Home / Romansa / Pengantin Pria Pengganti / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Pengantin Pria Pengganti : Chapter 101 - Chapter 110

152 Chapters

Bab 101. Evelyn benar-benar mencintai Rayyan

Setelah cukup lama mereka menikmati kemesraan yang ada, Evelyn mencoba untuk melepaskan diri.Dengan malu-malu ia berkata, ”kak Rayyan, mari kita turun ke bawah, sejak tadi aku sudah menyiapkan makanan istimewa untukmu,”Rayyan menganguk, kemudian keduanya berjalan menuju lantai bawah sambil bergandengan tangan.Di meja makan, Evelyn sudah menyalakan dua lilin agar suasana menjadi semakin romantis. Dia duduk di samping sambil menopang pipi dengan kedua tangannya.Dia terus menatap ke arah Rayyan dengan mata yang terlihat dipenuhi kebahagiaan, ia tersenyum dari waktu ke waktu ke arah Rayyan yang sedang makan.Rayyan menoleh dan melirik nya. “Kenapa kamu menatapku seperti itu?”Evelyn tersenyum malu-malu dan menjawab dengan suara lembut, “Memangnya tidak boleh, jika aku sedang mengagumi kekasih ku yang sangat tampan.”Rayyan sedikit menyerngit, kemudian dia tersenyum dan mencubit pipinya dengan ujung jarinya. “Jadi kamu menyukaiku karena aku tampan saja, ya?”Evelyn membantah, “Bukan se
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Bab 102. Bertemu Revan

Seketika Wajah Evelyn langsung berubah, saat ia melihat Revan berdiri di depan pintu kelas. Pria itu tampak murung dan kurang semangat, namun walau wajahnya terlihat seperti itu ia tetap menarik perhatian banyak mahasiswi yang ada di sana.Revan menyadari bahwa Evelyn tidak tersenyum padanya, tetapi dia tetap berusaha mendekatinya."Evelyn.”“Ada apa? Kenapa kamu mencari aku?" Tanya Evelyn dengan nada datar."Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, tapi sepertinya tidak enak jika kita bicara di sini. Bagaimana kalau kita ke cafe yang ada di belakang kampus ini saja, aku ingin mentraktirmu secangkir kopi?" Usul Revan, yang merasa tidak nyaman berdiri di sana sambil diawasi banyak orang.Evelyn melirik jam tangannya, masih ada setengah jam sebelum pelajaran dimulai. Dia tahu memang ada cafe di belakang sekolah,"Baiklah," Jawabnya singkat.Setelah meletakkan tasnya di dalam kelas, Evelyn dan Revan pergi ke cafe untuk berbicara lebih lanjut. Mereka berjalan beriringan, persis seperti orang
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Bab 103. Bahagia Diatas Derita Revan

Evelyn tersenyum smirk, tiba-tiba saja ia menyadari sejarah hitam saat dia menyukai Revan. Dia benar-benar merasa menyesal, bagaimana dulunya dia bisa menganggap jika orang seperti Revan itu adalah orang yang begitu berarti di dalam hidupnya."Semua yang kamu bilang itu dulu, kan? Berarti itu adalah dulu, dan sekarang ini aku sudah tidak menyukaimu. Atau lebih tepatnya Aku sama sekali tidak menyukaimu lagi, bahkan aku sangat membencimu!" Ucap Evelyn tegas.Revan merasakan hatinya begitu terasa nyeri, bahkan rasa itu seolah saja dengan cepat menyebar ke seluruh organ dalam tubuhnya. Sebetul nya ia ingin marah dengan semua sikap dingin Evelyn kepadanya, akan tetapi rasa itu ia abaikan dan lebih kepada rasa sedih mendengar kalimat yang diucapkan dengan begitu tenang. Ucapan yang mempertegas jika ia betul-betul sudah dilupakan oleh Evelyn"Revan, Anesa sudah dewasa dan dia harus bertanggung jawab atas semua perbuatannya. Baiklah jika tidak ada hal lain untuk dibahas lagi, aku akan kembali
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 104. Pergi ke mall

64Di Ujung gawai handphonenya Evelyn terlihat menggelengkan kepala. Setelah menghela nafas panjang untuk membuang rasa terkejut akan sikap kakaknya, Evelyn kemudian berkata,“Aku dengar, jika kakak telah memenangkan sebuah proyek besar pemerintah. Apa berita itu memang benar, kak?”“Hahaha...”Terdengar suara Arka tertawa.“Sudah pasti berita itu benar, bukankah kakakmu ini memang orang yang sangat hebat dan pintar, dan kamu harus mengakui semua itu bukan!” Tutur Arka yang terdengar semakin sombong.Evelyn sedikit mengangkat ujung bibirnya saat mendengar penuturan Arka, ‘Tidak diragukan lagi, pasti saat ini kak Arka sedang mengangkat wajahnya dan bertingkah konyol,’ Evelyn bisa membayangkan bagaimana ekspresi wajah kakaknya saat ini.Tidak apa lah jika dia harus bermanis-manis dan memuji-muji kakaknya terlebih dahulu. Demi untuk mendapatkan hadiah seperti yang ia harapkan dari kakaknya itu.“Kalau begitu aku ingin mengucapkan selamat pada Kakakku yang hebat dan pintar ini,” Tutur Eve
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Bab 105. Wulan Kagum pada Evelyn

Wulan menatap wajah gadis itu, ia sedikit merasa heran. Bukankah kepala Gadis itu sudah terbentur pada lantai, tetapi Gadis itu masih sempat mengkhawatirkan keadaan dirinya, bahkan saat ini gadis itu menuntunnya dengan hati-hati untuk menuruni tangga dan menarik kursi lalu menyuruhnya untuk duduk.Wulan merasa seakan-akan seperti sedang bermimpi, jika ia tadi hampir saja jatuh dan tergelincir dari atas tangga. Seandainya Gadis itu tidak tepat waktu menangkap tubuhnya dan menyelamatkannya. Dapat dipastikan jika saat ini ia sudah jatuh dan menggelinding sampai bawah. Atau mungkin saja kepalanya pasti akan cedera dan kaki atau tangannya pun pasti akan patah.Dia menunduk, melihat gadis itu berjongkok di hadapannya dan mengeluarkan minyak telon dari tasnya lalu mengurut pergelangan kakinya yang mulai terlihat sedikit bengkak.“Nenek, ini pasti sangat sakit ya? Aku akan mengurutnya sebentar untuk mengurangi bengkaknya.”“Eh, tidak perlu,” Wulan ingin mencegah, tetapi jari-jemari lentik dan
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 106. Rayyan Semakin Kagum

Kening pria paruh baya itu semakin mengkerut. Dia semakin merasa aneh saja dengan ekspresi dari Wulan, bukan ia kesakitan, mengeluh atau marah karena hampir terjatuh, akan tetapi bersikap sebaliknya sangat bahagia.“Kamu, terjatuh? Apa tidak ada yang sakit? Kenapa aku melihat kamu malah tersenyum bahagia?”“Itu masalahnya, Maka dari itu Mas Ega harus mendengar ceritaku.”Ega menutup laptop dan fokus pada cerita istrinya. Dia cukup penasaran apa yang membuat Istrinya bisa tersenyum seperti itu.“Aku diselamatkan oleh gadis kecil yang sangat imut dan cantik. Aku sampai seperti terbius dan ingin menjadikannya cucu menantu.” Wulan menceritakan dari awal dia terjatuh dan sampai gadis bernama Evelyn itu meninggalkannya.Ega menghela nafas, dia kemudian menyentuh lembut tangan istrinya penuh kasih sayang dan berkata dengan lembut. “Rayyan sudah mempunyai istri, tidak baik berharap seperti itu. Itu sama saja kamu berharap rumah tangga cucu kamu sendiri hancur. Kita hanya perlu menunggu waktu
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 107. Telpon Dari Nenek

Di samping rasa bangga yang ada di dalam hatinya, tersirat juga rasa sangat kesal. Biar bagaimanapun juga keselamatan Evelyn adalah nomor satu baginya.“Lain kali jangan gegabah. Boleh menolong orang, tetapi sesuai juga dengan kemampuan serta keselamatan. Jika sudah begini kan, kamu sendiri yang terluka dan aku paling tidak suka melihat kamu terluka walau sekecil apapun itu.”Evelyn tidak marah meskipun Rayyan sudah memarahinya, dia justru sangat senang. Itu tandanya Rayyan benar-benar peduli padanya.“Maaf, janji lain kali aku akan lebih hati-hati.” Evelyn berkata dengan suaranya yang manis dan tersenyum sambil mengangkat kedua jarinya.Rayyan tersenyum, dia kembali berdiri untuk menaruh kecupan lembut di kening Evelyn, “Kalau begitu, nanti siang kita pulang bersama. Aku akan merawat lukamu.”“Eh, aku rasa tidak perlu. Bukankah kak Rayyan, akhir-akhir ini sangat sibuk kan? Kemarin kakak sudah ada satu mingguan menjagaku di rumah dan sekarang akan kembali libur karena cedera sedikit i
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bab 108. Semakin Cinta

Setelah menerima telpon dari Neneknya, Evelyn terlihat seperti orang yang linglung. Saat ini hatinya benar-benar merasa tidak nyaman dan bingung. Dia mulai merasa khawatir dan tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya pada Rayyan dengan maksud dari permintaan yang diutarakan oleh Neneknya tadi itu.Selama ini, bukankah Rayyan sudah bersusah payah membantu dirinya untuk memberi hukuman pada Anesa, akan tetapi sekarang justru dia yang menginginkan agar Anesa dibebaskan dari tuntutan hukum yang akan menjerat gadis licik itu dipengadilan.Dia merasa seperti orang yang tidak tahu diri dan terkesan plin-plan. Lukisan yang awalnya tadi ingin dilukisnya, tiba-tiba menjadi tidak menarik lagi. Dia pun duduk di sofa yang berada di dalam ruangan studio miliknya itu, dengan posisi memeluk lututnya dan kepala tertunduk ke bawah bertumpu pada kakinya.Ketika Rayyan kembali, dia langsung bertanya kepada pelayan dan mencari keberadaan istrinya, Setelah kepala pelayan memberitahu dimana Evelyn berada,
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Bab 109. Siasat Rayyan

Ternyata yang sedang dihubungi oleh Rayyan di ujung gawai telepon adalah Robi, ia sepertinya baru saja pulang kerja, belum sempat bokongnya menyentuh sofa handphone yang berada di dalam sakunya terasa bergetar.Ia menatap layar handphonenya ternyata bosnya yang sedang menghubungi, “Tuan Rayyan, apa ada perintah?”“Tarik kasus Anesa dari pengadilan.” Terdengar suara Rayyan berkata dengan jelas tanpa berbasa-basi.Robi terkejut bukan main. Bagaimana mungkin Tuan Rayyan-nya tiba-tiba saja mendadak jadi berbaik hati pada orang yang telah mencelakai Nyonya?“Tuan, bukankah wanita itu sudah…”Belum sempat Robi meneruskan ucapannya, tiba-tiba saja suara Rayyan memotong, “Tarik kasus Anesa dari pengadilan dan selesaikan saja di luar pengadilan. Dia harus minta maaf, ditambah biaya kerugian mental sebesar 200 miliar. Sewa pengacara. Jika dia tidak bisa membayar denda, maka segera mungkin untuk membawa kasus ini ke pengadilan.”“Baik, Tuan.”Robi yang tadi sedikit terkejut sekarang kembali terk
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Bab 110. Terpesona

Keesokan harinya,Tepat di saat senja mulai menampakkan pesonanya di langit, Robi datang ke villa bunga mawar dengan beberapa orang. Mereka membawa beberapa kotak pakaian, sepatu dan juga aksesoris lainnya.Evelyn yang melihat orang-orang itu membawa pakaian yang tergantung, merasa kaget dia terbatuk ringan dan bertanya kepada Rayyan yang saat ini dengan santainya sedang menghirup kopi kesukaannya,“Kak Rayyan, Apa semua ini tidak terlalu berlebihan?”Rayyan mendongak dan menggeleng, lalu menatap dengan tenang, “Tidak, semua ini biasa saja. Ngomong-ngomong apa kamu ingin aku yang memilihnya?”“Eh, tidak perlu. Terima kasih. Aku bisa memilih sendiri kok.” Evelyn dengan sopan menolak kebaikannya.Desainer mulai memperkenalkan koleksi gaun yang dibawanya hari ini.“Gaun ini dirancang secara pribadi oleh desainer domestik terkenal. Desainnya sangat bagus dan cocok untuk Nyonya Miga. Jadi Nyonya tidak perlu khawatir sama sekali.”Evelyn mengangguk, gaun yang dikatakan oleh desainer itu me
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more
PREV
1
...
910111213
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status