Share

Impian Tercapai

Hanung terdiam beberapa detik ketika mendapatkan pertanyaan tersebut dari Mala. Kemudian tak lama ia tersadar seraya menghembuskan nafas kasar setelah Mala memanggilnya dengan suaranya yang parau.

“Jawab Mas, apa aku hanya menjadi permainanmu saja selama ini?”

Suara Mala terdengar lirih, bahkan hampir tak terdengar. Walaupun sebenarnya Mala juga sadar jika semua yang ia lakukan adalah sebuah kesalahan besar. Namun karena semuanya sudah terlanjur, dan Mala juga mendapatkan dukungan dari sang Mama dan juga kakak pertamanya, akhirnya Mala pun sudah tidak bisa berbuat apa–apa lagi selain meneruskan semuanya.

“A–aku mencintaimu Mala, sungguh. Aku nggak bisa membohongi hati kecilku, jika kamu memang sangat sempurna menjadi seorang wanita. Jika dibandingkan dengan paras cantikmu, wajah Aisyah tidak ada apa–apanya. Makanya aku mohon sama kamu, berikan aku waktu untuk memutuskan semuanya sayang. Jika memang suatu saat Aisyah hamil, maka aku akan tetap berterus terang jika kamu sudah aku nikahi. Ta–tapi Mala—”

Hanung menghentikan ucapannya, lalu ia menatap kedua manik mata Mala yang digenangi oleh air mata.

“Tapi apa Mas?”

Mala menatap Hanung dengan nanar, kedua air matanya terus berjatuhan membasahi kedua pipinya.

“Jika Aisyah hamil, kemungkinan aku tidak akan menceraikannya. Tapi aku akan menjadikanmu istri keduaku, apa kamu tidak keberatan sayang?”

Sontak Mala pun langsung terkejut, karena jelas itu di luar rencananya.

“Gila kamu Mas! Kamu gila!” pekik Mala yang merasa sudah dibohongi oleh kakak iparnya itu. “Jika aku tahu sejak awal kalau kamu tidak akan menceraikan Mbak Aisyah, dari dulu aku tidak akan pernah mau melayanimu, Mas! Kamu tahu nggak kalau sekarang aku sedang hamil? Dan tadinya aku akan menggugurkan kandunganku ini! Kalau keputusan kamu kayak gini, baiklah lebih baik aku buang saja bayi ini!”

Mendengar kabar yang baru saja diucapkan oleh Mala, seketika senyum itu pun tersungging dari bibir Hanung.

“A–apa? Ka–kamu hamil Ma–Mala?” tanya Hanung yang langsung berbinar–binar. Terlihat sekali jika ia sangat bahagia mendengar kabar baik tersebut.

Mala menganggukkan kepalanya pelan, mengiyakan pertanyaan Kakak ipar yang saat ini sudah menjadi suami siri nya itu. Dan sebentar lagi sang Kakak ipar pun akan menjadi ayah biologis dari bayi yang ada di dalam kandungannya itu.

“Iya Mas. Baru tadi pagi aku test sendiri pakai tespek, dan ternyata aku positif hamil. Makanya aku kesal sama kamu, aku nggak mau di gantung seperti ini, apalagi dengan kondisi aku yang kini sudah berbadan dua.”

“Mala aku senang sekali mendengar kabar baik ini, sumpah aku kira selama ini aku yang mandul karena gaya hidupku selama ini. Tapi setelah aky tahu kalau kamu hamil, aku sangat yakin jika Aisyah lah yang mandul. Terbukti setelah tiga tahun pernikahan kami, dia belum juga bisa memberikanku keturunan. Ah Malaku, aku sangat bahagia mendengar kabar ini, sayang.”

Hanung lalu memeluk erat tubuh mungil itu, ia pun kemudian menghujani Mala dengan banyak ciuman di keningnya.

“Mulai sekarang, kamu nggak boleh kerja lagi ya, sayang. Kamu diam di rumah aja, pokoknya kamu harus banyak–banyak istirahat. Mala,kamu harus menjaga bayi kita, karena ini adalah anak yang kelak akan menjadi penerus perusahaan ku, sayang!”

Akhirnya Mala pun bisa tersenyum lega, saat ini ia merasa sangat bahagia karena akhirnya kesabarannya selama ini membuahkan hasil. Mala sangat yakin jika saat ini sang kakak ipar pasti akan benar–benar meninggalkan kakaknya. Karena saat ini Mala sedang mengandung anaknya Hanung.

“Lalu bagaimana kalau nanti Mbak Aisyah bertanya?”

“Nggak akan, dia nggak akan pernah tahu soal hidupmu, karena setelah ini aku akan membelikan rumah baru untuk kamu tinggali. Sayang, sekarang kamu nggak usah berangkat ke kantor, kita nyari rumah baru untuk kamu, malam ini juga kamu harus pindah dari rumah itu. Agar kamu bisa fokus dengan kehamilan kamu ya sayang.”

Bak gayung bersambut, mala seperti seperti kejatuhan durian runtuh. Semua impiannya benar–benar sudah terwujud di pagi ini. Walaupun tadi pagi sempat ada drama yang sangat menyebalkan, namun akhirnya Mala saat ini bisa tersenyum dengan bahagia. Karena waktu yang di tunggu–tunggu selama ini, akhirnya datang juga.

“Akhirnya akulah yang menjadi pemenangnya! Hmm ternyata tidak sia–sia ya aku hamil, tadinya aku pikir Mas Hanung akan menyuruhku menggugurkan kandunganku ini. Mbak Aisyah, maafkan aku ya, karena terpaksa akhirnya aku rebut suamimu. Karena aku juga ingin merasakan ada di posisimu seperti apa,”

Mala tersenyum miring seraya bergumam dalam hati ketika mendengar Hanung langsung menelpon asisten pribadinya, untuk mencarikan rumah mewah yang terletak di kawasan elit untuk menjadi tempat tinggal baru untuknya.

“Okay, okay Hans. Saya meluncur sekarang ya!” ucap Hanung ketika mengakhiri panggilan tersebut.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status