All Chapters of Saat Istri Cantik Pergi, Tuan Dikara Memohon Kembali!: Chapter 51 - Chapter 60

121 Chapters

51

Ameera, seolah menikmati ketegangan yang ditimbulkan, merogoh tasnya dan mengeluarkan kartu nama, lalu menyodorkannya kepada Janeetha. “Kalau kau ingin bicara atau sekadar butuh teman yang netral, jangan ragu untuk menghubungiku.” Senyumnya menggoda, membuat Janeetha merasa tak nyaman, tetapi ia tetap menerima kartu itu. Namun, Dikara dengan cepat mengulurkan tangan dan meraih kartu tersebut sebelum sempat Janeetha menyimpannya. Tatapannya tajam, nyaris mengintimidasi, saat ia menyimpan kartu itu di sakunya sendiri, tak memberi kesempatan pada Janeetha untuk memprotes. Janeetha mendengus kecil, merasa dikendalikan lagi, sementara Ameera hanya tertawa pelan melihat reaksi Dikara. “Baiklah, baiklah,” kata Ameera akhirnya, mengangkat kedua tangannya seolah menyerah. “Aku pamit dulu. Oh, dan Dikara, jangan lupa tentang hasil pemeriksaan itu. Penting, kau tahu?” Dikara hanya diam tanpa banyak ekspresi, memalingkan tatapannya dari Ameera dengan jelas menunjukkan rasa tak sabarnya. "Tung
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

52. Peringatan yang Diabaikan

Janeetha merasakan amarahnya memuncak. “Ya, terus saja bersikap seperti itu! Kau memang tak akan pernah bisa jadi suami atau ayah yang baik—” Sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya, Dikara tiba-tiba mencengkeram tangannya dengan kuat, menghentikan kata-katanya. “Sudah! Cukup!” suara Dikara terdengar tajam, tegang, dan penuh amarah. Janeetha tertegun, rasa takut menyergapnya, tetapi ada sesuatu yang membuatnya tetap menatap Dikara. Ia menelan ludah, rasa takutnya membuncah, tetapi kini ada juga perasaan lain yang sulit ia jelaskan. Tangan Dikara masih mencekalnya erat, dan ia bisa merasakan denyut napas yang tajam dan teratur di antara mereka. Di balik kemarahannya, ada kilatan yang seakan-akan menunjukkan luka lama yang terpendam di mata Dikara. Dikara tak segera melepaskan genggamannya, tetapi perlahan kekuatannya melonggar, seolah ragu. Wajahnya masih menampi
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

53. Langkah yang Terpergoki

Ameera terdiam sesaat, melihat ekspresi keras kepala di wajah Dikara. “Jika kau tidak mau menerima bantuan, maka aku hanya bisa berharap kau tidak menyesal suatu hari nanti,” ucap Ameera dengan suara rendah, mencoba memberikan peringatan terakhirnya.Kali ini Ameera benar-benar serius mengatakannya, begitu juga dengan ekspresinya.Namun, sebelum Ameera bisa melanjutkan, sebuah notifikasi muncul di ponsel Dikara.Suara yang familiar itu langsung menarik perhatiannya. Dikara melirik ponselnya, dan ekspresinya berubah tajam. “Dia bergerak lagi,” gumamnya dengan nada rendah, penuh kemarahan yang mendidih.Ameera tertegun. “Apa maksudmu… ‘bergerak lagi’?” tanyanya, mulai menyadari sesuatu yang tidak beres.Dikara mengangkat kepalanya, tersenyum tipis, tapi senyum itu lebih mirip seringai. “Aku memastikan dia tidak akan pernah bisa kabur tanpa sepengetahuanku. Aku tahu di mana dia berada, setiap saat.”Ameera menatapnya tak percaya. “D
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

54.

Fabian tak segera melepaskan pelukannya, bahkan ketika Dikara melangkah mendekat, wajahnya semakin menunjukkan kemarahan yang tak tertahan. “Lepaskan dia,” ujar Dikara dengan suara rendah dan tegas, penuh ancaman yang mematikan. Janeetha tersentak, buru-buru menarik diri dari pelukan Fabian dan menatap Dikara dengan perasaan takut sekaligus marah. “Mas, dengarkan aku—” “Aku sudah cukup mendengarkan, Janeetha,” potong Dikara dingin, tatapannya masih terkunci pada Fabian. “Kau pergi diam-diam dan bertemu dengannya di belakangku. Dan kau pikir aku akan membiarkan ini begitu saja?” Fabian berdiri tegak di depan Janeetha, melindungi tubuh wanita itu dari Dikara. “Jangan salah paham, Tuan Dikara. Janeetha hanya ingin memberitahuku tentang pertemuan besok.” “Oh, jadi kau tahu?” Dikara menyeringai sinis, namun sorot matanya penuh ancaman. “Dan kau pikir aku akan membiarkan kalian berdua
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

55.

Dikara tersenyum, tetapi senyuman itu tidak membawa ketenangan. “Kau tahu, Janeetha, aku sangat mengagumi dirimu. Tapi terkadang, kau membuatku ingin memberimu pelajaran—agar kau ingat bahwa aku tidak suka jika kau melawan.”Janeetha merasa jantungnya semakin cepat berdegup, ketakutan menyelimutinya. “Mas, aku tidak melawanmu… Aku hanya ingin…”“Cukup,” potong Dikara. “Tidak perlu beralasan. Aku akan memastikan kau tidak akan mengulanginya lagi!”Suara Dikara terdengar begitu tegas, penuh ancaman yang tersirat.Janeetha menelan ludah, merasakan hawa dingin yang semakin mencekam di dalam kamar.Dikara tetap menatapnya, wajahnya kini tampak datar, namun ada intensitas yang sulit dijelaskan.“Jadi, ini hukuman kecil dariku,” katanya sambil melepaskan cengkeraman di dagu Janeetha dan melangkah mundur.Dikara, yang diliputi amarah yang menggebu, tiba-tiba mengangkat Janeetha ke atas bahunya dengan mudah, seperti membawa baran
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

56. Ruang Tenang

Dikara mengangkat wajahnya dari ponsel ketika Janeetha berjalan mendekat. Senyum yang menghiasi wajahnya tampak hangat, tetapiJaneetha merasa ada sesuatu yang mencekam di balik itu, sesuatu yang membuatnya ingin mundur."Ah, tepat waktu," katanya dengan nada ringan, berdiri dari sofa. "Ikut aku sebentar, ada sesuatu yang ingin kutunjukkan.""Ke mana?" tanya Janeetha pelan, perasaan gelisah menyelusup di benaknya. Namun, Dikara tidak menjawab, hanya melambaikan tangannya, menyuruhnya mengikutinya ke arah koridor.Janeetha ragu, sayangnya kakinya tetap melangkah, mengikuti Dikara yang tampak tenang. Mereka berjalan menyusuri koridor yang biasa, sampai tiba di ujung, di sebuah dinding polos tanpa pintu atau apa pun yang terlihat aneh. Dikara berhenti di sana, menekan bagian tertentu dari dinding itu, dan perlahan, dinding itu terbuka, mengungkapkan ruangan kecil yang tersembunyi."Kau… kau menyembunyikan ruangan di sini?" Janeetha bertanya, kebingungan.
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

57. Mengatur Pertemuan

Janeetha menempelkan wajahnya ke pintu, dengan suara yang nyaris tak terdengar, ia mengulang permohonannya, “Kumohon… Dikara… aku tidak sanggup di sini… kumohon…”Kegelapan di ruangan itu semakin menghimpit Janeetha, membuat napasnya makin berat dan tak beraturan. Ia meraba-raba sekeliling, tangan gemetar menyentuh dinding dingin tanpa menemukan apapun yang bisa menjadi jalan keluar. Tak ada celah, tak ada pegangan—hanya kesunyian yang menakutkan.“Dikara!” teriaknya, suaranya pecah dalam keputusasaan. “Dikara! Kumohon… keluarkan aku dari sini! Tolong!”Tapi tak ada jawaban, hanya gema lemah dari suaranya sendiri yang kembali padanya, seakan mengejek. Dia mendekatkan telinganya ke pintu, berharap mendengar apapun dari luar, suara langkah atau mungkin suara Dikara yang akan datang untuk membukanya.“Dikara… kumohon. Aku akan melakukan apa saja… aku akan menuruti semua yang kamu mau,” katanya, suaranya mulai gemetar. “Tolong… aku… aku tidak bisa di sini sen
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

58. Konfrontasi

Melihat itu, Maura tersentak kaget. "Kak!" Sambil berdiri di depan Maura yang masih tersandar dengan ketakutan, salah satu pria itu membungkuk sedikit, menatapnya dengan tajam. “Kalau kamu lapor ke polisi atau mencoba melawan, ingat ini baik-baik—kami tidak segan-segan menghabisi Fabian,” ancamnya, suaranya dingin dan mematikan. Maura menelan ludah, matanya penuh ketakutan saat melihat Fabian yang tergeletak tak berdaya. Ia hanya bisa terdiam, napasnya memburu, tidak berani mengucapkan sepatah kata pun. Kedua pria itu kemudian menyeret Fabian yang masih pingsan keluar dari apartemen, meninggalkan Maura yang hanya bisa terisak dalam ketakutan dan kepanikan. *** Fabian membuka matanya perlahan, merasakan kepalanya berdenyut dan sedikit pusing. Ia mengedarkan pandangannya, mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi sebelumnya, tetapi yang ia rasakan hanyalah kekosongan. Kegelapan menyelimuti sekitarnya, hanya ada cahaya samar dari lampu yang tergantung tinggi, menciptakan bayangan panj
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

59. Pelajaran Pertama

Dikara berhenti tepat di depan Fabian, menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa dipahami, tetapi jelas menunjukkan kekuasaan yang tidak terbantahkan.Ia menunggu, memaksa Fabian untuk memberi jawaban, sementara udara di sekitar mereka terasa semakin berat dan terperangkap dalam ketegangan yang tak terungkapkan.Fabian, meski dipenuhi rasa takut, mencoba menahan diri. Napasnya cepat dan terengah-engah, tapi ada satu hal yang masih membuatnya bertahan: kebebasan Janeetha."Kau tidak bisa menakut-nakuti aku, Dikara," katanya, suaranya penuh dengan keberanian yang masih tersisa. "Kau bisa lakukan apapun yang kau mau, tapi aku tidak akan diam. Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan Janeetha!"Dikara menyeringai, ekspresi wajahnya semakin mengerikan. "Wow, Fabian... kamu benar-benar tidak mengerti, ya?" bisiknya, suaranya penuh dengan kegembiraan yang menakutkan. "Kamu tidak punya pilihan."Dikara menatap Fabian dengan tatapan yan
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

60. Melepaskan demi Kesenangan

Fabian menegakkan tubuhnya, meski napasnya berat dan rasa sakit masih menjalar di seluruh tubuhnya. Namun, tekadnya tidak padam. Dia memandang Dikara dengan penuh kebencian, mengumpulkan kekuatan yang tersisa untuk melawan, setidaknya dengan kata-kata."Kau… benar-benar manusia yang menjijikkan, Dikara," desis Fabian dengan suara serak, tetapi penuh tekad. "Tak peduli seberapa keras kau mencoba… kau tak akan bisa menghancurkan Janeetha. Dia akan bebas darimu, suatu saat nanti!"Dikara hanya tertawa kecil mendengar ancaman Fabian, seolah-olah dia baru saja mendengar lelucon paling lucu.“Fabian ... kau sungguh berani untuk seseorang yang berada dalam posisimu. Aku hampir tersentuh, sungguh.” Dikara mendekatkan wajahnya dengan seringai sinis yang menghantui, membuat bayangannya jatuh menekan Fabian.“Kau ini hanya seperti semut kecil yang bisa kupermainkan… atau kuhancurkan kapan pun aku mau. Tapi, entah kenapa, aku merasa kau terlalu menarik untuk dihabisi
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status