Beranda / CEO / DIPAKSA JADI JODOH / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab DIPAKSA JADI JODOH: Bab 21 - Bab 30

62 Bab

Satu Kamar

Dibilang malu, jelas malu banget! Hania sedang tak berkutik di depan Kenan yang sekarang sedang tidur di pangkuannya.Masih sesi pemotretan di kapal pesiar tentu. Hanya beda pose saja.Banyak alasan kenapa Hania mendadak jadi batu begini. Pertama, karena kecupan dadakan di kening itu. Efeknya benar-benar di luar dugaan! Jantung Hania berdegup sangat kencang.Kedua, karena Kenan ternyata tahu Maya sudah menipunya kemarin!“Pak–” Ragu-ragu Hania membuka suara.“Bu Hania, tolong elus rambut Pak Kenan!” Teriakan Raiden menjeda keraguan Hania.Tangan perempuan itu secara perlahan mulai mengelus puncak kepala Kenan, sesuai instruksi Raiden menurut perasaan Hania. Semoga saja fotografer cerewet itu tidak mengomel atau memberikan instruksi lebih dari ini!“Tadi mau ngomong apa?” tanya Kenan tiba-tiba.“Oh? Enggak!” Hania mendadak gagap. “Gak ada apa-apa kok.”“Kalau kamu sudah menemukan cara membalaskan dendam karena penipuan saudara tirimu itu, langsung katakan saja.”“Euh … itu ….”“Minima
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-16
Baca selengkapnya

Nia-ella

“Waaahhh!!! Semua ini beneran punya gueee???”Hania tak bisa menahan rasa takjub melihat rentetan baju, tas, sepatu, sampai perhiasan yang tersusun rapi di salah satu ruangan di dalam kamarnya. Kamarnya dengan Kenan lebih tepatnya.Ada satu ruangan yang kata Kenan adalah tempat semua keperluan Hania. Hania pikir tadinya itu hanyalah tempat yang disediakan Kenan agar dirinya bisa leluasa berdandan tanpa sungkan.Hal yang lebih membuat Hania semakin takjub lagi, ketika ia iseng memakai pakaian di sana, ukurannya begitu pas. Satu hal pasti, semua pakaian di sana cocok untuk dirinya yang berhijab alias tertutup semua!“Pak Kenan beliin ini semua buat gue??? Aaarrrggghhh!!! Baju baru semuaaa!!!”Hania juga tak sungkan mencoba beberapa perhiasan yang ada di sana. Iseng-iseng mencobanya, memadukannya dengan pakaian, tas, dan lainnya. Bak seorang model yang tengah bersiap melakukan pemotretan.Tak lupa, Hania juga mengabadikan dirinya dalam beberapa foto lewat ponsel baru yang ia dapatkan da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-17
Baca selengkapnya

Kamu Istri Saya

“Elo yang egois, Nia!” serbu Ratna. Ia bahkan sampai menggebrak meja hingga kopi di gelas yang ada di meja tumpah beberapa bagian. “Otak lo beneran udah di cuci sama si Alif! Lo masih bucin banget sama dia? Gila! Gue beneran gak habis pikir!”“Apaan sih? Ini gak ada hubungannya. Gue udah lupain dia! Gue benci sama dia! Tapi, gue gak mungkin gak peduli sama anak yang dikandung Maya sekarang. Sebenci-bencinya gue sama orang, gue tahu kalau sampai benci sama anak mereka yang gak berdosa itu salah.”“Itu urusan mereka, Nia! Ngapain lo jadi ikut sibuk mikirin masa depan tuh jabang bayi yang gak tahu bakal beneran lahir ke dunia ini atau enggak?!”“Hush! Hati-hati kalau ngomong! Kok elo gitu sih?”“Aaarrrggghhh!!! Gedeg gue denger omongan sama tindakan lo yang gak sejalan, Nia. Lo tuh munafik! Akui aja deh. Lo masih cinta kan sama si Alif? Ngaku! Lo masih sayang sama dia. Dan lo gak pernah bisa benci ke dia meskipun lo bilang benci.”“Enak aja! Gue benci banget sama si Alif! Dia udah selin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-18
Baca selengkapnya

Putri

“Jadi, ini keputusan kamu?” serbu Putri sesaat setelah Hania menyajikan segelas kopi di depannya. “Menikahi babumu ini?” sambungnya sambil melirik Hania sinis.Jika tidak ingat tentang pernikahannya dengan Kenan hanyalah kontrak, mungkin Hania akan langsung melayangkan nampan di tangan ke wajah Putri. Tapi, tidak! Hania tak mau nyari ribut apalagi dengan anak seorang Menteri seperti Putri.Sama saja seperti menggali kuburan sendiri!Jangan sampai Hania rugi dua kali. Sudah harus menikah dengan Kenan secara kontrak, ia juga harus tersandung masalah dengan seorang Putri?Enggak deh! Lebih baik Hania bersabar saja sebentar. Ia sudah pernah bertemu dengan perempuan ini sebelum menikahi Putri. Sedikitnya ia tahu karakter perempuan yang ada di hadapannya ini seperti apa.“Ada keperluan apa?” tanya Kenan yang dengan cepat menarik tangan Hania saat melihat perempuan itu berbalik badan. “Bukankah urusan kita sudah selesai?” sambungnya sambil memaksa Hania duduk di sampingnya. Ia juga mengambil
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-19
Baca selengkapnya

Mas-Sayang

“Aaarrrggghhh!!! Sialan!”Hania terpaku menatap meja di depannya pecah berkeping-keping setelah Kenan membenturkan gelas yang ada di tangannya ke atas meja transparan itu. Ada cairan merah terang menetes dari sela-sela tangan laki-laki itu. Wajah Hania mengernyit ngeri.“Kalau bukan karena hubungan dekat di antara keluarga kami, saya sudah mencekiknya tadi sampai dia mati, Nia! Demi Tuhan! Saya bersumpah! Berani sekali dia menghina kamu di depan saya. Perempuan kurang ajar!”Hania membuang napas singkat sebelum bangkit dari duduknya. Dia berlari ke arah meja kerja Kenan, menarik laci di sana, mengeluarkan sebuah kotak putih dari sana. Ia kembali menghampiri Kenan, menarik pelan tangan Kenan yang berdarah tadi. Perlahan Hania membuka jari jemari Kenan. Membuang beberapa pecahan gelas yang berhasil ia temukan selagi Kenan terdengar mengatur nafasnya yang tak beraturan.“Gak usah berlebihan, Pak. Pak Kenan tahu sendiri kan kalau Putri emang cara ngomongnya kayak gitu? Awal pertama ketem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-20
Baca selengkapnya

Aku Menyukainya

“Kenapa dia ada di sini?” sengit Kenan sambil melirik Putri yang tengah duduk di salah satu kursi dekat dengan Pak Rahwana, menyantap hidangan di depannya dengan begitu lahap. Perempuan itu sempat melambaikan tangan ketika dirinya dan Hania datang.Kenan memandang sekitar mencari seseorang yang seharusnya berada di sini juga.“Papah yang mengundangnya. Duduk!” Pak Rahwana menyela dengan tidak menoleh sedikitpun pada Kenan apalagi Hania.“Kami sudah makan.” Jawab Kenan singkat. “Ada perlu apa Papah memanggil kami kemari?”“Duduk!” tegas Pak Rahwana.“Kenan!” Seruan itu mengalihkan seluruh perhatian orang yang ada di sana. Tak terkecuali Putri.Bu Sinta tampak tengah bersusah payah menghampiri mereka di sana dengan kursi rodanya. Melihat itu Kenan cepat-cepat menghampiri sambil menarik Hania.“Mah! Mamah gak kenapa-kenapa, kan?” serbu Kenan. Raut wajahnya begitu khawatir.Permintaan Pak Rahwana yang tak bisa Kenan tolak untuk datang ke tempat ini adalah karena ibunya. “Sinta! Ajak ana
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-23
Baca selengkapnya

Idenya Mas Kenan

“Aku benar-benar menyukai, Hania.”Kalimat itu terus menggaung di kepala Hania sepanjang Kenan menariknya keluar dari kediaman rumah orang tuanya. Begitu mengganggu. Berulang kali ia coba mengenyahkan kalimat itu agar tak selalu berputar di kepalanya bak tayangan film tapi selalu gagal.Sampai tiba-tiba Kenan menghentikan langkahnya tepat di depan mobil. Ia berbalik badan. Tatapan laki-laki itu membuat sekujur tubuh Hania langsung mendingin.“Kamu tidak perlu memikirkan perkataan Paph tadi. Anggap saja itu hanya bualan.” Kenan tak ingin Hania merasa terusik oleh perkataan Pak Rahwana tadi yang sudah membongkar rahasia dibalik pernikahan mereka yang berusaha Kenan tutup-tutupi. Semoga saja ini bukan pertanda buruk akan semua rencananya.“Termasuk kata-kata Mas–,” Hania berusaha membiasakan diri mengubah cara memanggil Kenan meski situasinya dirasa tidak tepat, “kata-kata Mas Kenan tadi maksudnya. Yang … yah … yang tadi. Saya juga akan menganggapnya bualan.”Kenan menarik napas dalam t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-25
Baca selengkapnya

Romantis-romantisan

“Mau makan siang dimana kita, Nia?” tanya Kenan sesaat setelah ia keluar dari sebuah ruangan, diekori Hania ia semua bawahannya.“Saya tidak bisa makan siang dengan Pak Kenan karena sudah ada janji penting.”“Oh, yah? Saya tidak merasa memiliki janji penting dengan siapapun.”“Ini bukan soal Pak Kenan yang punya janji, tapi saya sendiri.”Kenan langsung menghentikan langkahnya yang spontan diikuti orang-orang di belakangnya terkecuali Hania. Istrinya itu malah melewatinya begitu saja sambil memainkan ponsel.“Kamu mau membiarkan suami kamu makan siang sendirian, sayang?!” Teriakan Kenan yang bukan hanya menghentikan langkah Hania, tapi membuat bawahannya yang ada di belakangnya membelalakkan mata terkejut. Termasuk Bima yang juga ada di sana.Hania membalikkan badan sambil melemparkan tatapan tajam ke arah Kenan. Ingin mengeluarkan isi kepalanya, tapi ia urungkan setelah menangkap tatapan aneh orang-orang yang ada di belakang Kenan. “Maaf, Pak Kenan. Permisi.” Hania akhirnya hanya m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

Ini Kamarku, Mas

“Kamu yakin itu suara Ayah?” sengit Kenan sambil memegang kemudi. Mobil melaju dengan kecepatan penuh. “Bukan suara orang asing misalnya?”Hania melirik Kenan dengan kening mengerut. “Hmm … kayaknya suara Ayah deh, Mas,” balasnya tak yakin. “Mas jangan bikin aku neti dong!”“Mas cuma nanya aja, Nia. Bukan mau bikin kamu neti.”Perkataan Kenan cukup membuat Hania mulai meragukan indera pendengarannya sendiri. Tapi, tak mungkin juga kan ayahnya tega menipu dirinya seperti Maya? Tak mungkin!“Ayah cuma pengen ketemu aja katanya. Gak ada yang aneh-aneh juga sih menurut perasaanku. Cuma yah …,” Hania memelankan suara. Ia menunduk sambil memegangi ponselnya. “Suaranya kayak orang habis nangis aja. Baru sekarang aku denger suaranya kayak gitu, makanya aku khawatir, Mas. Takut ayah kenapa-kenapa.”Hania sadar jika selama ini peran Pak Rudi tak lebih dari sekedar status semata sebagai seorang ayah dalam hidupnya. Tetap saja ia sulit sekali membenci ayahnya itu. Karena nasib yang menghampiri k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya

Menantu Buruk

“Kalian akan tinggal di sini sampai renovasi rumahnya selesai.”Belum sedetik Kenan menyelesaikan ucapannya, Maya dan Bu Rita langsung berbalik badan sambil menyeret kopernya dengan langkah cepat memasuki kamar hotel masing-masing yang letaknya saling berhadapan. Mereka berjingkrak riang. Berteriak kegirangan. Bu Rita bahkan sampai meloncat di atas kasur seperti anak kecil.Melihat itu Hania jadi malu sendiri. Bukan hanya karena tingkah ibu dan saudari “Terima kasih, Nak Kenan. Ayah jadi merasa tidak enak karena jadi merepotkan begini.” Pak Rudi mengatakannya dengan senyuman lebar. Sesekali ia melemparkan pandangan pada istri dan anak tirinya yang sudah berada di dalam kamar hotel.Berbanding terbalik dengan Hania yang malah memasang wajah kusut. Sejak mendengar keputusan Kenan, Hania tak bisa menyembunyikan perasaan tak senangnya. Tak nyaman lebih tepatnya.“Enggak kok, Yah. Ini justru hal yang seharusnya Kenan lakukan sejak awal untuk orang-orang yang Hania sayang,” balas Kenan sam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status