“Mengapa dia ada di sini sih? Menjengkelkan.” Batinku begitu tahu siapa yang mengagetkanku tadi.Dokter Hasbi Anwar namanya. Sudah beberapa kali kami bertemu di Solo. Secara tidak sengaja tentunya. Dia lelaki yang tampan sebenarnya. Tinggi, putih dan badan yang berisi. Idaman wanita saat ini. Tapi bukan aku, ya! Bagiku dia terlalu ramah sebagai seorang lelaki. Apa mungkin karena profesinya yang sebagai seorang dokter? I don’t know! Yang pasti, bukan tipeku, lelaki yang terlalu ramah, terutama pada lawan jenis. Selain itu, ada satu hal lagi yang membuatku kurang nyaman dengannya, yaitu tingkahnya yang tengil.“Ehh, malah bengong! Hello!” Ucapnya sedikit keras sambil menggerak gerakkan tangannya di depan mukaku. Membuat kesadaranku kembali.“Ngapain kamu di sini? Ngikutin aku ya?” Seruku. Lelaki di depanku ini, sudah 2 kali datang ke rumah pak dhe, melamarku. Tapi, 2 kali juga lamarannya kutolak. Bukannya menyerah, waktu itu dia malah bilang, “ Yang ketiga pasti diterima!” pede sekali
Read more