Share

Bab 23

“Dari mana Rena?” Tanya pak dhe begitu aku membuka pintu pagar rumah. Beliau sedang duduk di teras rumah sambil menikmati teh buatan bu dhe Narti. Kebiasaannya di sore hari. Ini memang sudah pukul setengah lima sore. Wajah pak dhe terlihat datar. Sangat datar. Apakah beliau marah?

“Dari jalan jalan sama Rayyan , pak dhe. “ Jawabku jujur. Kulihat mas Damar datang dari dalam rumah dan berhenti di pintu yang berada di samping pak dhe. Ia sengaja menunjukkan tampang mengejek padaku. Wah, memprovokasiku rupanya dia. Kalau pak dhe memang marah, aku tak mau dimarahi sendiri. Akan kupastikan mas Damar juga mendapatkannya.

“Kenapa ponsel kamu nggak bisa dihubungi? Jangan bilang kehabisan baterai!” Ujar pak dhe. Mas Damar cekikikan di belakang pak dhe. Benar benar menantangku orang ini.

“Sengaja Rena matikan, pak dhe.” Jawabku jujur.

“Biar mas Damar nggak bisa hubungi.” Lanjutku. Aku yakin mas Damar pasti sudah menceritakan kejadian sepulang CFD tadi.

“Maafin Rena ya kalau bikin pak dhe kha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status