Share

Satu Kamar

Dibilang malu, jelas malu banget!

Hania sedang tak berkutik di depan Kenan yang sekarang sedang tidur di pangkuannya.

Masih sesi pemotretan di kapal pesiar tentu. Hanya beda pose saja.

Banyak alasan kenapa Hania mendadak jadi batu begini. Pertama, karena kecupan dadakan di kening itu. Efeknya benar-benar di luar dugaan! Jantung Hania berdegup sangat kencang.

Kedua, karena Kenan ternyata tahu Maya sudah menipunya kemarin!

“Pak–” Ragu-ragu Hania membuka suara.

“Bu Hania, tolong elus rambut Pak Kenan!” Teriakan Raiden menjeda keraguan Hania.

Tangan perempuan itu secara perlahan mulai mengelus puncak kepala Kenan, sesuai instruksi Raiden menurut perasaan Hania. Semoga saja fotografer cerewet itu tidak mengomel atau memberikan instruksi lebih dari ini!

“Tadi mau ngomong apa?” tanya Kenan tiba-tiba.

“Oh? Enggak!” Hania mendadak gagap. “Gak ada apa-apa kok.”

“Kalau kamu sudah menemukan cara membalaskan dendam karena penipuan saudara tirimu itu, langsung katakan saja.”

“Euh … itu ….”

“Minima
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status