Home / CEO / DIPAKSA JADI JODOH / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of DIPAKSA JADI JODOH: Chapter 51 - Chapter 60

62 Chapters

Janda Muda Part 2

Mata Ratna tertuju pada kalung yang teronggok di hadapan Hania. Ia mengambil posisi duduk tepat di samping sahabatnya sambil memperhatikan dengan teliti kalung itu tanpa sedikit pun menyentuhnya.“Jangan bilang kalau ini dari Pak Kenan.” Tebak Ratna.Hania mengangguk pelan sebagai tanggapan.“Ya ampun … so sweet banget sih …. Katanya kecelakaan, tapi malah ngasih kayak gini ke istrinya. Sempet-sempetnya yah doi mikirin buat ngasih elo ini? Pake dong … kok malah dipelototin aja.”“Enggak ah. Malu gue pakai begituan.”“Ish! Elo gimana sih? Masa malu pake perhiasan cantik begini? Gak usah bahas harga karena yang pasti Pak Kenan beli barang KW. Aduh … iri banget gue, Nia …. Lo bener-bener diratukan dan dicintai seugal-ugalan ini yah sekarang. Aaarrrggghhh!!! Ikut seneng gue … sumpah!”“Apa … gue beneran diratukan dan dicintai Pak Kenan? Buktinya kalung gitu?”Kening Ratna sampai bertautan. “Ngomong apa sih lo? Emang lo butuh bukti apa lagi kalau Pak Kenan beneran cinta sama lo? Dibikin ca
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Seperti Hania

“Ngapain kalian di sini? Ganggu pemandangan banget!” ketus Ratna pada Alif dan Maya yang kini tengah duduk di hadapannya dan Hania. Enggan menoleh barang sedikit pun.Hania pun sebenarnya ingin melakukan hal yang sama. Namun, ia masih bisa menahan diri untuk menjaga sikap agar tak terlihat seperti ingin menghindar dari mereka.“Kamu sendiri ngapain?” ketus Maya. “Lagi sakit, Na?”“Enak aja!” Ratna menyela secepat mungkin. Tak akan ia biarkan perempuan tak tahu diri itu menunjukkan taringnya. “Orang sehat kayak gini, lo kira sakit. Mata lo rabun?” tuduh Ratna sengit.“Aku kan cuma nanya. Kalau bukan karena sakit, yah terus ngapain kamu ada disini?”“Gue kesini buat ketemu Hania. Lo sendiri mau apa kesini? Minta duit sama Hania?” Ratna tak butuh basa-basi lagi. Ia cukup tahu tabiat Maya dan keluarganya yang menganggap Hania bak ATM berjalan.“Apa sih kamu, Na? Jaga kalau ngomong! Kita kesini buat jenguk suaminya. Pak Kenan kan kecelakaan. Selayaknya ipar yang baik, aku datang buat jeng
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Cemburu

“Perempuan itu merebut segalanya dariku!”Maya mengintip dari balik celah pintu ke arah kamar rawat Kenan. Laki-laki itu tampak tengah mengaitkan kalung yang tadi dikenakan Maya pada leher Hania. Terdapat gurat penuh bahagia di wajah kakak iparnya itu. Jangan tanya ekspresi Hania bagaimana. Ia pun tampak sama bahagia meski senyumannya tak selebar Kenan.“Kamu ngapain lagi di sini?” Alif tiba-tiba muncul. Langsung menarik tangan Maya hendak membawanya pergi. “Ayo pulang!”“Aku iri sama Hania.” Kata-kata Maya cukup membuat langkah Alif terhenti seketika itu juga. “Kenapa? Kenapa dia bisa dapetin cowok kayak Kenan?”Maya melirik lagi ke celah pintu. Alif ikut melemparkan pandangannya juga ke sana. Dapat ia lihat dari sana juga, Hania sedang membantu Kenan menaiki kursi rodanya. Dadanya mendadak sesak sekali.“Jadi, kamu menyesal membuat Mas berpaling dari Hania?” sengit Alif. Perlahan ia melepas tangan Maya. Maya tampak salah tingkah. Ia bahkan seperti menghindar dari bertatapan dengan
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Palsu

Kenan nyaris saja terguling dari ranjang ketika tiba-tiba Hania mendorongnya. Perempuan itu sendiri menjaga jarak darinya sekarang dengan wajah yang tampak kebingungan.“Ini bukan kali pertama untuk kita, kan?”Kenan harus pastikan jika Hania tak akan menghindar darinya lagi hanya karena perkara begini. Waktu itu Hania pergi dengan alasan ingin membeli makan yang justru ujungnya malah berduaan dengan Alif.Sekarang, Kenan tak bisa membiarkan perempuan itu menjaga jarak darinya sedikitpun. Apalagi sampai kabur dengan alasan apapun! Tak akan Kenan biarkan.“Jadi, kemarilah. Duduk disini dan kita bisa bicara dengan tenang.” Kenan menepuk area ranjang tepat di samping ia duduk sekarang. Satu tangan yang lain terulur pada Hania, berharap perempuan itu mau menerimanya karena Kenan sedang kesulitan menghampiri. Kakinya masih di perban!“Mas, a–aku ….” Hania tampak terengah-engah mengeluarkan suara.“Duduk, Nia!”Hania menatap Kenan dari kejauhan lekat-lekat sambil mengingat kembali alasan u
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Janji

Kenan ingin sekali berdiri, berlari, lalu mencekik leher Putri yang sekarang sedang duduk sambil menyandarkan kepalanya di kursi. Tersenyum lebar sekali meski suara-suara bising di luar sana lantang memaki namanya. Tapi sayang, kursi roda ini seperti menguncinya. Satu kakinya masih terluka parah. Jika Kenan nekat, hal lebih buruk bisa saja terjadi padanya.Pria itu tentu tak mau menanggung rugi berlipat.“Jika kamu ingin kerjasama ini berlanjut, lakukan sesuai perintahku!” tegas Kenan memberi peringatan.“Bukan. Bukan. Bukan begitu, Mas.” Putri mengacungkan jarinya ke udara. “Yang benar itu, Mas yang harus mengikuti perintahku atau … Mas mau–”“Mau apa?” Kenan tampak tak gentar. “Kamu mau melaporkan ayahku yang terlibat kasus pencucian uang dengan ayahmu? Begitu maksudmu?”Putri terkekeh dengan tatapan sinis. “Berani sekali kamu mengatakannya disini, Mas? Tidak takut dilaporkan orang-orang yang menyaksikannya disini?”“Tidak masalah. Cepat atau lambat, semua orang akan tahu masalah in
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Mencoba Mengerti

Sayup-sayup Hania mendengar suara Kenan. Ia mengucek matanya sambil menatap sekeliling kamar. Tak ada Kenan di sini. Itu berarti sekarang Kenan sedang berada di luar, tebak Hania.Dan benar saja. Laki-laki itu tengah berbicara melalui telepon sambil memandangi laptop di depannya. Tampak serius sekali entah bicara dengan siapa. Hania tak langsung menghampiri. Enggan mengusik Kenan yang tampak sedang sibuk dengan pekerjaannya. Bukannya Hania tak ingin membantu, hanya saja sejak ia tinggal di tempat ini, komunikasinya dengan Kenan tak lebih dari sekedar menanyakan kabar. Tak ada pembicaraan tentang pekerjaan di Prince Property sedikit pun. Hania benar-benar tidak tahu kesibukan macam apa yang tengah Kenan lakukan sekarang. Tak mau mengusik, Hania memilih berjalan ke area dapur. Sambil menunggu mesin kopi bekerja, ia membuat roti bakar dengan selai cokelat. Di tempat ini memang tak ada siapapun yang mengurus urusan rumah. Semua Hania lakukan sendiri. Dan Hania tak keberatan akan hal itu
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Selamanya

“Kenalkan. Ini Selia. Dia asisten pribadi, Mas. Dia yang bertugas menggantikanmu, Sayang.”“Asisten pribadi kamu?” Hania tanpa sengaja menaikkan nada bicaranya. Ia terlalu terkejut atas kata-kata Kenan barusan!Kenan memberi anggukan dengan seulas senyum lebar. Tampak tak terusik oleh perubahan nada bicara Hania, bahkan raut wajah tak bersahabatnya. Apa Kenan tak menyadari ketidaksukaannya ini?“Halo, Bu Hania. Perkenalkan, aku Selia.” Kata perempuan berambut sebahu itu dengan senyum ramah dari bibir tipisnya.Mata Hania memindari Selia dari ujung kaki hingga kepala. Pakaian serba tertutup dan polesan bedak serba tipis itu cukup membuatnya takjub akan kecantikan alami yang dimiliki Selia. Terlihat natural dan menarik perhatian.“Kamu membawanya?” tanya Kenan.“Ya, Pak. Ini!”Selia tampak menyerahkan beberapa tas belanja pada Kenan yang entah isinya apa. “Terima kasih. Kamu boleh pergi.”Selia berpamitan dan pergi setelah itu. Kedatangannya yang sangat singkat benar-benar seperti sebu
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Sembunyi

Kenan dan Hania berjalan beriringan di depan gedung hitam-putih itu. Mengekori Bu Sinta yang duduk di kursi rodanya, didorong oleh seseorang. Tampak para wartawan di tahan beberapa keamanan yang berusaha mendekati mereka. Beberapa ada yang tetap nekat mengarahkan kamera meski sudah dicegah.Mereka terburu-buru menuju keluar area gedung. Takut jika keamanan tak cukup melindungi mereka dari sorotan media. Kenan, Hania, dan Bu Sinta kini berada di mobil van yang sama. Menjauh dari para wartawan yang mulai mengejar mereka.Bu Sinta tampak menyemai senyum seperti ada sesuatu yang lucu baru saja terjadi. Sikap tenangnya berbanding terbalik dengan keadaan sidang tadi yang berlangsung cukup panas. Hania saja sampai gemetaran hingga detik ini. Baru kali ini ia menjadi salah satu bagian penting dalam sebuah sidang yang berhasil mengguncang penjuru Negeri.“Kemungkinan besar, Papahmu tetap akan di penjara, Ken.” Bu Sinta tampak santai mengutarakan berita itu.Kenan membalaskan dengan anggukan ta
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Perketat Keamanan

“Nia! Kamu mau ke mana?” tanya Maya yang tampak kaget ketika melihat Hania keluar dari sebuah kamar sambil menyeret koper.Hania menatap Maya dan Alif yang sedang duduk di sofa bergantian. “Menginaplah di sini kalau memang itu kemauan kalian.”Saat Hania mengiyakan keinginan Maya, bukan berarti ia tak memikirkan rencana lain. Mau bagaimana pun, akan terasa tak nyaman sekali jika harus menghabiskan malam bersama mantan sekaligus adik iparnya. Apa Maya tidak berpikir ke arah sana?Hah! Pasti tidak. Perempuan itu pasti hanya memikirkan kesenangan pribadinya saja. Tanpa memperdulikan kebaikan atau keburukan macam apa yang akan orang sekitarnya terima dari semua ulahnya.Alif juga tak kalah menyebalkannya. Ingin sekali Hania mengumpati pria yang berubah tak berdaya itu. Tapi, tidak! Hania tak mau membuang waktu hanya untuk melakukan hal tak penting. “Kamu mau biarin tamu kamu di sini? Gak sopan banget yah kamu, Mbak!” serbu Maya yang tampak tak terima. “Kalau emang kamu gak mau kita ngin
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Surat Perjanjian

“Kamu belum jawab pertanyaan Mas, Maya. Bagaimana bisa kamu tahu kalau Hania tinggal di sini?” tanya Alif sesaat setelah Hania pergi. Ia masih berdiri, enggan beranjak menuju sofa seperti apa yang Maya sedang lakukan sekarang.“Aku ini perempuan cerdas,” katanya sambil menjatuhkan dirinya di sofa perlahan, “jadi bukan hal sulit untuk menemukan dimana Hania tinggal selama ini. Yah … meskipun ini bukan sebuah kebetulan. Bersyukur banget dia dipanggil ke pengadilan. Jadinya, aku tahu harus memata-matai dia dari mana.”“Kamu memata-matai Hania?”“Ya ampun, Mas. Gak usah kaget gitu! Zaman sekarang ini bukan hal sulit kok buat mata-matai orang tanpa harus kita ikut capek ngikutin. Pake aja jasa ojol. Banyak tuh orang-orang pake jasa mereka buat mata-matai pacarnya yang selingkuh juga loh! Jadinya, siapapun gak bakalan ada yang curiga lagi diikutin karena emang kerjaan ojol mondar-mandir.”Entah harus bangga atau tidak akan apa yang dilakukan Maya. Tapi, Alif benar-benar bersyukur dapat mene
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status