Hari berganti tanpa terasa. Kini, putra tampan Aira genap berusia satu bulan. Sayangnya, bayi malang itu masih juga belum diberi nama. "Yang salah itu suamimu, Ra. Anakmu tidak berdosa. Kasihan kalau dia harus terkena dampaknya," tutur Kartika melalui panggilan telepon. "Memangnya Aira sudah berbuat apa sih, Ma?" Wanita cantik itu mendengkus kesal. "Beri anakmu nama, Ra!" hardik Kartika. "Kalau kamu tidak mau, setidaknya biarkan Mama, Tante Mira atau kakakmu yang memberi nama. Jangan semuanya kamu larang!" "Ah." Aira mendesah pelan. "Tunggu satu bulan lagi ya, Ma. Siapa tahu Manggala tiba-tiba muncul." Kartika pun membisu. Lama Aira menunggu, sampai dikiranya sang ibu sudah mengakhiri pembicaraan. "Ma? Halo?" panggilnya. "Ra, apa Mama boleh tanya sesuatu?" "Tanya saja, Ma. Kenapa memangnya?" Aira balas bertanya. "Apa kamu masih mau menerima Manggala kembali?" Jantung Aira berdetak lebih cepat saat mendengar pertanyaan sang ibu. Cukup lama dia berpikir, sampai akhir
Baca selengkapnya