Home / Pernikahan / Simpanan Ayah Angkat / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Simpanan Ayah Angkat: Chapter 31 - Chapter 40

77 Chapters

Bab 31

Entah sudah ke berapa kali, wajah Kanaya dibuat merona oleh Alan. Semua sikap yang Alan tunjukkan padanya, benar-benar membuat dia melayang. Meskipun, Kanaya pun tak tahu bagaimana perasaan Alan yang sebenarnya. Karena kata cinta itu belum pernah terucap. Namun, untuk saat ini dia benar-benar bahagia. "Kok nglamun?" tanya Alan, ketika melihat Kanaya yang terdiam. Kanaya tak menjawab, hanya kian merapatkan tubuhnya. Lebih erat, dan dekat dengan Alan."Kamu lihat pasangan yang di sana."Alan menunjuk ke bagian bawah cafe, yang terlihat dari jendela VIP room tempat mereka saat ini berada. Kanaya kemudian memperhatikan sekitar cafe tersebut. "Itu yang di pojok!" tunjuk Alan kembali."Memangnya kenapa, Pa?" tanya Kanaya saat melihat pasangan yang ada di bawah sana."Berani taruhan nggak kalau mereka backstreet?" Kanaya pun menatap Alan dengan tatapan heran."Kok Papa mikirnya gitu?""Kamu lihat aja tuh, muka mereka kaya ketakutan gitu. Mata mereka, memperhatikan setiap wajah orang yang m
Read more

Bab 32

BEBERAPA TAHUN SEBELUMNYA .... Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan sekarang Arumi sedang mengendarai mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi. Setelah pertengkarannya tadi sore dengan Alan, Arumi merasa penat. Jadi, ketika Kanaya sudah tertidur, Arumi memutuskan untuk keluar dari rumah. Saat ini, Alan memang sedang pergi ke Singapura, untuk urusan bisnis. Karena itulah, Arumi merasa bebas. Sebenarnya, Alan meminta Arumi ikut ke Singapura, untuk melakukan cek kesehatan reproduksi mereka berdua. Memang, sudah beberapa tahun belakangan ini, Alan meminta Arumi untuk melakukan program hamil. Akan tetapi, Arumi tak mau jiwa bebasnya terkekang. Itulah sebabnya, dulu Arumi mengadopsi Kanaya, sebagai anak angkatnya, karena dia tidak suka hamil, dan melahirkan. Sejak menikah dengan Alan, Arumi memang tidak suka dikekang dengan berbagai peraturan, dan untungnya Alan selalu bersedia mengalah untuknya. Namun, tidak dengan keturunan, karena kedua orang tua mereka juga selalu menuntut
Read more

Bab 33

Tanpa banyak berpikir panjang, pemuda bernama Rain itu mengambil kunci mobil milik Arumi di dalam tas, lalu mengendarai mobil tersebut, menuju ke hotel, yang ada di depan club malam tempat saat ini mereka berada.Rain sengaja membawa mobil itu, agar saat Arumi bangun, dia bisa langsung pergi dengan mengendarai mobilnya, tanpa harus pergi ke club malam itu kembali.Sesampainya di hotel tersebut, Rain memesan kamar, dan memapah tubuh Arumi, ke dalam kamar yang sudah dipesan olehnya. Kala itu, Arumi sudah bisa membuka mata, tapi masih belum sepenuhnya sadar. Beberapa kali mulutnya pun terdengar merancau tidak jelas.Arumi yang tak masih dalam pengaruh alkohol, hanya bisa pasrah berjalan dalam dekapan Rain, menyusuri koridor hotel menuju ke kamarnya."Ini kamar kamu, Mba. Kamu istirahat di dalam dulu ya," ujar Rain, saat mereka sudah ada di depan pintu kamar tersebut.Entah mengerti atau tidak dengan yang dikatakan oleh Rain, Arumi hanya menganggukkan kepala."Ayo, kita masuk ke kamarmu.
Read more

Bab 34

"Aaaaa ...!" Boby sontak berteriak ketika Arumi mengakhiri kisahnya, tentang kejadian buruk yang dia alami beberapa tahun silam. Arumi pun bergegas membekap mulut Boby, hingga membuat lelaki gemulai itu susah untuk bernapas."Arumi lepas!" protes Boby dengan artikulasi yang tidak terlalu jelas, tapi dapat dimengerti oleh Arumi."Janji dulu nggak usah teriak-teriak lebay gitu!"Boby pun mengangguk cepat, agar Arumi bisa melepaskan bekapannya. Detik selanjutnya, Arumi pun menarik telapak tangannya dari mulut Boby. Lelaki itu kini terlihat terengah-engah disertai deru napas patah-patah setelah terbebas dari bekapan tangan Arumi.Reflek Arumi pun melotot tajam ketika Bobby mulai membuka mulutnya, seolah mengisyaratkan agar Bobby mengerem mulut itu agar tidak berbicara terlalu keras."Iya gue ngerti!" tukas Boby, sembari menarik tubuhnya ke belakang, agar Arumi tidak membekapnya lagi."Makanya jangan keras-keras, ini rahasia kita berdua, Boby. Cukup kita berdua aja yang tahu."Boby pun men
Read more

35

Chyntia menggelengkan kepalanya. "Ah nggak mungkin. Mereka cuma bapak, dan anak. Wajar aja kalo mereka gandengan tangan," gerutu Chyntia sambil terus berjalan di belakang Kanaya, dan Alan.Sebenarnya, Chyntia tidak nyaman, karena ayah, dan anak itu, terlihat asyik dengan dunianya sendiri. Seolah, tak menganggap dirinya ada. Namun, Chyntia tak mau menyerah. Dalam benaknya, Chyntia harus bisa mencari kesempatan, agar bisa berdua dengan Alan.Saat ini, mereka sudah duduk di restoran yang ada di bagian bawah hotel. Alan, dan Kanaya duduk bersebelahan. Sedangkan Chyntia duduk di depan Alan.Chyntia hanya bisa tersenyum getir, melihat mereka yang masih saja mengabaikan keberadaan dirinya. Bahkan, ketika memesan makanan, Alan sama sekali tak menanyakan pesanan Chyntia."Oh iya, sampe lupa ada Tante Chyntia." Kanaya yang baru saja memberikan buku menu pada pelayan yang berdiri di dekat mereka, tersenyum getir.Chyntia pun hanya mengulum senyum simpul. "Tante Chyntia udah pesen makanannya belu
Read more

Bab 36

Arumi tersenyum manis. Sebuah senyuman yang sebenarnya cukup dipaksakan. Sedangkan Rain, tampak menelisik penampilan Arumi, dari atas rambut, sampai ujung kaki.Seutas senyum pun tersungging di bibir lelaki itu. Wanita yang berdiri di depannya, memang selalu sukses membuat Rain terpana akan kecantikannya."Bis kita ngobrol sebentar?" tanya Arumi kembali.Rain pun mengangguk, lalu memberikan kode pada Arumi agar masuk ke dalam unit apartemennya. "Terima kasih."Arumi masuk, diikuti Rain yang berjalan di belakangnya. "Kamu duduk dulu, aku mau ambil baju.""Iya," jawab Arumi, sembari menahan perasaan campur aduk. Rasanya sungguh berat bersikap manis di depan orang yang dia benci. Namun, Arumi harus melakukan itu.Setelah Rain masuk, Arumi memindai pandangannya ke seluruh sudut apartemen, yang terlihat cukup rapi, untuk ukuran apartemen seorang lelaki."Mau minum apa?" tanya Rain ketika keluar dari dalam kamar, setelah mengenakan pakaiannya."No thanks." Mendengar jawaban Arumi, Rain pun
Read more

Bab 37

Kanaya tersenyum saat melihat Alan keluar dari sebuah ruangan, di kantor salah satu anak perusahaan yang ada di Bandung. Sejujurnya, Kanaya pun tak menduga jika dia begitu berani datang ke kantor ayahnya. Padahal dia belum pernah ke kantor itu, hanya bermodal alamat yang dia tanyakan pada salah satu staf hotel.Entah mengapa, hari ini rasanya Kanaya begitu jenuh menunggu di hotel. Hingga akhirnya memutuskan untuk mendatangi kantor Alan. Tanpa ragu, wanita itu pun mendekat ke arah Alan yang saat ini juga tersenyum padanya. "Kok kamu dateng ke sini? Tau darimana alamat kantor Papa?" tanya Alan yang cukup terkejut dengan kedatangan Kanaya. "Apa sih yang Kanaya nggak tahu," sahut Kanaya, kemudian menoleh sinis ke arah Chyntia yang kini berdiri di samping Alan."Papa jadi ninjau proyek?""Nggak jadi. Tadi malem hujan lebat, dan tempatnya masih belum memenuhi syarat kalo kita berkunjung ke sana. Masih rawan.""Oh jadi habis ini Papa free dong?"Belum sempat Alan menjawab, tiba-tiba terde
Read more

Bab 38

Seperti yang sudah Alan, dan Kanaya rencanakan, sore ini mereka akan berenang di kolam renang yang ada di samping vila.Saat Alan melihat Kanaya setelah berganti pakaian, sontak Alan meneguk salivanya, terpesona dengan kemolekan tubuh Kanaya yang berbalut pakaian renang.Kanaya sudah menyiapkan pakaian khusus untuk berenang. Sejak mereka ke Bandung, dia memang sudah berencana menikmati berenang di kolam renang hotel tempatnya menginap dengan Alan.Akan tetapi, dia tak menyangka jika Alan akan mengajaknya ke vila seperti ini. Kini Kanaya duduk di pinggiran kolam, mencelupkan sebagian kakinya ke air. Sedangkan Alan sudah terlebih dulu berenang."Kamu lagi ngelamun apa?" tanya Alan yang tiba-tiba muncul persis di sebelah kaki Kanaya."Lagi mikirin ....' Kanaya menggantung kalimatnya, lalu menatap sayu pada Alan.Alan yang seolah tahu apa yang dipikirkan Kanaya, kemudian menarik tubuh wanita itu secara tiba-tiba, hingga membuat Kanaya terkejut."Ih Papa ngagetin aja deh! Sekarang hobi Pap
Read more

Bab 39

Alan mulai membuka tali bathrobe yang dikenakan oleh Kanaya, perlahan disertai segenap kecamuk di dada. Meskipun anggukan kepala Kanaya beberapa saat yang lalu, bisa menjelaskan jika gadis itu tak keberatan dengan permintaan Alan. Namun, tetap saja ada ketakutan, dan rasa cemas tersendiri yang dirasakan oleh Alan. Ada perang batin yang sangat sulit dia redam. Bagaimanapun juga, Kanaya adalah gadis kecil yang sedari dulu sudah dia anggap sebagai anak kandungnya sendiri, dan sekarang haruskah dirinya yang merenggut kesuciannya?Akan tetapi, saat melihat Kanaya yang tampak sedang memejamkan mata, disertai raut wajah sensual. Lagi-lagi Alan menyerah pada gairah, dan kegilaannya. Alan bahkan kini tak mau banyak membuang waktu.Dengan gerakan cepat, dia mengeluarkan salah satu bukit kenyal itu, lalu mulai melumat dan mengisapnya. Sedangkan salah satu tangannya meremas bukit kembar yang lain.Saat ini, Kanaya hanya bisa pasrah dengan kelakuan Alan. Nalarnya sudah entah ada di mana, hati, da
Read more

Bab 40

Mata Arumi perlahan terbuka, dan mendapati sebuah tangan yang melingkar di perutnya. Arumi menghembuskan napas panjang, seolah ingin melepaskan kekesalan di dada.Entah bagaimana kehidupan yang akan dia jalani kedepan, Arumi tak dapat menerka, yang jelas, tak akan seindah, dan sebebas dulu. Hidupnya kini benar-benar terkekang, dan dia benci itu.Akan tetapi, Arumi tak punya pilihan. Lebih tepatnya, dia tak bisa memilih, dan hanya mengikuti keinginan laki-laki yang saat ini sedang tertidur, dalam keadaan telanjang di sampingnya. Ya, Arumi mau tak mau harus menuruti permintaan Rain, jika ingin aman.Arumi menoleh, dan melihat Rain saat ini masih terlelap. Mungkin, dia kelelahan karena permainan mereka hari ini. Entah berapa kali, Arumi pun tak tahu. Rasanya dia juga enggan untuk mengingat semua itu.'Menyebalkan sekali, sampai kapan aku harus berpura-pura baik di depannya seperti ini,' batin Arumi sembari menatap kesal pada Rain. Bercinta dengan Alan saja, terkadang Arumi enggan melakuk
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status