Beranda / Romansa / Janda Tapi Perawan / Bab 51 - Bab 60

Semua Bab Janda Tapi Perawan: Bab 51 - Bab 60

113 Bab

Dua Lelaki

Seminggu telah berlalu sejak Aira keluar dari rumah sakit. Brandon sampai harus menyewa apartemen tepat di samping apartemen Catherine. Pria itu selalu bersemangat membantu merawat bayi Aira. Terlebih ketika Catherine berangkat kerja dan Aira sendirian. Seperti pagi ini, Brandon membantu memandikan bayi tampan Aira yang belum diberi nama. "Apa kau tidak ada kerjaan lain?" tanya Aira heran. "Kau sekarang pengangguran, ya?" terkanya. Brandon terbahak mendengar hal itu. "No! Aku punya pekerjaan. Sebuah proyek besar," ujarnya sambil memandikan tubuh mungil yang tampak sangat rapuh itu. Brandon sangat berhati-hati menyentuh putra pertama Aira. "Lihatlah. Wajahnya sangat mirip dengan Manggala." "Iya." Aira tersenyum tipis. Sorot matanya mendadak berubah sendu. "Kenapa dunia selucu ini?" racaunya. "Maksudmu?" "Di saat aku sangat ingin melupakan Manggala dan mencoba melangkah ke depan, Tuhan malah memberikanku seorang bayi yang wajahnya mirip sekali dengan Manggala," desah Air
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Status

"Ini. Hadiah untuk bayi kamu, Ra!" Jati menyodorkan beberapa paperbag berukuran besar. "Wildan mengatakan kalau bayimu laki-laki. Jadi, kubelikan barang-barang yang sesuai. Kuharap kamu menyukainya," ucap Jati tulus. "Terima kasih." Aira menerima pemberian dari Jati tersebut lalu meletakkannya di sofa ruang tamu. Sejenak, dia ragu hendak mempersilakan masuk. Namun, mengingat Jati berniat baik, Aira pun terpaksa menawarinya duduk. "Di mana suamimu, Ra?" Jati mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan. Tatapannya kemudian berhenti pada Brandon yang juga tengah menatapnya tajam. Sementara, Aira juga tak kunjung menjawab pertanyaannya. "Siapa laki-laki aneh ini?" tanya Jati dalam bahasa Indonesia yang tentu tak dapat dimengerti oleh Brandon. "Dia Brandon, teman sekaligus penolongku. Brandon lah yang membantuku mengurus bayi selama di sini," beber Aira. "Kenapa pria lain yang mengurus bayimu? Memangnya, suamimu ke mana, Ra?" cecar Jati bingung. "Manggala ... pergi." Aira m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

Mendekatimu

Aira kembali menemui Jati setelah bayinya tertidur. Dia duduk di samping Catherine, menghadap tepat ke arah pria tampan yang pernah menjadi suaminya selama dua tahun itu. Sementara itu, Brandon memilih untuk pulang ke apartemennya yang terletak di sebelah apartemen Aira dan Catherine. "Bukankah Kak Jati sedang mengembangkan usaha peternakan di Australia? Kenapa sekarang tiba-tiba pindah ke Amerika? Jadi bos pula! Sungguh tidak masuk akal," selidik Aira. Jati tertawa kecil. "Aku membatalkan rencana kerjasama di Australia dan ingin fokus dengan usaha yang telah kurintis bersama dengan rekanku sejak lama," jawabnya. "Apa itu cuma alasan saja?" kejar Aira. "Atau Kak Jati memang sengaja mengikutiku?" ketusnya. "Itu juga menjadi salah satu alasan," jawab Jati enteng. "Astaga!" Aira menepuk dahi, sedangkan Catherine hanya terbengong-bengong. Dia sama sekali tak mengerti bahasa Indonesia. "Apa Kak Jati tidak memikirkan perasaan Senja? Sebagai sesama perempuan, aku paham bagaimana
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

Janda Dan Duda

Hari berganti tanpa terasa. Kini, putra tampan Aira genap berusia satu bulan. Sayangnya, bayi malang itu masih juga belum diberi nama. "Yang salah itu suamimu, Ra. Anakmu tidak berdosa. Kasihan kalau dia harus terkena dampaknya," tutur Kartika melalui panggilan telepon. "Memangnya Aira sudah berbuat apa sih, Ma?" Wanita cantik itu mendengkus kesal. "Beri anakmu nama, Ra!" hardik Kartika. "Kalau kamu tidak mau, setidaknya biarkan Mama, Tante Mira atau kakakmu yang memberi nama. Jangan semuanya kamu larang!" "Ah." Aira mendesah pelan. "Tunggu satu bulan lagi ya, Ma. Siapa tahu Manggala tiba-tiba muncul." Kartika pun membisu. Lama Aira menunggu, sampai dikiranya sang ibu sudah mengakhiri pembicaraan. "Ma? Halo?" panggilnya. "Ra, apa Mama boleh tanya sesuatu?" "Tanya saja, Ma. Kenapa memangnya?" Aira balas bertanya. "Apa kamu masih mau menerima Manggala kembali?" Jantung Aira berdetak lebih cepat saat mendengar pertanyaan sang ibu. Cukup lama dia berpikir, sampai akhirn
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-22
Baca selengkapnya

Janji Jati

"Kak Jati salah." Aira menggeleng seraya tertawa. "Aku belum menjadi janda." "Apa?" Jati tertegun menatap Aira. "Manggala tidak pernah mengucapkan kata cerai. Aku masih sah menjadi istrinya," ungkap Aira. Seulas senyuman tipis, tersungging di bibir ranum dan penuh itu. "Kalau begitu, aku akan tetap menunggu, Ra. Aku sudah bertekad untuk memperbaiki semua kesalahanku padamu," tegas Jati. "Sudah kubilang. Bukan begini caranya!" Nada bicara Aira meninggi. "Maaf," ucapnya saat menyadari bahwa dia sedikit kelepasan. Jati tersenyum, lalu bangkit dari duduknya. "Tidak apa-apa. Habiskan dulu makanmu," titahnya sambil sesekali melirik ke arah monitor bayi yang Aira letakkan di meja makan. "Apa aku boleh melihat bayimu, Ra? Anggap saja sebagai upah atas makan malammu," gurau Jati. Di satu sisi, dia bersiap untuk menerima kemarahan Aira. Namun, siapa sangka jika Aira memperbolehkan Jati masuk ke kamar bayi yang menjadi satu dengan kamarnya. "Sekalian minta tolong jagain selama aku m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

Merebut Aira

Manggala duduk terpekur di ruang kerjanya yang tak sebesar ruangan pimpinan redaksi di Australia. Sebelum dia merintis karir dalam bidang media, Manggala sudah mendirikan bisnis start up kecil-kecilan di bidang perjalanan dan akomodasi bersama Gading. Sejatinya, bisnis tersebut sesuai dengan jiwa petualang Manggala. Namun, karena terlalu sibuk berlari dari kenyataan, dia jadi tak begitu fokus dalam membesarkan usahanya. Manggala malah menyerahkan sepenuhnya pada Gading, dan dia cukup menerima keuntungannya saja. Kini, Manggala tak bisa main-main lagi. Banyaknya start up di bidang serupa, membuatnya kalah saing yang berakibat pada menurunnya performa perusahaan. "Ehem!" Gading berdehem pelan. "Sampai kapan melamun begitu?" guraunya. "Ding? Sejak kapan kamu di situ?" Manggala tampak terkejut dengan kehadiran sahabatnya itu. Tak lupa, dia mengulurkan tangan sebagai isyarat agar Gading duduk di kursi yang berada tepat di depan meja kerjanya. "Sejak tadi, sih. Tapi, sepertiny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

Mendatangimu

Manggala patut berterima kasih pada Brandon. Pria itu telah berbaik hati memberikan alamat rumah sekaligus nomor telepon terbaru Aira. Manggala sungguh tak menyangka jika Brandon bisa bersikap setulus itu. Padahal, awal perkenalan mereka tidak begitu baik. Bahkan Brandon sempat membenci Manggala. Namun, kini semua berubah. Brandon begitu bijak dan dewasa. Tanpa ragu, dia membantu Manggala untuk mendapatkan informasi tentang Aira. Dan, sekarang, di sinilah Manggala berada. Di seberang gedung apartemen sebelas lantai yang menjadi tempat tinggal Aira selama di New York, dia mengingat-ingat rangkaian kalimat yang akan dia ucapkan pada Aira saat bertemu nanti.Sayangnya, kata-kata yang sudah Manggala hafalkan di luar kepala itu harus buyar tatkala ekor matanya menangkap sosok wanita yang masih berstatus sebagai istri tengah berjalan beriringan bersama seorang pria yang tak lain adalah Jati.Dua anak manusia itu tampak begitu akrab. Mereka saling mengobrol dan tertawa. Sesekali, Jati
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya

Pecundang

"Siapa yang ingin kau temui? Nona Catherine atau Nona Aira?" tanya wanita tua itu."Ehm, Aira," jawab Manggala setengah berbisik. Seolah takut jika Aira akan mendengarnya."Oh, kalau begitu, tolong sampaikan salamku, ya. Aku belum sempat berterima kasih saat kemarin Nona Aira memberi pie apel untuk Sammy," pinta si nenek."Baiklah, akan kusampaikan. Permisi," pamit Manggala. Tak lupa dia mengusap-usap puncak kepala Sammy yang terus memandangnya dengan tatapan lucu nan menggemaskan.Manggala melangkah gagah menuju apartemen Aira, tapi langsung membeku saat hendak mengetuk pintunya. Sekilas, dia menoleh ke arah apartemen Sammy. Bocah itu berserta kakek neneknya sudah tak terlihat di sana.Sejenak, Manggala menarik napas panjang. Tangannya sudah terkepal, bersiap mengetuk. Namun, seketika niat yang sudah bulat harus luruh tatkala mendengar sayup-sayup suara Aira yang tengah berbicara dengan Jati.Spontan Manggala menggeser tubuh, berlari menjauh dari pintu apartemen yang terbuka perlahan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya

Tamu Malam Hari

Aira mendorong Manggala pelan, saat dirinya tiba-tiba teringat pada video panas yang dilakoni suaminya bersama Cynthia itu. "Jangan," tolak Aira lirih. "Maaf, aku tidak bisa menahan diri," sesal Manggala. Tak seharusnya dia mencium Aira seenaknya, meskipun wanita di hadapannya itu masih sah menjadi istrinya. "Tidak apa-apa." Aira memaksakan senyum. "Selama di New York, kamu tinggal di mana, Ngga?" tanyanya mengalihkan pembicaraan. "Di hotel dekat sini," jawab Manggala singkat dengan sorot yang tak lepas dari paras cantik Aira. "Siapa yang memberitahumu kalau aku berada di sini?" tanya Aira lagi, bagaikan detektif. "Brandon," beber Manggala apa adanya. "Astaga!" Aira berdecak kesal. Sama sekali tak mengerti dengan jalan pikiran Brandon. Padahal Manggala adalah saingannya dalam merebut cinta Aira. Namun, kenapa Brandon malah membantu Manggala? "Ra ...." Manggala meraih kedua tangan Aira dan menggenggamnya erat. "Aku benar-benar bahagia dan lega bisa berhasil menemukanmu dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

Pulang

"Kamu brengsek, Aira!" Tanpa aba-aba, Senja langsung maju dan menampar pipi Aira sekeras-kerasnya. "Hei!" Manggala terlambat mencegah. Dia langsung menarik mundur tubuh istrinya, menyembunyikan tubuh ramping itu di belakang badannya yang tinggi dan tegap. "Apa-apaan ini!" Sedikit kasar Manggala mendorong Senja, bersamaan dengan hadirnya Jati. Pria itu tampak berlari mendekat seraya terengah. "Jangan, Senja!" sergah Jati. Sementara Aira masih syok. Dia tak dapat berkata-kata dan hanya bisa memegangi pipi yang terasa kebas. Sudut bibirnya juga terasa perih. "Kamu sudah menghancurkan hidupku!" pekik Senja nyaring. Sontak hal itu menarik perhatian tetangga apartemen yang lain, termasuk kakek nenek Sammy. "Diam, Senja! Aira tak ada hubungannya dengan semua ini!" sentak Jati tak kalah nyaring. "Ada apa ini?" sela Catherine. Tergopoh-gopoh dirinya keluar dari kamar Enzo. "Siapa wanita ini?" tunjuknya ke arah Senja. "Gara-gara kamu, Mas Jati menceraikan aku!" pekik Senja. Tangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status