Home / Pernikahan / Simpanan Ayah Angkat / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Simpanan Ayah Angkat: Chapter 21 - Chapter 30

77 Chapters

Bab 21

Kanaya terdiam mendengar perkataan Alan. Kata sayang yang terucap dari bibir Alan terdengar begitu menggetarkan hatinya . Meskipun, dia pun tahu jika yang dimaksud dengan sayang itu, rasa sayang orang tua pada anaknya, tidak lebih. "Kanaya, kamu nggak apa-apa, 'kan?" "Kenapa malah Papa yang tanya kaya gitu sama Kanaya? Bukankah Papa yang saat ini terluka? Tuh lihat, bibir Papa aja berdarah," jawab Kanaya saat melihat tetesan darah yang keluar dari sudut bibir Alan. Sebenarnya kemampuan bela Alan cukup bagus, dan membuat ketiga preman itu kewalahan. Namun, jumlah yang tak seimbang, tentunya membuat ada beberapa bagian tubuh Alan yang terluka. "Papa nggak apa-apa, ini udah biasa. Kamu udah telpon Om Brata, 'kan? Biar mobil kamu diurus sama Om Brata, dan anak buah Papa." "Iya, sekarang kita pulang ya. Atau, Papa mau Kanaya antar ke rumah sakit?" Alan menggelengkan kepala. "Ini luka kecil Kanaya. Kamu nggak usah lebay kaya gini." "Ya udah nanti Naya obati aja ya. Sekarang, ki
Read more

Bab 22

Kini giliran Kanaya yang memejamkan mata, tak tahu harus berbuat apa. Jangan ditanya tentang perasaannya. Yang jelas, campur aduk, hingga rasanya hampir kehilangan kewarasan.Berciuman dengan laki-laki yang dicintai, memang terdengar normal. Namun, beda ceritanya jika lelaki itu adalah ayah angkatnya.Di mata Kanaya, Alan adalah sosok laki-laki yang sangat mencintai istrinya. Namun, entah mengapa di saat seperti ini, dia justru mau menciumnya. Kanaya benar-benar tak tahu jawabannya. Otaknya kini sudah terlalu riuh. Begitu pula dengan perasaannya.Sementara itu, apa yang dirasakan Alan pun tak jauh berbeda dengan apa yang dirasakan Kanaya. Kejadian itu, rasanya begitu cepat.Alan yang sedari tadi sudah tergoda dengan Kanaya, kian didukung oleh keadaan yang membelenggu pada situasi yang membuat dirinya, tak bisa berkutik pada pesona Kanaya.Setelah mati-matian, Alan menampik, dan mencoba menghindar darinya. Kini, pertahanan itu luruh. Pertahanan itu luluh lantak seketika, dan sekarang y
Read more

Bab 23

Alan yang mendengar ungkapan suka dari Kanaya pun terkekeh. "Kamu suka sama laki-laki berumur kaya Papa?" sahut Alan. Lalu, dijawab anggukkan kepala malu-malu kucing oleh Kanaya.Alan pun kembali terkekeh. Dia kemudian membelai wajah putih Kanaya yang malam ini terlihat begitu cantik."Pa, kita pulang sekarang. Mama pasti udah nunggu." Alan menganggukkan kepalanya, lalu mengendarai mobilnya kembali.Sepanjang perjalanan, keduanya terdiam. Dalam benak Alan, dan Kanaya, mereka terlalu sibuk memikirkan apa yang terjadi.Semua terasa mengalir begitu saja. Kanaya tentunya masih tak menyangka semua ini akan terjadi. Dicium oleh oleh laki-laki yang dia cintai, sungguh membuat dirinya melayang. Meskipun, lelaki tersebut adalah ayah angkatnya.Kanaya pikir, memiliki hubungan lebih dengan Alan adalah sesuatu hal yang mustahil. Kanaya juga berpikir, jika Alan sangatlah mencintai Arumi, dan tidak pernah tertarik pada wanita lain. Namun, nyatanya tidak.Melihat Kanaya yang terdiam. Perlahan, Alan
Read more

Bab 24

Arumi mengetuk kamar Kanaya, tapi tak ada sahutan. Beberapa detik kemudian, pintu kamar itu pun terbuka. Namun, bukan Kanaya yang keluar, tapi seorang pembantu rumah tangga yang kemungkinan baru saja membersihkan kamar tersebut."Bi Asih, Kanaya mana?""Non Kanaya di bawah, lagi masak sarapan. Kata Non Kanaya dia saja yang masak sarapan, terus bibi suruh bersihin kamar."Arumi pun menganggukkan kepala mendengar penuturan Bi Asih. "Sepertinya, Kanaya memang bisa diandalkan," gumamnya lirih, disertai sebuah ide yang tiba-tiba terlintas dalam benaknya. Arumi kemudian bergegas kembali ke kamarnya, lalu mendekat pada Alan yang saat ini masih meringkuk di atas ranjang."Mas ...!"Alan tak menyahut, tentunya dia masih kesal dengan sikap semena-mena Arumi. "Mas, kamu beneran hari ini jadi ke Bandung?"Alan masih tak menyahut, dan hanya memunggungi istrinya, karena pertanyaan tersebut tak perlu dijawab. Seharusnya Arumi sudah paham bagaimana sifatnya.Alan tak pernah menunda pekerjaan karena
Read more

Bab 25

"Lu ngaco ya? Otak lu sebenarnya waras nggak sih, Arumi?" seru Boby di dalam mobil, ketika dia sedang mengendarai mobil Arumi menuju ke lokasi untuk live.Arumi yang saat itu sedang mengoleskan lipstik seketika menoleh pada Boby. "Lu pikir, gue gila, Bob?""Ih dasar, otak lu emang kadang rada-rada ya!""Bob, gue nggak ngerti. Sebenarnya lu lagi ngomongin apaan sih?" "Arumi, lu udah lupa sama cerita lu barusan? Dasar amnesia!""Cerita gue tentang apa? Kanaya sama Mas Alan?" sahut Arumi dengan begitu polos, masih tak mengerti dengan perkataan Boby. "Ya iyalah, emang lu lagi ngomongin siapa tadi?" balas Boby ketus, saat Arumi tak juga mengerti maksudnya."Emang mereka kenapa, Bob? Perasaan gue tadi cuma bilang kalo Kanaya gue suruh temenin Mas Alan ke Bandung. Memangnya ada yang salah?""Nah itu maksud gue, Arumi. Lu udah ambil keputusan yang salah."Arumi pun menoleh kesal pada Boby, tak terima jika lelaki gemulai itu menyalahkan dirinya."Salah bagian mananya sih? Bukannya Mas Alan l
Read more

Bab 26

"Chyntia, ayo cepat masuk. Kita harus kejar waktu biar nggak kena macet!" perintah Alan, sembari memberi kode agar wanita itu masuk ke dalam mobilnya.Chyntia pun mengangguk, lalu melangkah masuk dalam mobil dengan kesal."Tante Chyntia kenapa mukanya jadi lesu gitu? Bukannya tadi ceria banget ya?" ledek Kanaya disertai tatapan penuh cemooh."Lesu gimana, Non Kanaya? Aku masih ceria, kok."Chyntia menoleh, sambil menyunggingkan senyum. Namun, senyuman tersebut tampak sekali begitu dipaksakan."Bagus deh, itu artinya Tante Chyntia seneng bisa ikut ke Bandung. Tante Chyntia emang loyal sama kerjaan.""Tentu saja. Saya sangat mencintai pekerjaan saya," sahut Chyntia, seolah sedang mencari muka pada Alan. Namun, jawaban tersebut diabaikan oleh Alan, dan juga Kanaya, yang saat ini justru terlihat sedang asyik sendiri.Alan menempelkan kedua telapak tangannya di pipi Kanaya. Sedangkan Kanaya, tampak mengerucutkan bibir, setelah itu, keduanya tertawa terbahak-bahak.Interaksi mereka terlihat
Read more

Bab 27

"Chyntia, ayo cepat masuk. Kita harus kejar waktu biar nggak kena macet!" perintah Alan, sembari memberi kode agar wanita itu masuk ke dalam mobilnya. Chyntia pun mengangguk, lalu melangkah masuk dalam mobil dengan kesal. "Tante Chyntia kenapa mukanya jadi lesu gitu? Bukannya tadi ceria banget ya?" ledek Kanaya disertai tatapan penuh cemooh. "Lesu gimana, Non Kanaya? Aku masih ceria, kok." Chyntia menoleh, sambil menyunggingkan senyum. Namun, senyuman tersebut tampak sekali begitu dipaksakan. "Bagus deh, itu artinya Tante Chyntia seneng bisa ikut ke Bandung. Tante Chyntia emang loyal sama kerjaan." "Tentu saja. Saya sangat mencintai pekerjaan saya," sahut Chyntia, seolah sedang mencari muka pada Alan. Namun, jawaban tersebut diabaikan oleh Alan, dan juga Kanaya, yang saat ini justru terlihat sedang asyik sendiri. Alan menempelkan kedua telapak tangannya di pipi Kanaya. Sedangkan Kanaya, tampak mengerucutkan bibir, setelah itu, keduanya tertawa terbahak-bahak. Interaksi
Read more

Bab 28

"Ih Boby, apaan sih udah dibilangin juga! Nggak mungkin lah, Mas Alan kepincut sama Kanaya!" sahut Arumi kesal, sembari memelototkan mata. Padahal, baru beberapa saat yang lalu, dia memarahi Boby, tapi laki-laki gemulai itu, sudah mengatakan hal itu lagi. "Ya nggak harus Kanaya juga keleus, tapi bisa aja cewek lain. Sekretarisnya mungkin.""Ck, buat apa aku suruh Kanaya ikut coba? Ya buat mata-matain mereka, lah!" Boby tak menyahut, hanya mendengkus lirih. Di saat itulah, ponsel Arumi berbunyi, menandakan sebuah pesan masuk dari Alan.Mas Alan :[Maaf aku, lagi rapat, Arumi. Jangan telepon dulu.]Membaca pesan tersebut, seutas senyuman pun tersungging di bibir Arumi. Dia kemudian memperlihatkan pesan dari Alan pada Boby."Nih baca sendiri, Mas Alan lagi rapat jadi dia nggak bisa angkat telepon aku."Boby mengangguk, sembari memainkan ekspresi muka, seolah sedang meledek pada Arumi."Iya ... iya, Tuan Putri.""Udah ah, gue mau beresin penampilan dulu. Habis ini, mereka jadi dateng, '
Read more

Bab 29

"Apa maksud Anda, Bu Arumi? Anda sudah menandatangani kontrak dengan kami, dan Anda tidak bisa memutuskan kerja sama ini begitu saja. Anda bisa dituntut wan prestasi karena menyalahi kontrak." Arumi menghembuskan napas sepenuh dada. Jika dia dituntut kasus wan prestasi, kemungkinan Alan bisa membayar denda tersebut. Namun, itu sama saja mematikan karirnya, karena setelah itu, Arumi yakin jika suaminya pasti tidak akan mengijinkan dia untuk kembali menjadi seorang influencer. "Bagaimana Bu Arumi? Anda tetap mau membatalkan kontrak kerja sama kita?" "Maafkan atas sikap lancang saya, Pak Leo. Tadi saya sedikit emosional, karena masalah pribadi. Saya akan tetap pada komitmen awal," jawab Arumi pasrah, karena dia sudah tidak punya pilihan. Lebih tepatnya, untuk kali ini, Arumi tidak bisa memilih. "Bagus, saya harap. Kita bisa menjalin kerja sama sebaik mungkin, Bu Arumi." Arumi mengangguk, sembari tersenyum tipis. Meskipun di dalam hatinya, perasaannya begitu campur aduk. Dia ke
Read more

Bab 30

Di sisi lain ....Selama meeting, Chyntia kali ini lebih banyak diam, tak sepatah katapun keluar dari bibirnya, kecuali masalah pekerjaan. Dimas, salah seorang staf cabang perusahaan Alan di Bandung yang beberapa kali meledeknya pun dia acuhkan."Habis ini kamu mau kemana, Dimas?" tanya Alan, ketika mereka sudah selesai meeting."Mau jalan-jalan lagi dong Pak, namanya juga jomblo. Kecuali, Neng Chyntia mau temenin Abang."Dimas terkekeh, sembari melirik ke arah Chyntia yang masih terdiam. Sebenarnya, saat ini Chyntia, sedang bingung, memikirkan rencana untuk mendekati Alan. Karena saat ini, ada Kanaya bersama mereka.Chyntia ingin memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin, tapi dia masih belum menemukan cara."Neng Chyntia, nanti mau kemana? Jalan-jalan yuk, sama Abang, masa anak gadis di kamar terus sih, kaya lagi di pingit aja.""Maaf, saya sedang tidak enak badan," sahut Chyntia datar, tanpa menoleh sama sekali ke arah Dimas."Masa nggak enak badan terus sih? Padahal kan belum Aba
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status