Semua Bab Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan : Bab 231 - Bab 240

271 Bab

231. Capek, Mau Dipeluk

Calista terlihat akan meraih tangan Kelvin tetapi hal itu gagal sebab Kelvin dengan cepat menarik tangannya ke belakang. Ia sembunyikan di belakang punggungnya seraya bertanya, "Kenapa kamu mau pegang aku, Lis?" Calista berdiri kikuk, gerakan itu seperti terjadi di luar kendalinya. Seolah ia digerakkan oleh alam bawah sadarnya, bahwa seperti itulah yang sejak tadi ia pikirkan saat memandang Kelvin. Penolakan itu membuatnya berdeham dan masih dengan senyum yang sama menjawab, "Maaf, aku pikir kita akan jadi dekat karena kita rekan kerja. Tapi—" Calista memandang sekali lagi pada Amaya yang menatapnya dengan sangat enggan. Kesal karena di depan matanya wanita itu dengan pandainya memutar balikkan fakta. Apa tadi ia bilang? Amaya yang bersikap tak sopan? Selain—Amaya rasa—ia tak punya malu, Bude Calista ini juga pintar bicara. Pendongeng yang handal! "Tapi aku serius soal Amaya yang bersikap kurang sopan tadi." Kelvin menghela napasnya sebelum menoleh pada Amaya yang berdiri di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya

232. Tertangkap Kamera Zoom Meeting

Ah—kenapa Amaya tak menyadari itu? Kelvin tengah mengenakan kemeja hitam lengan panjangnya, sebuah tampilan yang sekiranya terlalu formal untuk seseorang yang berada di dalam kamar. Pada jam seperti ini, biasanya Kelvin sudah mengenakan piyama tidurnya atau kaos berkerah yang lebih nyaman alih-alih sebuah kemeja lengan panjang. Tapi karena Amaya suka melihat prianya itu dalam balutan kemeja, maka ia membiarkannya saja. Dan rupanya rasa terpesonanya itu membuatnya tak memperhatikan sekitar sehingga ia dengan nyamannya duduk di pangkuan Kelvin, menjatuhkan kepalanya dengan manja di bahunya yang bidang dan meminta agar ia dipeluk karena moodnya buruk. Tak ada yang salah dengan hal itu sebenarnya, tapi itu telah menjadi konsumsi para rekan dosen Kelvin yang sedang bergabung dalam zoom meeting. Menyadari itu, Amaya segera pergi dari pangkuan Kelvin. Ia pergi dari sana dengan gegas, berlari meninggalkan walk in closet sementara Kelvin yang masih duduk di mejanya mengatakan, "Maaf tem
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

233. Addicted To You

“Mau nggak?” tanya Kelvin dengan mendekatkan wajahnya pada wajah Amaya yang memerah dan panik. “A-apa?” tanya Amaya balik, memilih untuk mengulur waktu agar debar jantungnya yang membuncah ini tak didengar oleh Kelvin. Agar lebih tenang sebelum malam menjadi saksi bagaimana keheningan di sekitar mereka akan terkoyak. “Kamu tahu, Sayang,” jawab Kelvin. Ia tersenyum saat memindah tangannya yang semula menggenggam pergelangan kecil Amaya pada dagunya. Meraihnya dengan lembut, menunduk dan memberinya kecupan di sana. “Kalau kamu nggak mau kita tidur aja, aku nggak akan maksa.” Kelvin memejamkan matanya karena Amaya tak kunjung menjawab. Tapi baru sepuluh detik hal itu ia lakukan, suara Amaya kembali terdengar. “Lampunya belum dimatiin,” katanya, sehingga Kelvin membuka kembali matanya. “Kamu mau aku yang matikan?” “Aku juga nggak apa-apa, tapi lepasin dulu pelukannya.” Kelvin memberinya anggukan samar. Tangannya yang memeluk Amaya ia lepaskan sehingga istri kecilnya itu beranjak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

234. Menjadi Amaya

Sepertinya ... bukan hanya postingan di sosial media milik Kelvin yang membuat kampus pagi ini menjadi heboh. Calista yang masih berdiri di sana—dan mengabaikan rasa sakit atau kesemutan pada kakinya sebab ia telah terlalu lama berdiri—mendengar seorang dosen yang ia kenal sebagai Lucy mengatakan pada Andrew, "Gokil banget Kelvin semalam." Mendengar nama 'Kelvin' disebutkan tentu saja membuat kedua telinga Calista berdiri. 'Kelvin?' ulangnya dalam hati. 'Ngapain dia emang semalam?' Ia akan menemukan jawabannya sebentar lagi jika ia terus menguping di sana. Dan itu benar .... "Sumpah iya! Manis banget tuh kulkas berjalan kalau lagi di rumah. Zoom meeting malah istrinya minta pangku." "Clingy wife and Cool Husband banget nggak sih mereka?" sahut dosen lain yang bernama Sonya. "Kalian sebelumnya denger nggak Amaya bilang 'Laptop terus akunya kapan' gitu?" Louise ikut menimpali dari tempat ia duduk. "Denger," jawab yang lainnya hampir bersamaan. "Itu 'kan sebelum dia minta pangku
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

235. Bukan Sembarang Orang

Rasanya ... justru Arsha yang malu melihat tingkah Calista itu. Wanita itu adalah sepupu istrinya, yang secara tak langsung mereka memiliki hubungan keluarga, bukan? Arsha sudah melihatnya sejak tadi pagi apa saja yang dilakukan olehnya. Ia berganti pakaian yang hampir sama dengan yang kemarin dilihatnya dikenakan oleh Amaya. Sepertinya ia membelinya secara online dengan sistem beli sekarang kirim sekarang juga—pengiriman instan—sehingga ia bisa mendapatkannya dengan cepat. Pagi tadi Arsha masih sempat melihatnya mengenakan pakaian berwarna kuning tetapi pada jam makan siang ini ia telah berganti dress broken white. Arsha tak tahu apa yang tengah dipikirkannya, tapi sepertinya ia harus memberi sepupunya Kaluna itu sebuah teguran. Arsha berjalan memasuki ruang dosen di mana Calista berada dan menghampirinya. Keadaan di dalam sedang tak begitu ramai sehingga ia lebih memilih untuk bicara di sini. “Bisa stop sekarang?” ucap Arsha langsung pada pokok persoalan. Yang merasa diajak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-17
Baca selengkapnya

236. Wanita Yang Menyerupai Istriku

“Pikirkan dengan matang sebelum kamu bertindak,” lanjut Arsha. “Kecuali kamu mau berakhir sama kayak si Hakim Rasyid itu, aku persilakan kamu melakukan apapun sesuka hatimu. Tapi nanti kalau kamu hancur, hancurlah sendiri.” Arsha menutup kalimatnya dengan rahang yang menggertak. Ia memalingkan wajah dan mengayunkan kakinya pergi meninggalkan meja milik Calista. Punggungnya lambat laun menghilang selagi Calista merapikan rambutnya agar senantiasa cantik. Ia tatap pantulan wajahnya pada cermin kecil yang ada di atas meja, wajah yang terlihat gugup setelah mendengar semua kalimat bernada penjelasan dari Arsha soal apa yang terjadi sebelum ia masuk ke tempat ini. ‘Harusnya aku cari tahu dulu nggak sih apa aja riwayat anak itu?’ gumam Calista dalam hati. ‘Didengar dari penjelasan Arsha ... emang kayaknya dia tengil juga, dan tahan banting. Mentalnya itu kayak bukan mental anak-anak.’ Calista membasahi bibir berlipstick matte miliknya dengan lidah, rasanya mendadak kering saat ia mengi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-17
Baca selengkapnya

237. Hampir Saja ....

“Kelvin?” panggil sebuah suara manis yang datang dari belakang Kelvin. Ia menoleh ke belakang dan melihat Amaya yang berjalan bersama dengan Alin dan Randy serta disusul oleh Naira di belakangnya. Meminimalisir terjadinya kesalahpahaman yang bisa saja terjadi antara mereka, Kelvin dengan cepat mengayunkan kakinya mendekat pada Amaya. Tapi, Calista tak mengizinkannya begitu saja. “Kelvin!” panggilnya dengan suara mengiba. Lorong sunyi itu membuat suaranya menggema. Tapi, Kelvin tak menjawabnya. Ia bahkan tak menoleh saat meraih pergelangan tangan Amaya dan menariknya untuk pergi dari sana. Memilih untuk mencari jalan lain. Tak ada yang bicara, teman-teman Amaya yang ada di belakangnya pun juga terdiam untuk tak memperkeruh suasana hingga mereka tiba di kantin. Barulah saat itu Kelvin mengakhiri ‘lomba diam-diaman’ itu dengan mengatakan, “Kalian pesanlah, saya yang akan bayar.” “E—“ Randy yang mendengarnya terlebih dulu memberi reaksi. “E—sungkan sih sebenernya, tapi mungkin kare
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-17
Baca selengkapnya

238. Agenda Sabtu Pagi

Agar bibirnya yang terus mengerucut itu berhenti, atau agar yayasan yang menaungi berdirinya kampus itu tak benar-benar dibeli oleh kakak iparnya—Gafi—Kelvin berusaha melakukan sesuatu. Berpikir bahwa Calista sengaja berusaha melemahkan mental Amaya yang seperti baja itu dengan menduplikasi dirinya, Kelvin harus menegaskan bahwa pernikahannya dengan Amaya tak bisa diganggu gugat oleh siapapun juga. Pada Sabtu pagi yang cerah ini, Amaya baru saja keluar dari rumah dan berdiri memandangi pohon tabebuya yang bunganya tak selebat sebelumnya. "Mau pergi nggak?" tanya Kelvin tiba-tiba dari belakangnya yang membuat Amaya segera menoleh. "Ke mana?" tanyanya balik. "Bikin foto postwedding," jawabnya. "Aku udah minta temanku yang punya studio buat nyiapin tempat, jadi aku harap kamu mau." "Foto postwedding?" ulang Amaya dengan kedua alis yang terangkat penuh rasa terkejut—karena memang ia benar terkejut. "Iya." "Tiba-tiba aja?" "Hm ... udah dari lama sih ngerencanainnya, cuma kayaknya a
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

239. [@kelvinindra__ ‘Forever Be Yours’]

Calista mendadak berdiri kaku saat membuka ponselnya pagi ini. Paginya selalu diawali dengan sesuatu yang mengejutkan beberapa waktu terakhir ini. Jika sebelumnya ia melihat foto Kelvin yang menggenggam tangan Amaya dengan menyebut 'I was totally hooked', pagi ini lebih dari sekadar genggaman tangan belaka. Fotonya terlihat sangat cantik, berkonsep wedding outdoor, dan Calista tahu ini adalah foto postwedding mereka. Tapi yang membuatnya shock adalah bukan hanya betapa tampannya Kelvin, melainkan apa yang ia lakukan. Pria itu tengah menunduk di depan seorang perempuan cantik dengan gaun berwarna putih yang ekornya menyapu rerumputan. Sedang duduk di bangku taman dengan keadaan bibirnya yang dicium. Meski Kelvin menutupi wajah gadis itu dengan stiker hati, tapi orang gila mana yang tak tahu bahwa itu adalah Amaya? Seolah sengaja menaburi garam di atas lukanya, pria itu membuat dunia tahu bahwa hatinya telah berhenti pada Amaya. [@kelvinindra__ 'Forever be yours, the one and only
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

240. Ahh, Sakit ....

"Ahh—sakit—" rintih Calista seraya mengusap kakinya. "Sakit banget ...." Amaya bergeming di tempatnya saat wanita itu mengaduh kesakitan. Amaya tak ingin memiliki pikiran buruk terhadapnya, tetapi rintihannya barusan seperti dibuat agar semua orang yang mendengarnya. Beberapa orang memang datang, melihat dan memastikan sendiri apa yang terjadi pada Calista. Lebih dari satu orang yang menyebut bahwa tadi Kelvin berhenti tepat sebelum terjadi apapun. "Kayaknya tadi Mbak-nya nggak kena mobilnya deh?" tanya Bapak-bapak pemilik bengkel yang ada di sebelah kiri jalan. "Ya lagian udah tahu ada mobil lewat ngapain main nyebrang aja sih?" tegur yang lainnya. Kelvin si pria dewasa yang tenang dan hati-hati dalam bertindak mencoba menenangkan mereka yang justru lebih memihak pada si pemilik mobil alih-alih pada wanita yang bersimpuh tak berdaya di tengah jalan itu. Beberapa mengenalinya sebagai dosen dari Universitas di dekat situ, karena ada mahasiswa yang juga ada di Tempat Kejadian Perka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2223242526
...
28
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status