“Mau nggak?” tanya Kelvin dengan mendekatkan wajahnya pada wajah Amaya yang memerah dan panik. “A-apa?” tanya Amaya balik, memilih untuk mengulur waktu agar debar jantungnya yang membuncah ini tak didengar oleh Kelvin. Agar lebih tenang sebelum malam menjadi saksi bagaimana keheningan di sekitar mereka akan terkoyak. “Kamu tahu, Sayang,” jawab Kelvin. Ia tersenyum saat memindah tangannya yang semula menggenggam pergelangan kecil Amaya pada dagunya. Meraihnya dengan lembut, menunduk dan memberinya kecupan di sana. “Kalau kamu nggak mau kita tidur aja, aku nggak akan maksa.” Kelvin memejamkan matanya karena Amaya tak kunjung menjawab. Tapi baru sepuluh detik hal itu ia lakukan, suara Amaya kembali terdengar. “Lampunya belum dimatiin,” katanya, sehingga Kelvin membuka kembali matanya. “Kamu mau aku yang matikan?” “Aku juga nggak apa-apa, tapi lepasin dulu pelukannya.” Kelvin memberinya anggukan samar. Tangannya yang memeluk Amaya ia lepaskan sehingga istri kecilnya itu beranjak
Terakhir Diperbarui : 2025-01-15 Baca selengkapnya