Semua Bab Saat Istri Cantik Pergi, Tuan Dikara Memohon Kembali!: Bab 11 - Bab 20

121 Bab

11. Memberi Pelajaran

Dikara.Nafas Janeetha memburu, pikiran berputar. Dengan tubuh gemetar, dia menoleh ke arah Fabian yang masih terbaring di tanah, tak berdaya. Situasi ini semakin mencekam.Janeetha tahu bahwa melawan hanya akan memperburuk keadaan, tetapi hatinya memberontak. Meski demikian, dia tidak punya pilihan lain selain mengikuti apa yang diminta.Ketegangan semakin membelit, dan Janeetha bisa merasakan ancaman semakin nyata, seolah nasibnya kini berada di tangan mereka.Ah, bukan.Nasibnya berada di tangan Dikara …"Aku akan ikut kalian tapi jangan lagi sakiti dia," ucap Janeetha sembari melihat ke arah Fabian yang seketika menatap protes."Tak apa, Kak. Mas Dika hanya ingin bicara denganku." Seulas senyum terbit di wajah Janeetha. Ia berusaha menenangkan Fabian dan juga dirinya sendiri.Setelahnya, kedua pria itu menuntun Janeetha menuju mobil hitam mewah yang terparkir tak jauh dari mereka berad
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya

12. Kau Milikku!

Tanpa peringatan, Dikara menunduk dan mencium Janeetha dengan kasar. Ciuman itu penuh paksaan, membuat Janeetha tersentak dan memalingkan wajahnya, berusaha menghindari sentuhan suaminya. Namun, Dikara mencengkeram rahangnya dengan kuat, memaksa Janeetha untuk tidak melawan. "Kau milikku, Janeetha! Apa pun yang terjadi, kau tetap milikku!" Suaranya rendah, penuh kemarahan. Tangan Dikara bergerak liar, meremas tubuh Janeetha tanpa rasa iba. Janeetha menggigil, tangan kecilnya mencoba menahan lengan suaminya, tetapi kekuatannya jauh dari cukup untuk menghentikan Dikara. "Hentikan, Mas! Kumohon... jangan begini…" suaranya semakin putus asa, tetapi tidak ada belas kasih di mata Dikara. Dikara terus bergerak kasar, seolah ingin menghukum Janeetha, memaksanya tunduk pada kehendaknya. "Kau pikir bisa lari dariku? Hah? Kau salah besar!" Janeetha berusaha meronta. Sayangnya setiap gerakannya dihentikan oleh cengkeraman kuat Dikara. Ia merasa seperti terjebak dalam perangkap yang tak m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-08
Baca selengkapnya

13. Ada Aku...

Tiba-tiba, suara dering ponselnya memecah keheningan. Janeetha mengerjap, terkejut. Setelah mengusap air mata dari wajahnya, tangannya meraba-raba tas yang ada di dekatnya, mencari sumber suara itu. Saat ia mengeluarkan ponsel dan melihat nama yang tertera di layar, hatinya langsung berdebar keras. Ada nama Fabian tertera di layar. Perasaan khawatir bercampur jengah menyerbu Janeetha. Ia sudah melibatkan Fabian terlalu jauh dalam masalah ini, dan yang paling menyakitkan, ia meninggalkan Fabian begitu saja saat pria itu terluka.Janeetha menggigit bibirnya, menahan rasa bersalah yang mendalam. Dengan ragu, ia menggeser layar dan menerima panggilan tersebut sambil mempersiapkan diri untuk menerima reaksi dari Fabian apapun itu. Namun, suara pertama yang terdengar bukan Fabian, melainkan Maura. “Janeetha! Kau baik-baik saja?” Suara Maura terdengar penuh kekhawatiran. "Kak Fabian telah menceritakan apa yang terjadi tadi!"Janeetha me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-09
Baca selengkapnya

14. Semakin Mengekang

Pintu terbuka dan Rusli masuk."Saya sudah mengantar Nyonya Janeetha dan memastikan ia masuk ke dalam apartemen, Tuan," lapor pria itu dengan nada tenang.Dikara tidak menoleh, hanya mengangguk sedikit, masih menatap ke luar jendela. "Bagus."Kemudian, setelah hening sejenak, ia berbalik, menatap Rusli dengan mata tajamnya. "Mulai sekarang, kau harus semakin memperketat pengawasan pada Janeetha. Aku tidak ingin ada celah sedikit pun yang bisa dia gunakan untuk kabur!"Rusli sedikit mengernyit. "Maksud Tuan?""Pastikan ia tidak bisa bergerak tanpa sepengetahuanku." Dikara berkata tanpa ingin dibantah. "Beli sesuatu yang bisa dipakai oleh Janeetha setiap hari dan pasang alat pelacak di dalamnya."Sang asisten terkejut, meskipun ia berusaha untuk tidak menunjukkannya secara jelas. "Alat pelacak?" Ia ragu sejenak sebelum melanjutkan, "Apakah itu tidak terlalu … berlebihan?"Amarah langsung menyelimuti wajah Dikara. Rah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-10
Baca selengkapnya

15. Ancaman Ameera

Jantung Janeetha seolah berhenti berdetak. Dengan suara bergetar, ia bertanya, "Dibekukan? Apa maksud Anda?" "Rekening Anda dibekukan atas permintaan pemilik utama akun." Jawaban operator terdengar sopan tetapi sangat hati-hati.Janeetha mulai merasa perutnya bergolak saking gugupnya. "Siapa yang meminta pembekuan itu?" Ia tetap bertanya, meski dalam hati sudah tahu jawabannya."Suami Anda, Bu. Pak Dikara." Mendengar jawaban tersebut, Janeetha memejamkan mata, hatinya berdenyut sakit.Tentu saja, ini semua ulah suaminya. Pria itu tidak hanya ingin mengontrol gerak-geriknya, tapi juga memblokir setiap jalan keluar yang mungkin ada."Terima kasih." Janeetha mengucapkannya nyaris berbisik dan lemah, seakan tak ada harapan pada dirinya, sebelum menutup telepon. Tangannya bergetar hebat saat ia meletakkan ponsel ke atas meja. Janeetha tiba-tiba teringat akan sesuatu. Dokumen-dokumen penting yang dia sembunyikan di dalam kopernya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-11
Baca selengkapnya

16. Perangkap Terselubung

Dikara duduk di ruang kerjanya, dikelilingi oleh berkas-berkas proyek yang tertata rapi di atas meja besar berlapis kayu mahoni. Rusli berdiri di depannya, melaporkan perkembangan proyek pembebasan tanah untuk pembangunan jalan layang. Suasana terasa semakin membosankan, apalagi Dikara tampak tidak terlalu peduli dengan laporan yang disampaikan. Pikirannya teralihkan sepenuhnya oleh Janeetha—istri yang sejak seminggu terakhir menunjukkan sikap yang cenderung bekerja sama meski pasif, tetapi tetap ketus. Anehnya, sikap Janeetha yang seperti ini membuatnya semakin menarik bagi Dikara. Seakan ada sesuatu yang membuat perlawanan diam-diam wanita itu menantang. “Proyek pembebasan tanah sudah 80% selesai, Tuan,” Ucapan hati-hati Rusli, sedikit mengejutkan Dikara. “Tapi ada beberapa pemilik lahan yang bersikeras menolak penawaran kami. Mereka bahkan berencana mengajukan gugatan.” Dikara kembali mendengarkan. Tatapannya tajam dan dingin. Pria itu tidak punya kesabaran untuk masalah-masala
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-12
Baca selengkapnya

17. Sentuhan Tak Biasa

Janeetha terkejut. Sentuhan pelan itu begitu kontras dengan sikap Dikara yang biasanya dingin. Ia meremang seketika, rasa aneh menjalar di sekujur tubuh. Dalam kebingungan Janeetha menatap pria di depannya, seakan bertanya maksud dari elusan tersebut. Dikara memandang istrinya dalam-dalam, menyusuri setiap inci wajahnya, sebelum akhirnya berkata dengan suara sedikit serak, “Aku ingin membersihkan diri dulu.” Sepeninggalan suaminya, Janeetha masih saja tergugu. Ia menelan ludah kepayahan, jantungnya berdetak semakin cepat. Sentuhan lembut tadi, meski singkat, membuatnya semakin cemas. Ada sesuatu di balik sikap tak terduga Dikara. Sejenak Janeetha merasakan dorongan dalam dirinya, perasaan yang hampir membuatnya terjebak dalam godaan. Janeetha cepat-cepat menarik diri dari pikiran bodohnya. ‘Jangan terbuai, Janeetha!’ batinnya menegur. ‘Dia bukan pria yang bisa kau percayai!’ *** Setelah b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-13
Baca selengkapnya

18. Janji akan Berbeda

Dikara, yang merasakan sedikit perubahan dalam ekspresi Janeetha, menyeringai tipis. Tanpa berkata apa-apa lagi, Dikara semakin memperkecil jarak di antara mereka. Dengan perlahan, ia mencium bibir Janeetha.Ciuman itu terasa lebih halus dari yang biasanya Janeetha rasakan dari Dikara, seolah pria itu mencoba membuatnya nyaman, memberikan kesempatan untuk menikmati momen itu.Janeetha sempat merasa tegang, tubuhnya kaku di bawah sentuhan suaminya. Namun, pikirannya segera kembali pada rencananya. Dia tahu dia harus bermain peran jika ingin membuat Dikara lengah.Dengan menenangkan diri, Janeetha mulai membalas ciuman Dikara, meskipun di dalam dirinya masih penuh dengan pertentangan. Ini adalah bagian dari rencananya—mengikuti permainan suaminya agar bisa memanfaatkannya suatu saat nanti.Dikara menatap Janeetha dengan sorot mata penuh gairah yang kian tak terkendali. Bibirnya bergerak semakin liar, menekan bibir Janeetha dengan kuat, menuntut
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-14
Baca selengkapnya

19. Sebut Namaku!

Dikara tidak menunggu lama. Dengan gerakan yang hati-hati namun pasti, ia menyatukan diri dengan Janeetha. Janeetha menggigit bibir bawahnya, menahan napas sesaat, sebelum akhirnya tenggelam dalam hasrat yang sepenuhnya menguasai mereka berdua. Dikara mulai menggeram pelan, merasakan betapa ketat milik Janeetha memeluk miliknya. Sensasi itu membuatnya semakin bersemangat, semakin menggairahkan. Pria itu mulai bergerak, mencari titik nikmat yang bisa membuat keduanya merasakan kenikmatan yang tiada tara. Setiap gerakannya penuh perhitungan, seolah ingin memastikan bahwa setiap sentuhan, setiap goyangan membawa kepuasan bagi mereka berdua. Janeetha mencengkeram kuat lengan Dikara, merasakan otot-ototnya bergetar di bawah genggamannya. Ia tak kuasa menolak apa pun yang pria itu berikan padanya. Rasa takut dan keraguannya perlahan sirna digantikan oleh arus gairah yang tak tertahankan. Namun, sekaligus, ada rasa jengah yang menjalar dalam dirinya saat merasakan intensitas tatapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-14
Baca selengkapnya

20. Hadiah

Dikara membiarkan Janeetha melewati getaran yang memabukkan itu, menyaksikan bagaimana tubuh istrinya bergetar dalam kenikmatan yang mendalam.Setelah Janeetha sedikit tenang, ia dengan pelan membaringkan kembali tubuh sang istri di atas sofa dengan posisi tengkurap dengan sedikit mengangkat pinggul Janeetha, memastikan agar dirinya dapat lebih menikmati. Dari belakang, Dikara kembali memasuki Janeetha, merasakan kehangatan yang membungkus miliknya dengan sempurna. Dengan sisa tenaga yang ada, Janeetha berusaha mengimbangi gerakan suaminya, menyatu dalam irama yang semakin intens.Setiap dorongan membuatnya merasakan getaran baru di seluruh tubuh, dan Janeetha tahu bahwa tidak ada yang bisa menghentikan gejolak yang semakin menggelora dalam diri mereka berdua.“Sh*t, Jani! You’re so tight!” Dikara mempercepat gerakannya, menambah kedalaman setiap penetrasi yang membuat mereka berdua tersesat dalam kenikmatan yang tak terlukiskan.Suara gerama
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status