Share

Kekhawatiran Dua Sahabat

“Kamu sudah bilang sama Aisyah, Erna?” tanya Restu ketika mereka hanya berdua saja di ruangan meeting, setelah Aisyah pamit keluar untuk mengambil barangnya yang tertinggal di dalam ruangannya.

Erna menggelengkan kepalanya pelan, “Belum Res,” jawabnya lirih.

“Kenapa?” Restu menatap Erna dengan lekat, “Apa kamu tega membiarkan Aisyah dibohongi seperti itu terus menerus oleh suami dan juga adiknya? Itu pengkhianatan, perbuatan, bukan sesuatu yang wajar untuk dimaklumi, Erna.” 

“Aku nggak tega Res, apalagi malam ini adalah malam yang sangat ia nantikan dari perjalanan karirnya yang panjang. Berawal dari seorang reseller, lalu kini ia jadi memiliki brand sendiri. Kerja kerasnya selama ini yang akhirnya menjadikan ia berada di posisi yang mungkin tak pernah ia bayangkan. Kamu lihat, penjualan produknya di toktok membuat namanya banyak dikenal, dan melesat dengan sangat cepat. Rasanya aku tidak tega kalau harus menghancurkan kebahagian Aisyah begitu saja Res,”

Mendengar apa yang disampaikan oleh Erna, Restu hanya bisa menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya dengan kasar. 

“Kalau kayak gitu, sama saja kamu nggak sayang sama Aisyah, Na. Suatu saat ketika hubungan mereka sudah terlalu dalam, maka kamu juga akan jauh sangat menyesalinya. Aku nggak bisa membayangkan bagaimana perasaan Aisyah ketika mengetahui jika suami dan adiknya berselingkuh.”

Erna menggeleng–gelengkan kepalanya, dalam hati kecilnya ia berdoa semoga apa yang dilihat oleh Restu itu salah.

“Apa tidak sebaiknya kita kumpulkan bukti–bukti terlebih dahulu, Res? Hanya dengan cara itu lah yang bisa membuat Aisyah benar–benar percaya dengan semua yang kamu lihat tadi. Karena kamu tahu sendiri kan, bagaimana sosok Mas Hanung di mata Aisyah?” 

Restu nampak menggerak–gerakan jarinya, karena apa yang diucapkan oleh Erna memang ada benarnya juga. Sosok Hanung di mata Aisyah layaknya seseorang yang sangat sempurna layaknya malaikat. Makanya Aisyah sangat mempercayai jika suaminya itu tidak akan melakukan hal–hal yang dilarang oleh ajarannya.

“Ya kamu benar Na, ah sial kenapa tadi nggak aku potret mereka ya?! Harusnya aku tadi ambil foto mereka, rasanya aku kayak di hipnotis Na, benar–benar tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Secara penampilan Hanung aja kayak gitu, belum lagi sikapnya sama Aisyah juga sangat lah manis.” 

Restu nampak menepuk jidatnya, merutuki kebodohannya yang tidak berinisiatif mengabadikan moment bermesraan Hanung dengan Mala sang adik ipar.

“Tapi kamu yakin kan kalau tadi itu Mas Hanung sama Mala? Soalnya tadi aku sempat mendengar, Mala menelpon Aisyah. Sepertinya Mala mau pindah dari rumah Aisyah,” ujar Erna memberitahu pada Restu tentang apa yang tadi sempat ia dengar.

Restu kemudian langsung mengernyitkan keningnya, “Apa jangan–jangan Mala beli rumah di perumahan ku juga ya, Na? Soalnya tadi aku lihat mereka seperti keluar dari kantor pemasarannya kok.”

Restu berusaha mencocokkan ucapan Erna dengan apa yang ia lihat. Restu berpikir kalau memang Mala pindah dari rumah Aisyah, bisa jadi karena Mala memang sudah membeli rumah di perumahan tersebut.

“Hah masa sih? Itu kan perumahan Elit, memangnya Mala duit dari mana ya beli rumah di sana?” 

“Ya dari gadun lah,” kekeh Restu menanggapi rasa penasaran di dalam benaknya Erna.

“Gadun? Gadun siapa?” 

“Ya siapa lagi, kalau bukan gadun Hanung,” ucap Restu sambil kembali terkekeh geli.

“Husstt ngawur ah! Nggak boleh bilang kayak gitu, Karena bagaimanapun kita tidak ingin sesuatu terjadi pada rumah tangga Aisyah, Res.” Erna mencebik dengan menatap Restu dengan tajam. 

“Gadun Hanung? Siapa dia?” 

Tiba–tiba terdengar suara Aisyah yang langsung masuk ke dalam ruangan tersebut. Dan seketika Restu dan Erna langsung menutup mulutnya, merasa kaget dengan kedatangan Aisyah yang tiba–tiba tersebut.

“Aa–aa itu Ais, Restu lagi bilang kalau Mas Hanung udah kayak gadun kamu. Mencintai kamu sangat brutal, kamu sangat beruntung di cintai laki–laki seperti dia,” jawab Erna beralasan. “Iya kan Res?” 

Erna meminta kesepakatan dari Restu seraya memberi kode dengan mengerlingkan satu matanya ke arah Restu. Sambil terus berharap agar Aisyah tak mendengar percakapan mereka berdua.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status