Home / Romansa / Janda Tapi Perawan / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Janda Tapi Perawan: Chapter 61 - Chapter 70

113 Chapters

Cinta Dan Keluarga

Manggala melihat bocah laki-laki itu lekat-lekat. Baru sekali dia bertemu Sammy, tapi Manggala sudah merasakan keterikatan dengan bocah itu. "Sampai jumpa lagi, Sammy," ucap Manggala tulus. Dia memandang bocah itu sedikit lebih lama dan mematri wajah lucunya dalam ingatan, sebelum dia dan Aira meninggalkan gedung apartemen. "Ngga, kamu kalau lihat Sammy, mirip sama siapa?" celetuk Aira saat mereka sudah berada di dalam kabin pesawat. Sebentar lagi, pesawat akan tinggal landas. "Ehm, siapa, ya?" Manggala mengetuk-ngetukkan telunjuk di dagu, mencoba berpikir keras. "Masa kamu tidak tahu?" "Aku nyerah, Ra." Manggala menggeleng. "Mirip sama pacarmu," ujar Aira sedikit ketus. "Pacar?" Manggala mengernyit bingung. "Ah, Angga. Nggak usah pura-pura lupa. Pacarmu kan Cynthia!" Aira yang sewot, memukul pelan lengan suaminya, sampai Manggala meringis kesakitan. "Hah? Mana mungkin Sammy mirip Cynthia?" Manggala tergelak memandang raut merajuk Aira. Istrinya itu tampak begitu men
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Rumah Mertua

"Sudah, jangan bertengkar! Aira dan Enzo baru saja datang. Kasihan, mereka pasti lelah," lerai Kartika. "Biar Aira saja yang masuk, Ma. Manggala suruh pulang!" Kata-kata Sinta terdengar begitu keras di telinga. "Kak!" hardik Aira. "Tolong, hargai suamiku!" "Apa? Hargai kamu bilang?" geram Sinta. "Kamu boleh cinta, tapi jangan bodoh, Ra. Manggala sudah mengkhianatimu! Apa kamu lupa? Di saat kamu hancur, siapa yang mendampingimu? Tante Mira, dan kami, keluargamu!" sentaknya. Suara Sinta yang nyaring membuat putrinya yang baru berusia 6 bulan, menangis terkejut. "Tolong, berhentilah kalian!" tegur Kartika, berusaha untuk menengahi. "Kita masuk dulu, dan bicarakan baik-baik. Jangan seperti ini," tuturnya. "Pokoknya kalau sampai Aira ikut suaminya, aku akan sangat kecewa!" sela Sinta. Dia buru-buru masuk, selain karena marah dengan Aira, bayi Sinta juga menangis dan rewel. Kini, tinggallah tiga orang itu di teras. Bersama Enzo yang tengah asyik di gendongan Kartika. "Maaf ya,
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bersatu Lagi

"Selamat datang di kamarku, Sayang," ucap Manggala. "Selama kita pacaran, kamu tidak pernah mengajakku masuk ke kamarmu, Ngga," gumam Aira sambil menyapu pandangan ke setiap sudut ruangan. "Waktu itu, aku takut khilaf, Ra," gurau Manggala yang disambut dengan tawa Aira. Kamar Manggala cukup luas dan nyaman. Seluruh perabotnya berdesain simpel tapi cukup estetik. Di beberapa tempat, terdapat aksesoris ruangan berupa patung-patung kayu berukuran kecil. Dinding kamar juga dihiasi lukisan etnis dan topeng khas yang mencerminkan suku tertentu di Indonesia. "Ini kudapat dari tetua suku Badui Dalam." Manggala mengarahkan telunjuk ke badik yang terpajang di dinding, tepat di atas meja konsul yang terletak di sudut kamar. "Kamu benar-benar petualang sejati. Termasuk petualang wanita." Aira terkikik geli. Mendengar hal itu, sontak Manggala terdiam. Sorot matanya memancarkan penyesalan yang dalam. "Maaf, Ngga. Aku tidak bermaksud ...." "Tidak apa-apa, Sayang. Memang kenyataan
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bertahan

"Kapan kita pindah dari sini dan menyewa tempat sendiri?" Tak ada angin, tak ada hujan, Manggala tiba-tiba mendapat pertanyaan seperti itu dari sang istri. "Kenapa, Sayang? Kamu tidak kerasan di sini?" Manggala balas bertanya. "Kurasa, aku lebih nyaman berdua denganmu saja," timpal Aira lirih. Manggala menghela napas panjang. "Sebenarnya, aku punya apartemen pribadi. Tapi, kupikir-pikir lebih baik kamu di sini. Akan ada banyak orang yang membantumu merawat Enzo. Kalau di apartemen, kamu akan sendirian, Sayang. Selama beberapa minggu ke depan, aku akan lebih banyak berada di luar rumah," tuturnya lembut. "Tidak apa-apa. Itu lebih baik." Aira menunduk dan mulai terisak. "Lho, kok nangis?" Manggala yang terheran-heran melihat sikap Aira, segera mengangkat dagu sang istri tercinta sambil menatapnya lekat. "Ada apa? Apakah ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku?" terkanya. Awalnya Aira menggeleng. Namun, setelah menimbang-nimbang dalam hati , dia pun mengangguk. "Papa Bayu memintak
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Wanita Pilihan

"Itu tidak mungkin." Brandon terkekeh."Kenapa tidak?" desak Helen."Pertama, kau sudah menolak dan menghinaku dulu. Kedua, aku bukan pilihan terakhirmu saat pria yang kaucintai tidak memiliki perasaan yang sama. Dia bahkan mengusirmu agar menjauh," jelas Brandon."Tidak, bukan itu!" elak Helen. "Sudah lama aku memikirkan tentang kita!""Kau bahkan berpura-pura tak mengenalku saat dulu aku memasuki ruangan Manggala!""Itu karena ....""Ada Manggala di sana, dan kau tidak ingin kehilangan muka. Iya, kan? Kau selalu ingin tampil sempurna di depan pria itu. Namun, sayangnya, dia tak pernah melihat ke arahmu," potong Brandon.."Bisakah kita tidak membicarakan pria lain?" protes Helen. "Aku ingin kita fokus pada masalah kita.""Pria lain itu sekarang sudah menjadi temanku. Dan masalah pernikahan, kukira kita cukup berbagi hak asuh saja, tanpa perlu menikah," saran Brandon."Kenapa kau berubah? Apa yang membuatmu berubah?" Helen tampak begitu kecewa melihat sikap acuh tak acuh Brandon."Wak
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Tak Ingin Menjauh

"Maaf, Pa. Bukannya saya melawan, tapi saya tidak ingin pergi tanpa sepengetahuan Manggala. Saya tidak mau membuatnya terpuruk lagi. Kalau memang papa menghendaki saya keluar dari rumah ini, maka izinkan saya menunggu suami saya sampai dia pulang kerja untuk berpamitan padanya," tutur Aira panjang lebar. Bayu tak bisa berkata-kata. Jauh di lubuk hati, dia membenarkan alasan Aira. Bayu membayangkan betapa sakitnya Manggala jika sang putra tiba-tiba pulang dan tak mendapati Aira di rumah. Bisa saja Manggala kembali menggila seperti dulu. Namun, di sisi lain, Bayu belum bisa menerima Aira yang dulu pernah menyakiti Manggala. "Kamu pernah menghancurkan hidup putraku," gumam Bayu kesal. "Manggala juga pernah menghancurkan hidupku!" Batin Aira berteriak. Akan tetapi, dia tak kuasa mengungkapkannya pada Bayu. Baginya, itu adalah bagian dari aib suami yang harus dia tutupi. "Saya akan melakukan apa saja untuk menebus kesalahan saya," tegas Aira tanpa ragu. "Apa saja?" Bayu menyeringa
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Menyesal

Kedua adik ipar Aira berlari mendekati sang ayah yang tak berdaya dengan tubuh menegang di lantai. "Ada apa ini? Apa yang terjadi?" seru Aira panik. "Ayah punya riwayat penyakit jantung," jawab Arka dengan wajah pias. "Ya, Tuhan!" Aira menutup mulut saking terkejutnya. Namun, sesaat kemudian, akal sehatnya kembali berfungsi. Buru-buru dia menghubungi layanan darurat dan ambulans. "Ayah tidak bernapas!" pekik adik bungsu Manggala. "Apa?" Tanpa sadar, Aira melempar ponsel begitu saja. Dia mencoba untuk membantu sang ayah mertua dengan pengetahuan yang pernah dia dapatkan, yaitu memakai teknik CPR. Aira melonggarkan pakaian Bayu dengan cara membuka kancing depan polo shirtnya. Setelah itu, sekuat tenaga dirinya menekan dada kiri Bayu menggunakan kedua tangan sampai berkali-kali. "Apa tidak sakit, Kak?" gumam Arka tak tega, melihat sang ayah ditekan sekuat tenaga di bagian dada. "Tenang saja, aku sudah ikut pelatihan resusitasi jantung dan paru berkali-kali," sahut Aira jum
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Kenangan

Semenjak kedatangan tamu tak diundang, Aira terus mengurung diri dalam kamar. Meskipun demikian, dia tetap memantau kondisi Bayu sambil menimang Enzo. Lewat video call, Aira dapat melihat secara jelas sang mertua yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit, ditemani oleh Imelda. "Papa Bayumu sudah siuman, Ra. Dia juga sudah kuat memegang tangan Bunda," tutur Imelda. Aira tersenyum penuh haru. Sempat disekanya sebulir air bening yang jatuh di sudut mata. Dia teringat awal mula memanggil nama ayah Manggala itu dengan sebutan Papa Bayu. Aira tak punya sosok seorang ayah. Dia kehilangan figur itu sejak SMP. Ayah kandung Aira meninggal dunia karena sakit. Hingga saat duduk di bangku kuliah dan menjalin kisah cinta bersama Manggala, kekasihnya itu memperkenalkan Aira pada Bayu. Gadis cantik itu mendapatkan sosok ayah pada Bayu. Setiap kali memandang raut teduh pria yang berwajah mirip Manggala itu, Aira selalu teringat pada papa kandungnya. "Apa boleh, saya memanggil om deng
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Lelah

"Aku tidak setuju dengan rencanamu itu, Ra!" tegas Manggala. Aira bermaksud untuk menimpali. Akan tetapi, celotehan dan teriakan Enzo lebih dulu menyela pembicaraan itu. "Sebentar, aku harus memeriksa Enzo. Kamu mandilah dulu," suruh Aira. Manggala tak membantah. Dengan hati kesal, dia menenggelamkan tubuh ke dalam bathup. Kembali terngiang dalam kepalanya, permintaan gila dari istrinya tersebut. Manggala sudah bersusah payah mendapatkan Aira. Mereka bahkan sempat terpisah selama satu tahun lamanya akibat kecelakaan yang dialami oleh Manggala. Tak akan semudah itu dirinya melepaskan Aira. Setengah jam berlalu, Manggala sudah merapikan diri. Dia keluar dari walk in closet dan langsung menghampiri boks Enzo. Sempat Manggala bertanya-tanya, kenapa boks Enzo dipindahkan dari kamar bayi ke kamarnya. Namun, melihat raut murung Aira, dirinya jadi tak mempermasalahkan. "Apa nanti malam Enzo akan tidur di sini?" tanya Manggala basa-basi. "Iya, aku ingin memanfaatkan waktu kita bertiga seba
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Marah

Pesawat yang ditumpangi oleh keluarga kecil itu telah tiba di bandara Launceston, Tasmania. Berdebar hati Aira saat membayangkan apa yang mungkin akan dia alami ke depannya. Manggala dapat melihat dengan jelas ketakutan itu. Maka, dengan sigap dirinya meraih tangan Aira dan menggenggamnya lembut. "Kenapa Tuan Larson mengarahkan penerbangan kita ke kota ini?" tanya Aira bingung. "Karena Cynthia dirawat di tempat ini. Dia sengaja diasingkan oleh keluarga besarnya," jelas Manggala. Dia menceritakan sesuai dengan apa yang didengarnya dari Frederick melalui sambungan telepon semalam. "Nanti kita akan tinggal di mana, Ngga?" Aira tiba-tiba menghentikan langkah seraya mencengkeram erat pegangan kereta bayi Enzo. "Tenang, Sayang. Aku sudah menyewa apartemen untuk ditinggali sementara di sini," tutur Manggala lembut sambil melingkarkan tangan di pundak sang istri tercinta. "Jadi ... kita langsung ke apartemen sekarang?" tanya Aira ragu. "Pasti, dong. Lihat Enzo, dia kelelahan,"
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status