Home / Romansa / Pengantin Pria Pengganti / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Pengantin Pria Pengganti : Chapter 51 - Chapter 60

152 Chapters

Bab 51. Perhatian Rayyan

Wajah Evelyn terasa merona, tubuhnya mendadak membeku.Rayyan kemudian mengusap dahinya, “Sepertinya kamu memang demam. Kepala pelayan, tolong ambilkan kotak obat.”Kepala pelayan pun bergegas mengambil kotak obat. Rayyan membimbing Evelyn yang di tengah menunduk ke sofa ruang tamu.Dia semakin khawatir saat melihat pipi Evelyn yang memerah.Kepala pelayan dengan cepat kembali sambil membawa kotak obat dan menyerahkan termometer air raksa kepada Rayyan.“Sebaiknya dicek dulu, Tuan.” Katanya.Rayyan mengangguk, mengguncangkan benda itu dua kali lebih dulu. Dia merasa ragu untuk sesaat, sebelum akhirnya menatap Evelyn.“Letakkan di bawah ketiakmu.”Dengan pandangan yang masih menunduk, Evelyn lalu mengambil termometer itu. Hari ini dia mengenakan sweater berwarna kuning, dengan kerah yang sempit. Jadi tangannya tidak bisa menjangkau lebih dalam dan hanya bisa menyelipkannya sedikit di ujung ketiak saja.Ketika sedikit bagian ujung dari bajunya terangkat, sebagian kulit putih dan mulusn
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

Bab 52. Raja laut Level Diatas Buaya Darat

Rayyan berjalan ke arah wastafel dan membuka lemari barang yang ada di sebelahnya, pria itu kemudian melihat pengering rambut berwarna biru.Setelah mengambilnya dia berbalik dan melihat banyak pakaian yang tergantung di sana. Dan yang paling mencolok adalah Bra berwarna merah muda dan celana dalam berwarna senada yang tergantung.Setelah tertegun sejenak, Rayyan tiba-tiba mengerti alasan kenapa tadi Evelyn tidak membiarkannya masuk, ternyata bukan karena marah, tapi karena malu.Rayyan mengusap bagian tengah alisnya, bibirnya mengulas senyum tak berdaya. Dia keluar dan langsung melihat gadis yang sedang sakit itu sedang membenturkan kepalanya di dinding dengan pelan. Terlihat konyol sekaligus sangat menggemaskan.Evelyn benar-benar tenggelam dalam perasaan malunya, sampai tidak sadar kalau Rayyan sudah keluar dia masih membentur-membenturkan kepalanya di dinding berulang kali.Tapi detik berikutnya dahinya tiba-tiba saja menempel di sesuatu yang hangat dan lembut.“Hah!”Evelyn mendo
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

Bab 53. Rasa Penasaran Keluarga Brahmana

Pagi hari ketika Rayyan sudah berada di kantor, dia mendapatkan pesan dari Amara. Yang mengatakan jika dirinya kangen dan ingin bertemu sebentar saja. Jadi pada saat ada kesempatan waktu, Rayyan pun pulang ke kediaman Brahmana.Baru saja langkah kakinya masuk sebelah di pintu, Rayyan sudah di serbu oleh para wanita penghuni rumah itu. Yang paling depan adalah Arumi tentunya.Tetapi belum sempat Arumi mengeluarkan kata-kata, Wulan sudah terlebih dahulu mendahului.“Tarik dia dan suruh dia memberi penjelasan pada kita. Jangan biarkan dia kabur!”“Nenek, aku tidak akan kabur. Tenanglah.” Rayyan dengan santai melangkah kan kaki untuk menuju ke arah anak tangga.“Aku harus menemui Amara dulu, setelah itu baru aku memberi kalian penjelasan.”Tiga wanita di bawah tangga itu, hanya bisa bengong menatap langkah lebar Rayyan yang menuju kamar Amara.Beberapa kali mengetuk pintu barulah pintu terbuka. Amara masih terlihat pucat, dia juga masih harus minum obat rutin dan juga dikontrol secara rut
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

Bab 54. Siapa Gadis Yang Dinikahi Rayyan

Rayyan pun akhirnya berdiri, dia menatap Ibunya dengan tatapan yang hangat lalu dia berbicara dengan nada santai,“Sudah kukatakan tadi, ada beberapa alasan yang belum bisa aku ceritakan pada kalian. Jika waktunya sudah tepat, maka aku akan membawanya pada kalian. Tenang saja, saat kalian melihat gadis itu pasti tidak perlu waktu lama untuk kalian akan langsung menyukainya. Baiklah, masih banyak pekerjaan. Aku harus pergi dulu.”Rayyan bahkan tidak menyambut tangan Ibunya atau memeluk dan menciumnya seperti anak lain memperlakukan Ibunya, Dia malah berbalik dan mengambil tangan neneknya, mencium dengan takzim memeluk dan mencium keningnya.“Nenek, aku pergi dulu ya?” Setelah mengatakan itu Rayyan melirik Ega sebentar.Ega hanya mengangkat kedua alisnya seperti berkata jika dia akan selalu memberi dukungan padanya.Selama ini pendapat Ega dan Azam memang berbeda. Jika Azam masih sering khawatir dan berhati-hati dengan Rayyan, tetapi justru Ega selalu percaya pada Rayyan dan selalu meng
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

Bab 55. Bertemu Nenek Lewis

Di kediaman keluarga Lewis.Setelah Evelyn turun dari mobil, Roy pun ikut turun dan mengeluarkan hadiah yang dibawah dari bagasi.“Nyonya biar aku saja yang mengantar masuk. Meskipun kado ini tidak banyak, tapi aku takut nanti tangan Nyonya bisa sakit. Jika itu sampai terjadi maka akibatnya Anda akan mengalami kesulitan untuk melukis, bahkan ditakutkan hasil karya yang dihasilkan akan jelek nantinya.” Ucap Roy sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Evelyn menatap Roy sedikit heran, jika dicermati kata-katanya itu, terkesan sangat tidak masuk akal bahkan dapat dikatakan terlalu berlebihan. Tapi Evelyn mengabaikan semua prasangka itu, dan melangkah masuk ke kediaman keluarga Lewis.Sebenarnya niat ucapan Roy bukan seperti itu, ini adalah alasannya saja. Karena sebelum mereka berangkat tadi Tuanya lah yang sudah menyuruh Roy untuk selalu mengikuti sang Nyonya, semua Itu bertujuan untuk menjaga agar sang Nyonya tidak ada yang mengganggu.Sesaat setelah Nenek Lewis menerima telepon d
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

Bab 56. Dia Adalah Suamiku

Lalu tanpa sedikit rasa ragu ia berkata dengan tegas pada Anesa,“Dia adalah Suamiku, dan kita adalah pasangan Suami Istri yang menikah dengan sah dimata hukum dan agama. Apa kamu masih punya pertanyaan lain?”Alis Rayyan langsung mengendur, tatapannya jatuh pada kedua tangan mereka yang saling bertautan. Ekspresi Anesa menegang, dia tidak menyangka jika Evelyn yang biasanya terlihat seperti pengecut, kini mendadak berubah menjadi seekor singa betina yang berlidah tajam.Seketika saja wajah Anesa memerah sorot matanya langsung menatap tajam kearah Evelyn menunjukan ketidak sukaan atas jawaban yang sudah diberikan Evelyn barusan.“Hei, aku tadi kan hanya bertanya, kenapa kamu menjawab pertanyaan ku marah-marah seperti ini?”Setelah itu dia memandang Rayyan, kemudian dia menatap Evelyn lagi.“Kamu bilang dia suamimu, tapi mengapa kamu tidak pernah memperkenalkan siapa dia kepada orang-orang disekitarmu? Apa karena kamu tidak menghormatinya atau jangan-jangan kamu sengaja menyembunyikan
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

Bab 57. Perasaan Cemburu

Sementara itu Evelyn melepaskan genggaman tangannya pada Rayyan setelah mobil melaju. Dia menatap keluar jendela dengan kepala menunduk tanpa mengatakan apa-apa. Hatinya sedang diselimuti awan gelap. Mungkin tepatnya saat ini dia sedang merasa cemburu.Rayyan tidak mengerti kenapa Evelyn tiba-tiba kembali terlihat murung. Dia memijat alisnya pelan, tidak tahu alasan kenapa Evelyn murung dan tidak tahu harus bagaimana membujuknya.Suasana di dalam mobil itu begitu hening, Evelyn menekuk jari jarinya. Dia memikirkan tatapan mata Anesa pada Rayyan tadi. Rasa-rasanya Evelyn ingin sekali menelan perempuan itu hidup-hidup. Hatinya sangat membara sepertinya dia betul-betul terbakar cemburu.Tentu saja Evelyn tahu kalau itu bukan salah Rayyan, wajar saja rasanya jika pesona dan ketampanan dari seorang Rayyan Miga bisa memikat hati gadis-gadis yang memandangnya.Jika diperhatikan wajah Anesa tidak terlalu cantik. Tapi karena dia sangat pintar merawat tubuh dan merias wajah serta berpakaian bag
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

Bab 58. Pesona Evelyn

Mia hanya fokus membaca bagian kalimat awal tanpa membaca bagian bonus Arka yang akan dipotong, dia mendadak menjadi buta dan tidak bisa melihat bagian itu. Evelyn ragu-ragu, dia menggigit bibirnya sambil mengetik.[Mia, Aku ingin mengejar Rayyan. Apa menurutmu aku bisa?]Mia sedang mengetik ketika pesan itu terkirim, tapi beberapa saat kemudian dia memutuskan untuk mengirimkan pesan suara saja.Karena berada di tempat umum, Evelyn pun memutar pesan suara itu dengan volume suara rendah. “Aaa… Evelyn sayangku! Tidak aku sangka akhirnya kamu bisa tersadar secepat ini, dan memutuskan ingin bercinta dengan Rayyan!”Meskipun volumenya sangat rendah tapi karena suasana restoran sangat tenang dan sepi, maka tetap terdengar keras. Evelyn terkejut dan buru-buru mengecilkan volume suara ponselnya.Untung saja tidak banyak orang di sekitarnya saat ini, jika tidak, dia pasti akan melompat dari lantai 36 ini saking malunya.[Aku bilang, ingin mengejar, Mia…! Bukan bercinta dengan nya!][Tidak ada
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

Bab 59. Aku Akan Memotong Bonus Kalian

Jujur sajak Robi tidak berani untuk mengungkapkan identitas Evelyn sesuka hatinya, tapi dia juga tidak ingin mengabaikan pertanyaan dan rasa penasaran karyawan yang sudah bertanya kepadanya, setelah cukup berpikir Robi membalas komentar yang ada di grup itu.[Dia adalah adik perempuan Manajer Arka.][Oh...]Semua orang di grup akhirnya mengerti, Manajer Arka dan Tuan Rayyan memang teman baik, jadi wajar jika Tuan Rayyan memperlakukan adiknya dengan baik juga. Beberapa asisten pria yang masih lajang mendadak menjadi bersemangat, menanyakan berapa umur adik manajer Arka.Mereka bahkan berkata bisa menunggunya beberapa tahun lagi jika saat ini adik dari Manajer Arka masih dibawah umur.Ingin rasanya Robi mengatakan jika mereka jangan terlalu berharap lebih, akan tetapi dia tidak tega menghancurkan harapan mereka itu, jadi Robi memilih untuk tidak membalas komentar itu lagi.‘Jangankan untuk menunggu beberapa tahun lagi, bahkan sampai kalian punya kesempatan untuk terlahir lagi kalian t
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 60. Ketegangan Antara Arka Dan Rayyan

Sepertinya Arka betul-betul merasa bahagia dengan kedatangan Evelyn, sambil menggandeng tangan adiknya arka berkata. “Kamu belum pernah ke ruangan kerjaku kan? Aku akan menunjukkannya padamu.”Evelyn mengangguk. “Oke.”Tiga menit kemudian Evelyn menatap ruang kerja Arka dari ambang pintu dengan ekspresi yang tak dapat dilukiskan.Ruangan kerja Arka memang besar, tapi sangat berantakan. Sofa di ruangan itu penuh dengan makanan ringan, baju dan jas. Sementara di atas meja penuh dengan dokumen. Jika dibandingkan dengan ruangan kerja Rayyan, ini seperti bumi dan langit.Arka memasang ekspresi polos, “Beberapa Minggu ini aku sibuk menangani proyek besar. Jadi aku menginap di ruangan kerja setiap hari, dan tidak punya waktu untuk beres-beres.”“Apa tidak ada pekerja kebersihan di perusahaan ini yang bertugas merapikannya?” Evelyn bertanya dengan nada heran.“Departemen teknologi adalah departemen inti perusahaan. Bagaimana kami bisa membiarkan orang-orang dari luar departemen membersihkan k
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
45678
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status