All Chapters of Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan : Chapter 241 - Chapter 250

275 Chapters

241. Pria Yang Haram Dimiliki

"Nggak, Calista!" jawab Kelvin dengan tegas, tangannya yang direngkuh dan seolah menjadi sandera wanita itu dengan cepat ia tarik. Kelvin tak peduli suaranya yang sedikit meninggi itu dapat didengar oleh orang lain yang ada di sana. Amaya hanya berdiri di dekatnya, menatap Calista dengan mata yang berair berusaha meredam amarah. "Aku udah bilang kalau kamu bisa hubungin keluarga kamu, 'kan?" tanya Kelvin dengan nada suara yang sama. "Lagian nggak ada yang serius sama lukamu ini! Kakimu nggak kenapa-kenapa." "Tapi 'kan tetep cedera?" bantahnya. "Apa salahnya ngantar orang yang udah kamu tabrak sih? Itu nggak akan—" "Bu Calista kenapa ngotot banget kalau suamiku nabrak Anda sih?" sela Amaya. "Kita udah sama-sama lihat loh kalau nggak ada yang serius dari kejadian pagi ini. Maunya Bu Calista tuh apa? Kelvin harus nemenin Anda seharian akibat bikin luka gores yang keponakan saya aja kalau dapet luka begitu masih ngajakin papanya panjat tebing? C'mon ...." Amaya sangat geram denganny
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

242. (Bukan) Keinginan Terlarang

Amaya mengayunkan kakinya menjauh dari samping brankar Calista pada akhirnya. Tangan kecilnya digandeng dan digenggam oleh Kelvin, mereka dengan gegas keluar melewati pintu ruangan itu agar bisa mengambil napas bebas Berada di dekat Calista memang membuat kepala rasanya ingin meleduk. "Yang barusan itu bagus banget, Sayang," puji Kelvin, sekilas mengayunkan tangan mereka dengan terus berjalan menuju ke parkiran. "Pria yang haram dimiliki, that was amazing. Aku nggak pernah ada kepikiran buat bilang begitu loh." "Tapi 'kan sebenernya aky nyontek kalimat Mas Vin?" balas Amaya. "Nyontek kalimatku?" ulangnya dengan alis berkerut. "Iya." "Aku pernah bilang begitu emangnya?" tanya Kelvin memperjelas. "Bukan soal pria yang haram dimiliki, tapi soal banyak tokoh wanita yang berusaha membuat martabat kaum kita terangkat itu," jawabnya. "Kapan aku bilang begitu?" "Mas Vin nggak ingat? Itu loh pas aku mau masuk kampus lagi, dan aku pakai baju yang kamu bilang warna-warni tapi aku mala
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

243. Menghilang Dari Chat Room

Amaya mendengar dari Kelvin bahwa seperginya mereka dari rumah sakit itu, Calista masih belum usai beraksi dengan melakukan hal yang membuatnya sampai harus dikeluarkan dari chat room para dosen. Saat Amaya bertanya pada Kelvin seperti, ‘Memangnya apa yang dia bilang?’ Kelvin tak menjawab banyak selain, ‘Apa lagi, Sayang? Tentu saja dia bilang kalau aku nggak bertanggung jawab dan lain sebagainya. Yang penting sekarang dia udah nggak bisa kirim-kirim pesan begitu lagi buat cari sensasi.’ Amaya percaya saja dengan yang dikatakan oleh prianya itu. Lagi pula, Amaya juga sudah tak melihat Calista itu di kampus. Terakhir kali ia melihat saat wanita itu datang dengan mengenakan topi hitam dan menutupi wajahnya dengan menggunakan masker. Alin mengatakan ia menuju ke ruang dekan fakultasnya dan tak terlihat lagi setelah itu. Tak terlihat memamerkan belahan dadanya ke sana ke mari, tak terlihat di kantin kampus atau berkeliaran di sekitar Amaya. Keberadaannya menghilang dalam sesaat. ‘Ba
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

244. Ada Hal Yang Dia Rahasiakan

Pagi itu, Amaya duduk terdiam di dalam perpustakaan sembari menunggu kedatangan Alin yang mengajaknya untuk bertemu di sini. Ia menghela dalam napas saat matanya membaca apa yang ditunjukkan oleh layar laptopnya yang menyala itu. Hasil pencarian yang menunjukkan ‘Ciri-ciri suami yang berselingkuh’ dan apa yang dibacanya itu membuat dadanya terasa sesak. Poin pertama, ‘Lebih waspada terhadap ponsel miliknya.’ Poin ke satu saja sudah membuat Amaya menggertakkan rahang kecilnya hingga terasa sakit. Sialnya ... Kelvin seperti itu! Belakangan, ia lebih sering sibuk dengan ponselnya daripada bicara dengan Amaya sebelum tidur. Semalam pun juga begitu! Saat Amaya bertanya, ‘Mas Vin lagi apa?’ prianya itu mengatakan, ‘Sedang mencari inspirasi.’ Entah inspirasi apa maksudnya. Atau jangan-jangan ... itu hanya sebagai alasan agar ia terus dapat berkomunikasi dengan seseorang yang tak Amaya ketahui siapa itu? Bagaimana jika itu adalah Calista? Satu-satunya nama yang terus mengganggunya
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

245. Jawab Jujur Atau Kita Tak Usah Bicara Lagi!

Amaya bergeming untuk beberapa saat. Jika Alin tak memanggilnya dan menunjukkan soal yang tak ia mengerti dan meminta Amaya untuk mengajarinya, Amaya akan terus terbengong sepanjang sisa hari. Tak ada yang menyenangkan dari hari ini. Bahkan kehadiran Randy yang biasanya membuat Amaya tertawa tanpa henti hanya bisa membuatnya menunjukkan senyum tipis, setipis kesabarannya yang segera ingin bertemu dengan Kelvin dan menanyakan ke mana perginya ia kemarin. Amaya tak ingin menyimpan kegelisahan itu seorang diri, memendamnya dan menjadikannya beban. Menanyakan secara langsung pada orang yang terlibat adalah pilihan yang paling tepat. Hanya ada dua pertemuan yang harus ia hadiri hari ini, itu pun terasa sangat lama. Saat menuju jam makan siang yang biasanya ia sambut dengan hati yang bahagia, siang hari ini Amaya benar-benar kehilangan nafsu makan. Jam makan siang yang biasanya ia sambut dengan suka cita karena artinya ia akan memiliki kesempatan untuk bertemu Kelvin berubah menjadi r
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

246. Karena Sebuah Ketidakjujuran

"Nggak mau!" tolak Amaya dengan lantang seraya menepis tangan Kelvin yang mencengkeram pergelangan tangannya. Gerakan itu membuat tangannya pergi menjauhi Kelvin yang sepertinya lebih memilih untuk mengalah daripada menyakiti Amaya. "Aku bisa pulang sendiri!" katanya seraya melirik pada ketiga temannya yang berdiri di sebelah kirinya. Melalui sudut matanya itu, Amaya tahu bahwa mereka bertigalah yang pasti mengatakan keberadaan mereka. Kelvin pasti bertanya pada salah satu—atau bahkan mereka semua—apakah Amaya tengah bersama dengan mereka sehingga Kelvin bisa menjemputnya di sini. Amaya tak menyalahkan Alin, Naira dan Randy, mereka pasti menjawab jujur bahwa sedang ada di mall untuk menonton film. Memangnya siapa yang berani berbohong pada dosen mereka? Lagi pula ... mereka juga tak tahu bahwa kepergian mereka ke sini itu karena Amaya kesal setengah mati pada Kelvin. Amaya memandang Kelvin yang kedua bahunya jatuh saat ia menggertakkan rahang kecilnya untuk menahan tangis Ia
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

247. Tidak Seperti Itu, Sayangku ....

Kebekuan mengungkung mereka untuk lebih dari enam puluh detik berlalu. Mereka berdiri berhadapan dengan manik yang saling mengunci dengan dua keadaan yang berbeda. Kelvin dengan teduh sementara Amaya dengan sepasang matanya yang basah. Di bawah lampu ruang makan malam itu, bibir mereka saling mengatup. Meraba kira-kira siapa yang akan bicara lebih dulu setelah ini. Keheningan itu akhirnya hancur saat Kelvin lebih dulu mengalah untuk memperdengarkan suaranya. "Maksudnya ... kamu nuduh aku selingkuh?" tanya Kelvin yang segera dibenarkan oleh Amaya. "Iya," jawabnya. "Kenapa?" "Karena kamu kelihatan banget kalau lagi menyembunyikan sesuatu. Sikapmu tuh udah aneh sejak beberapa hari terakhir, semakin aneh dari semalam karena kamu pulang dengan nggak pakai bajumu yang sebelumnya," tutur Amaya. "Mau nyembunyiin apa? Ada bekas lipstik wanita lain? Atau biar nggak ketahuan kalau kamu baru ketempelan sama makhluk halus yang bau parfumnya wangi sampai jarak satu kilometer?" Cecarannya s
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

248. Tidak ... Bukan Sepenuhnya Salahmu

'A-apa dia bilang?' ulang Amaya dalam hati. 'Buat kasih kejutan ulang tahunku?' Minggu depan? Benarkah ia berulang tahun Minggu depan? Amaya tak ingat. "Aku pergi itu perginya ke vila punya Kak Gafi yang jauh di sana itu," kata Kelvin. "Aku mulai bikin dekorasinya sendiri, pas bilang cari inspirasi itu buat desain yang sekiranya akan kamu suka yang bisa aku bikin sendiri biar lebih berkesan karena ada effort-nya. Tapi malah dicurigain selingkuh sama Ondel-ondel." Kelvin mendorong napasnya dengan tak percaya. Sedang Amaya mengedipkan matanya beberapa kali untuk sepenuhnya mencerna kalimat prianya itu. Ia bersedekap, memandang Amaya dan berujar, "Jadi gagal 'kan sekarang surprise-nya? Coba jangan marah dulu ... kenapa sih curiga aku selingkuh sama dia?" "Ya ...." Pupil mata Amaya bergoyang gugup, mencari alasan. Tapi bukankah ia tak perlu beralasan? Apa yang dilakukan oleh Kelvin lah yang membuatnya berpikiran buruk! "Ya karena sikap Mas Vin itu nggak seperti biasanya," terangny
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

249. Versace On The Floor

"Mas Vin, stop!" cegah Amaya seraya menahan dada Kelvin dengan menggunakan kedua tangannya. "Apanya yang stop?" tanya Kelvin. "Kamu mau meloloskan diri dari hukuman?" "Ini di meja makan. Gimana kalau ada yang lihat?" "Maksudnya kalau nggak ada yang lihat kamu aslinya mau, gitu?" tanya Kelvin balik yang seketika membuat kedua pipi Amaya semakin panas. Ia pasti sudah merona sejak Kelvin mengatakan 'Kita lihat siapa yang akan meneriakkan namaku sepanjang malam di meja makan' yang dibersamai dengan jemari besarnya yang melepas kancing kemeja teratasnya. Sebuah tindakan seduktif yang membuat tubuh Amaya meremang. Tapi sekalipun godaan itu manis dan penuh dengan rayuan agar Amaya sebaiknya menerima saja, tapi ia mencoba menjaga bibirnya yang suka 'bocor' itu agar tak mengiyakan Kelvin begitu saja. Memangnya bagaimana mereka akan berposisi di atas meja makan? Apakah Amaya harus berbaring dan meletakkan kedua kakinya di bahu Kelvin atau— 'STOP OTAK MESUMMU NGGAK, MAY?!' teriak Amaya d
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

250. Dosen Bucin Itu Suamiku

'Apa tadi yang mau dibilang Kelvin itu kalau dia mau gantiin Bu Sonya sementara waktu?' batin Amaya saat ia menatap ke depan dengan bibir yang terbuka tanpa kata. Sementara teman-temannya yang duduk di sekitar, di belakang, di sampingnya mulai mendadak batuk tanpa alasan. "Uhukk—" "Uhuk—duh serak amat." Saling bersahutan penuh dengan godaan. "Emang kalau jodoh tuh nggak ada yang tahu," celetuk Randy, mengetuk meja Amaya beberapa kali yang dengan segera ia pukul punggung tangan temannya itu. "Dikira semester lima udah nggak barengan tapi tetep aja ketemu akhirnya," sahut suara lain yang datang dari belakang Amaya. Matanya sesaat terpejam, pena yang ada di tangannya ia remas dengan erat. Ia menunduk sebelum mencuri pandang pada Kelvin yang hanya tersenyum di balik meja. Pria itu meletakkan ransel miliknya di atas meja sebelum beranjak pergi dari sana dan berdiri—seperti menjadi kebiasaannya—kala berujar, "Mari kita mulai pertemuan kita pada pagi hari dengan berdoa menurut agama
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more
PREV
1
...
232425262728
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status