Home / Romansa / Pengantin Pria Pengganti / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Pengantin Pria Pengganti : Chapter 71 - Chapter 80

152 Chapters

Bab 71. Ingat ya, Ini baru ciuman pertama kita

Ada amarah yang memburu di dalam hatinya.‘Sialan jadi selama ini, Evelyn yang mencintai Revan setengah mati pantas saja Revan begitu sombong dan dengan begitu mudahnya meninggalkan Evelyn tepat di hari pernikahan mereka tanpa merasa bersalah sedikit saja,’ Batin Rayyan sambil tangannya terlihat mengepal.Kisah hubungan cinta Revan dan Evelyn berjalan atas dasar kesepakatan saja, kedua nenek mereka yang mengikat mereka, memberitahunya kalau Revan adalah tunangannya, dalam buku harian juga tertulis jika dia dulu menyukainya, jadi mereka menjalani hubungan seiring berjalannya waktu saja.Rayyan menatap wajah Evelyn yang saat ini tertunduk lesu, ujung jarinya menjepit dagu Evelyn.“Apa dia pernah menciummu?”Mendengar pertanyaan yang diucapkan oleh Rayyan, wajah Evelyn merona dia malu untuk menatap wajah tampan Rayyan, dia menunduk dan menjawab dengan suara pelan.“Tidak pernah, jangankan ciuman, berpegangan tangan atau berpelukan pun tidak pernah.”Rayyan sampai terkejut, matanya dipenu
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Bab 72. Evelyn I Love You

Wajah Evelyn memerah, dia membuka mata dengan malu-malu dan nafas yang tersengal-sengal. Sementara jari jemari Rayyan kembali menyentuh pipinya sambil mengangkat kedua sudut bibirnya.Dalam hati Rayyan terus berkata, ‘Tahan dulu, jangan sampai terlalu bersemangat! Ingat Rayyan, gadis ini akan ketakutan kalau kamu terlalu bersemangat melakukan ciuman itu, beri selang beberapa waktu untuk dia menghirup udara terlebih dahulu!’ Rayyan terus mengingatkan diri sendiri.Rayyan tidak peduli jika orang yang pertama kali Evelyn disukai bukanlah dirinya. Dia juga tidak akan bersikap egois dengan meminta gadis itu untuk menyerahkan segalanya pada dirinya sekarang juga.Evelyn yang sedang berada dalam pelukan Rayyan, dia masih merasa bingung. Otaknya masih memikirkan ciuman itu, sementara jantungnya kembali berdetak lebih cepat. Kemudian dia mendongak perlahan..,“Kak Rayyan, jadi kamu setuju kalau aku mengejarmu?” Dia tiba-tiba langsung menutup mulutnya malu, karena tiba-tiba cegukan dan langsung
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

Bab 73. Perdebatan Mia dan Arka

Mia langsung memalingkan wajah ketika masuk ke dalam mobil, Ekspresi wajah yang ditunjukan oleh Mia cukup tergambar jelas jika saat ini ia menolak untuk bicara dengan Arka, dalam kebisuan itu kemudian Mia berpura-pura untuk tertidur saja.Arka memegang kemudi dengan satu tangan, sementara tangan yang lain mengeluarkan batang rokok dan menyalakan, sehingga mobil itu segera penuh dengan asap rokok dengan satu dua hembusan.Merasakan udara yang tercium di dalam mobil penuh dengan bau asap rokok, Mia menoleh dan berkata dengan nada yang sangat kesal,“Hei, apa kamu tidak bisa berhenti merokok barang sebentar saja? Apa kamu tidak melihat jika asap dari rokokmu itu, sudah memenuhi udara di mobil ini!”“Tidak!” Jawab Arka singkat dengan raut wajah yang terkesan menjengkelkan orang yang memandangnya.“Kalau begitu hentikan mobilnya, aku mau turun!” Tutur Mia yang kesal.Arka menatap dingin tanpa bicara seolah tidak mendengar ucapannya.Mia sangat marah, “Arka, apa kamu tidak bisa bersikap dew
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

Bab 74. Terserah, asal dia senang.

Evelyn memperhatikan ekspresi wajah Rayyan yang tampak kebingungan dengan pertanyaan darinya, ia mulai merasa jika saat ini Rayyan merasa heran akan sikapnya.Dengan percaya diri Evelyn mengangkat wajahnya sambil berkata, “Kamu,.. jangan pikir aku tidak ingat apapun karena mabuk. Aku ingat kok.”“Apa saja yang kamu ingat, coba ceritakan?” Rayyan merasa marah bercampur kesal,‘Awas saja, jika sampai kamu melupakan semua kejadian indah yang kita lalui semalam. Jika itu sampai terjadi maka aku akan memaksamu untuk melakukannya kembali,’Evelyn tersipu, dia mencengkram selimutnya erat-erat sebelum kemudian menjawab dengan malu-malu. “Semalam… ehm Kamu, kamu sudah menciumku kan?”Rayyan mengangkat alisnya, ‘Sepertinya dia masih mengingat semua yang terjadi sebelum ciuman itu, tapi dia melupakan semua hal yang terjadi setelahnya.’“Karena kamu menciumku, aku akan menganggap bahwa kamu setuju.”Evelyn mengumpulkan keberaniannya untuk mendongak dan menatap Rayyan dengan mata berkaca-kaca, “In
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

Bab 75. Rayyan selalu merasa Rindu

Evelyn dan rombongan akhirnya tiba di kota itu saat matahari terbenam. Karena ini bukan kota situs bersejarah yang terkenal, jadi tidak banyak pengunjung yang ada di sana. Sebagian besar toko bahkan sudah tutup.Dosen mereka memesan sebuah hotel kecil di kota. Kamarnya kecil dengan fasilitas yang tidak terlalu bagus.Saat pembagian kamar, para gadis sudah lebih dulu berunding untuk tinggal di kamar standar yang di dalamnya terdapat beberapa ranjang kecil. Sedangkan Evelyn lebih memilih tinggal di kamar single yang cukup untuk satu orang saja, karena kesehariannya di kampus dia tidak terlalu bergaul di kelas, oleh karena itu di kelasnya tidak punya teman dekat perempuan.Setelah merapikan beberapa barang, dia menerima pemberitahuan di grup jika semua orang diharuskan turun untuk makan malam.Setelah selesai makan malam, mereka langsung disuruh ke kamar masing-masing untuk istirahat lebih awal. Pihak hotel tidak menyediakan dispenser di dalam ruangan kamar, jadi tamu harus pergi ke meja
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 76. Panggilan Videonya Masih menyala

Terlebih lagi saat ia mengetahui Evelyn hanya sendiri di tempat yang seperti itu, dengan kondisi hotel yang dapat dikatakan tidak layak. Jika saja pekerjaannya di kantor sedang tidak banyak, dapat dipastikan jika ia akan datang ke tempat itu untuk menemaninya di sana. “Baiklah, kalau begitu aku mandi dulu sebentar ya, Kak!” Kemudian Evelyn meletakkan ponselnya di kotak tisu yang ada di meja samping tempat tidur. Dia mengambil handuk dan pakaian dalam miliknya, dari dalam koper kemudian melangkah pergi ke kamar mandi. Udara yang ada di tempat itu terasa sangat dingin, sehingga Evelyn merasa tidak terlalu nyaman jika berada lama-lama dikamar mandi. Evelyn mandi dengan cepat kemudian bergegas keluar dalam balutan handuk saja, karena buru-buru dia tadi sampai lupa untuk membawa piyama mandinya. Merasa tubuhnya sedikit menggigil karena kedinginan, ia buru-buru mengeluarkan piyamanya dari koper dan memakainya dengan cepat, lalu menggantung handuk di gantungan baju. Setelah itu ia
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

Bab 77. Evelyn bermimpi

Saat Rayyan sedang asyik melayang tinggi dalam lamunannya sambil tersenyum-senyum sendiri, tiba-tiba saja ia dikejutkan oleh kelakuan konyol Arka yang menendang pintu ruangan kantornya sampai terbuka.Arka berdecak saat melihat senyum penuh misteri yang tersirat di wajah Rayyan. “Heh, ngapain kamu malam-malam begini tersenyum cabul seperti itu? Apa kamu sedang horni?” Tuduh Arka seenaknya.Seketika senyum dibibir Rayyan langsung lenyap. Dia mengangkat kepala dan melirik Arka tajam. Ada ketidak sukaan dalam tatapan itu akan tetapi sejenak Kemudian dia berpikir, seandainya saja Arka tahu apa yang baru saja dia lihat, dapat dipastikan jika kakak iparnya yang menyebalkan itu sudah akan menikam dirinya dengan berlatih tajam.Kemudian Rayyan berkata dengan acuh tak acuh. “Kenapa kamu belum pulang?”Arka duduk bersandar di kursi dan melihat ke atas sambil menghela nafas berat, kemudian dia menurunkan pandanganya melirik ke kanan dan kekiri seperti sedang mencari sesuatu,“Hei, apa kamu itu s
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Bab 78. Dosen Ryan merasa kagum pada Evelyn

Sementara itu Dosen Ryan tampak sedang mengamati satu persatu mahasiswanya dengan raut wajah serius. Disaat mahasiswa yang lain sudah fokus mengerjakan tugas yang diberikan olehnya untuk melukis, dia melihat dua orang mahasiswa pria yang sedang asik mengobrol sambil menggoyang-goyang kaki.Dia kemudian menghampiri dengan raut wajah kesal lalu memukul kepala mereka.“Apa lagi yang sedang kalian perbincangkan? Buruan menggambar, lalu selesaikan tugas yang diberikan dengan baik!”“Maaf Pak Ryan, udara di sini terasa sangat dingin sepertinya tubuhku mulai mengigil,”“Betul itu pak, bagaimana kami bisa fokus untuk melukis dengan udara yang sedingin ini, biarkan kami bersantai sebentar ya pak,”Apa kalian tidak punya rasa malu ya? Coba kalian berdua lihat Evelyn, dia yang hanya seorang gadis saja tidak merasa kedinginan sama sekali. Sedangkan kalian seorang pria yang memiliki tubuh seperti ini, bisa kalah dengannya.”Pemuda itu melirik ke arah Evelyn sambil berkata, “Bagaimana kita bisa dib
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 79. Perhatian Dosen Ryan

Cahaya matahari senja mulai jatuh di ufuk barat, dosen Ryan dan para mahasiswa kembali ke hotel satu demi satu. Sedangkan Evelyn masih begitu asyik dengan lukisannya, hingga dia benar-benar tidak mendengar apa yang dikatakan orang-orang di sekitarnya.Karena terlalu asik melukis, ia tidak menyadari jika langit sudah mulai gelap dan angin dingin mulai terasa berhembus. Dia mulai kedinginan hingga membuatnya bersin. Bahkan saat ini jari-jarinya pun terasa sedikit membeku.Merasakan udara dingin yang menusuk, ia segera menggunakan mantelnya kemudian berjalan menuju sungai kecil yang ada di sana untuk mencuci kuasnya, setelah itu Evelyn berkemas untuk kembali ke hotel, sepanjang perjalanan menuju hotel Evelyn terlihat bersin-bersin.Setibanya di hotel, dia menemukan jika semua orang sudah makan, beberapa anak laki-laki sedang bermain kartu di lobi hotel, sementara para gadis berkumpul untuk menonton TV dan membicarakan tentang kosmetik atau drama TV mana yang menarik baru-baru ini.Evelyn
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 80. Sudah Menduga mimpinya akan jadi Nyata

Evelyn masih merasa pusing setelah minum obat, dia mengerutkan bibirnya. “Maaf sebelumnya pak Ryan, sepertinya aku ingin tidur sebentar. Aku pikir Bapak bisa kembali ke tempat melukis tadi, dan terima kasih untuk semuanya.”Evelyn merasa tidak enak hati karena sudah merepotkan orang untuk mengurus dirinya. Terlebih lagi dia merasa tidak nyaman jika seorang perempuan dan laki-laki berada dalam satu ruangan seperti ini.Sepertinya Dosen Ryan pun mengerti maksud dari ucapan Evelyn itu, dia bangun dari posisi duduknya.“Kalau begitu tidurlah. Hubungi aku kalau kamu membutuhkan sesuatu.”Evelyn menggangguk, kemudian dosen tampan itu berjalan ke arah pintu, meraih knop pintu dan menariknya. Namun tiba-tiba ia terkejut dan menyerngitkan keningnya.Evelyn yang saat ini terlihat meringkuk di dalam selimutnya sambil terbatuk-batuk, seketika langsung terduduk di atas tempat tidur dengan tangan yang tertumpuk di bibir. Mata jerihnya tampak memikirkan sesuatu.“Ya Tuhan, apa mungkin pintunya rusa
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more
PREV
1
...
678910
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status