All Chapters of Menjadi Ibu Untuk Anak Sang Miliarder: Chapter 61 - Chapter 70

119 Chapters

Dia Memanggil, Papa!

Mentari pagi menyinari halaman luas rumah mewah keluarga Bastian. Namun, sinar hangat itu seakan tak mampu menenangkan kegelisahan yang terus menggerogoti hati pria tersebut. Pagi ini, Bastian sudah rapi dalam setelan kasualnya—kemeja putih yang digulung sampai siku, celana chino, dan sepatu loafer berwarna cokelat.Ia berniat menuju Lembang. Keyakinan yang perlahan mengakar di benaknya bahwa Rania dan anaknya, Bintang, memiliki hubungan yang sangat erat dengan masa lalunya membuatnya tidak bisa lagi hanya menunggu laporan Adrian.Namun, langkahnya menuju pintu depan terhenti ketika suara Maya terdengar dari ruang makan.“Bastian, kamu mau ke mana pagi-pagi begini?” tanya Maya dengan nada penuh selidik, sambil melangkah mendekati suaminya. Wanita itu mengenakan gaun tidur sutra berwarna merah muda, rambutnya masih terurai acak.Bastian menoleh sekilas, enggan memberikan penjelasan panjang. “Ada urusan penting.”Maya mengernyit, tatapannya penuh rasa penasaran. “Urusan apa? Ini kan har
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Membawa Lari

PRANK!!Tiba-tiba, suasana yang tadinya tenang di toko bunga itu berubah dalam sekejap. Sebuah nampan stainless yang penuh dengan bunga segar yang sebelumnya ada di tangan Rania, terjatuh ke lantai dengan suara keras yang memecah keheningan. Bunga-bunga yang baru saja dipetik Rania berserakan di lantai, menciptakan kekacauan di antara rak-rak yang teratur. Icha dan Citra yang terkejut langsung menoleh, sementara Bastian juga tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat ke arah sumber suara.Melihat Bastian masih memeluk Bintang, perasaan marah Rania seketika meledak. Dengan langkah cepat, ia menghampiri Bastian dan langsung merebut Bintang dari gendongannya.“Apa yang kamu lakukan?” suara Rania bergetar, penuh kemarahan. Ia menatap Bastian dengan mata yang tajam. “Kenapa kamu memeluk anak saya?”Bastian terdiam, sedikit terkejut dengan reaksi Rania yang begitu tiba-tiba. Ia berusaha untuk berbicara, namun Rania sudah tidak memberiny
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Ketakutan Yang Berlebihan

Sore di Lembang semakin dingin. Kabut mulai turun, menyelimuti area pegunungan yang indah. Bastian duduk di salah satu meja restoran hotel yang hangat, dengan pemandangan luar yang memanjakan mata. Secangkir kopi hitam terhidang di hadapannya, tetapi belum disentuh. Matanya kosong menatap ke luar jendela, pikirannya masih penuh dengan bayangan Bintang dan Rania.Tak lama, langkah kaki Adrian terdengar mendekat. Pria itu mengenakan jaket kulit hitam, membawa tas kecil di tangan. Adrian tersenyum tipis sebelum duduk di kursi seberang Bastian.“Apa kabar, Pak?” Adrian membuka percakapan sambil melepas sarung tangannya. “Kabar tadi cukup mendesak. Ada apa?”Bastian menatap Adrian, lalu menghela napas panjang sebelum menjawab. “Aku ingin tahu semua yang sudah kau dapatkan sejauh ini. Tentang Rania, terutama tentang Bintang.”Adrian mengangguk, membuka tas kecilnya dan mengeluarkan beberapa lembar dokumen yang sudah ia siapka
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Aku Pasti Akan Kembali

Di salah satu kamar megah di sebuah rumah mewah di Bandung, Rita terduduk di sofa empuk yang menghadap ke sebuah jendela besar. Pandangannya terpaku pada foto lama di tangannya. Sebuah potret yang mulai menguning, memperlihatkan seorang bayi perempuan yang tersenyum polos dalam balutan kain putih lembut. Tangannya yang mungil mengepal, seolah menggenggam harapan yang telah lama hilang.Rita mengusap lembut bingkai foto itu dengan ujung jarinya, air matanya tak berhenti mengalir. Hatinya terasa hampa, seolah ada lubang besar yang tidak pernah bisa terisi sejak kepergian putri kecilnya.Pintu kamar terbuka pelan, menampilkan sosok Emma, sang asisten rumah tangga yang setia menemani Rita selama bertahun-tahun. Dengan langkah tenang, Emma membawa nampan berisi secangkir teh hijau hangat, berharap itu bisa sedikit menenangkan hati majikannya.“Bu Rita,” suara Emma lembut, nyaris seperti bisikan. “Ini tehnya, saya taruh di sini, ya.”Rit
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Dia Memang Anakmu!

Malam ketiga di Lembang terasa lebih sunyi dibanding sebelumnya. Angin dingin menyapu pepohonan pinus di sekitar hotel tempat Bastian menginap, namun pria itu sama sekali tidak merasa nyaman. Pikirannya terus dipenuhi oleh pertanyaan yang belum terjawab. Ia duduk di balkon kamar, memandang gelapnya langit sembari menggenggam ponselnya.Tepat pukul delapan malam, pintu kamar diketuk. Bastian bangkit, menghela napas panjang, dan membuka pintu. Adrian berdiri di sana, membawa map cokelat di tangannya.“Masuk,” ujar Bastian singkat, memberi ruang bagi Adrian.Adrian masuk dan duduk di kursi yang menghadap meja kerja kecil di kamar itu. Wajahnya serius, menunjukkan bahwa informasi yang ia bawa bukanlah hal sepele.“Saya sudah mendapatkan informasi yang mungkin bisa menjawab semua pertanyaan anda, Pak,” kata Adrian sambil meletakkan map di meja.Bastian tidak langsung duduk. Ia berdiri di dekat jendela, memeluk tubuhnya sendiri. “Katakan,” ujarnya pelan namun tegas.Adrian membuka map itu d
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bastian Menemui Cucu

Bastian duduk di sofa hotel dengan gelas kopi yang hampir habis di tangannya. Pikirannya melayang, penuh dengan keraguan dan harapan yang bercampur menjadi satu. Adrian duduk di kursi seberang, memandangi layar ponselnya dengan saksama. Suasana terasa hening, hanya suara gemerisik AC yang mengisi ruangan.Adrian akhirnya mendongak. “Pak Bastian, saya punya kabar terbaru.”Bastian meletakkan gelasnya di meja. “Apa itu?” tanyanya cepat, dengan tatapan penuh perhatian.“Rania dan kedua karyawannya, Icha dan Citra, sedang pergi ke Bandung. Mereka punya pekerjaan dekorasi untuk sebuah pesta pernikahan. Tokonya tutup sementara hari ini,” jelas Adrian.Bastian mengernyit, merasa kecewa karena tidak bisa menemui Rania. “Jadi, tidak ada cara untuk bertemu dengannya sekarang?”Adrian menggeleng. “Tidak hari ini. Tapi, saya juga dapat informasi bahwa hanya Bu Cucu dan Bintang yang ada di rumah. Ini mungkin kesempatan kita untuk berbicara dengan Bu Cucu, tanpa tekanan dari Rania.”Bastian memirin
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Mengatakan Pada Rania

Rania melangkah masuk ke rumah dengan langkah gontai. Wajahnya memancarkan kelelahan yang mendalam setelah seharian berada di Bandung untuk menyelesaikan pekerjaan dekorasi. Pintu yang terbuka menyambut aroma harum wedang jahe yang sudah disiapkan oleh Cucu.Cucu langsung berdiri dari kursi rotannya di ruang tamu dan menyambut putrinya dengan senyum hangat. “Rania, kau terlihat sangat lelah. Cepat duduk, wedang jahe sudah Ibu siapkan untukmu.”Rania tersenyum tipis, mengambil napas dalam-dalam, lalu melepas tas kecilnya. “Terima kasih, Bu. Rasanya seharian ini tidak berhenti bergerak. Cuaca di Bandung tadi juga terlalu panas untuk hari kerja berat seperti ini.”Sementara itu, Icha dan Citra yang mengantar Rania langsung pamit pulang setelah memastikan semuanya beres. “Kami pulang dulu, Mbak Rania. Terima kasih atas hari ini,” ujar Icha seraya melambaikan tangan.“Hati-hati di jalan,” balas Rania sebelum menu
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Mengirim Pesan Pada Bastian

Rania duduk di tepi ranjang, menatap layar ponselnya yang menyala dalam redupnya cahaya kamar. Hatinya penuh gejolak, pertarungan antara rasa takut dan keinginan untuk melindungi Bintang. Pernyataan Cucu di meja makan tadi terus terngiang, seperti gema yang tidak mau hilang.Ia menarik napas panjang, menenangkan dirinya meski matanya tetap tak mampu terpejam. Dengan tangan gemetar, ia membuka daftar kontak di ponselnya. Nama itu masih ada, meski telah lama ia blokir. Perlahan, ia mengetuk opsi untuk membuka blokir, merasa berat seolah keputusan ini akan membuka pintu menuju kenangan yang ingin ia tutup rapat.Rania mulai mengetik. Jari-jarinya bergetar saat menuliskan setiap kata.“Apa mau kamu, Bastian? Sudah aku katakan kalau kita sudah tidak ada hubungan apa pun lagi. Bukankah kamu yang sudah memutuskan semuanya? Lalu kenapa kamu kembali menteror hidupku dan anakku? Aku mohon, berhentilah mengikuti kami. Kami sudah bahagia tanpa kamu."S
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Mencoba Merebut Kepercayaan

Pagi itu, Bastian melangkah cepat menuju ruang rapat setelah tiba di kantornya. Meskipun terlihat tenang di luar, pikirannya terus bekerja mencari celah untuk mengungkap siapa dalang di balik masalah ini. Farel sudah menunggu di ruang rapat bersama beberapa kepala divisi, tim IT, dan Danang yang terlihat gelisah di sudut ruangan.“Oke, semua sudah di sini,” Bastian membuka rapat dengan suara tegas. “Kita langsung ke intinya. Saya ingin setiap kepala divisi menjelaskan langkah-langkah apa yang sudah diambil sejak masalah ini muncul.”Kepala IT, Anton, memulai penjelasan. “Kami sudah melakukan audit sistem, Pak Bastian. Data yang bocor berasal dari server utama, tapi aksesnya menggunakan akun milik Danang. Log menunjukkan aktivitas mencurigakan pada pukul satu dini hari sekitar dua hari yang lalu.”Bastian mengalihkan pandangannya ke Danang. “Danang, saya ingin mendengar penjelasanmu. Apa kamu pernah login atau memberikan akses ke akunmu?”Danang menggeleng cepat, suaranya terdengar gug
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Kedamaian Yang Semu?

Dua minggu berlalu dengan intensitas tinggi di kantor Bastian. Tim IT bekerja tanpa kenal lelah, dipimpin oleh Farel yang memastikan semua langkah diambil dengan cermat. Mereka berhasil melacak jejak digital penyusup, memulihkan data yang hilang, dan memperkuat sistem keamanan. Hari ini adalah hari yang sangat penting, laporan akhir akan disampaikan ke PT. Satria Jaya, dan Bastian merasa yakin bahwa semua telah terkendali.Di ruang rapat utama, Bastian duduk bersama Farel, kepala IT, dan beberapa staf senior. Layar besar di depan mereka menunjukkan hasil analisis terakhir. Kepala IT membuka presentasi dengan nada serius.“Pak Bastian, kami berhasil mengidentifikasi pelaku di balik serangan ini. Berdasarkan jejak digital yang tertinggal, pelaku adalah orang dalam.”Ruangan menjadi sunyi seketika. Bastian mengerutkan kening. “Orang dalam? Siapa?”Kepala IT melanjutkan. “Seseorang dengan akses tingkat tinggi ke sistem kami. Berdasarkan audit log, kami menemukan bahwa pelaku adalah—bu May
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status