Share

Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku
Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku
Penulis: Astri Wibowo

Keceplosan

Penulis: Astri Wibowo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-19 18:49:05

“Mas, besok Mama dan Mbak Sum mau datang ke Jakarta, katanya mereka mau menginap di rumah kita. Kata Mama, Mama kangen sama Mala, apa Mas Hanung tidak keberatan kalau Mama dan Mbak Sum menginap beberapa hari di rumah kita?” tanya Aisyah pada sang suami yang terlihat sedang menikmati makanan di dalam piringnya itu.

Hanung mengangguk dengan semangat, seperti biasanya, ia akan merasa sangat senang jika keluarganya Aisyah datang ke rumahnya. Terutama Bu Seruni sang Mama mertua dan juga Mbak Sumiyati sebagai kakak tertua dari istrinya itu.

“Tentu saja boleh, kan mereka juga adalah keluargaku. Lagi pula wajar juga kan, namanya juga orang tua, pasti Mama akan merindukan anak–anaknya yang tinggal jauh dari rumah. Malah bagus kan, besok kamu kan harus pergi ke luar kota selama 2 hari, itu tandanya aku dan Mala tidak hanya berdua saja di rumah ini. Ada Mama dan juga Mbak Sum yang menemani kami,” jawab Hanung yang membuat perasaan Aisyah merasa sangat bersyukur karena memiliki suami yang sangat penyayang terhadap keluarganya.

“Alhamdulillah kalau Mas Hanung mengizinkan. Aku juga jadi lega sekarang. Aku merasa sangat bersyukur karena memiliki suami yang sangat pengertian seperti Mas Hanung.”

Kemudian Aisyah menatap ke arah sang adik yang sejak tadi tak berkomentar apa–apa.

“Mala, nanti kalau kamu cari suami, harus cari yang sifatnya seperti Mas Hanung ya. Agar nantinya dia bukan hanya akan sayang sama kamu saja, tapi juga harus sayang sama keluarga kita.” ujar Aisyah menasehati sang adik yang masih terlihat sibuk dengan sendok dan juga garpu nya itu.

“Nggak usah khawatir Mbak, Mala lebih pintar dari Mbak Ais kok. Nanti jika sudah waktunya, Mala pasti akan memperkenalkan calon suami Mala sama Mba Aisyah ya!” jawabannya sambil tersenyum, menatap Aisyah dan Hanung bergantian.

“Memangnya sekarang kamu sudah punya pacar? Kalau bisa kamu jangan pacaran dulu Mala! Kalau memang calon suami kamu itu serius, kamu langsung ajak saja dia ketemu Mama. Minta segera halalin, kalau kamu sudah merasa cocok sama dia. Ingat ya Mala, pacaran itu dilarang sama ajaran kita loh.”

Pesan Aisyah lagi, ia merasa takut jika adiknya sampai melakukan hal yang di larang. Apalagi ia dititipi secara langsung oleh sang Mama, makanya Aisyah bersikap lebih protektif sama sang adik. Karena ia tidak ingin membuat sang Mama merasa kecewa.

“Iya, iya Mbak, Mala paham kok.” jawab Mala yang terlihat sedikit risih akan ceramah sang Kakak di pagi hari.

“Itu lah kenapa Mbak Ais meminta Mas Hanung mengantar jemput kamu. Karena selain perusahaan kalian yang satu arah dan berdekatan, diantar jemput sama Mas Hanung itu lebih aman Mala. Apalagi kamu tahu sendiri pergaulan anak sekarang seperti apa kan? Mbak Ais nggak mau jika sampai kamu terjebak dalam pergaulan bebas di luar sana. Bukan apa–apa, semua ini Mbak Aisyah lakukan karena Mbak Aisyah sayang sama kamu, Mala.”

“Iya, iya Mbak, Mala dengar kok. Nggak usah ceramah tiap hari deh!” jawab Mala seraya mencebikkan bibirnya. Ia kemudian memilih tidak menghabiskan makanannya, karena terlanjur kesal sudah di ceramahi oleh sang Kakak.

“Udah lah Aisyah, Mala kan sudah besar. Dia juga tau mana yang baik dan mana yang buruk. Kalau kamu kayak gitu terus selalu ceramah sama Mala, yang ada nanti dia jadi membangkang sama kamu. Kamu nggak perlu khawatir, tiap hari Mala kan pulang sama aku, jadi dia nggak akan aneh–aneh!”

Seperti biasanya, Hanung selalu membela Mala setiap kali Aisyah sedang memberikan ia nasihat nya untuk sang adik bungsunya itu. Membuat Mala selalu merasa diatas angin dan tidak mau mendengarkan setiap nasihat yang dilontarkan oleh sang kakak.

“Tau nih Mbak Aisyah bikin badmood banget! Mas ayo kita berangkat sekarang, nanti kita telat! Ini hari senin, pasti di jalan macet banget!” ajak Mala pada Hanung yang belum menghabiskan makanan di dalam piringnya tersebut.

“Sebentar Mala, Mas Hanung kan belum selesai sarapannya. Lagi pula ini kan masih pagi, tuh lihat jam saja baru menunjukkan pukul 06.00 WIB, waktunya masih banyak jadi biarkan Mas Hanung menghabiskan makanannya dulu ya?”

Aisyah mencoba mencegah, namun seperti biasanya ternyata ucapan Mala malah langsung di iya kan oleh sang suami. Hanung ternyata lebih memilih menuruti ucapan Mala ketimbang ucapannya itu.

“Sudah lah, aku juga sudah kenyang kok. Mala benar, hari senin adalah hari macet nasional. Jadi kalau kita telat sedikit saja pasti kita akan terlambat. Kalau begitu aku berangkat dulu ya, Aisyah.”

Hanung kemudian mengulurkan tangannya pada Aisyah, lalu seperti biasa ia pun mengecup kening istrinya ketika akan berangkat ke kantor.

Mala yang sudah tak sabar itu pun berteriak, ia memanggil Hanung yang sedang dibereskan dasinya oleh Aisyah.

“Mas, Ayo! Nanti kita kesiangan!”

“Iya, iya sayang! Eh Mala, tuh kan jadi keceplosan deh! Gara–gara kamu sih Aisyah ah! Ya udah, Mas berangkat dulu ya, kamu nanti hati–hati di jalan ya!”

Pesan Hanung itu pun di anggukan oleh Aisyah. Hanung lalu bergegas pergi meninggalkan sang istri yang menatap kepergian suaminya tanpa rasa curiga sedikitpun.

***

Bab terkait

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Cemburu Buta

    “Sayang kamu kok dari tadi cemberut terus sih? Kamu kenapa? Kamu masih marah ya sama kakak kamu itu?” tanya Hanung pada Mala yang sejak tadi hanya diam membisu seraya mencebikkan bibirnya lima centimeter.“Pakai nanya lagi! Harusnya kamu tahu dan peka lah kenapa aku bisa marah, Mas!” jawab Mala dengan wajah yang jutek, namun tetap terlihat menggemaskan di mata Hanung yang sejak lama memang sudah menaruh hati pada Mala yang sudah tinggal bersama mereka setelah lulus kuliah.“Sayang, Mas kan bukan dukun, jadi mana Mas tahu kamu marah karena apa? Yang Mas tahu, tadi kamu kesal karena Aisyah sudah menceramahi kamu. Sudahlah, toh itu kan nasihat yang bagus juga sayang, jadi sekarang tidak perlu kamu pirikan lagi, okay!” ujar Hanung seraya mencubit pipi Mala dengan gemasnya.“Mas aku itu cemburu! Masa iya kamu tadi cium–cium Mbak Aisyah di depan aku kayak gitu! Memangnya kamu pikir perasaan aku terbuat dari batu apa, makanya kamu pikir kalau aku ini gak bisa merasakan cemburu?” Mendengar u

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Impian Tercapai

    Hanung terdiam beberapa detik ketika mendapatkan pertanyaan tersebut dari Mala. Kemudian tak lama ia tersadar seraya menghembuskan nafas kasar setelah Mala memanggilnya dengan suaranya yang parau.“Jawab Mas, apa aku hanya menjadi permainanmu saja selama ini?” Suara Mala terdengar lirih, bahkan hampir tak terdengar. Walaupun sebenarnya Mala juga sadar jika semua yang ia lakukan adalah sebuah kesalahan besar. Namun karena semuanya sudah terlanjur, dan Mala juga mendapatkan dukungan dari sang Mama dan juga kakak pertamanya, akhirnya Mala pun sudah tidak bisa berbuat apa–apa lagi selain meneruskan semuanya.“A–aku mencintaimu Mala, sungguh. Aku nggak bisa membohongi hati kecilku, jika kamu memang sangat sempurna menjadi seorang wanita. Jika dibandingkan dengan paras cantikmu, wajah Aisyah tidak ada apa–apanya. Makanya aku mohon sama kamu, berikan aku waktu untuk memutuskan semuanya sayang. Jika memang suatu saat Aisyah hamil, maka aku akan tetap berterus terang jika kamu sudah aku nika

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Tahu Sesuatu

    “Erna, kamu sudah coba hubungi pihak vendor belum? Tolong bilang sama mereka, kalau kita mau bekerja sama dengan perusahaan mereka. Asal mereka bisa menjaga kualitas barang kita nantinya. Jangan seperti yang sekarang sedang viral, banyak kasus skincare yang kandungan bahan utamanya di kurang–kurangi sama pihak mereka.Jangan sampai hanya karena mereka ingin untung banyak, lantas mereka jadi merugikan kita.” Aisyah berbicara dengan Erna asisten pribadi sekaligus sahabatnya itu. Namun kedua bola mata Aisyah masih tertuju dengan lekat ke arah laptop yang berada di dihadapannya.“Erna! Apa kamu mendengarkan ucapanku?” tanya Aisyah yang kemudian menatap ke arah sang asisten pribadi setelah pertanyaannya tak mendapatkan respon.“Aa–aa i–iya Ais, nanti kamu mau makan apa?” jawabnya asal.“Makan? Siapa yang bahas makan?” Aisyah pun mengernyitkan keningnya, ia kemudian terkekeh ketika melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Erna padanya sambil garuk–garuk kepalanya yang tak gatal.“Erna, apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Kekhawatiran Dua Sahabat

    “Kamu sudah bilang sama Aisyah, Erna?” tanya Restu ketika mereka hanya berdua saja di ruangan meeting, setelah Aisyah pamit keluar untuk mengambil barangnya yang tertinggal di dalam ruangannya.Erna menggelengkan kepalanya pelan, “Belum Res,” jawabnya lirih.“Kenapa?” Restu menatap Erna dengan lekat, “Apa kamu tega membiarkan Aisyah dibohongi seperti itu terus menerus oleh suami dan juga adiknya? Itu pengkhianatan, perbuatan, bukan sesuatu yang wajar untuk dimaklumi, Erna.” “Aku nggak tega Res, apalagi malam ini adalah malam yang sangat ia nantikan dari perjalanan karirnya yang panjang. Berawal dari seorang reseller, lalu kini ia jadi memiliki brand sendiri. Kerja kerasnya selama ini yang akhirnya menjadikan ia berada di posisi yang mungkin tak pernah ia bayangkan. Kamu lihat, penjualan produknya di toktok membuat namanya banyak dikenal, dan melesat dengan sangat cepat. Rasanya aku tidak tega kalau harus menghancurkan kebahagian Aisyah begitu saja Res,”Mendengar apa yang disampaikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Lagi-lagi Cemburu

    “Oh ya, begitu ya? Semoga saja ucapan baik dari kalian semua menjadi doa yang baik juga untukku dan juga Mas Hanung.”Jawaban dari Aisyah yang sambil tersenyum itu memberikan perasaan lega di hati kedua sahabatnya yang saat ini merasa khawatir. Karena setidaknya itu menjadi pertanda jika Aisyah tidak mendengarkan percakapan mereka berdua.“Okay kita lanjutkan meeting nya sekarang juga. Pokoknya kita harus menyelesaikan semuanya sebelum jam makan siang. Setelah itu kita harus ke lokasi untuk mengatur semuanya.”Mendengar ucapan Aisyah keduanya pun langsung mengangguk setuju. Dan meeting mereka pun dilanjutkan kembali, Restu dan Erna saling berpandangan melihat semangat empat lima yang ditunjukkan oleh Aisyah. Keduanya seolah tak tega melihat Aisyah yang ternyata diam–diam sudah diselingkuhi oleh suaminya. Namun bagi Erna yang tahu semua rasanya tidak adil jika Erna harus menghancurkan kebahagiaan sahabatnya dengan memberitahukan perselingkuhan adiknya dengan suaminya itu pada Aisyah.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Semakin Mencurigakan

    Brakk!!Mala tiba–tiba melemparkan remote AC ke arah tembok. Merasa kesal setelah mendengar percakapan antara Hanung dengan Aisyah.“Loh sayang kamu kenapa?” tanya Hanung seraya menghampiri Mala yang tiba–tiba merajuk itu.“Aku nggak suka lihat kamu mesra kayak gitu sama Mbak Aisyah, Mas! Kalau kamu masih berat meninggalkan dia, lebih baik kita berpisah saja mas. Dan mumpung bayi ini belum besar lebih baik aku gugurkan saja kandungannya. Aku nggak mau kebahagiaan kita dirusak oleh kamu sendiri!” Mala menatap kedua manik mata Hanung dengan tajam. Terlihat jelas jika ia sangat cemburu terhadap Aisyah yang sampai saat ini masih sah istrinya Hanung.“Sayang itu kan hanya akting saja, kamu juga tahu kan kalau hati ini hanya buat kamu seorang? Sudahlah hal seperti ini jangan dibesar–besarkan, kalau nggak kayak gini mana mungkin aku dapat uang dua ratus juta untuk membeli perlengkapan rumah ini sayang,” ucap Hanung membela diri.“Tapi bukan begitu caranya Mas, kalau kayak gitu Mas Hanung sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Menunggu Kedatangan Hanung

    “Ais acaranya akan segera dimulai, ayo kita masuk ke dalam sekarang!” Erna mengajak Aisyah yang masih menunggu kedatangan Hanung suaminya. Suaminya yang tadi siang sempat berjanji, jika malam ini dia akan hadir di acara penting perusahaan Aisyah istrinya. “Aku masih menunggu kedatangan Mas Hanung, Na. Masa iya di acara sepenting ini Mas Hanung tidak menyaksikan secara langsung. Karena harusnya Mas Hanung merasa bangga melihat perjuanganku selama ini berakhir dengan manis, karena Mas Hanung lah yang mengetahui semuanya. Perjuangan ku dari nol sampai aku diakui keberadaannya di industri kecantikan, Na.”Kesedihan di wajah Aisyah tak bisa disembunyikan, walaupun ia terlihat tersenyum, namun gurat–gurat kesedihan sangatlah terlihat jelas di wajahnya.Kemudian Aisyah mencoba menghubungi nomor ponsel suaminya lagi, entah sudah berapa kali Aisyah melakukannya. Namun ternyata jawabannya pun masih sama, nomor Hanung masih tetap tidak aktif.“Mas Hanung mungkin terjebak macet. Kalau gitu kita

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Sedih di Balik Bahagia

    “Ah akhirnya acaranya berjalan dengan lancar! Terima kasih ya Na, Res, karena kalian adalah teman dan team terbaik yang pernah aku miliki!” Aisyah memuji kedua sahabatnya yang selama ini selalu membantunya dengan totalitas. Karena peran keduanya, akhirnya acara yang digelar oleh Aisyah pun berjalan dengan lancar dan sesuai dengan keinginannya.“Selamat ya Aisyah, akhirnya sekarang semua orang mengakui kualitas produk dari perusahaan kita. Dan ini adalah perjuangan yang luar biasa yang sudah berhasil kita tempuh. Kamu memang pantas mendapatkan semua ini untuk membayar lunas semua kerja kerasmu selama ini, Aisyah.”Erna merangkul tubuh sahabat nya itu dengan erat. Merasa ikut senang dengan pencapaian yang sudah diraih oleh Aisyah sahabatnya itu.“Nggak Erna, ini semuanya berkat kerja keras kita bersama. Terima kasih banyak ya, karena kalian benar–benar sangat berjasa untuk perusahaan ini!” Aisyah menatap kedua sahabatnya yang yang merangkap sebagai staf direksinya saat ini. Tak dapat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18

Bab terbaru

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Di Talak

    “Bagaimana bisa kamu di pecat dari perusahaan itu Mala? Bukankah kamu bilang kalau boss kamu sudah sangat cocok sama kinerja kamu selama ini?” tanya Hanung ketika ia baru masuk ke rumah baru milik Mala yang beberapa hari lalu baru ia belikan itu.“Aku gak tahu Mas, karena tiba–tiba saja aku dipecat tanpa tahu kesalahanku apa? Mereka hanya bilang kalau aku sudah melanggar kontrak kerja, tapi mereka sendiri tidak memberikan aku penjelasan apa–apa.” Hanung berdecak kesal, tak menyangka di posisinya yang serba sulit seperti saat ini, tiba–tiba Mala pun dipecat dari perusahaan tempat ia bekerja. “Kenapa kamu bersikap seperti itu Mas? Kamu seolah tidak suka dengan kabar ini? Bukankah waktu itu kamu pernah bilang, kalau tanpa perlu aku bekerja pun kamu akan selalu mencukupi semua kebutuhanku dan juga calon anak kita. Lalu kenapa sekarang kamu berubah, Mas? Mana janji yang sudah kamu ucapkan itu di hadapan semua keluargaku hmm?”Mala yang sedikit kaget dengan perubahan mimik wajah yang ditu

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Kabar Buruk

    “Apa? Kenapa bisa sampai sebanyak ini tagihan untuk perusahaan kita Sarah? Bagaimana bisa semua klien kita membatalkan proyeknya hanya dari satu pihak saja? Sedangkan semuanya sudah deal kan?” Hanung membulatkan bola matanya seketika ketika ia mendapatkan laporan dari sekretaris dan juga asisten pribadinya.“Betul Pak, tadi Pak Dodi sudah menghubungi pihak sana, dan mereka memang membatalkan proyek–proyek ini. Jadi mau tidak mau kita harus mengembalikan uang mereka Pak.” terang Sarah seraya memberikan bukti dokumen yang diberikan oleh Dodi.“Benar begitu Dodi?” tanya Hanung dengan tatapan tajam menghunus ke arah sang asisten pribadinya.“Betul Pak.”“Kenapa kamu tidak mencoba untuk membujuk mereka. Paling tidak kamu berusaha terlebih dahulu agar mereka tidak jadi membatalkan proyek ini.” “Sudah Pak, saya sudah mencobanya tapi nyatanya mereka tetap membatalkan proyek yang hampir berjalan ini. Dan ada kabar buruk lagi Pak,” ucap Doni dengan wajah yang belum apa–apa saja sudah merasa

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Persiapan Balas Dendam

    Setelah kepergian Aisyah, Erna dan juga Restu yang mengantar Aisyah ke kamarnya, Mala kemudian menarik paksa tangan Hanung yang masih menatap kepergian istrinya itu dengan lekat. “Mas, kamu apa–apaan sih bersikap seperti tadi sama Mbak Aisyah? Memangnya kamu ini masih mencintai Mbak Aisyah apa?” Mala menatap Hanung dengan kesal, wajahnya terlihat sangat badmood dan juga dongkol. Mengingat saat tadi Hanung memohon–mohon sama Aisyah hingga dirinya berlutut di hadapan Aisyah. Sedangkan Hanung sendiri sudah berjanji kalau ia akan segera menceraikan Aisyah.“Sayang di sana kan ada Erna dan juga Restu, ya kamu tahu sendiri kan Mas masih harus akting. Agar Mas bisa membujuk Aisyah agar mau menyerahkan perusahaannya sama kamu. Memangnya kamu nggak mau jadi ibu CEO menggantikan posisi Aisyah?”Hanung beralasan, ia berusaha untuk meyakinkan Mala agar tak banyak protes, padahal ia sendiri sebenarnya sedang merasa ketakutan dengan sadarnya kembali Aisyah dari komanya.Ia takut jika sampai Aisy

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Mulai Balas Dendam

    “Aisyah! Aisyah! Kamu ingat sama Mas kan sayang? Ini aku Hanung. Hanung suami kamu Aisyah. Kamu ingat aku kan sayang?” Hanung berusaha mendekat ke arah Aisyah, walaupun ia sudah dilarang oleh Erna dan juga Restu tapi Hanung tetap memaksa untuk mendekati Aisyah. Bahkan kini Hanung bersimpuh di hadapan Aisyah, dan memegangi tangan Aisyah dengan eratnya.“Mas!” Bentak Mala, ia yang tak terima jika Hanung sampai berlutut seperti itu terhadap Aisyah yang harusnya sudah diceraikan oleh Hanung.“Aisyah, ini Mas. Kita sudah menikah lima tahun yang lalu. Sebelum ini rumah tangga kita sangat harmonis dan juga bahagia, sayang. Aisyah, kamu ingat sama mas kan Aisyah?” Hanung meremas dengan erat kedua jari–jari tangan Aisyah, namun tak disangka oleh Hanung jika Aisyah langsung melepaskan genggaman tangannya tersebut.“Kamu siapa? Aku nggak ingat sama kamu,”Ekspresi wajah Aisyah terlihat datar, cuek seperti orang yang tak saling mengenali. Benar–benar tak terlihat ada pancaran cinta di sana.“

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Pulang Kerumah

    “Siapa yang sudah berani menuduh aku melakukan ini semua, Mas? Padahal aku nggak tahu apa–apa dengan masalah ini, Mas?” tanya Mala yang seketika langsung menaruh sendok dan garpu yang sedang ia pegang.Mala mencoba membela diri di hadapan Hanung, merasa tak terima jika dirinya sudah dituduh dengan sengaja mengirimkan foto–foto mesranya dengan Hanung pada Aisyah.“Lalu kamu pun tak ada niat untuk membela aku di hadapan mereka ya, Mas? Kalau kamu fiam, itu tandanya kamu mengiyakan tuduhan mereka Mas.” tanya Mala ketika Hanung menanyakan soal foto dan video mereka yang kini ada di ponselnya Erna dan Mala itu.“Erna, sayang, Erna lah yang bilang kalau kamu sudah sengaja mengirimkan foto–foto pribadi kita itu pada Aisyah. Dan Erna juga bilang kalau foto dan video itu adalah penyebab kecelakaan yang terjadi pada Aisyah.” terang Hanung, yang disaksikan oleh Bu Seruni dan juga Mbak Sum yang juga ada di sana. “Mas juga nggak yakin kalau itu kamu yang mengirimkannya. Tapi kalau bukan kamu, si

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Pura-pura Koma

    Setelah Hanung dan Mala pergi meninggalkan ruangan Aisyah, Erna yang telah selesai makan malam itu pun bergantian dengan Restu. Ia pun langsung masuk ke dalam ruangan tersebut setelah Restu pergi mencari makan. Namun betapa kagetnya Erna ketika melihat Aisyah yang ia ketahui sedang tak sadarkan diri sejak beberapa hari terakhir, ternyata saat ini Aisyah sedang duduk sambil menangis sesenggukan dengan suaranya yang tak terlalu keras.“A–Aisyah! Ka–kamu sudah sadar Ais?” Kedua bola mata Erna membulat sempurna, menyaksikan keajaiban yang selama ini ia dan Restu tunggu–tunggu. “ Ah syukurlah Aisyah, Alhamdulillah ya Allah akhirnya kamu sadar juga Ais. Ais sebentar ya biar aku panggil suster dulu ya!”Dan saat Erna hendak memanggil suster, Aisyah pun langsung melarangnya. “Jangan Erna! Jangan lakukan itu! Karena mereka semua sudah mengetahuinya kok!” cegah Aisyah pada Erna yang terlihat sangat semangat itu.Erna langsung berhenti, tak lama ia pun langsung berbalik menghampiri sahabat se

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Bermain Gila di Ruangan yang Sama

    “Erna, kita harus melakukan sesuatu. Kita nggak bisa membiarkan Hanung melakukan hal lebih gila dari ini! Kasian Aisyah kalau kita berdua juga hanya mengiyakan permintaan Hanung yang tak masuk akal itu,” ucap Restu yang merasa sangat kesal dengan tingkah laku Hanung yang seolah sudah tak memiliki empati lagi terhadap istrinya Aisyah.Hingga dengan kondisi Aisyah yang sedang koma saja Hanung masih terus mendesak mereka berdua untuk segera menggantikan posisi Aisyah sebagai CEO di perusahaan yang Aisyah pimpin selama ini.“Engga Res, aku nggak akan pernah membiarkan Mas Hanung menghianati Aisyah untuk kedua kalinya. Untuk perusahaan ini, aku juga akan mati–matian untuk menjaganya! Ini adalah perusahaan yang dibangun dari nol oleh Aisyah. Hingga akhirnya ia bisa seperti saat ini, lagi pula di perusahaan ini ada saham miilik kita, jadi kita berdua berhak untuk menolak siapapun yang akan menggantikan Aisyah kalau kita tidak setuju.” Erna yang melihat Hanung baru saja masuk ke ruangan Ais

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Prediksi yang Tepat

    “Erna, Restu, saya ingin bicara penting dengan kalian berdua. Sekarang juga apakah kita bisa bicara di cafe di bawah sana. Karena saya ingin membahas soal perusahaan istri saya yang sudah kosong kepemimpinannya selama istri saya koma beberapa hari ini. Apa kalian bisa?”Setelah Hanung keluar dari ruangan dimana istrinya dirawat saat ini. Ia pun langsung menghampiri Erna dan juga Restu yang sejak beberapa hari ini dengan setia nya menunggu Aisyah di rumah sakit.“Maaf Mas Hanung, aku nggak bisa meninggalkan Aisyah sendirian. Paling tidak salah satu dari kami harus tetap menjaga Aisyah di sini. Karena kami khawatir jika nanti Aisyah sadar, tak ada yang mendampinginya”“Kenapa kamu risau? Sedangkan di sini ada Ibu dan juga saudaranya Aisyah. Di sana kamu melihat Mama Seruni, Mbak Sum, dan juga Mala. Apa kamu tidak percaya sama mereka?”Hanung mengerutkan dahinya, menatap Erna dengan tatapan tajamnya.“Bukan begitu, Mas. Kami adalah anak buahnya Aisyah. Dan ini adalah bentuk tanggung jawa

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Berambisi Menguasai

    “Kamu sudah selesai, Mala?” Bu Seruni langsung berdiri ketika ia melihat Mala keluar dari ruangan Aisyah. Dan Mala pun menganggukkan kepalanya, seraya menyeka air mata buayanya yang memang ia buat dengan obat tetes mata sebelum ia keluar dari ruangan tersebut.“Hanung mana?” “Mas Hanung masih didalam Ma, Mas Hanung merasa sangat terpukul atas kejadian yang menimpa Mbak Aisyah. Sekarang Mas Hanung masih menangis di dalam, coba Mama masuk dan tenangkan Mas Hanung ya Ma.”Mendengar permintaan dari Mala, Bu Seruni pun langsung mengiyakan. Tak lama Ia pun langsung masuk ke dalam bergantian dengan Mala yang saat ini duduk di samping Mbak Sum.“Bagaimana keadaan Aisyah, Mala?” tanya Mbak Sum dengan wajahnya yang di sedih–sedihkan.“Kasian sekali Mbak Aisyah, Mbak. Sekarang Mbak Aisyah benar–benar tak berdaya, tak sadarkan diri. Mbak Aisyah koma dan keadaannya pun sangat memprihatinkan, karena tubuhnya penuh dengan luka.” Mala kembali terisak, dan Mbak Sum berusaha menenangkan Mala yang la

DMCA.com Protection Status