selamatkan? Tunggu di sini."Kemudian, Jason memutar cincin di jarinya dan berjalan mendekati manajer. Dia melihatnya dengan tatapan penuh ancaman.Mana
Read more
PREV
1
...
7891011
...
37
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status