All Chapters of Saat Istri Cantik Pergi, Tuan Dikara Memohon Kembali!: Chapter 31 - Chapter 40

121 Chapters

31. Pertemuan yang Tak Sesuai Harapan

Janeetha melangkah dengan hati-hati, memasuki sebuah bangunan tua yang tampak tak terawat.Fabian mengatakan ini adalah tempat yang aman, tempat Janeetha bisa bertemu dengan seseorang yang akan membantunya melarikan diri. Namun, semakin dekat ia menuju pintu masuk, rasa ragu menyelinap di hatinya.Kafe kecil yang Janeetha masuki tampak sepi, hanya ada beberapa orang yang duduk dengan gelas kopi mereka.Di sudut ruangan, seorang pria berusia paruh baya duduk sendirian, ekspresinya keras dan tidak bersahabat.Janeetha menarik napas dalam-dalam dan memberanikan diri menghampirinya. Sepertinya pria itu cocok dengan ciri-ciri yang Fabian kirimkan padanya."Apakah Anda orang yang direkomendasikan Fabian?" tanya Janeetha nyaris lirih. Ia menggenggam erat jemarinya sendiri.Pria itu mengangkat kepalanya dan menatapnya dengan dingin. "Siapa namamu?" tanyanya singkat tanpa basa-basi.“Janeetha."Masih dengan tatapan dingin, pria itu memberi isyarat Janeetha duduk dengan dagunya yang langsung dip
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

32. Pulang. Sekarang.

Setelah membayar taksi, Janeetha berlari secepat yang ia mampu menuju tempat ayahnya berada.Napasnya tersengal, detak jantungnya yang seakan ingin meledak. Ia berharap dirinya tidak lebih terlambat dari Dikara hingga membuat pria itu murka.Saat Janeetha telah melihat pintu ruang ICU, ia memperlambat langkahnya sembari mengatur napas. Kecemasan begitu mencengkeram kuat dirinya saat ia mendorong pintu ruang tunggu tersebut.Dan Janeetha semakin menegang karena yang ia lihat hanyalah Dikara yang sedang duduk di kursi penunggu. Sementara Rusli berdiri tak jauh darinya.Rusli menjadi orang pertama yang mengetahui kedatangan Janeetha. Tatapannya singkat tetapi penuh makna, meskipun pria itu tidak berkata apa-apa. Ada sesuatu dari cara pria itu memandangnya, tetapi ia terlalu tegang untuk memikirkan hal itu lebih lanjut.Fokusnya langsung tertuju pada Dikara. Pria itu masih tampak tenang, dengan tablet di tangannya. Wajahnya tidak menunjukkan emosi apapun dan itu hanya membuat Janeetha sem
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

33. Keadaan Mencekam

Ketika mobil melaju meninggalkan rumah sakit, Janeetha duduk di kursi penumpang, matanya menatap kosong ke luar jendela. Bayangan wajah ayahnya yang terbaring lemah di ICU masih terpatri kuat dalam ingatannya.Namun, bukan hanya itu yang menghantui pikirannya—tapi juga apa yang akan menantinya di rumah.Dikara duduk di sampingnya, mengemudi dengan tenang. Keheningan di antara mereka begitu tegang, seolah-olah setiap tarikan napas mereka dapat memicu ledakan baru.Janeetha dapat merasakan aura mengancam yang terpancar dari suaminya, meski pria itu tidak berkata sepatah kata pun sejak meninggalkan rumah sakit.Seluruh tubuh Janeetha mulai gemetar, tetapi ia berusaha keras menahan. Ia tidak ingin terlihat lemah di depan suaminya—tidak lagi. Bagaimanapun, di balik ketakutannya, ada dorongan kuat untuk bertahan, untuk mencari celah yang bisa ia gunakan melarikan diri dari pria yang mengendalikan hidupnya.Tiba-tiba, Dikara berbicar
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

34.

Janeetha menelan ludah, tubuhnya kaku di bawah sentuhan Dikara yang dingin tetapi penuh kendali. Napasnya terasa berat. Ia tahu pertanyaan suaminya bukan sekadar pertanyaan biasa, melainkan sebuah peringatan.“S-siap untuk apa?” suara Janeetha terdengar bergetar, meski ia berusaha keras untuk tetap tenang.Dikara kembali tersenyum tipis, tatapannya menyelidik melalui pantulan di cermin. Kedua tangan yang menggenggam bahu Janeetha mulai bergerak pelan, turun ke lengannya, memaksa tubuhnya untuk bereaksi dengan ketegangan yang semakin memuncak."Kau tahu apa yang kumaksud, Janeetha," Dikara berbisik lagi, membuat Janeetha semakin terjepit di antara rasa takut dan kepasrahan.Janeetha tidak menjawab. Ia hanya menatap lurus ke depan, menatap pantulan dirinya yang tampak semakin kecil dan tak berdaya. Seolah dirinya yang di dalam cermin itu bukanlah dirinya yang sebenarnya—melainkan bayangan dari seorang wanita yang hilang kendali.Dikara tertawa kecil, tawa yang terasa seolah mencemooh ke
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

35. Kepuasan

"Kau tahu apa yang akan terjadi jika kau melawan lagi, bukan?" Ia melontarkan pertanyaan yang tak memerlukan jawaban.Janeetha tahu, Dikara selalu punya cara untuk memastikan ia tak bisa lari. Tak ada yang luput dari kendali pria itu—baik tubuh maupun pikirannya sudah lama menjadi milik Dikara.Sayangnya, kali ini Janeetha menolak menyerah sepenuhnya.“Aku tahu,” jawab Janeetha pelan, suaranya nyaris tak terdengar, tapi cukup untuk membuat Dikara merasa puas.Dikara tersenyum kecil, kemenangan terpancar di wajahnya. "Bagus."Sebelum pria itu bangkit dari tempat tidur, ia sempat mencium bibir Janeetha sekali lagi, lalu berjalan menuju jendela kamar.Janeetha yang masih berusaha menguasai dirinya, mengamati punggung suaminya yang terlihat seperti monster dalam bayangan malam.Dengan gerakan perlahan Dikara membuka tirai, seolah memperlihatkan bahwa dunia di luar itu miliknya—dan Janeetha, hanyalah boneka yang tak punya tempat selain di sampingnya.“Kau boleh istirahat malam ini,” lanjut
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

36.

Pagi itu, Janeetha terbangun dengan tubuh yang masih terasa lelah, seolah-olah jejak malam sebelumnya belum sepenuhnya menghilang dari dirinya. Ia duduk sejenak di tepi ranjang, menghela napas sebelum memaksakan diri untuk bangkit dan membersihkan diri.Setelah mencuci muka, Janeetha melangkah keluar kamar, disambut oleh aroma makanan yang menggelitik indera penciumannya dengan cara yang hampir mengganggu.Menelusuri sumber aroma itu, Janeetha melangkah pelan menuju dapur. Di sana, ia mendapati Dikara, berdiri di depan kompor dengan ekspresi serius yang tak biasa. Tangannya cekatan, seolah ia sudah terbiasa memasak.Pemandangan ini membuat Janeetha tertegun; lelaki ini jarang sekali berada di dapur, apalagi dengan begitu tenang dan fokus.Tanpa menoleh, Dikara menyadari kehadirannya. Ia perlahan menatap Janeetha, matanya tajam tetapi ada sekilas kehangatan yang terasa ambigu.“Selamat pagi,” sapanya singkat. Tanpa basa-basi, ia meletakkan piring penuh makanan di meja makan. “Dudukla
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

37.

Janeetha menatapnya, kali ini dengan keberanian yang mulai tumbuh. “Ini bukan tentang itu, Mas. Ini tentang hakku untuk hidup tanpa ketakutan, tanpa tekanan yang tak pernah aku pilih!”Wajah Dikara mengeras, tetapi Janeetha bisa melihat sesuatu yang lain di matanya, semacam kerentanan yang begitu langka ia temui dari pria ini.Namun, Janeetha tahu dirinya tidak boleh terbuai. Segalanya bisa berubah dalam sekejap dengan Dikara atau mungkin saja itu semua ada kedok yang sengaja pria itu pakai. Setiap detik yang mereka lalui bersama selalu mengandung kemungkinan konflik yang lebih besar. Dikara menghela napas panjang, kemudian berbalik, meninggalkan Janeetha sendirian di ruang makan. Janeetha kembali bertanya-tanya atas sikap Dikara yang mulai mengurangi kekerasan fisik padanya.Sebelum Dikara benar-benar keluar dari ruangan, ia berkata tanpa menoleh, “Jangan berpikir ini sudah selesai, Janeetha. Kau bisa berkata apa saja dan berbuat apa saja, tapi pada akhirnya, kau akan tetap di sini.
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

38.

Janeetha merasakan tatapan tajam Dikara yang membuat tengkuknya meremang.Saat dering ponsel dari Fabian bergema lagi, Janeetha menggeleng pelan, menolak dengan hati-hati.Namun, Dikara hanya mengulurkan tangannya dengan dingin, isyarat yang tak bisa diabaikan."Angkat," katanya dengan nada rendah yang mengandung ancaman terselubung.Janeetha menggenggam ponselnya dengan erat, hatinya berdebar kencang. "Tidak perlu. Aku akan bilang nanti padanya kalau—""Atau aku yang menjawabnya?" Dikara memotong, suaranya semakin rendah dan menusuk.Janeetha menelan ludah, menyadari bahwa tak ada ruang untuk berdebat. Dengan tangan bergetar, ia menjawab panggilan itu sambil berharap bisa menjaga ketenangannya.Dikara menggerakkan jemarinya, menunjuk layar ponsel, memerintah Janeetha tanpa kata-kata untuk mengaktifkan mode loudspeaker. Tak ada pilihan lain—Janeetha melakukannya, dan suara Fabian langsung terdengar, penuh kekhawatiran.“Ja
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

39. Gadis yang Manis

Dua tahun yang lalu... "Menikah?" Dikara menatap ke arah ayahnya, Farhan, dengan dahi sedikit berkerut. "Ya. Toh kau sudah 30 tahun. Susah saatnya." Jawaban itu terdengar santai tetapi Dikara tahu itu adalah sebuat perintah yang terselubung. Dengan tenang, Dikara memilih untuk menyesap anggur merah dari gelas tinggi yang sedang ia pegang daripada memberikan pendapatnya. "Kau setuju, 'kan?" Ditanya seperti itu, Dikara hanya tersenyum sekilas, kembali menatap ayahnya. "Tentu. Apapun yang baik menurut Ayah." "Sepertinya bertemu dengan keluarga Khazim akan menyenangkan, bukan?" Farhan kembali mengusulkan. “Khazim? Maksud Ayah, Pradipta Khazim? Teman lama Ayah?” Dikara bertanya sedikit ragu. Pasalnya, keluarga Khazim tidak terlalu memiliki pengaruh di dunia bisnis apalagi kabar beredar perusahaan sedang bangkrut perlahan. Farhan menatap serius ke anaknya. “Ada masalah?” Dikara terdiam sebentar lalu kembali tersenyum tipis. “Tidak.” “Kudengar anak mereka sudah tumbuh de
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

40.

“Kau suka?”Dikara melontarkan pertanyaan sederhana, tapi Janeetha tak langsung menjawab.Gadis itu hanya terdiam, sibuk memindai benda-benda yang disuguhkan di hadapannya.Gaun putih berbahan silk yang mewah menggantung di sisi ruangan, penuh kesempurnaan. Sepasang sepatu hak tinggi berkilau dengan perhiasan kristal, sementara di meja kecil dekatnya, kalung berlian dan anting senada siap menyempurnakan penampilan pengantin yang sudah pasti akan membuat semua orang terkesima.Meski dalam hatinya ada perasaan berdebar karena keindahan yang jarang dilihatnya, Janeetha tetap tak bisa mengabaikan perasaan asing yang terus menyusup.Semua ini terasa terlalu berlebihan, terlalu asing, dan seakan-akan membawanya pada sesuatu yang mungkin ia tak pernah benar-benar inginkan.Namun, seberapa kuat Janeetha dapat melawan?Dikara, pria yang berdiri di sebelahnya, mengamati setiap reaksi dengan sorot mata yang tajam.Ia tidak han
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status