Home / Pernikahan / Simpanan Ayah Angkat / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Simpanan Ayah Angkat: Chapter 61 - Chapter 70

77 Chapters

Bab 61

Pak Leo pun mengangkat wajah. Lelaki itu, tampak mengernyitkan kening sembari menatap Arumi lekat."Nanti, kita bicara saat sudah sampai saja."Pak Leo pun mengangguk, disertai raut wajah datar. Lalu, Arumi kembali ke tempat duduknya, meninggalkan Pak Leo yang masih menatapnya penuh tanda tanya.Sebagai seorang lelaki dewasa, dia sebenarnya cukup paham dengan apa yang dikatakan oleh Arumi. Namun, dia tak menyangka jika Arumi akan bersikap seperti itu. Karena selama ini, yang terjalin antara dirinya, dan Arumi, benar-benar hubungan bisnis semata, tidak lebih.Akan tetapi, Pak Leo belum mau mengambil kesimpulan lebih lanjut. Dia pun kembali larut dalam pekerjaannya. Lelaki itu memang dikenal sebagai seorang pekerja keras. Dia tak mau membuang waktu, meskipun saat ini sedang dalam perjalanan di pesawat.Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih enam setengah jam, akhirnya rombongan mereka pun tiba di Shanghai, salah satu kota yang menjadi destinasi wisata di Cina.Shanghai, juga ko
Read more

Bab 62

Sementara itu, di ujung sambungan telepon, tampak ponsel Kanaya berdering, tapi gadis itu belum bisa mengangkatnya. Kanaya sedang menatap tajam pada Alan. Setelah beberapa kali kali mencoba melepaskan dekapan dari lelaki itu, tapi tetap saja tak bisa.Kanaya sebenarnya begitu kesal, tapi tak dapat dipungkiri, ada rasa nyaman yang dirasakan Kanaya ketika berada di dalam dekapan Alan. "Papa, aku mau angkat teleponnya."Perkataan Kanaya tak dihiraukan oleh Alan. Lelaki itu masih belum melepaskan dekapannya pada Kanaya, meskipun gadis itu kini tengah meronta. Kanaya takut jika Arumi yang menghubunginya."Pa, tolong lepasin. Ada telepon.""Biarin aja ...," sahut Alan dengan tenang."Gimana kalo itu, Mama? Aku nggak mau Mama curiga, Pa.""Nggak ada yang curiga sama kita Kanaya. Terutama Mama kamu, dia justru seneng, kamu bisa gantiin tugas dia.""Pa, kenapa Papa jadi kaya gini sih? Kenapa Papa malah ngingkarin janji Papa? Bukannya aku udah nurutin keinginan Papa buat pulang ke rumah? Sekar
Read more

Bab 63

Kanaya mengamati foto itu sejenak, Kenan memang mengambil foto tersebut dari arah belakang. Jadi, hanya punggung Arumi, dan lelaki itu yang tertangkap kamera. Sedangkan wajahnya tak terlihat.Kanaya kemudian mengecek detail foto tersebut, dan memang benar kata Kenan dari tanggal yang tertera, foto itu, diambil kemarin malam saat dirinya dan Alan sedang berada di apartemenAkan tetapi, meskipun tak diketahui siapa sosok lelaki tersebut, foto itu bisa menjadi bukti, sekaligus dapat dipastikan jika Arumi memang memiliki laki-laki lain selain Alan. Kanaya terdiam, sembari mengingat percakapannya dengan Alan beberapa saat lalu. Jika lelaki itu pun ragu dengan kesetiaan Arumi. Atau, mungkin saja Alan sudah tahu Arumi bermain api di belakangnya..Kanaya pun menghela nafas berat, seolah ingin melepas beban yang sekarang terasa mengganjal di dadanya."Kak Naya, sekarang udah percaya 'kan sama aku kalau Mama itu jahat?" tanya Kenan sembari menatap Arumi dengan sorot mata polosnya.Hati Kanaya
Read more

Bab 64

Tak mau diketahui oleh Alan, Kanaya pun bergegas pergi dari ruang kerja tersebut menuju ke kamar Kenan. Lalu, kembali ke meja makan menemani Kenan untuk sarapan, setelah mengambil ponsel milik adiknya tersebut. Tak berapa lama, Alan pun bergabung sarapan dengan keduanya. "Tamu Papa udah pulang?" tanya Kanaya membuka percakapan dengan Alan.Alan yang cukup kaget, tiba-tiba Kanaya sudah mau berkomunikasi dengannya tampak terdiam. "Pa ...!""O-oh udah.""Nggak disuruh sarapan dulu, Pa?""Nggak usah, ongkos dari Papa udah lebih dari cukup." Kanaya pun mengangguk, lalu melanjutkan sarapannya."Pa, nanti siang aku anter makan siang ya buat Papa. Papa mau makan siang pake apa?"Alan tertegun sejenak, mendapati sikap lembut Kanaya. Gadis itu, tak lagi bersikap acuh, seperti akhir-akhir ini yang dia tunjukkan."Pa ...!" panggil Kanaya saat melihat Alan yang lagi-lagi hanya terdiam."Oh terserah kamu aja, Kanaya. Papa suka semua masakan kamu."Kanaya pun mengangguk, lalu melanjutkan sarapanny
Read more

Bab 65

"Makasih ya, Naya," ujar Oma Dahlia, sembari mengambil dompet yang diberikan Kanaya padanya."Iya Oma."Setelah itu, Kanaya menuju ke kamar. Sedangkan Oma Dahlia, menemani Kenan. Kanaya yang awalnya ingin beristirahat, dan memejamkan mata sejenak, kini justru pikirannya tertuju pada foto di dompet Oma Dahlia yang tadi dia lihat.Foto tersebut, seperti sebuah foto keluarga, sepasang suami istri, dengan dua orang anak perempuannya. Kanaya tahu, salah seorang wanita tersebut adalah Oma Dahlia ketika masih muda, dan satunya lagi wanita yang terlihat jauh lebih muda.Wajahnya tidak asing bagi Kanaya. Namun, Kanaya tak tahu dia siapa. Kanaya mencoba merangkai kepingan-kepingan masa lalu, tapi tetap saja dia tak mengingatnya.Tak mau banyak berpikir Kanaya memilih untuk memejamkan mata, dan beristirahat sejenak. Tubuhnya memang terasa begitu lelah.Setelah satu jam lamanya Kanaya tidur, dan tubuhnya terasa lebih segar. Kanaya bangun, untuk memasak. Siang ini, dia memang janji pada Alan untuk
Read more

Bab 66

"Gue mau ke bawah dulu ya, sambil edit foto!" pamit Rain pada teman sekamarnya di Shanghai, yang merupakan asisten Rain.Orang itu pun mengangguk, tanpa curiga sama sekali, karena Rain juga membawa laptop. Namun, tanpa seorang pun tahu, setelah keluar dari kamarnya, kini Rain justru berjalan ke arah kamar Arumi.Ketika mendengar bel kamar yang berbunyi, Boby bergegas membuka pintu kamar itu, agar Rain bisa cepat masuk, tanpa ada yang melihat."Gue keluar dulu ya. Inget, ggak boleh lebih dari jam makan siang loh. Soalnya kita harus prepare!" ujar Boby, memberi peringatan pada Rain.Rain pun terkekeh, sembari melambaikan tangan pada Boby. Setelah laki-laki gemulai itu keluar, Rain mendekat pada Arumi yang saat itu baru saja selesai mandi.Tanpa Rain tahu, Arumi mendengkus kesal. Namun, dia berusaha menahan kekesalannya."Wangi banget!" ujar Rain, sambil mengecup pipi Arumi.Arumi pun terpaksa tersenyum. Lalu, membalikkan tubuhnya dan berhadapan dengan Rain."Temenin aku sarapan yuk, sek
Read more

Bab 67

Kelopak mata Rain perlahan terbuka, disertai pening yang masih menjalar di kepala. Dia pun melihat ke sekeliling, dan ternyata dia masih berada di kamar Arumi.Akan tetapi, Rain merasakan sesuatu yang aneh. Tubuh bagian atasnya, tak mengenakkan pakaian, dan saat ini, dia sudah berada di atas ranjang. Rain menoleh ke samping, dan di atas nakas samping ranjang tersebut, tampak laptop miliknya telah tertutup."Kenapa gue di sini? Apa mungkin, Arumi yang mengangkatku ke atas ranjang ini?"Rain memijit pelipisnya sebentar, lalu kembali berujar lirih, "Ah nggak mungkin. Paling si banci kaleng itu yang angkat gue ke sini? Terus kenapa gue sampe nggak pake baju? Ah jangan-jangan laki-laki abal-abal itu udah berbuat yang nggak senonoh sama gue?"Rain mengamati tubuhnya, tapi dia tak menemukan apapun di tubuh tersebut."Nggak ada apa-apa, aman. Ck, mungkin saja ini ulah Arumi, ternyata Arumi mulai nakal."Rain pun terkekeh sembari mencoba mengingat kejadian beberapa saat, sebelum dia pingsan.
Read more

Bab 68

Di Sisi Lain ...."Papa kangen sama, Naya."Selesai makan siang, Alan kembali memeluk Kanaya yang saat ini juga baru menyelesaikan makan siangnya. Keduanya saat ini masih berada di ruang kerja Alan."Naya, Papa kangen banget."Suara Alan terdengar begitu berat, disertai tatapan sayu yang tersirat."Pa, Papa kenapa ih?"Raut wajah Kanaya kian merona, tatkala Alan menatap Kanaya lekat. Tak hanya sampai di situ, kini Alan justru mendekatkan wajah, lalu mencium leher jenjang Kanaya.Reflek, hal tersebut membuat Kanaya seketika memejamkan mata. Bulu kuduknya pun meremang."Papa ...." Desahan lirih Kanaya kini mulai terdengar, tatkala bibir Alan, menjelajahi tengkuk dan lehernya. Tubuh Kanaya yang begitu sensitif, hanya pasrah menikmati, dan hanyut ke dalam sentuhan Alan.Jujur saja, tak hanya Alan, Kanaya pun sangat merindukan lelaki itu. Setelah selama beberapa hari ini terkurung dalam gejolak emosi yang membuat mereka menjauh. Kini, keduanya seolah ingin menyampaikan kerinduan yang terp
Read more

Bab 69

"Tante Chyntia kenapa ketawa-ketawa sendiri gitu?" tanya Kanaya ketika baru keluar dari ruang kerja Alan.Mendengar suara Kanaya, Chyntia pun mengangkat wajah. Lalu, tersenyum dan pura-pura bersikap ramah pada Kanaya."Ini, habis liat film lucu."Bibir Kanaya pun membulat. "Oh, ya udah mulai kerja lagi ya, waktu istirahat udah abis, 'kan? Jangan ketawa-ketawa mulu, ntar jadi kuntilanak loh.""Iya Non Kanaya," jawab Chyntia, sembari tersenyum, dan menatap Kanaya yang berlalu dari hadapannya. Setelah Kanaya berjalan cukup jauh, Chyntia mengumpat kesal padanya."Sok bossy banget sih!"Kanaya sedikit melirik, dan melihat Chyntia bibirnya tampak sedang komat-kamit. Kanaya tahu, Chyntia pasti kesal padanya."Ck, dasar wanita gatel!" gumam Kanaya, sembari terus berjalan, menuju ke basement parkir.Setengah jam kemudian, Kanaya pun sudah sampai di rumah, dan mendapati Oma Dahlia saat ini tengah bermain bersama Kenan di ruang tengah."Kak Naya habis dari mana?" pekik Kenan, sembari berlari, d
Read more

Bab 70

"Kanaya, tolong katakan pada Oma. Apa yang sebenarnya terjadi?" cecar Oma Dahlia, disertai wajah yang memerah.Jujur saja, dia takut. Jika Kenan membenci Arumi, seperti yang sudah lama dia khawatirkan."Oma nggak ada apa-apa, Kenan cuma lagi kesel, Mama sering ninggalin dia. Oma percaya ya, sama Kanaya."Kenan hendak protes mendengar penjelasan Kanaya pada Oma Dahlia. Namun, saat Kenan hendak membuka suaranya, tiba-tiba ponsel Oma Dahlia berbunyi.Wanita paruh baya itu pun berjalan menjauh dari kedua cucunya, untuk mengangkat panggilan itu terlebih dulu.Sedangkan Kanaya, tampak menoleh pada Kenan sembari menatap mata bocah kecil itu lekat."Kenan, tolong jangan bilang kayak gitu dulu sama Oma. Kamu tahu 'kan, Opa lagi sakit. Apa Kenan mau kondisi Opa memburuk kalau sampai tahu hal ini?"Kenan menggelengkan kepalanya, lalu Kanaya mengusap rambut bagian atasnya."Nah itu namanya anak pintar. Kalau begitu, kita harus jaga rahasia ini dulu ya. Kita tunggu waktu yang tepat buat kasih tahu
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status