Home / Pernikahan / Simpanan Ayah Angkat / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Simpanan Ayah Angkat: Chapter 51 - Chapter 60

77 Chapters

Bab 51

Kening Alan mengernyit, sebenarnya keberatan mendengar permintaan Chyntia. Namun, melihat keadaan Chyntia yang sedikit basah, dan terlihat cukup kedinginan, Alan merasa iba. Setelah terdiam sejenak, Alan pun menganggukkan kepala, menyetujui permintaan Chyntia. "Silahkan masuk, tapi maaf saya tidak bisa menerima tamu terlalu lama, karena saya mau istirahat.""Baik, Pak. Terima kasih banyak."Chyntia pun masuk ke dalam unit apartemen tersebut, dengan perasaan bahagia. Meskipun gelagat Alan menunjukkan jika dia tidak terlalu merespon baik, tapi Chyntia tak peduli. Dia hanya ingin memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin."Silahkan duduk, saya buatkan minuman hangat dulu.""Terima kasih, Pak Alan. Maaf sudah merepotkan."Alan tak menjawab ungkapan basa-basi dari Chyntia. Sebenarnya, dia pun enggan bersikap manis. Namun, Alan tak mau dianggap sebagai atasan yang berperasaan. Padahal Chyntia sudah berbaik hati mengantarkan proposal tersebut sampai ke apartemennya di saat cuaca seperti in
Read more

Bab 52

Tanpa pikir panjang, Arumi pun bergegas keluar dari rumah tersebut, meninggalkan Kenan yang hanya menatapnya dengan tatapan tanda tanya. Bocah itu, sebenarnya ingin berteriak, memanggil Arumi. Namun, tenaganya belum sepenuhnya pulih. "Bi, apa Mama mau pergi lagi?" tanya Kenan pada Bi Asih, sembari menatap sendu pada sosok Arumi yang baru saja keluar dari rumah tersebut. "Mamanya Tuan Kenan ada urusan sebentar, nanti juga pulang." Bi Asih sebenarnya merasa sedih melihat anak laki-laki itu, yang kerap kali kurang mendapat kasih sayang, terutama dari Arumi. Namun, dia tak bisa banyak berkata. Kehidupan orang kaya, memang tak sesederhana kaum menengah ke bawah seperti dirinya. "Bi, boleh minta tolong teleponin Kak Naya sama Papa nggak? Hari ini, Kenan belum ketemu sama Kak Naya.""Boleh tapi Tuan Kenan minum obat dulu ya!"Bocah itu pun mengangguk patuh, lalu meminum obat yang diberikan oleh Bi Asih."Sekarang, Bi Asih telepon Kak Naya ya!" pinta Kenan, sembari menatap Bi Asih penuh p
Read more

Bab 53

"Kanaya ...?" Amarah Arumi yang begitu membara, seketika sirna melihat Kanaya yang berdiri di depannya. "Mama, ada apa, Ma?" Kanaya sebenarnya cukup gugup dengan kedatangan Arumi. Namun, sebisa mungkin dia bersikap tenang, agar Arumi tak curiga."Kanaya, ka-kamu?" Bergegas Arumi mengambil ponselnya, lalu mencocokkan pakaian foto wanita yang dikirimkan oleh nomer tak dikenal yang menghubunginya, dan pakaian pada foto tersebut, sama dengan yang digunakan oleh Kanaya.Melihat tingkah aneh Arumi, sebenarnya Kanaya begitu takut, dan cemas. Namun, sebisa mungkin dia terus mengendalikan dirinya. "Ada apa, Arumi? Kenapa kamu di sini?" Suara bariton Alan terdengar, di antara keheningan antara Arumi, dan Kanaya. Laki-laki itu, memang sengaja keluar dari apartemen, saat sayup-sayup mendengar suara Arumi, yang sangat dia kenali. "Mas, Kanaya, kalian?" Arumi mengernyitkan kening, sembari menunjuk suami, dan anak angkatnya."Tadi aku jemput Kanaya pas lagi main sama temen-temennya. Terus di j
Read more

Bab 54

"Jadi seperti ini rasanya berada di dalam kamarmu, Sayang?" ucap seorang pria yang sedang bergumul di bawah selimut dengan seorang wanita. Beberapa kali, jarinya aktif menjelajahi tubuh wanita yang sudah tidak berbusana itu."Kalau begini, aku tidak keberatan kalau suami, dan anak perempuanmu tinggal di apartemen setiap hari karena aku jadi bisa bersamamu seperti ini.""Kamu jangan gila, Rain! Udah untung satpam di depan nggak curiga, waktu kamu di dalem mobilku!" Arumi menyahut kesal, setelah mendengar perkataan Rain.Ketika Arumi pulang dari apartemen Alan, tiba-tiba Rain menelponnya, dan menanyakan keberadaan Arumi. Awalnya Arumi berbohong, dan menjawab sedang berada di rumah. Namun, saat sayup-sayup dia mendengar suara klakson mobil yang saling bersahutan, Rain tahu jika Arumi sudah berbohong badannya.Rain pun terus merajuk, agar mereka bertemu. Namun, Arumi yang mempertimbangkan keadaan Kenan kemudian memilih untuk menjemput Rain ke apartemennya, dan membawa laki-laki itu ke dal
Read more

Bab 55

Keesokan Harinya .... "Papa, Kak Kanaya!" Saat Alan, dan Kanaya baru saja masuk ke dalam rumah, setelah semalaman mereka menginap di apartemen, tiba-tiba Kenan menghambur memeluk keduanya erat. "Kak Kanaya, Papa, Kenan kangen. Kenapa kalian pergi-pergi terus ninggalin Kenan sih!" gerutu bocah itu, disertai raut wajah kecut. Alan, dan Kanaya pun saling berpandangan canggung. Sama canggungnya, seperti saat kemarin Arumi meninggalkan keduanya di apartemen. Setelah Arumi pergi, Kanaya buru-buru menyelesaikan makan siangnya. Lalu, masuk ke dalam kamar, dan hanya keluar saat Alan memintanya untuk makan malam. Saat makan malam pun Kanaya tak banyak bicara, hanya menjawab seperlunya pertanyaan Alan, kemudian buru-buru menyelesaikan makan malam itu, dan masuk ke dalam kamar sampai pagi. Keesokan paginya, tak lama setelah bangun, Kanaya mengajak Alan pulang, dan menolak ajakan Alan untuk sarapan terlebih dulu. Gadis itu, memang sangat kentara sedang menjaga jarak dengan Alan. Bahka
Read more

Bab 56

"Bu Arumi, kenapa Anda malah menampar saya ....?" tanya Chyntia, sembari memegang pipi kanannya yang baru saja ditampar keras oleh Arumi. Beberapa pengunjung cafe pun kini tampak memerhatikan keduanya."Apa? Kamu mau ngomong apa, hah? Kamu nggak trima sama tamparanku? Atau tamparan itu kurang?"Di saat itulah, seorang laki-laki mendekat pada Arumi. "Nyonya, sebaiknya kalau Anda mau bertengkar, jangan di sini. Saya tidak mau, pengunjung di cafe ini terganggu," ujar seorang pria yang kemungkinan adalah seorang manager cafe tersebut."Maaf, saya akan bicara di luar." Arumi menjawab, sembari mencengkram tangan Chyntia, kemudian menarik tangan wanita itu keluar dari cafe. Lalu, menyuruh masuk ke dalam mobilnya."Bu Arumi, kenapa Anda malah menampar saya? Bukankah seharusnya Anda berterima kasih pada saya karena sudah memberi tahu tentang perselingkuhan Pak Alan?" tanya Chyntia kembali, dengan sorot mata penuh tanda tanya, ketika keduanya sudah masuk ke dalam mobil Arumi. Chyntia memang mas
Read more

Bab 57

Kanaya berdiri di balkon kamar, menatap beberapa ranting pohon, dan dedaunan yang jatuh karena hujan kemarin.Tukang kebun di rumah tersebut, memang sedang sakit. Jadi, banyak ranting, dan daun berguguran, yang belum dibersihkan. Hari ini, sebenarnya cukup cerah, tidak seperti hari kemarin. Namun, cuaca hari ini sangat kontras dengan apa yang dirasakan oleh Kanaya."Hujan selalu menjadi saksi semua kisah cinta yang kualami, sejak memulai kisah ini, dan sampai hari kemarin saat semuanya ingin kuakhiri. Aku tidak akan memaksakan keadaan untuk tetap memiliki, karena kadang kita pun harus tahu kapan waktunya untuk berhenti. Aku mundur karena aku sadar, terus maju pun percuma."Kalimat sendu itu terucap dari bibir Kanaya. Jujur saja, dadanya terasa sesak. Siang ini, dia sudah mengambil keputusan tentang hubungannya dengan Alan, dan Kanaya harap, Alan mau menepati janjinya untuk menghormati keputusan Kanaya, asalkan gadis itu mau pulang ke rumah.Kanaya pun sadar. Setelah apa yang terjadi a
Read more

Bab 58

"Kenan ngomong apa sih? Kenan nggak boleh ngomong gitu loh sama Mama.""Emang Mama jahat kok, Kak. Kak Kanaya nggak tahu aja kalo ...."Kenan menghentikan perkataannya, membuat kening Kanaya mengernyit. Hari ini, tingkah Kenan benar-benar terlihat aneh. Apalagi, anak itu kini tampak menundukkan kepala, disertai raut sendu di wajah.Kenan menatap ponselnya sejenak. Ada keinginan untuk memberi tahu tentang apa yang dilakukan Arumi, yang dia dokumentasikan di ponselnya. Namun, Kenan takut, sekaligus ragu. Kenan belum memiliki keberanian untuk melakukan itu."Kenan, kamu sebenarnya kenapa sih?" tanya Kanaya cemas dengan perubahan sikap adiknya yang begitu drastis itu."Kak Naya, Kenan nggak mau ngomongin Mama lagi. Kenan nggak suka sama Mama. Soalnya Mama jahat!"Kenan berkata dengan lirih, sembari menundukkan kepala. Namun, entah mengapa, raut wajah polos Kenan, membuatnya Kanaya kali ini bukannya marah, tapi justru iba.Dalam ucapan, ataupun sorot mata anak itu, Kenan terlihat jujur men
Read more

Bab 59

"Siapa yang ngomong kaya gitu?" tanya Alan, ketika sedang membantu Kenan untuk mandi."Temen Mama pokoknya deh. Kenan juga nggak tau siapa. Baru pernah liat orang itu.""Paling temen Mama lagi becanda. Kenan itu anak Papa. Papa yang temenin Kenan di perut Mama, Papa yang temenin Mama waktu ngelahirin Kenan, Papa juga yang bantuin Mama jagain Kenan dari Kenan bayi sampe sekarang."Kenan pun memeluk Alan begitu erat. Tanpa Alan tahu, raut wajah anak itu kini terlihat begitu sendu. "Kenan sayang sama Papa. Jangan pernah tinggalin Kenan ya, Pa.""Kamu ngomong apa sih? Papa nggak mungkin tinggalin Kenan," sahut Alan sembari mengelus kepala Kenan."Sekarang mandi dulu ya. Abis mandi, kita makan malem. Kak Kanaya lagi masak di bawah."Kenan pun mengangguk, lalu melepaskan pelukannya dari tubuh Alan. Setelah itu, dia mulai menyikat gigi."Papa mandiin aja ya, kamu baru sakit. Nggak boleh mandi lama-lama."Alan pun mengambil waslap lalu mencucinya dengan sabun, dan mulai menyeka tubuh Kenan.
Read more

Bab 60

Alan bergegas keluar dari kamarnya, menuju ke kamar Kenan. Namun, ketika Alan membuka pintu kamar tersebut, tampak Kenan audah terkantuk-kantuk. Sedangkan Kanaya, masih membacakan buku cerita.Beberapa saat lalu, setelah selesai makan malam, Kenan memang sudah meminum obat. Mungkin, efek dari obat tersebut mulai bekerja, hingga membuat Kenan sudah mulai didera rasa kantuk.Saat melihat sosok Alan yang masuk, seketika Kanaya pun merasa gugup. Dia cemas jika Alan kembali mengungkit hubungan mereka. Kanaya bingung harus berbuat apa. Apalagi, di rumah tersebut tak ada Arumi. Kanaya yakin, sikap Alan pasti kian tak terkontrol. "Kenan udah tidur ya?" tanya Alan, saat sudah berdiri di dekat tempat tidur Kenan, dan melihat kelopak mata anak itu sudah tertutup. Kanaya pun mengangguk. "Udah, Pa." "Ya udah Papa keluar dulu."Alan pun membalikkan tubuh, lalu keluar dari kamar tersebut. Meskipun sebenarnya Alan kecewa, terpaksa malam ini dia harus mengurungkan niatnya untuk berbicara dengan Ken
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status