Beranda / Romansa / DIPAKSA JADI JODOH / Idenya Mas Kenan

Share

Idenya Mas Kenan

Penulis: Namiya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-25 20:02:00

“Aku benar-benar menyukai, Hania.”

Kalimat itu terus menggaung di kepala Hania sepanjang Kenan menariknya keluar dari kediaman rumah orang tuanya. Begitu mengganggu. Berulang kali ia coba mengenyahkan kalimat itu agar tak selalu berputar di kepalanya bak tayangan film tapi selalu gagal.

Sampai tiba-tiba Kenan menghentikan langkahnya tepat di depan mobil. Ia berbalik badan. Tatapan laki-laki itu membuat sekujur tubuh Hania langsung mendingin.

“Kamu tidak perlu memikirkan perkataan Paph tadi. Anggap saja itu hanya bualan.”

Kenan tak ingin Hania merasa terusik oleh perkataan Pak Rahwana tadi yang sudah membongkar rahasia dibalik pernikahan mereka yang berusaha Kenan tutup-tutupi. Semoga saja ini bukan pertanda buruk akan semua rencananya.

“Termasuk kata-kata Mas–,” Hania berusaha membiasakan diri mengubah cara memanggil Kenan meski situasinya dirasa tidak tepat, “kata-kata Mas Kenan tadi maksudnya. Yang … yah … yang tadi. Saya juga akan menganggapnya bualan.”

Kenan menarik napas dalam t
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • DIPAKSA JADI JODOH   Romantis-romantisan

    “Mau makan siang dimana kita, Nia?” tanya Kenan sesaat setelah ia keluar dari sebuah ruangan, diekori Hania ia semua bawahannya.“Saya tidak bisa makan siang dengan Pak Kenan karena sudah ada janji penting.”“Oh, yah? Saya tidak merasa memiliki janji penting dengan siapapun.”“Ini bukan soal Pak Kenan yang punya janji, tapi saya sendiri.”Kenan langsung menghentikan langkahnya yang spontan diikuti orang-orang di belakangnya terkecuali Hania. Istrinya itu malah melewatinya begitu saja sambil memainkan ponsel.“Kamu mau membiarkan suami kamu makan siang sendirian, sayang?!” Teriakan Kenan yang bukan hanya menghentikan langkah Hania, tapi membuat bawahannya yang ada di belakangnya membelalakkan mata terkejut. Termasuk Bima yang juga ada di sana.Hania membalikkan badan sambil melemparkan tatapan tajam ke arah Kenan. Ingin mengeluarkan isi kepalanya, tapi ia urungkan setelah menangkap tatapan aneh orang-orang yang ada di belakang Kenan. “Maaf, Pak Kenan. Permisi.” Hania akhirnya hanya m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • DIPAKSA JADI JODOH   Ini Kamarku, Mas

    “Kamu yakin itu suara Ayah?” sengit Kenan sambil memegang kemudi. Mobil melaju dengan kecepatan penuh. “Bukan suara orang asing misalnya?”Hania melirik Kenan dengan kening mengerut. “Hmm … kayaknya suara Ayah deh, Mas,” balasnya tak yakin. “Mas jangan bikin aku neti dong!”“Mas cuma nanya aja, Nia. Bukan mau bikin kamu neti.”Perkataan Kenan cukup membuat Hania mulai meragukan indera pendengarannya sendiri. Tapi, tak mungkin juga kan ayahnya tega menipu dirinya seperti Maya? Tak mungkin!“Ayah cuma pengen ketemu aja katanya. Gak ada yang aneh-aneh juga sih menurut perasaanku. Cuma yah …,” Hania memelankan suara. Ia menunduk sambil memegangi ponselnya. “Suaranya kayak orang habis nangis aja. Baru sekarang aku denger suaranya kayak gitu, makanya aku khawatir, Mas. Takut ayah kenapa-kenapa.”Hania sadar jika selama ini peran Pak Rudi tak lebih dari sekedar status semata sebagai seorang ayah dalam hidupnya. Tetap saja ia sulit sekali membenci ayahnya itu. Karena nasib yang menghampiri k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • DIPAKSA JADI JODOH   Menantu Buruk

    “Kalian akan tinggal di sini sampai renovasi rumahnya selesai.”Belum sedetik Kenan menyelesaikan ucapannya, Maya dan Bu Rita langsung berbalik badan sambil menyeret kopernya dengan langkah cepat memasuki kamar hotel masing-masing yang letaknya saling berhadapan. Mereka berjingkrak riang. Berteriak kegirangan. Bu Rita bahkan sampai meloncat di atas kasur seperti anak kecil.Melihat itu Hania jadi malu sendiri. Bukan hanya karena tingkah ibu dan saudari “Terima kasih, Nak Kenan. Ayah jadi merasa tidak enak karena jadi merepotkan begini.” Pak Rudi mengatakannya dengan senyuman lebar. Sesekali ia melemparkan pandangan pada istri dan anak tirinya yang sudah berada di dalam kamar hotel.Berbanding terbalik dengan Hania yang malah memasang wajah kusut. Sejak mendengar keputusan Kenan, Hania tak bisa menyembunyikan perasaan tak senangnya. Tak nyaman lebih tepatnya.“Enggak kok, Yah. Ini justru hal yang seharusnya Kenan lakukan sejak awal untuk orang-orang yang Hania sayang,” balas Kenan sam

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • DIPAKSA JADI JODOH   Pembawa Sial

    “Dan asal Mas tahu! Kalau saja sejak dulu aku bisa membalas semua perlakuan mereka itu sendiri, aku tak akan mungkin meminta bantuan kamu sekarang!”Kenan membuang napas sambil mencengkram cepat tangan Hania yang hendak berlalu melaluinya. “Seberapa buruk perlakuan mereka pada kamu sampai kamu ingin membalasnya? Katakan!” desaknya.“Kenapa Mas ingin tahu? Biar bisa menilai sendiri apa perlakuan mereka sama aku itu beneran buruk atau enggak?”“Nia … Mas hanya ing–”Hania menepis tangan Kenan kasar. “Aku butuh waktu sendiri!”Sebuah taksi dihentikan Hania. Segera membawanya menjauh dari Kenan yang hanya mematung tak menghalaunya lagi. Kenan merogoh ponsel di saku. Segera mengarahkan kamera ke taksi yang melesat tersebut. Lalu, Kenan segera menelepon Bima.“Suruh orang mengikuti Hania diam-diam sekarang.Setelah itu Kenan kembali ke dalam mobilnya. Berbalik arah kembali ke hotel tempat keluarga Hania tinggal sementara. Rupanya kedatangannya ke tempat itu untuk bertemu dengan Pak Rudi de

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • DIPAKSA JADI JODOH   Teman

    Kenan melipat dua tangannya di dada. Kakinya saling bertumpu dengan mata melirik tajam ke arah Agam yang duduk tepat di hadapannya. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun! Tapi sorot matanya sama sekali tak bersahabat.“Namanya Agam. Dia temenku, Mas. Yang punya tempat ini. Dia baru pulang dari Singapura, jadi aku gak sempet ngenalin sama Mas pas nikahan kemarin.” Tutur Hania mencoba mengurai suasana yang mendadak menegang. “Temen?” Kening Kenan sampai mengerut. “Setahu Mas, kamu gak pernah ketemu siapapun lagi selain Ratna atau mantan brengsek kamu itu.”Setahu Kenan, Hania hanya sering menghabiskan waktu dengan Alif atau Ratna. Entah itu di kantor atau di luar kantor. Sekedar menghabiskan waktu senggang atau liburan misalnya. Yah … sejauh pengamatannya selama ini. Atau mungkin pengamatan yang dilakukan Bima diam-diam tidak menyeluruh?“Setahu Mas?” Hania melirik penuh curiga ke arah Kenan. Kenan langsung pura-pura melihat ke arah lain.“Maksudnya mantan brengsek itu … si Alif yah, P

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • DIPAKSA JADI JODOH   Keadilan

    “Udah makan?” tanya Kenan sesaat setelah mobil yang ia kemudikan melaju.Hania yang duduk di sampingnya tak merespon cukup lama.“Nia? Kamu masih marah?” tanya Kenan lagi. Pantang menyerah.Sama halnya seperti Kenan, Haniawajah pantang membuka mulutnya. Justru ia malah memalingkan pandangan dari suaminya itu sejak tadi. Kenan akhirnya memutuskan tak ikut bersuara juga. Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, hening meliputi keduanya. Tadinya Kenan harap aksi diamnya Hania akan berakhir saat mereka tiba di rumah, tapi ternyata tidak. Perempuan itu bahkan mengunci rapat kamarnya –yang juga kamar Kenan kalau Hania ingat– tanpa sempat Kenan mendengar sepatah kata pun dari perempuan itu.“Kamu tidak mau bicara dengan Mas karena Mas menolak permintaan kamu tadi? Nia?” desak Kenan. Berulang kali ia mengetuk pintu, berharap Hania mau berbicara dengannya dalam situasi tenang ini.Tapi, tak ada tanda-tanda sedikitpun Hania hendak membuka pintu. Sebuah suara sahutan pun tak terdengar. Tentu saj

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • DIPAKSA JADI JODOH   Salah atau Benar

    Kenan sudah menopang kepalanya yang miring ke kanan, tepat ke arah Hania yang sedang duduk di sampingnya. Istrinya itu tampak serius sekali membalikkan lembaran kertas di tangannya sejak tadi. Keningnya kadang saling bertaut atau terangkat ke atas.“Mau sampai kapan kamu diam seperti ini, Sayang?” tanya Kenan yang langsung direspon Hania dengan delikan sebal.“Mas!” seru Hania sambil meliriknya kesal.“Oke! Karena kamu masih marah sama Mas, kamu akan Mas panggil dengan sebutan ‘sayang’ termasuk saat di kantor nanti.”Mulut Hania hanya bisa menganga lebar karena detik setelahnya Kenan keluar dari mobil yang berhenti di depan Prince Property. Bima yang di kursi kemudi tadi juga sudah membukakan pintu untuk Hania. Mau tak mau Hania keluar dari mobil itu.Malas sebenarnya. Jadinya Hania sengaja memelankan langkahnya mengekori Bima yang sudah mendahului.“Sayang, ayo cepat! Kita ada rapat penting dengan Putri!” teriak Kenan lantang yang langsung membuat para karyawan yang ada di sekitar sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • DIPAKSA JADI JODOH   Peringatan

    Bola golf itu terlempar jauh setelah stick golf yang Kenan pegang memukulnya keras. Putri paling heboh bertepuk tangan bahkan sampai berjingkrak. Pak Rahwana yang melihat itu tersenyum lebar. Tak jauh di belakang mereka, ada Hania tengah bertepuk tangan dengan wajah kusut.“Kalau Mas Kenan gak jadi penerus Om di Prince Group, kayaknya dia bakalan jadi pemain golf profesional deh.” Putri berkomentar tepat ketika Kenan menghampiri mereka.“Bisa jadi.”“Dengan wajah Mas Kenan yang ganteng rupawan, dipastikan dia juga bakal diidolakan banyak perempuan, termasuk anak-anak perempuan kaya raya. Dia pasti bakalan jadi rebutan!”Pak Rahwana tergelak keras mendengarnya. Ia berjalan beriringan di samping Putri. Sementara di belakang mereka ada Kenan dan Hania mengekori. Tak ada satupun yang buka suara untuk ikut bergabung dalam percakapan itu.“Kalau Kenan beneran jadi pegolf profesional, cocoknya punya istri seorang pengusaha kayak …,” Putri tampak berpikir keras, “Mbak Meldy, Om! Itu loh yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18

Bab terbaru

  • DIPAKSA JADI JODOH   Berita Palsu

    Hania menggebrak pintu apartemen dengan wajah murka. Matanya dengan cepat menyelidik ke setiap sudut ruangan yang tampak kacau balau sebelum terakhir dia meninggalkan tempat ini karena terpaksa. “Maya! Di mana kamu?” teriak Hania lantang.Tujuannya kembali ke apartemen ini bukan untuk kembali tinggal di sini, melainkan untuk mencari Maya yang ia curigai sudah menyebarkan surat perjanjian nikah kontraknya dengan Kenan ke publik.Ya. Publik tiba-tiba gempar oleh selebaran surat perjanjian nikah kontraknya dengan Kenan yang sudah batal itu. Tersebar dengan cepat memenuhi berbagai media sosial. Bahkan sampai masuk berita gosip selebriti, padahal Kenan maupun Hania bukanlah publik figur!Nihil! Tak ada siapapun di tempat ini yang Hania duga sebagai tempat keberadaan Maya. Tersangka utama yang membuat kerusuhan seperti ini. Kalau bukan dia, memang siapa lagi yang berani membuat Hania selalu dalam kesulitan?Seolah apa yang selama ini Hania korbankan, tak cukup memuaskan Maya. Ada saja hal

  • DIPAKSA JADI JODOH   Sudah Selesai

    “Karena aku mencintaimu, Hania! Aku menyukaimu! Aku jatuh cinta padamu! Aku ingin kamu menjadi milikku!”Kenan berteriak lantang sekencang-kencangnya, meledakkan segala hal yang selama ini dipendamnya. Tak perlu ditanya lagi seperti apa berisiknya jantungnya sekarang.Tapi, melihat Hania yang diam saja, muncul perasaan khawatir. Ini bukan reaksi yang ia harapkan!Setidaknya, katakan sesuatu! Menampakkan raut wajah terkejut sekaligus bahagia misalnya.Tapi, ini?Ekspresi Hania begitu datar. Bibir terkatup rapat dengan tatapan setajam singa yang tengah berhadapan dengan rivalnya. Apakah ungkapan Kenan barusan seperti sebuah bom berbahaya sampai Hania harus bereaksi demikian?Kenan berdecak sebal. “Kamu ini benar-ben–”“Kalau perkataan Mas itu benar, untuk apa Mas menerima tawaran Putri?” Hania menarik salah satu sudut bibirnya. “Untuk membuat aku cemburu?” serangnya sengit.Melihat Kenan yang diam saja, Hania tahu jika tebakannya tak meleset. Apalagi hal ini sempat suaminya itu singgun

  • DIPAKSA JADI JODOH   Kamu Sungguh-sungguh?

    “Bagaimana pendapatmu?” tanya Kenan sesaat setelah Putri menghilang dari pandangannya. Diliriknya Hania yang tak banyak bicara sejak mereka tiba di tempat ini. Hania membuang nafas sebelum menjawab pertanyaan itu tanpa sedikitpun menoleh pada Kenan.“Pendapat apa?” balas Hania sambil melemparkan pandangan kembali ke arah lapangan golf. Baginya, pemandangan yang didominasi warna hijau itu lebih menyenangkan dipandang daripada bersitatap sedetik saja dengan Kenan.Entahlah. Rasanya Hania enggan sekali melihat Kenan sekarang.“Tentang pernikahan kontrak Mas dengan Putri. Kamu tidak akan berpendapat apapun? Atau bertanya apapun misalnya?”Sungguh! Jika boleh jujur, isi kepala Hania sekarang benar-benar kosong. Ia tak tahu harus berbuat apa selain ingin segera pergi atau menghilang dari hadapan Kenan. “Gak ada,” jawab Hania singkat sambil melepaskan genggaman tangan Kenan yang terasa melonggar. Ada sedikit perasaan kesal setelahnya. Hania tiba-tiba melangkah menuju beberapa anak tangga,

  • DIPAKSA JADI JODOH   Tawaran Main

    Genggaman tangan Kenan terasa tak nyaman. Ingin sekali Hania menepisnya kasar, namun berkali-kali perasaan itu ia enyahkan. “Kamu hanya istri kontraknya, Nia!” Kalimat itu terus bergulir di kepalanya sekarang. Seperti pengingat akan semua tindakan yang hendak Kenan lakukan setelah ini, bukanlah hal penting untuk ia pedulikan.Termasuk ketika keduanya harus menemui Putri di lapangan golf ini sekarang. Bermaksud untuk membahas kelanjutan dari tawaran Putri yang ingin menjadi istri kedua Kenan. Hania tak berhenti menyadarkan dirinya bahwa posisinya saat ini sama sekali tak penting bagi Kenan, apalagi jika sampai ikut campur urusannya terlalu dalam.“Kamu hanya perlu memberikan Kenan anak dan setelah itu bercerai, Nia. Jangan pedulikan dia memiliki istri satu atau bahkan lebih. Itu bukan urusanmu!” batin Hania berbisik tak henti.Sambil menikmati secangkir teh hangat, sesekali mengalihkan pandangan ke arah hamparan rumput hijau yang membentang sejauh mata memandang, Hania lekat memperha

  • DIPAKSA JADI JODOH   Gegabah

    Tahu begini, Hania tak perlu menerima tawaran Kenan.Cara pria itu memegang pisau saat memotong wortel mirip seperti bocah kecil yang baru pertama kali menyentuh alat-alat dapur. Teledor, ceroboh, dan menimbulkan kecemasan bagi siapa saja yang melihatnya. Belum lagi, potongan wortel itu melebihi ukuran yang Hania inginkan. “Mas, wortelnya potong dadu. Bukannya segede jempol orang dewasa. Susah mateng dan gak bisa ditelan sekaligus nantinya.” Keluh Hania. Kali saja Kenan mendengar usulannya ini dan segera memperbaiki kesalahannya karena ia benar-benar merasa gemas sekali ingin mengusir Kenan dari sini.“Yang penting kepotong, kan? Ada kok masakan yang pake wortel utuh tanpa dipotong.” Balas Kenan tampak tak terima. Ia sedikit pun tidak menoleh pada Hania yang sedang menatapnya tajam. Tetap fokus memotong sisa wortel yang ada.“Tapi, ukurannya gak sesuai masakan yang mau aku buat, Mas.”“Buat masakan sesuai ukuran yang Mas buat aja kalau gitu.”Hania memijit pelipis. Kepalanya menda

  • DIPAKSA JADI JODOH   Nyaris Saja

    “Kertas apa itu yang ada di tangan kamu?”Alif menelan salivanya dalam-dalam sambil meremas ujung-ujung kertas yang sangat ingin ia lenyapkan detik ini juga.“Ah! Ini–” Alif memutar otaknya untuk mencari jawaban. Ia tak ingin Maya melihat apa yang dilihatnya saat ini. “Aku butuh untuk mencatat sesuatu. Tadi ada beberapa kertas berserakan di lantai. Kupikir ini kertas yang tak Hania akan pakai. Isinya juga,” Alif mengacungkan sekilas kertas itu, “sudah aku baca dan bukan hal penting. Kamu tidur lagi saja, May.”Terburu-buru Alif keluar dari kamar. Lega karena Maya tak sampai melihat secara langsung isi kertas yang sekarang ada di tangannya.Tak mau melakukan keteledoran yang sama, Alif segera melipat beberapa lembar kertas itu dan menyembunyikannya di saku lagi. Ia terduduk di sofa sambil mengingat-ingat isi kertas yang berhasil ia baca sebagian.“Pernikahan kontrak? Apa mungkin Hania dan Pak Kenan menikah kontrak?” gumam hatinya.Berulang kali ia mencoba tak mempercayai isi kertas itu

  • DIPAKSA JADI JODOH   Surat Perjanjian

    “Kamu belum jawab pertanyaan Mas, Maya. Bagaimana bisa kamu tahu kalau Hania tinggal di sini?” tanya Alif sesaat setelah Hania pergi. Ia masih berdiri, enggan beranjak menuju sofa seperti apa yang Maya sedang lakukan sekarang.“Aku ini perempuan cerdas,” katanya sambil menjatuhkan dirinya di sofa perlahan, “jadi bukan hal sulit untuk menemukan dimana Hania tinggal selama ini. Yah … meskipun ini bukan sebuah kebetulan. Bersyukur banget dia dipanggil ke pengadilan. Jadinya, aku tahu harus memata-matai dia dari mana.”“Kamu memata-matai Hania?”“Ya ampun, Mas. Gak usah kaget gitu! Zaman sekarang ini bukan hal sulit kok buat mata-matai orang tanpa harus kita ikut capek ngikutin. Pake aja jasa ojol. Banyak tuh orang-orang pake jasa mereka buat mata-matai pacarnya yang selingkuh juga loh! Jadinya, siapapun gak bakalan ada yang curiga lagi diikutin karena emang kerjaan ojol mondar-mandir.”Entah harus bangga atau tidak akan apa yang dilakukan Maya. Tapi, Alif benar-benar bersyukur dapat mene

  • DIPAKSA JADI JODOH   Perketat Keamanan

    “Nia! Kamu mau ke mana?” tanya Maya yang tampak kaget ketika melihat Hania keluar dari sebuah kamar sambil menyeret koper.Hania menatap Maya dan Alif yang sedang duduk di sofa bergantian. “Menginaplah di sini kalau memang itu kemauan kalian.”Saat Hania mengiyakan keinginan Maya, bukan berarti ia tak memikirkan rencana lain. Mau bagaimana pun, akan terasa tak nyaman sekali jika harus menghabiskan malam bersama mantan sekaligus adik iparnya. Apa Maya tidak berpikir ke arah sana?Hah! Pasti tidak. Perempuan itu pasti hanya memikirkan kesenangan pribadinya saja. Tanpa memperdulikan kebaikan atau keburukan macam apa yang akan orang sekitarnya terima dari semua ulahnya.Alif juga tak kalah menyebalkannya. Ingin sekali Hania mengumpati pria yang berubah tak berdaya itu. Tapi, tidak! Hania tak mau membuang waktu hanya untuk melakukan hal tak penting. “Kamu mau biarin tamu kamu di sini? Gak sopan banget yah kamu, Mbak!” serbu Maya yang tampak tak terima. “Kalau emang kamu gak mau kita ngin

  • DIPAKSA JADI JODOH   Sembunyi

    Kenan dan Hania berjalan beriringan di depan gedung hitam-putih itu. Mengekori Bu Sinta yang duduk di kursi rodanya, didorong oleh seseorang. Tampak para wartawan di tahan beberapa keamanan yang berusaha mendekati mereka. Beberapa ada yang tetap nekat mengarahkan kamera meski sudah dicegah.Mereka terburu-buru menuju keluar area gedung. Takut jika keamanan tak cukup melindungi mereka dari sorotan media. Kenan, Hania, dan Bu Sinta kini berada di mobil van yang sama. Menjauh dari para wartawan yang mulai mengejar mereka.Bu Sinta tampak menyemai senyum seperti ada sesuatu yang lucu baru saja terjadi. Sikap tenangnya berbanding terbalik dengan keadaan sidang tadi yang berlangsung cukup panas. Hania saja sampai gemetaran hingga detik ini. Baru kali ini ia menjadi salah satu bagian penting dalam sebuah sidang yang berhasil mengguncang penjuru Negeri.“Kemungkinan besar, Papahmu tetap akan di penjara, Ken.” Bu Sinta tampak santai mengutarakan berita itu.Kenan membalaskan dengan anggukan ta

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status