All Chapters of Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan : Chapter 251 - Chapter 260

271 Chapters

251. Tak Ingin Mengenang Luka Lama

Amaya melarikan diri sesegera mungkin dari sana, mengabaikan panggilan Kelvin atau ucapannya yang memintanya untuk hati-hati. Ia tiba di teras ruangan lain dan berhenti, menghentakkan kakinya sebanyak beberapa kali untuk meredam rasa malu yang menghampirinya akibat apa yang ia lakukan sebelumnya diungkit oleh Arsha. Yang jelas bukan hanya temannya Kelvin itu saja yang tahu, tapi semua rekan dosennya mengingat Amaya duduk di pangkuan Kelvin saat prianya itu melakukan zoom meeting. "Rasanya beneran mau menghilang aja dari bumi ini sekarang," gumamnya seraya mengipasi wajahnya yang terasa panas. Pembicaraan soal dirinya dan Kelvin telah mendapatkan topik baru. Kali ini tentang betapa bucin suaminya itu, yang tak sengaja tertangkap mata para mahasiswa lewat wallpaper laptop dan folder 'MY LOVE' yang dipertontonkan olehnya di depan semua orang. "Eh ada My Love lewat," ucap salah seorang mahasiswa yang tadi hadir di kelas yang sama dengan Amaya, yang disambut oleh beberapa mahasiswa l
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

252. Berita Baik, Berita Buruk

Amaya sejenak tercenung mendengar apa yang dikatakan oleh Miranda. Terdengar sangat tulus, seperti ia telah memulai kembali dirinya dari nol. Kalimatnya sederhana tetapi membuat Amaya terenyuh saat ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang pendosa. "Nggak, cuma Tuhan yang berhak menilai apakah kita ini pendosa atau bukan," ucap Amaya akhirnya. Ia menyambut tangan Miranda, menerima amplop putih darinya itu seraya mengangguk, "Akan aku baca nanti, Mir," lanjutnya. "Thanks udah bawain." "Aku udah bilang ke dia biar sebaiknya dia ngomong langsung ke kamu," tanggap Miranda. "Soal apa yang udah kita lakuin ke kamu, biar dia minta maaf secara langsung. Tapi dia nggak mau, dia bilang dia udah nggak punya muka buat ngelakuin hal itu. Jadi dia bikin surat itu, May." "It's okay." "Kami salah. Dan kami nggak akan memungkiri itu, tapi karena itu kami jadi belajar kalau jadi orang dewasa itu sulit," tutur Miranda. "Kami jadi dapat pelajarannya, kami punya waktu buat merenung, mengasingkan d
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

253. Dia Yang Dicurigai

Kelvin mengetuk jari telunjuknya beberapa kali ke atas setir mobil dengan resah sebab Amaya tak kunjung datang seperti dugaannya. "Kok lama?" batinnya. Ia bukannya tak sabar menunggu, tapi bukankah sebelumnya Amaya mengatakan akan segera tiba di parkiran? Ia hendak memeriksa ponselnya dan sekali lagi mengirim pesan pada Amaya sebelum jendela mobilnya diketuk oleh seseorang. Tadinya ... Kelvin berpikir bahwa itu adalah istri kecilnya. Tapi rupanya ia salah. Itu adalah salah seorang mahasiswanya. Kelvin menurunkan jendela mobil miliknya dan segera saja mahasiswa lelaki yang ada di luar—yang ia kenal bernama Roby—itu dengan ekspresi wajah yang sedikit ketakutan mengatakan apa maksudnya ia ke sini. "Pak Kelvin, Amaya jatuh dari lantai dua. Bapak bisa ke sana sekarang?" Sejenak ... waktu seolah berhenti. Detiknya membeku. Dengung asing memenuhi indera pendengarannya hingga ia sadar harus bertindak. "Di lantai dua mana?" tanyanya dengan suara yang gemetar, beringsut pergi meninggal
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

254. Vacate Et Scire

"Ini bukan punyanya Amaya," kata Kelvin seraya mengangkat wajahnya, menatap Miranda dan Ziel bergantian. "Barang punya Amaya udah dikasih ke saya pas kalian masih parkir tadi," lanjutnya seraya menunjuk pada plastik klip berisikan jam tangan milik Amaya, cincin dan kalung miliknya yang ada di samping tas selagi si empunya mendapat perawatan di dalam. Ungkapan itu membuat Miranda dan Ziel terangkat kedua alisnya secara bersamaan. Mereka mendekat dan menatap jam tangan yang ada di tangan Kelvin. Memastikan dengan mata mereka sendiri. Yang jika dilihat ... sepertinya itu memang 'terlalu tua' untuk selera Amaya yang cenderung feminim dan menyukai warna-warna pastel. "T-terus p-punya siapa?" tanya Miranda dengan gugup. "T-tadi saya nemuin itu di bawah tasnya Amaya, Pak Kelvin. Makanya saya kasih ke Bapak soalnya saya nggak lihat kalau Amaya tadi udah pakai jam tangan." "Kok kayaknya nggak asing ya?" sahut Ziel. Ia menunduk lalu menghela dalam napasnya. "Apa sebenarnya tadi Amaya jatu
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

255. Penyusupnya Diam-diam Kembali

Ziel benar saat mengatakan bahwa jam tangan itu tak asing. Sebab saat Amaya menyebut nama pemiliknya, dan siapa orang yang telah membuatnya berakhir seperti ini, Kelvin mengenalnya. Bukan hanya mengenal ... mereka bahkan terlibat banyak peristiwa, dan barangkali itulah yang mendasarinya untuk orang itu melakukan semua ini. "Aku akan atasi nanti," ucap Kelvin seraya mengusap puncak kepala Amaya setelah ia mengambil kursi dan menariknya agar bisa duduk di sebelah brankar sementara itu. "Yang penting sekarang kamu di sini dulu," pinta Amaya. "Aku takut dia tiba-tiba datang dan—" "Ssht!" Kelvin menggeleng, mencegah Amaya untuk tak mengatakan lebih banyak dari pada itu. "Dia nggak akan ke sini, dan akan aku pastikan dia pergi sejauh mungkin dari kamu setelah ini, Sayangku." Kelvin menunduk membiarkan Amaya memeluknya. Tak lama kemudian mereka berpindah dari ruang di IGD ke kamar rawat tempat Amaya akan berada di sini setidaknya untuk tiga hari ke depan—paling lama. Riana yang lebih d
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

256. Kontradiktif

Kelvin tak sendirian, pria itu datang bersama dengan Ziel yang berdiri di sebelah kanannya, dengan beberapa orang mahasiswa serta petugas keamanan kampus dan polisi yang datang dari belakangnya. Seolah mereka semua menjadi saksi perbuatan yang dilakukannya ini. "K-kalian mau apa?" tanya Calista terbata-bata. Ia tak bisa bergerak leluasa, ruang geraknya terbatas. Dirinya tertangkap basah! "Mau apa lagi emangnya? Ya lihat oknum dosen nggak baik yang baru aja dorong Amaya lah," jawab Kelvin dengan tenang meski kebencian tertera dengan sangat jelas dari sana. "Aku nggak bikin Amaya jatuh dari lantai dua kok, kenapa kamu nuduh aku?!" seru Calista, suaranya melengking tinggi memecah keheningan malam yang harusnya terjadi di sekitar mereka. Calista tak tahu apa yang salah dengan yang dikatakannya karena setelah itu mereka yang berdiri di sana saling bergumam, sesuatu seperti ... "Udah ketahuan banget siapa pelakunya sekarang." "Kamu bilang apa?" balas Kelvin. "Kamu nggak dorong Amaya
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

257. Bayangan Masa Depan Suram

*** Beberapa saat sebelum kejadian. **** Amaya menoleh ke belakang saat mendengar suara seorang wanita yang memanggilnya. "Amaya." Maniknya menjumpai pemilik suara tak asing itu yang tak lain adalah Calista. "Bu Calista?" balasnya. "Apa yang Anda lakukan di sini? Bukannya Anda sudah nggak boleh lagi berada di kampus ini ya?" Calista tampak merotasikan bola matanya dengan malas. Wanita itu bersedekap dan selangkah mendekat pada Amaya yang sebenarnya enggan berhadapan dengannya. "Aku nggak boleh ada di kampus ini bukannya karena itu ulahmu?" tanya Calista balik. Kedua alisnya nyaris bersinggungan dengan penuh kebencian pada Amaya yang tak tahu duduk perkaranya. "Apa maksud Bu Calista?" "Kamu pikir aku nggak tahu kalau Abangmu datang ke sini sebelum aku di panggil sama dekan?" "Apa hubungannya sama saya?" tanya Amaya balik. "Kak Gafi ke sini karena jadi tamu undangan di seminarnya mahasiswa teknik industri, nggak ada hubungannya sama saya." "Alaah ... itu 'kan cuma alasanmu," te
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

258. Bantuan, Rayuan, Godaan

Setelah peristiwa itu, kampus menerima banyak kritikan karena dianggap lalai dan meloloskan orang asing serta bermasalah memasuki kawasan yang harusnya aman untuk para mahasiswa. Teguran dari publik menyeruak penuh suara, sebagian pro dan tak jarang yang kontra. Dari sana, kampus mengeluarkan pernyataan bahwa mereka meminta maaf dan akan menjadi lebih baik lagi ke depannya. Termasuk dalam hal pengamanan dan lebih selektif memilih dosen sekalipun itu bukan dosen tetap. Amaya membaca beritanya di web kampus, di forum mahasiswa, bahkan saat ia meminjam ponsel milik Kelvin untuk melihat sosial media, ia menjumpai semua kabar beranda sepertinya banyak menyoroti akan hal itu. Namun, beritanya berlangsung panas selama beberapa hari saja, karena setelah redam ... Calista hanya dikenang sebagai seorang 'kriminal' yang hendak menghilangkan nyawa mahasiswanya sendiri. Sebuah gambaran bahwa seperti itulah wujud seseorang yang di dalam hatinya telah dipenuhi oleh obsesi, dan obsesinya adalah o
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

259. Kiss Me Gently

Amaya tak mungkin menolak karena memang ia ingin buang air kecil. "K-keluar dulu ...." pintanya pada Kelvin yang menggeleng dan malah menunduk, meraih pinggangnya dan menarik turun celana— "Aku bisa sendiri," cegah Amaya dengan menahan Kelvin menggunakan tangan sebelah kanannya yang tidak disangga oleh elbow brace. "Lagian 'kan yang ini juga udah nggak dipakein infus, serius aku bisa sendiri," katanya yakin, lebih tepatnya meyakinkan Kelvin. "Fine ...." kata Kelvin akhirnya seraya menegakkan kembali tubuhnya. "Aku tunggu di situ, buat jaga-jaga aja biar nggak ada sesuatu yang buruk." Dagunya mengedik ke luar sekat kaca yang membatasi closet dengan shower di sebelahnya, dan daripada terjadi perdebatan tambahan, Amaya lebih memilih untuk menganggukkan kepalanya saja. Kelvin beranjak pergi tetapi baru mendapatkan satu langkah, Amaya memanggilnya kembali. "Mas Vin?" "Hm?" Prianya itu menoleh dengan salah satu alis terangkat. "Kenapa, Sayangku?" "K-kamu marah?" tanya Amaya. "Mara
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

260. Couple Favorit Seantero Kampus

Sangat menyenangkan rasanya saat elbow brace di lengannya itu dilepas setelah fisioterapi, Amaya merasa ada satu beban yang menghilang darinya. Dokter pun mengatakan bahwa ini adalah hari terakhirnya untuk ada di rumah sakit. Sehingga, setelah fisioterapi itu selesai dan mereka mengurus administrasi serta bersiap pergi, Amaya bersama dengan Kelvin menuju ke kampus. 'Yakin mau ngampus?' tanya Kelvin yang tak hanya sekali. Sejak tadi, prianya itu berulang kali memastikan Amaya baik-baik saja dan siap kembali beraktivitas seperti sedia kala. Karena Amaya meyakinkannya, Kelvin akhirnya setuju. Mereka baru saja tiba di parkiran saat hari menjelang siang. "Aku udah kasih tahu Mama tadi kalau kamu udah boleh pulang dan sekarang ke kampus dulu," kata Kelvin seraya membantu Amaya membukakan seat belt. Namun, yang tak disadari oleh Amaya, itu hanyalah sebuah upaya Kelvin untuk mencuri ciuman dari bibirnya. Sepasang mata Amaya membola selagi milik Kelvin tertutup. "Mas Vin?!" sebut Ama
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more
PREV
1
...
232425262728
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status