“Itu surat cerai,” ujar Arza.Deg!!!Kalimat yang baru saja keluar dari mulut Arza benar-benar tak pernah Azkiya dugaAzkiya yang hendak minum seketika membeku. Ia terdiam sambil menggenggam gelas dengan amat erat.“Maksud Kak Arza apa tiba-tiba memberi surat cerai?” tanya Azkiya yang masih berusaha mengontrol nada bicaranya agar tetap tenang. Meski nyatanya hati Azkiya amat sakit.Arza meletakkan sendok yang semual ia pegang ke atas piring.”Tidak harus sekarang. Tanda tangani surat itu jika kamu sudah memiliki niat meninggalkanku.”“Aku ingatkan jika sikapku padamu tak akan pernah berubah,”“Kamu mungkin akan terus terluka jika berada di sampingku.” Arza sekilas menatap perempuan yang duduk di seberangnya.Sejujurnya saat ini Azkiya ingin sekali menangis. Tapi ia tetap berusaha menahannya. Air mata tidak akan membuat keadaan berubah pikir Azkiya.“Emm, begitu. Baiklah.” Azkiya menganggukkan kepalanya beberapa kali.Azkiya mengangkat gelas yang sedari tadi berada di genggamannya lalu
Read more