Home / Romansa / Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan: Chapter 211 - Chapter 220

330 Chapters

Bab 211

Tubuh Reagan terhuyung untuk sesaat. "Apa ... maksudmu?""Kamu nggak ngerti maksudku? Ya, kamu kira kamu menutupinya dengan sangat baik. Tapi, Nadine nggak bodoh," sahut Stendy.Reagan bisa memahami maksudnya. Dia sontak meraih kerah baju Stendy, lalu bertanya dengan galak, "Sebenarnya apa saja yang kamu katakan padanya?""Heh, sepertinya sampai sekarang kamu belum memahami penyebab kalian putus.""Jangan bicara seolah-olah kamu tahu semuanya!""Aku tentu tahu ....""Tutup mulutmu!" sela Reagan.Stendy mengempaskan tangan Reagan, lalu merapikan kerah bajunya. Dia menatap Regan dengan angkuh dan mencela, "Lihat dulu gayamu yang sekarang. Kamu seperti anjing penjilat ....""Cukup! Kalian berdua bisa mati kalau diam ya? Kita ini sahabat! Untuk apa saling melukai seperti ini?" hardik Philip."Siapa juga yang mau jadi sahabatnya!" balas Reagan."Aku juga nggak punya sahabat seperti dia," ujar Stendy dengan tidak acuh.Reagan menunjuk Stendy dan memperingatkan, "Jangan coba-coba mendekati Na
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 212

Reagan seolah-olah tidak mendengarnya.Ketika Reagan tiba di depan gedung apartemen, Philip telah menyusulnya. Dia buru-buru menahan Reagan dan membujuk, "Sudahlah, jangan membuat keributan lagi. Kak Nadine juga nggak bakal buka pintu untukmu.""Ada yang ingin kuberikan padanya."Philip termangu. "Apa itu?"Reagan mengeluarkan salep anti rhinitis alergi di sakunya. "Dia alergi di musim ini. Aku harus memberikan salep ini kepadanya."Seketika, Philip merasa sedih. Jelas-jelas keduanya pernah saling mencintai. Kenapa hasilnya malah menjadi seperti ini?"Ya, Obat ini harus diberikan kepadanya .... Harus ...." Reagan mengangguk.Suara Reagan menjadi makin kecil. Tiba-tiba, pandangannya menggelap. Tubuh Reagan pun perlahan-lahan terjatuh.Philip buru-buru maju untuk menangkap Reagan. Kemudian, dia hanya bisa menarik Reagan ke mobil. Ketika melihat mobil yang berhenti jauh di depan gang, Philip tak kuasa mengembuskan napas panjang.Ketika Philip dan Reagan tiba di vila, waktu sudah menunjukk
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 213

'Nad, aku rindu sekali padamu .... Tolong kembali padaku ya?'Sayangnya, yang membalas Reagan hanya kegelapan di ruang tamu dan deru angin di luar jendela.....Keesokan hari, Nadine bangun pagi-pagi. Dia mandi, masak, dan berkemas sebelum berangkat ke laboratorium.Ketika menutup pintu, Nadine menemukan sebuah kantong kertas di gagang pintunya. Di dalamnya adalah salep anti rhinitis alergi. Selain itu, merek ini yang selalu digunakan oleh Nadine.Nadine mengamati ke sekeliling. Siapa yang memberinya salep ini? Tiba-tiba, tatapan Nadine tertuju pada pintu di seberang. Nadine menatap salep itu dan kantong kertasnya untuk mencari tahu.Ketika Nadine hendak mengetuk pintu untuk bertanya kepada Arnold, tiba-tiba pintu di seberangnya terbuka. Arnold keluar dengan wajah datar. Saat melihat Nadine, langkah kakinya terhenti.Nadine bisa merasakan kejanggalan pada ekspresi Arnold. Dia lantas bertanya, "Apa ada masalah?"Arnold menyahut dengan serius, "Kita berangkat ke laboratorium dulu. Nanti
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 214

Teknisi merasa tidak berdaya. "Kamu sudah tanya lima kali. Aku belum selesai periksa. Tunggu sebentar. Aku akan berusaha membantu kalian memulihkan data."Wilfred segera berkata, "Ya sudah, aku nggak bakal ganggu lagi. Kamu lanjutkan pekerjaanmu."Kemudian, Wilfred tak kuasa melirik Arnold. Dia khawatir Arnold menyalahkan Olive atas masalah ini.Setelah berpikir sejenak, Wilfred menghampiri dan berbisik, "Pak Arnold, aku melihat waktu Olive mematikan komputer. Aku bisa bersaksi kalau semua ini murni kecelakaan. Dia terus menginput data selama dua hari ini. Dia belum sempat istirahat. Dia nggak mungkin sengaja ...."Arnold memijat pelipisnya dan membalas, "Sebelum semuanya jelas, aku nggak bakal sembarangan mengambil kesimpulan."Bukannya Arnold tidak percaya pada Olive, tetapi tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Dia tidak akan berasumsi sembarangan dan hanya berbicara berdasarkan fakta.Wilfred masih ingin berbicara, tetapi Kamila menarik lengan bajunya dan mengisyaratkannya unt
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 215

"Enam bulan lalu, mereka meluncurkan fitur baru."Begitu mendengarnya, teknisi itu menjadi antusias. Dia bertanya, "Maksudmu perekam AI ya?"Semua orang tampak kebingungan. Ini bukan bidang mereka sehingga mereka kurang paham.Arnold berkata, "Yang kamu maksud seharusnya adalah kecerdasan buatan yang ditambahkan oleh Sun setelah pembaruan perangkat lunak. Tapi, fitur ini nggak sempurna."Sejumlah besar data diunggah ke cloud tanpa klasifikasi dan tidak dapat dicari dalam waktu singkat. Saat ini, yang dapat dicari hanya kata kunci. Dengan kata lain, mereka bukan hanya perlu mengetahui data mana yang hilang, tetapi juga perlu mengingat data spesifik yang hilang. Dengan cara ini, mereka baru bisa melakukan pencarian akurat."Sepuluh persen ya? Itu banyak sekali. Itu setara dengan tiga set data eksperimen," keluh Wilfred."Eee ...."Calvin tidak bisa berkata-kata. "Ini mungkin agak susah untuk dipraktikkan."Setelah menyelesaikan eksperimen, mereka langsung menginput data di komputer dan m
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 216

Ekspresi Olive berubah. Dia menegur, "Nadine, omong kosong apa yang kamu bicarakan? Semua data tim diinput olehku! Nggak ada yang hilang!""Kalau kalian nggak percaya, kalian boleh periksa daftar entri. Meskipun sebagian besar data hilang karena masalah komputer, masih ada catatannya!"Olive menekankan, "Jadi, jangan harap kamu bisa memfitnahku!"Nadine tetap bersikap tenang. "Oh, memang nggak hilang. Soalnya sebelum aku buang ke tong sampah, aku membukanya dan melihat tanggal yang tertera. Itu di hari yang sama. Makanya, aku meletakkannya kembali.""Kalau begitu, atas dasar apa kamu bilang aku menghilangkan laporan? Kamu melihatnya di lantai, lalu memungutnya dan mengembalikannya. Semua cuma omong kosongmu!" timpal Olive.Nadine memperjelas, "Pertama, aku cuma menjelaskan aku melihat laporan di lantai dan memungutnya. Aku nggak bilang ada yang membuat hilang laporan. Orang lain juga nggak menyimpulkan seperti ini. Reaksimu yang berlebihan.""Ya! Kamu nggak mengatakannya dengan jelas,
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 217

Dalam waktu kurang dari 10 detik, sejumlah besar data terkait muncul di layar.Kamila sontak berseru, "Pak! Pak! Cepat kemari! Apa benar ini datanya?"Teknisi itu segera duduk di depan komputer. Setelah mengoperasikan sejenak, dia berkata, "Memang benar ada sejumlah data yang terbaca kembali. Tapi, aku nggak bisa memastikan ini data yang kalian cari atau bukan. Suruh anggota kalian periksa saja."Olive segera menghampiri. Teknisi itu pun bangkit untuk memberinya kursi.Waktu terus berlalu. Ketika melihat Olive hanya diam, Kamila bertanya dengan cemas, "Olive, kenapa diam saja? Berapa banyak data yang berhasil dipulihkan?""Sudah hampir semua." Olive menggigit bibirnya. Ekspresinya tidak terlihat senang.Kamila meragukan ucapan Olive. Dia pun maju dan memeriksanya. Seketika, dia merasa sangat lega. "Terima kasih, Tuhan! Untung saja 99 persen data berhasil dipulihkan!"Kemudian, Kamila merangkul lengan Nadine. "Untung saja ada kamu! Kalau nggak, kami bisa nangis darah! Kalau sampai data-
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bab 218

[ Ya. Ada yang menyelinap masuk ke ruang pemantauan dan menyebarkan virus ke intranet melalui sistem pemantauan. ][ Siapa? ][ Orang itu menutup wajahnya, jadi nggak terlihat jelas. Tapi, bisa dipastikan dia adalah orang dalam Universitas Brata. ][ Orang seperti ini nggak boleh dilepaskan begitu saja. Kali ini dia menyerang kalian dengan virus. Entah apa yang bisa dilakukannya lagi selanjutnya. ]Arnold menatap ponselnya dan tiba-tiba terkekeh-kekeh. Teknisi di samping pun kebingungan. Apa yang lucu? Kenapa tiba-tiba tertawa? Mengerikan sekali ....Arnold pun membalas Nadine.[ Oke, sesuai yang kamu bilang. ]Nadine pun tersenyum, lalu meletakkan ponselnya dan pergi mandi.....Reagan bangun dengan keadaan sakit kepala. Dia tak kuasa menarik napas dalam-dalam. Dia bangkit, lalu memandang ke luar jendela. Langit gelap gulita. Dia tidur sehari semalam.Perut Reagan agak sakit. Dia pun mencari obat lambungnya di nakas. Kemudian, dia mengambil air di atas nakas yang sudah dingin untuk me
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bab 219

"Keluar sana!""Kak Reagan ....""Aku suruh kamu keluar! Kamu nggak dengar?"Eva hanya bisa menggigit bibirnya. Sekujur tubuhnya gemetaran.Reagan sama sekali tidak merasa kasihan pada Eva. Dia malah berkata, "Lain kali, jangan masuk tanpa izinku. Paham?""Kenapa?" Eva mendongak dan menatap Reagan dengan mata berkaca-kaca. "Ini seharusnya kamar kita. Kenapa aku nggak boleh masuk?""Heh, kamar kita?" Senyuman Regan tampak ganas. "Kamu rasa kamu pantas?"Tubuh Eva sontak terhuyung. Reagan pun tidak berniat untuk memapahnya. Dia hanya menatap dengan tidak acuh. Tatapannya itu seperti menyuruh Eva untuk terus melanjutkan sandiwaranya."Keluar!"Eva hanya bisa berbalik dan pergi dengan putus asa."Sebentar."Seketika, harapan muncul kembali di hati Eva. Namun, ternyata Reagan hanya menginstruksi, "Bawa keluar sampah-sampah ini."Pada akhirnya, Eva mengambil nampannya dan meninggalkan kamar utama."Nyonya, Tuan belum nafsu makan ya?" tanya Pelayan.Eva segera menenangkan diri, lalu menghela
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bab 220

"Obat apa?""Yang bisa membangkitkan hasrat pria ...."Orang itu terdiam sejenak sebelum tertawa. "Kamu begitu terobsesi sampai harus pakai obat semacam itu?"Eva merasa malu sekaligus kesal. "Langsung saja ke intinya. Bisa dapat atau nggak? Sisanya bukan urusanmu!""Sebentar." Orang itu mengakhiri panggilan.Eva berbaring di ranjang sambil memandang langit-langit. Rumah orang kaya memang indah. Setelah merasakan seperti apa kehidupan orang kaya, Eva tidak ingin kembali ke kehidupan sebelumnya lagi. Itu sebabnya, dia harus menjerat hati Reagan.....Pagi hari setelah bangun, Nadine bersih-bersih dan masak sebelum berangkat ke laboratorium.Nadine sibuk sampai siang hari dan menyelesaikan dua set data. Dia pun merasa sangat puas dengan hasil ini.Setelah menginput data dan memastikan semuanya sudah tersimpan dengan baik, Nadine mengambil kotak makannya dari kulkas dan hendak memanaskannya.Dari kejauhan, Kamila bisa mencium aroma makanan yang wangi. "Nadine, kamu makan apa? Wangi sekali
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
33
DMCA.com Protection Status