Share

Rumah Mertua

Author: Ayaya Malila
last update Last Updated: 2024-12-01 21:24:34
"Sudah, jangan bertengkar! Aira dan Enzo baru saja datang. Kasihan, mereka pasti lelah," lerai Kartika.

"Biar Aira saja yang masuk, Ma. Manggala suruh pulang!" Kata-kata Sinta terdengar begitu keras di telinga.

"Kak!" hardik Aira. "Tolong, hargai suamiku!"

"Apa? Hargai kamu bilang?" geram Sinta. "Kamu boleh cinta, tapi jangan bodoh, Ra. Manggala sudah mengkhianatimu! Apa kamu lupa? Di saat kamu hancur, siapa yang mendampingimu? Tante Mira, dan kami, keluargamu!" sentaknya.

Suara Sinta yang nyaring membuat putrinya yang baru berusia 6 bulan, menangis terkejut.

"Tolong, berhentilah kalian!" tegur Kartika, berusaha untuk menengahi. "Kita masuk dulu, dan bicarakan baik-baik. Jangan seperti ini," tuturnya.

"Pokoknya kalau sampai Aira ikut suaminya, aku akan sangat kecewa!" sela Sinta. Dia buru-buru masuk, selain karena marah dengan Aira, bayi Sinta juga menangis dan rewel.

Kini, tinggallah tiga orang itu di teras. Bersama Enzo yang tengah asyik di gendongan Kartika. "Maaf ya,
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Janda Tapi Perawan   Bersatu Lagi

    "Selamat datang di kamarku, Sayang," ucap Manggala. "Selama kita pacaran, kamu tidak pernah mengajakku masuk ke kamarmu, Ngga," gumam Aira sambil menyapu pandangan ke setiap sudut ruangan. "Waktu itu, aku takut khilaf, Ra," gurau Manggala yang disambut dengan tawa Aira. Kamar Manggala cukup luas dan nyaman. Seluruh perabotnya berdesain simpel tapi cukup estetik. Di beberapa tempat, terdapat aksesoris ruangan berupa patung-patung kayu berukuran kecil. Dinding kamar juga dihiasi lukisan etnis dan topeng khas yang mencerminkan suku tertentu di Indonesia. "Ini kudapat dari tetua suku Badui Dalam." Manggala mengarahkan telunjuk ke badik yang terpajang di dinding, tepat di atas meja konsul yang terletak di sudut kamar. "Kamu benar-benar petualang sejati. Termasuk petualang wanita." Aira terkikik geli. Mendengar hal itu, sontak Manggala terdiam. Sorot matanya memancarkan penyesalan yang dalam. "Maaf, Ngga. Aku tidak bermaksud ...." "Tidak apa-apa, Sayang. Memang kenyataan

    Last Updated : 2024-12-02
  • Janda Tapi Perawan   Bertahan

    "Kapan kita pindah dari sini dan menyewa tempat sendiri?" Tak ada angin, tak ada hujan, Manggala tiba-tiba mendapat pertanyaan seperti itu dari sang istri. "Kenapa, Sayang? Kamu tidak kerasan di sini?" Manggala balas bertanya. "Kurasa, aku lebih nyaman berdua denganmu saja," timpal Aira lirih. Manggala menghela napas panjang. "Sebenarnya, aku punya apartemen pribadi. Tapi, kupikir-pikir lebih baik kamu di sini. Akan ada banyak orang yang membantumu merawat Enzo. Kalau di apartemen, kamu akan sendirian, Sayang. Selama beberapa minggu ke depan, aku akan lebih banyak berada di luar rumah," tuturnya lembut. "Tidak apa-apa. Itu lebih baik." Aira menunduk dan mulai terisak. "Lho, kok nangis?" Manggala yang terheran-heran melihat sikap Aira, segera mengangkat dagu sang istri tercinta sambil menatapnya lekat. "Ada apa? Apakah ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku?" terkanya. Awalnya Aira menggeleng. Namun, setelah menimbang-nimbang dalam hati , dia pun mengangguk. "Papa Bayu memintak

    Last Updated : 2024-12-03
  • Janda Tapi Perawan   Wanita Pilihan

    "Itu tidak mungkin." Brandon terkekeh."Kenapa tidak?" desak Helen."Pertama, kau sudah menolak dan menghinaku dulu. Kedua, aku bukan pilihan terakhirmu saat pria yang kaucintai tidak memiliki perasaan yang sama. Dia bahkan mengusirmu agar menjauh," jelas Brandon."Tidak, bukan itu!" elak Helen. "Sudah lama aku memikirkan tentang kita!""Kau bahkan berpura-pura tak mengenalku saat dulu aku memasuki ruangan Manggala!""Itu karena ....""Ada Manggala di sana, dan kau tidak ingin kehilangan muka. Iya, kan? Kau selalu ingin tampil sempurna di depan pria itu. Namun, sayangnya, dia tak pernah melihat ke arahmu," potong Brandon.."Bisakah kita tidak membicarakan pria lain?" protes Helen. "Aku ingin kita fokus pada masalah kita.""Pria lain itu sekarang sudah menjadi temanku. Dan masalah pernikahan, kukira kita cukup berbagi hak asuh saja, tanpa perlu menikah," saran Brandon."Kenapa kau berubah? Apa yang membuatmu berubah?" Helen tampak begitu kecewa melihat sikap acuh tak acuh Brandon."Wak

    Last Updated : 2024-12-04
  • Janda Tapi Perawan   Tak Ingin Menjauh

    "Maaf, Pa. Bukannya saya melawan, tapi saya tidak ingin pergi tanpa sepengetahuan Manggala. Saya tidak mau membuatnya terpuruk lagi. Kalau memang papa menghendaki saya keluar dari rumah ini, maka izinkan saya menunggu suami saya sampai dia pulang kerja untuk berpamitan padanya," tutur Aira panjang lebar. Bayu tak bisa berkata-kata. Jauh di lubuk hati, dia membenarkan alasan Aira. Bayu membayangkan betapa sakitnya Manggala jika sang putra tiba-tiba pulang dan tak mendapati Aira di rumah. Bisa saja Manggala kembali menggila seperti dulu. Namun, di sisi lain, Bayu belum bisa menerima Aira yang dulu pernah menyakiti Manggala. "Kamu pernah menghancurkan hidup putraku," gumam Bayu kesal. "Manggala juga pernah menghancurkan hidupku!" Batin Aira berteriak. Akan tetapi, dia tak kuasa mengungkapkannya pada Bayu. Baginya, itu adalah bagian dari aib suami yang harus dia tutupi. "Saya akan melakukan apa saja untuk menebus kesalahan saya," tegas Aira tanpa ragu. "Apa saja?" Bayu menyeringa

    Last Updated : 2024-12-06
  • Janda Tapi Perawan   Menyesal

    Kedua adik ipar Aira berlari mendekati sang ayah yang tak berdaya dengan tubuh menegang di lantai. "Ada apa ini? Apa yang terjadi?" seru Aira panik. "Ayah punya riwayat penyakit jantung," jawab Arka dengan wajah pias. "Ya, Tuhan!" Aira menutup mulut saking terkejutnya. Namun, sesaat kemudian, akal sehatnya kembali berfungsi. Buru-buru dia menghubungi layanan darurat dan ambulans. "Ayah tidak bernapas!" pekik adik bungsu Manggala. "Apa?" Tanpa sadar, Aira melempar ponsel begitu saja. Dia mencoba untuk membantu sang ayah mertua dengan pengetahuan yang pernah dia dapatkan, yaitu memakai teknik CPR. Aira melonggarkan pakaian Bayu dengan cara membuka kancing depan polo shirtnya. Setelah itu, sekuat tenaga dirinya menekan dada kiri Bayu menggunakan kedua tangan sampai berkali-kali. "Apa tidak sakit, Kak?" gumam Arka tak tega, melihat sang ayah ditekan sekuat tenaga di bagian dada. "Tenang saja, aku sudah ikut pelatihan resusitasi jantung dan paru berkali-kali," sahut Aira jum

    Last Updated : 2024-12-07
  • Janda Tapi Perawan   Kenangan

    Semenjak kedatangan tamu tak diundang, Aira terus mengurung diri dalam kamar. Meskipun demikian, dia tetap memantau kondisi Bayu sambil menimang Enzo. Lewat video call, Aira dapat melihat secara jelas sang mertua yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit, ditemani oleh Imelda. "Papa Bayumu sudah siuman, Ra. Dia juga sudah kuat memegang tangan Bunda," tutur Imelda. Aira tersenyum penuh haru. Sempat disekanya sebulir air bening yang jatuh di sudut mata. Dia teringat awal mula memanggil nama ayah Manggala itu dengan sebutan Papa Bayu. Aira tak punya sosok seorang ayah. Dia kehilangan figur itu sejak SMP. Ayah kandung Aira meninggal dunia karena sakit. Hingga saat duduk di bangku kuliah dan menjalin kisah cinta bersama Manggala, kekasihnya itu memperkenalkan Aira pada Bayu. Gadis cantik itu mendapatkan sosok ayah pada Bayu. Setiap kali memandang raut teduh pria yang berwajah mirip Manggala itu, Aira selalu teringat pada papa kandungnya. "Apa boleh, saya memanggil om deng

    Last Updated : 2024-12-08
  • Janda Tapi Perawan   Lelah

    "Aku tidak setuju dengan rencanamu itu, Ra!" tegas Manggala. Aira bermaksud untuk menimpali. Akan tetapi, celotehan dan teriakan Enzo lebih dulu menyela pembicaraan itu. "Sebentar, aku harus memeriksa Enzo. Kamu mandilah dulu," suruh Aira. Manggala tak membantah. Dengan hati kesal, dia menenggelamkan tubuh ke dalam bathup. Kembali terngiang dalam kepalanya, permintaan gila dari istrinya tersebut. Manggala sudah bersusah payah mendapatkan Aira. Mereka bahkan sempat terpisah selama satu tahun lamanya akibat kecelakaan yang dialami oleh Manggala. Tak akan semudah itu dirinya melepaskan Aira. Setengah jam berlalu, Manggala sudah merapikan diri. Dia keluar dari walk in closet dan langsung menghampiri boks Enzo. Sempat Manggala bertanya-tanya, kenapa boks Enzo dipindahkan dari kamar bayi ke kamarnya. Namun, melihat raut murung Aira, dirinya jadi tak mempermasalahkan. "Apa nanti malam Enzo akan tidur di sini?" tanya Manggala basa-basi. "Iya, aku ingin memanfaatkan waktu kita bertiga seba

    Last Updated : 2024-12-09
  • Janda Tapi Perawan   Marah

    Pesawat yang ditumpangi oleh keluarga kecil itu telah tiba di bandara Launceston, Tasmania. Berdebar hati Aira saat membayangkan apa yang mungkin akan dia alami ke depannya. Manggala dapat melihat dengan jelas ketakutan itu. Maka, dengan sigap dirinya meraih tangan Aira dan menggenggamnya lembut. "Kenapa Tuan Larson mengarahkan penerbangan kita ke kota ini?" tanya Aira bingung. "Karena Cynthia dirawat di tempat ini. Dia sengaja diasingkan oleh keluarga besarnya," jelas Manggala. Dia menceritakan sesuai dengan apa yang didengarnya dari Frederick melalui sambungan telepon semalam. "Nanti kita akan tinggal di mana, Ngga?" Aira tiba-tiba menghentikan langkah seraya mencengkeram erat pegangan kereta bayi Enzo. "Tenang, Sayang. Aku sudah menyewa apartemen untuk ditinggali sementara di sini," tutur Manggala lembut sambil melingkarkan tangan di pundak sang istri tercinta. "Jadi ... kita langsung ke apartemen sekarang?" tanya Aira ragu. "Pasti, dong. Lihat Enzo, dia kelelahan,"

    Last Updated : 2024-12-11

Latest chapter

  • Janda Tapi Perawan   Bernapas Lega

    "Aunty!" Teriakan Sammy membuat Aira terkejut. Konsentrasinya dalam mengambil foto-foto Cynthia pun buyar seketika. "Kenapa lagi, Nak?" tanyanya penuh kesabaran. "Ponselmu berbunyi," jawab Sammy seraya meraih sebuah telepon genggam dari dalam kopernya. "Ponsel siapa itu, Sammy?" Aira mengernyit waspada. "Itu bukan milikku " "Tapi, ayah tadi mengatakan jika ponsel ini berdering, maka aku harus memberikannya pada Aunty. Ayah tadi juga mengatakan kalau aku harus menunjukkan ponsel ini pada Aunty," jelas Sammy panjang lebar. Ragu-ragu, Aira mengulurkan tangan. Dia memutuskan untuk menerima ponsel yang disodorkan oleh Sammy. "Ha-halo?" sapa Aira terbata. "Sayang?" balas suara di seberang sana. Suara yang sudah sangat melekat dalam sanubari, bahkan alam bawah sadar Aira. "Ma-Manggala?" desisnya. "Iya, ini aku. Boleh aku minta tolong, Sayang?" tanya Manggala lembut. "Tentu! Ada apa, Ngga?" "Tolong kirim hasil foto-fotomu ke email yang akan kukirim sebentar lagi di nomor

  • Janda Tapi Perawan   Terkuak

    William terdiam. Di satu sisi, dia merasa sedikit terdesak. Wiliam sendirian di tempat ini. Sengaja dia memutuskan untuk menjauhkan para pengawalnya dari Frederick beserta anak buah pria paruh baya itu, agar rencananya bersama Manggala bisa berhasil. Sebuah pilihan berbahaya, berisiko tinggi. Namun, dia yakin hasilnya akan sesuai dengan yang diharapkan. Keyakinan William itu akhirnya membuahkan hasil. Sebelum anak buah Frederick berhasil meringkusnya, tiba-tiba puluhan pria berambut cepak dengan kaos hitam berlari menghampiri. Pria-pria itu sigap meringkus anak buah Frederick. Mereka melumpuhkan pria-pria bersetelan rapi itu kurang dari lima menit. "Ayah!" Cynthia menunjukkan ketakutannya saat seorang pria asing menodongkan pistol ke pelipis Frederick. Ujung moncongnya membuat pria berambut putih itu menegang. Meskipun demikian, Frederick tetap berusaha untuk menekan rasa takutnya. "Kau pikir bisa menghancurkanku seperti ini, Will?" ejek Frederick dengan senyum meremehkan.

  • Janda Tapi Perawan   Canggung

    "Aunty! Ayah membawakanku banyak kue. Lihatlah!" Sammy menyeret koper berodanya, lalu meletakkan benda persegi itu di depan kaki Aira. "Wow! Kelihatannya enak-enak!" puji ibunda Enzo itu untuk menyenangkan hati Sammy. "Aunty boleh mengambil satu!" Sammy menyodorkan sebungkus roti keju pada Aira. "Nanti dulu ya, Sayang. Aunty harus bekerja," tolak Aira halus. Diusapnya rambut coklat keemasan itu seraya tersenyum lembut. "Ah, aku lupa pesan ayah," ujar Sammy sambil menggaruk-garuk kepalanya. "Aunty sedang bekerja, dan aku tidak boleh mengganggu," lanjutnya. "Anak pintar!" Aira tertawa geli. Gemas rasanya melihat Sammy yang semakin hari, tumbuh semakin cerdas. Kembali dia mengacak-acak rambut Sammy sebelum fokus pada kamera tele yang sedari tadi dia pegang. Aira mendudukkan diri di kursi. Tubuhnya menghadap ke dinding kaca tebal. Tatapannya tajam mengarah ke pemandangan di bawah sana, di dekat bibir pantai. Di bangku panjang yang diapit bebatuan pantai itu, telah datang wani

  • Janda Tapi Perawan   Eksekusi

    "Kaca gelap ini bisa Anda gunakan untuk kepentingan kita," tutur Alex yang membuat dahi Aira berkerut. "Maksudnya?" "Lihat sisi ini!" Alex mengarahkan telunjuknya ke sudut dinding kaca. Mau tak mau, Aira mengikuti arah pandang Alex. Saat itulah dirinya menyadari bahwa sudut dinding kaca tersebut memiliki warna yang berbeda. Aira memperkirakan bahwa bagian kaca yang berwarna tak terlalu gelap itu memiliki luas tak lebih dari tiga puluh senti. "Untuk apa sudut ini?" tanyanya heran. "Anda bisa mengambil foto dari sana," jawab Alex. "Foto?" ulang Aira tak mengerti. "Tuan Clarks meminta anda mengambil foto dalam jumlah sebanyak-banyaknya dari sisi itu," terang Alex. "Ya, ampun. Kata-kata anda terlalu membingungkan. Aku sama sekali tak paham," keluh Aira seraya menggaruk keningnya. "Begini ...." Alex menggoyangkan tangannya, sebagai isyarat agar Aira mendekat. "Jadi, nanti aku mengatur pertemuan antara Tuan Clarks dan Cynthia. Lokasinya ada di bawah sana," tunjuk Alex.

  • Janda Tapi Perawan   Puncak Pesta

    Baru beberapa menit yang lalu Aira menjejakkan kaki di bandara internasional Ngurah Rai, Bali. Bersama Alex, dia menaiki satu mobil khusus yang telah disewa menuju tempat resepsi yang akan digelar besok. "Kru kita masih sama dengan yang dulu," tutur Alex tanpa ditanya, dan Aira pun mengangguk. "Anda tidak apa-apa, kan? Berpisah sementara dengan Enzo?" tanya Alex memastikan. Aira langsung menggeleng dengan yakin. "Dia aman bersama Mama, Tante Mira dan kakak-kakakku," jawabnya. Mendengar nama Mira disebut, Alex langsung tersenyum lebar. "Ya, aku juga merasa begitu. Enzo pasti akan baik-baik saja," gumamnya. Tak terasa, dua jam perjalanan telah ditempuh. Kini, mereka sampai di sebuah resort pribadi di pesisir selatan pulau Bali. Alex langsung mengajak Aira untuk meeting bersama beberapa orang kru yang akan membantu pekerjaan Aira besok. Sejauh yang dia nilai, konsep pernikahan Brandon ini sangat mewah. Seperti acara resepsi a la barat pada umumnya. Ada beberapa tahapan yang

  • Janda Tapi Perawan   Pembalasan Dimulai

    Manggala mengajak Aira memasuki sebuah kamar lain melalui pintu penghubung di kamar yang ditempati oleh Enzo. Pria tampan yang masih setia dengan rambut gondrongnya tersebut menuntun sang istri dengan sangat lembut dan penuh kehati-hatian. "Kamu makin cantik, Sayang," sanjung Manggala dengan tatapan lekat. Tak sedetik pun dirinya mengalihkan pandangan dari wajah cantik Aira yang sudah dipoles dengan make up elegan. "Syukurlah," desis Manggala kemudian. "Apa?" Aira menautkan alis tanda tak paham. "Gaun pilihanku sungguh sangat cocok dikenakan olehmu." Mata coklat tajam Manggala menyapu tubuh sang istri, mulai dari kepala hingga ujung kaki. Gaun hitam berbahan velvet dengan model A-line itu sungguh sempurna membingkai pinggang ramping Aira. "Ah, Sayang. Rasanya sudah berabad-abad aku tak menyentuhmu." Sorot mata Manggala semakin sayu. Satu tangannya sudah aktif bergerak. Sementara bibirnya, dia dekatkan ke bahu kanan Aira. Dengan satu gigitan, Manggala arahkan tali gaun seuk

  • Janda Tapi Perawan   Bersenang-senang

    "Kamu makin ganteng," sanjung Aira seraya tersipu malu. "Masih gondrong juga." Manggala terkekeh. "Kamu ingin aku potong rambut?" tanyanya lembut. Aira spontan menggeleng. "Kamu mau model rambut macam apapun, tidak pernah gagal terlihat tampan," sanjungnya lagi. Manggala salah tingkah. Pipinya bersemu merah, bagaikan remaja yang baru jatuh cinta. "Benarkah?" Tatapan mata pria itu tampak sayu, terarah pada Aira. "Papap ... papap!" Celotehan Enzo membuat Manggala tersadar. Ada bayi yang sangat dia rindukan dan tunggu kedatangannya. "Jagoan Papa," ucap Manggala. Dia meraih Enzo dari gendongan Aira, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi ke udara. "Papa sangat merindukanmu, Nak. Sangat rindu," ungkap Manggala dengan mata berkaca-kaca. Begitu pula Aira dengan perasaan campur aduk. "Sampai kapan kita akan seperti ini, Ngga? Aku mulai lelah," keluhnya. "Tolong, sabar sedikit, Sayang. Berjanjilah padaku untuk bertahan," pinta Manggala. Aira tak menjawab. Malah Enzo yang menanggapiny

  • Janda Tapi Perawan   Penuh Damba

    Aira terlihat sangat bahagia menggandeng Enzo. Bocah menggemaskan itu terlihat sangat tampan dalam balutan tuksedo hitam. Senada dengan gaun malam Aira yang juga berwarna hitam. Enzo terus berceloteh dalam gendongan ibunya. Sementara tangan Aira yang lain tengah menyeret stroller. Wanita yang terlihat sangat cantik malam itu berjalan tergesa menuju teras. Aira patut terburu-buru, sebab saat itu suda menunggu sebuah mobil mewah sewaan yang terparkir gagah di halaman rumah Kartika. "Selamat malam, Nyonya." Seorang pria bersetelan hitam, keluar dari pintu pengemudi lau bergegas menghampiri Aira. Pria itu juga membungkuk hormat padanya. "Ini alamat yang akan saya tuju, Pak." Aira sedikit kesusahan mengoperasikan ponsel yang sedari tadi dia genggam sambil menggendong Enzo. "Saya sudah tahu, Nyonya. Klien saya sudah membagikan lokasinya," sahut sang sopir sopan. "Oh, baiklah. Terima kasih." Aira seakan tak sabar ingin bertemu dengan suami. Dirinya tak berpikir panjang untuk seger

  • Janda Tapi Perawan   Mendulang Rindu

    "Ra! Ada paket buat kamu!" seru Sinta seraya menyembulkan kepala di pintu kamar Aira. "Paket?" Aira mengernyitkan dahi. "Aku nggak pesan apa-apa, Kak?" gumamnya ragu. "Tapi kurir mengatakan paket itu atas nama kamu, Ra. Dia meminta tanda tanganmu. Ayo, cepat!" desak Sinta yang kini sudah masuk ke kamar dan mendekati ranjang Aira. Tak hanya itu, dia juga menarik paksa tangan adiknya. "Ya, ampun! Ini bukan penipuan, kan? Jangan-jangan aku disuruh bayar!" Aira tetap bertahan di tempatnya. "Nggak! Kurirnya bilang, paket itu sudah dibayar. Kamu cuma disuruh tanda tangan," ujar Sinta. Aira akhirnya mengalah. Dia memaksakan diri untuk beringsut turun dari ranjang lalu mengikuti sang kakak menuju ke ruang tamu. "Paket dari siapa?" tanya Aira pada kurir. "Nama pengirimnya tertera di sampul paket, Bu. Silakan tanda tangan," jawab kurir. Aira yang sudah diliputi rasa penasaran, segera merebut kotak persegi yang dibungkus dengan sampul plastik berwarna hitam. Setelah membubuhkan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status