"Ih Boby, apaan sih udah dibilangin juga! Nggak mungkin lah, Mas Alan kepincut sama Kanaya!" sahut Arumi kesal, sembari memelototkan mata. Padahal, baru beberapa saat yang lalu, dia memarahi Boby, tapi laki-laki gemulai itu, sudah mengatakan hal itu lagi. "Ya nggak harus Kanaya juga keleus, tapi bisa aja cewek lain. Sekretarisnya mungkin.""Ck, buat apa aku suruh Kanaya ikut coba? Ya buat mata-matain mereka, lah!" Boby tak menyahut, hanya mendengkus lirih. Di saat itulah, ponsel Arumi berbunyi, menandakan sebuah pesan masuk dari Alan.Mas Alan :[Maaf aku, lagi rapat, Arumi. Jangan telepon dulu.]Membaca pesan tersebut, seutas senyuman pun tersungging di bibir Arumi. Dia kemudian memperlihatkan pesan dari Alan pada Boby."Nih baca sendiri, Mas Alan lagi rapat jadi dia nggak bisa angkat telepon aku."Boby mengangguk, sembari memainkan ekspresi muka, seolah sedang meledek pada Arumi."Iya ... iya, Tuan Putri.""Udah ah, gue mau beresin penampilan dulu. Habis ini, mereka jadi dateng, '
Read more