Semua Bab Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku : Bab 1 - Bab 8

8 Bab

Keceplosan

“Mas, besok Mama dan Mbak Sum mau datang ke Jakarta, katanya mereka mau menginap di rumah kita. Kata Mama, Mama kangen sama Mala, apa Mas Hanung tidak keberatan kalau Mama dan Mbak Sum menginap beberapa hari di rumah kita?” tanya Aisyah pada sang suami yang terlihat sedang menikmati makanan di dalam piringnya itu.Hanung mengangguk dengan semangat, seperti biasanya, ia akan merasa sangat senang jika keluarganya Aisyah datang ke rumahnya. Terutama Bu Seruni sang Mama mertua dan juga Mbak Sumiyati sebagai kakak tertua dari istrinya itu.“Tentu saja boleh, kan mereka juga adalah keluargaku. Lagi pula wajar juga kan, namanya juga orang tua, pasti Mama akan merindukan anak–anaknya yang tinggal jauh dari rumah. Malah bagus kan, besok kamu kan harus pergi ke luar kota selama 2 hari, itu tandanya aku dan Mala tidak hanya berdua saja di rumah ini. Ada Mama dan juga Mbak Sum yang menemani kami,” jawab Hanung yang membuat perasaan Aisyah merasa sangat bersyukur karena memiliki suami yang sangat
Baca selengkapnya

Cemburu Buta

“Sayang kamu kok dari tadi cemberut terus sih? Kamu kenapa? Kamu masih marah ya sama kakak kamu itu?” tanya Hanung pada Mala yang sejak tadi hanya diam membisu seraya mencebikkan bibirnya lima centimeter.“Pakai nanya lagi! Harusnya kamu tahu dan peka lah kenapa aku bisa marah, Mas!” jawab Mala dengan wajah yang jutek, namun tetap terlihat menggemaskan di mata Hanung yang sejak lama memang sudah menaruh hati pada Mala yang sudah tinggal bersama mereka setelah lulus kuliah.“Sayang, Mas kan bukan dukun, jadi mana Mas tahu kamu marah karena apa? Yang Mas tahu, tadi kamu kesal karena Aisyah sudah menceramahi kamu. Sudahlah, toh itu kan nasihat yang bagus juga sayang, jadi sekarang tidak perlu kamu pirikan lagi, okay!” ujar Hanung seraya mencubit pipi Mala dengan gemasnya.“Mas aku itu cemburu! Masa iya kamu tadi cium–cium Mbak Aisyah di depan aku kayak gitu! Memangnya kamu pikir perasaan aku terbuat dari batu apa, makanya kamu pikir kalau aku ini gak bisa merasakan cemburu?” Mendengar u
Baca selengkapnya

Impian Tercapai

Hanung terdiam beberapa detik ketika mendapatkan pertanyaan tersebut dari Mala. Kemudian tak lama ia tersadar seraya menghembuskan nafas kasar setelah Mala memanggilnya dengan suaranya yang parau.“Jawab Mas, apa aku hanya menjadi permainanmu saja selama ini?” Suara Mala terdengar lirih, bahkan hampir tak terdengar. Walaupun sebenarnya Mala juga sadar jika semua yang ia lakukan adalah sebuah kesalahan besar. Namun karena semuanya sudah terlanjur, dan Mala juga mendapatkan dukungan dari sang Mama dan juga kakak pertamanya, akhirnya Mala pun sudah tidak bisa berbuat apa–apa lagi selain meneruskan semuanya.“A–aku mencintaimu Mala, sungguh. Aku nggak bisa membohongi hati kecilku, jika kamu memang sangat sempurna menjadi seorang wanita. Jika dibandingkan dengan paras cantikmu, wajah Aisyah tidak ada apa–apanya. Makanya aku mohon sama kamu, berikan aku waktu untuk memutuskan semuanya sayang. Jika memang suatu saat Aisyah hamil, maka aku akan tetap berterus terang jika kamu sudah aku nika
Baca selengkapnya

Tahu Sesuatu

“Erna, kamu sudah coba hubungi pihak vendor belum? Tolong bilang sama mereka, kalau kita mau bekerja sama dengan perusahaan mereka. Asal mereka bisa menjaga kualitas barang kita nantinya. Jangan seperti yang sekarang sedang viral, banyak kasus skincare yang kandungan bahan utamanya di kurang–kurangi sama pihak mereka.Jangan sampai hanya karena mereka ingin untung banyak, lantas mereka jadi merugikan kita.” Aisyah berbicara dengan Erna asisten pribadi sekaligus sahabatnya itu. Namun kedua bola mata Aisyah masih tertuju dengan lekat ke arah laptop yang berada di dihadapannya.“Erna! Apa kamu mendengarkan ucapanku?” tanya Aisyah yang kemudian menatap ke arah sang asisten pribadi setelah pertanyaannya tak mendapatkan respon.“Aa–aa i–iya Ais, nanti kamu mau makan apa?” jawabnya asal.“Makan? Siapa yang bahas makan?” Aisyah pun mengernyitkan keningnya, ia kemudian terkekeh ketika melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Erna padanya sambil garuk–garuk kepalanya yang tak gatal.“Erna, apa
Baca selengkapnya

Kekhawatiran Dua Sahabat

“Kamu sudah bilang sama Aisyah, Erna?” tanya Restu ketika mereka hanya berdua saja di ruangan meeting, setelah Aisyah pamit keluar untuk mengambil barangnya yang tertinggal di dalam ruangannya.Erna menggelengkan kepalanya pelan, “Belum Res,” jawabnya lirih.“Kenapa?” Restu menatap Erna dengan lekat, “Apa kamu tega membiarkan Aisyah dibohongi seperti itu terus menerus oleh suami dan juga adiknya? Itu pengkhianatan, perbuatan, bukan sesuatu yang wajar untuk dimaklumi, Erna.” “Aku nggak tega Res, apalagi malam ini adalah malam yang sangat ia nantikan dari perjalanan karirnya yang panjang. Berawal dari seorang reseller, lalu kini ia jadi memiliki brand sendiri. Kerja kerasnya selama ini yang akhirnya menjadikan ia berada di posisi yang mungkin tak pernah ia bayangkan. Kamu lihat, penjualan produknya di toktok membuat namanya banyak dikenal, dan melesat dengan sangat cepat. Rasanya aku tidak tega kalau harus menghancurkan kebahagian Aisyah begitu saja Res,”Mendengar apa yang disampaikan
Baca selengkapnya

Lagi-lagi Cemburu

“Oh ya, begitu ya? Semoga saja ucapan baik dari kalian semua menjadi doa yang baik juga untukku dan juga Mas Hanung.”Jawaban dari Aisyah yang sambil tersenyum itu memberikan perasaan lega di hati kedua sahabatnya yang saat ini merasa khawatir. Karena setidaknya itu menjadi pertanda jika Aisyah tidak mendengarkan percakapan mereka berdua.“Okay kita lanjutkan meeting nya sekarang juga. Pokoknya kita harus menyelesaikan semuanya sebelum jam makan siang. Setelah itu kita harus ke lokasi untuk mengatur semuanya.”Mendengar ucapan Aisyah keduanya pun langsung mengangguk setuju. Dan meeting mereka pun dilanjutkan kembali, Restu dan Erna saling berpandangan melihat semangat empat lima yang ditunjukkan oleh Aisyah. Keduanya seolah tak tega melihat Aisyah yang ternyata diam–diam sudah diselingkuhi oleh suaminya. Namun bagi Erna yang tahu semua rasanya tidak adil jika Erna harus menghancurkan kebahagiaan sahabatnya dengan memberitahukan perselingkuhan adiknya dengan suaminya itu pada Aisyah.
Baca selengkapnya

Semakin Mencurigakan

Brakk!!Mala tiba–tiba melemparkan remote AC ke arah tembok. Merasa kesal setelah mendengar percakapan antara Hanung dengan Aisyah.“Loh sayang kamu kenapa?” tanya Hanung seraya menghampiri Mala yang tiba–tiba merajuk itu.“Aku nggak suka lihat kamu mesra kayak gitu sama Mbak Aisyah, Mas! Kalau kamu masih berat meninggalkan dia, lebih baik kita berpisah saja mas. Dan mumpung bayi ini belum besar lebih baik aku gugurkan saja kandungannya. Aku nggak mau kebahagiaan kita dirusak oleh kamu sendiri!” Mala menatap kedua manik mata Hanung dengan tajam. Terlihat jelas jika ia sangat cemburu terhadap Aisyah yang sampai saat ini masih sah istrinya Hanung.“Sayang itu kan hanya akting saja, kamu juga tahu kan kalau hati ini hanya buat kamu seorang? Sudahlah hal seperti ini jangan dibesar–besarkan, kalau nggak kayak gini mana mungkin aku dapat uang dua ratus juta untuk membeli perlengkapan rumah ini sayang,” ucap Hanung membela diri.“Tapi bukan begitu caranya Mas, kalau kayak gitu Mas Hanung sa
Baca selengkapnya

Menunggu Kedatangan Hanung

“Ais acaranya akan segera dimulai, ayo kita masuk ke dalam sekarang!” Erna mengajak Aisyah yang masih menunggu kedatangan Hanung suaminya. Suaminya yang tadi siang sempat berjanji, jika malam ini dia akan hadir di acara penting perusahaan Aisyah istrinya. “Aku masih menunggu kedatangan Mas Hanung, Na. Masa iya di acara sepenting ini Mas Hanung tidak menyaksikan secara langsung. Karena harusnya Mas Hanung merasa bangga melihat perjuanganku selama ini berakhir dengan manis, karena Mas Hanung lah yang mengetahui semuanya. Perjuangan ku dari nol sampai aku diakui keberadaannya di industri kecantikan, Na.”Kesedihan di wajah Aisyah tak bisa disembunyikan, walaupun ia terlihat tersenyum, namun gurat–gurat kesedihan sangatlah terlihat jelas di wajahnya.Kemudian Aisyah mencoba menghubungi nomor ponsel suaminya lagi, entah sudah berapa kali Aisyah melakukannya. Namun ternyata jawabannya pun masih sama, nomor Hanung masih tetap tidak aktif.“Mas Hanung mungkin terjebak macet. Kalau gitu kita
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status