All Chapters of Cinta Untuk Keturunan Terakhir Wolfric: Chapter 11 - Chapter 20

27 Chapters

Bagian 11

Ayu melepaskan pelukannya, lalu berjalan menjauh dari Kaelan. “Dasar pria gila!” Umpatnya. Kaelan tersenyum sinis melihat ayu yang pergi begitu saja. “Kau tak akan pernah lolos dariku!” Dengan kecepatan kilat dia melesat layaknya angin. Dalam beberapa detik dia sudah berada di hadapan Ayu, hal itu membuat sang gadis terkejut. “Apa? K-kenapa kau bisa tiba-tiba ada disini?” Tanya Ayu sedikit gemetar. “Sudah ku katakan, kau tidak akan pernah lepas dariku! Kau harus ikut aku, Ayu.” Tangan kekar Kaelan menyentuh pipi mulusnya. Ayu menyingkirkan tangan Kaelan dari pipinya dengan kasar, menatap pria itu dengan penuh kemarahan. "Jangan sentuh aku lagi! Aku tidak peduli apa yang kau inginkan, aku tidak akan ikut denganmu!" Bentak Ayu. Kaelan menatap Ayu dengan tatapan dingin, tapi ada kilatan keras kepala di matanya. Saat Ayu berbalik untuk pergi, Kaelan dengan cepat meraih lengannya. "Kau pikir bisa kabur? Aku sudah bilang, kau tidak akan pernah bisa lepas dariku!" Ujar Kae
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

Bagian 12

Kaelan tersenyum senang menatap Ayu, dia menggenggam tangan gadis itu lalu kembali membawanya melesat meninggalkan hutan.Sesaat kemudian, mereka tiba di depan pagar bambu rumah Ayu. Nafas Ayu tersengal, matanya menatap lurus ke depan, di mana ia melihat sosok Danu berdiri di depan pintu rumahnya. Dia tampak ragu, tangannya terangkat setengah, seolah ingin mengetuk pintu namun tidak yakin.“Kang Danu?” Gumam Ayu pelan, bahkan hampir berbisik.Kaelan mengerutkan kening. “Siapa dia?”Ayu berusaha melepas genggaman Kaelan dan melangkah maju, namun Kaelan menahannya.“Apa yang akan kau lakukan?” Tanya Kaelan.“Bukan urusanmu.” Jawabnya sambil melepaskan genggamannya.Kaelan membiarkan Ayu mendekati kekasihnya itu, “sedang apa kang Danu disini?” Tanya Ayu pada Danu.Danu tersentak mendengar suara Ayu, lalu berbalik. Wajahnya yang semula tegang seketika berubah lega saat melihat sang kekasih. "Ayu, kau baik-baik saja?" tanyanya cemas.Danu menghampirinya, tetapi Ayu tampak menjaga jarak.“
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

Bagian 13

Di ruang tamu yang sederhana, Darto duduk dengan wajah yang serius. Di depannya Kaelan duduk dengan santai tanpa ekspresi. Darto memandang Kaelan sejenak sebelum menghela napas dalam-dalam. "Aku senang jika kau benar-benar serius dengan putriku. Tapi keputusan ini bukan hanya di tanganku," ucapnya sambil melirik ke arah putrinya yang duduk di sudut ruangan. "Aku menyerahkan sepenuhnya kepada Ayu. Jika dia setuju, maka aku juga akan menyetujuinya." Kaelan mengangguk dan menoleh ke arah Ayu, matanya menyiratkan sesuatu yang sulit diartikan. Ayu merasakan detak jantungnya semakin cepat, seolah mengerti tatapan Kaelan yang tajam seolah menuntut jawaban dari dirinya. Meski dia ingin menolak, itu hanya akan berakhir sia-sia. Kaelan tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan apa yang diinginkannya. "Ayu..." suara Kaelan pelan namun tegas. "Bagaimana?" “Hmm, aku…aku menerima lamaranmu.” Jawab Ayu membuat Kaelan tersenyum senang. “Baiklah, kita akan menikah besok lusa. Apa saja yan
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

Bagian 14

Siang itu, sebuah mobil hitam berhenti di depan gang. Fors seorang pria bertubuh tegap dengan pakaian formal, turun dari mobil sambil membawa sebuah koper besar. Dia melangkah menuju ke rumah sederhana di ujung gang. di mana orang tua Ayu sudah menunggunya di teras rumah. "Selamat siang, Pak, Bu," sapanya sopan sambil menyerahkan koper itu. "Ini amanat dari Kaelan untuk pernikahan besok." Ibu Ayu tersenyum ramah, menerima koper itu dengan tangan gemetar. Koper tersebut berisi uang tunai, jumlah yang tidak kecil, untuk memastikan segala keperluan pernikahan Ayu dan Kaelan sudah tertangani. Awalnya Kaelan ingin pernikahan mereka berlangsung di sebuah gedung mewah di Jakarta, lengkap dengan dekorasi megah. Namun, keluarga Ayu yang lebih menyukai kesederhanaan dan keakraban suasana desa, meminta agar pernikahan itu diadakan di kampung halaman mereka. Kaelan yang tak ingin Ayu lepas dari genggamannya, akhirnya mengalah dan sepenuhnya menyerahkan tanggung jawab dekorasi dan pengat
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

Bagian 15

Hari pernikahan yang dinanti-nantikan Kaelan akhirnya tiba. Pemuda tampan itu melangkah keluar dari mobil mewah yang membawanya ke tempat acara, mengenakan setelan pengantin adat Sunda yang memukau. Beskap putih yang ia kenakan membalut tubuhnya dengan sempurna, dihiasi dengan ornamen emas yang mencerminkan keanggunan tradisi. Kepala Kaelan dihiasi dengan bendo, melengkapi penampilannya yang gagah dan berwibawa. Senyuman tipis terus terukir di wajahnya, namun di balik itu, ada tatapan tajam dan dingin yang hanya bisa dirasakan oleh beberapa orang.Saat Kaelan melangkah menuju pelaminan, suasana menjadi hening sejenak. Bisik-bisik pun mulai terdengar di antara para tamu undangan, terutama dari para tetangga yang tak bisa menahan kekaguman dan juga kecemburuan.“Lihat calonnya Dek Ayu, ganteng sekali pakai baju Sunda,” bisik seorang wanita berusia tiga puluhan, kagum dengan penampilannya yang memukau.“Ratna beruntung dapat menantu seperti dia, tampan dan kaya. Benar-benar sempurna,” s
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

Bagian 16

Seperti pasangan pengantin pada umumnya, Kaelan mengajak Ayu menuju kamar. Perlahan dia mengangkat Ayu dalam gendongannya, mengayunkan langkah menuju kamar sederhana berdinding anyaman bambu. Senyum kecil terulas di wajah Kaelan saat ia menatap Ayu, gadis yang baru saja resmi menjadi istrinya. Namun di balik senyumnya, Kaelan tahu ada ketegangan yang menyelimuti Ayu. Gadis itu terdiam, bibirnya tertutup rapat tanpa sepatah kata pun. Kaelan bisa merasakan bahwa pikiran Ayu melayang-layang, jauh dari kegembiraan pernikahan ini. Ada sesuatu yang mengganjal, sebuah ketakutan yang wajar sebab Ayu tahu, pria yang kini menjadi suaminya bukanlah manusia biasa. Kaelan menurunkan Ayu perlahan ke atas tempat tidur, membiarkan keheningan melingkupi mereka. “Akhirnya, kita bisa melakukannya juga.” Bisik Kalean membuat Ayu membulatkan matanya. “A-apa maksudmu?” Tanyanya. Kaelan tersenyum penuh misteri, sorot matanya berubah menjadi sesuatu yang tidak mudah ditebak oleh Ayu. Tanpa tergesa-
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more

Bagian 17

Wush…Kaelan melesat cepat menuju dalam hutan Halimun yang gelap. Tubuhnya yang kekar melintasi pepohonan dengan liar, setiap langkahnya tak bersuara di bawah bayang-bayang malam. Cahaya rembulan samar-samar menembus celah-celah dedaunan, menyoroti bulu Abu-abu muda yang menutupi tubuhnya. Angin dingin berhembus, membawa aroma tanah lembap dan dedaunan basah.Kaelan dengan sosok serigalanya berhenti. Matanya menyala terang, dua bola cahaya kuning menembus kegelapan. Dia mendongakkan kepalanya ke langit, menatap bulan purnama yang menggantung tinggi. Dengan napas berat, dia melolong.“Auuuu…Auuuuu…”Suara itu menggema, menembus keheningan malam.Beberapa detik kemudian, dia mulai berubah. Tubuh serigalanya yang besar dan kekar perlahan menyusut. Bulu abu-abu muda yang menutupi tubuhnya hilang, digantikan kulit manusia yang berotot. Wujud serigala itu lenyap, berubah menjadi sosok pemuda yang tampan. Meski tubuhnya kembali normal, ada sesuatu yang masih liar dan buas dalam dirinya. Ma
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

Bagian 18

Matahari sudah mulai meninggi, sinarnya yang hangat mulai menyinari halaman rumah sederhana itu. Di dapur Ayu sibuk membantu ibunya menyiapkan sarapan. Aroma nasi goreng dan telur yang digoreng memenuhi udara. Ayu mengambil piring-piring dari rak, menyerahkannya pada ibunya yang tengah membalik telur di wajan."Yu, mau telur ceplok atau dadar?" tanya Ratna sambil tersenyum, wajahnya lembut dengan kerutan usia yang penuh kasih."Dadar aja, Bu. Bapak juga lebih suka telur dadar dari pada telur ceplok," jawab Ayu sambil menyeka tangannya yang sedikit berminyak.Sedangkan, di luar rumah Kaelan duduk bersama mertuanya di bangku kayu yang sudah tua. Secangkir kopi hitam mengepul di tangannya, menambah kehangatan pagi yang tenang. Sang mertua, dengan rambut yang sudah memutih duduk di sebelahnya, memandang jauh ke arah kebun kecil di depan rumah."Nak, kapan rencananya kalian balik ke Jakarta?" tanya Darto memecah keheningan.Kaelan menarik napas panjang sebelum menjawab, "Secepatnya, Pak.
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

Bagian 19

Ayu terdiam, terpaku dengan kata-kata yang baru saja keluar dari mulut Kaelan. Sebelum sempat menjawab, Kaelan sudah melangkah mendekat. Tanpa bicara lagi, dia menarik Ayu ke dalam dekapannya. “Apa yang kau lakukan?” Tanya Ayu. “Sttt…diamlah!” Jawabnya. Wush! Dalam sekejap, Ayu merasakan tubuh mereka bergerak dengan kecepatan luar biasa, seolah terangkat oleh angin. Dunia di sekeliling mereka berubah menjadi bayangan yang kabur. Detik demi detik berlalu, kini mereka sudah berdiri di depan rumahnya. Ayu mengerjapkan mata, jantungnya masih berdetak kencang. “Kau…bagaimana jika ada yabg melihatnya.” Gerutu Ayu membuat Karlan tersenyum tipis. “Kau tenang saja tidak akan ada yang melihatnya!” Kaelan berjalan masuk lebih dulu, meninggalkan Ayu yang masih menggerutu di belakangnya. "Dasar makhluk jadi-jadian!" seru Ayu, meskipun suaranya sedikit pelan. Kaelan hanya menoleh sebentar dengan senyum tipis, tak menghiraukan keluhan Ayu. "Aku mau mandi," katanya santai, lalu melangk
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

Bagian 20

Ayu menatap Kaelan dengan pandangan kosong, kata-kata yang baru saja diucapkan lelaki itu berputar-putar dalam pikirannya. Dia terdiam, tak tahu harus merespons apa. Di balik sinar matahari sore yang menerobos masuk melalui jendela, wajah Kaelan tampak tegang, penuh dengan beban yang tak terlihat sebelumnya. “Kau tak perlu bertanya. Aku akan menjelaskannya,” ujar Kaelan, suaranya rendah namun penuh keyakinan. Dia melangkah ke arah jendela, menatap ke luar seolah mencari kekuatan dari dunia yang terbentang di depannya. Ayu hanya bisa diam, menunggu penjelasan lebih lanjut yang terasa seperti pisau yang sebentar lagi akan menghujam ke dalam hidupnya. “Bangsaku... kami dalam bahaya besar,” lanjut Kaelan, suaranya terdengar berat. Dia menoleh, matanya yang gelap bertemu dengan Ayu. “Aku harus melakukan sesuatu. Kita….Harus segera memiliki keturunan sebanyak mungkin agar keturunan Wolfric tetap ada di dunia ini.” Ayu merasa dadanya sesak, dia masih mencoba memahami apa yang baru
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status