Home / Romansa / Pengantin Pria Pengganti / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Pengantin Pria Pengganti : Chapter 121 - Chapter 130

152 Chapters

Bab 121. Percakapan Evelyn dan Amara

Evelyn kembali tersenyum kala melihat nomor baru dengan foto profil gadis kecil yang sebenarnya memiliki wajah sama imutnya dengan dirinya itu. “Halo, Amara?” sapa lembut Evelyn saat panggilan terhubung. Suara manis Evelyn menggelitik hati Amara, membuat dia tersenyum senang dengan suara ramah itu. Entah mengapa Amara merasa saat ini dirinya seperti sedang berhubungan dengan teman lama, yang sudah sangat lama tidak bertemu sapa. “Kakak ipar, aku tidak mengganggu waktumu, kan?” Amara bertanya. “Tentu saja tidak, aku malah senang kamu mau menelponku,” jawab Evelyn. Akhir-akhir ini saat Evelyn berada di villa bunga mawar ia juga merasa sedikit kesepian, terlebih lagi di saat Rayyan sedang pergi untuk bekerja. Saat ini Dia tidak lagi pergi ke kampus, bahkan Mia juga sedang berada di luar negeri. Beberapa hari terakhir ini ia hanya menghabiskan waktunya di dalam studio untuk melukis. Jadi, saat Amara mau menelponnya, dia merasa sangat senang. Begitu juga sebaliknya yang diras
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bab 122. Arka binggung

Amara masih menatap kontak yang telah diberinya nama Kak Arka dalam memori handphone miliknya itu. Sejenak dia merasa ragu, apa yang akan dia lakukan setelah mendapatkan nomor kontak itu?"Apa aku harus menelepon atau bagaimana ya?" Amara terus mempertimbangkan pikirannya.Tidak etis rasanya kalau dia tiba-tiba melakukan panggilan suara atau panggilan video, kan? Apalagi Kontaknya saja sudah pasti adalah nomor baru di sana.Setelah memikirkan berulang kali, Amara akhirnya mengirim pesan chat saja.Arka saat ini sedang ada di kantor, dia sedang sibuk berkutat dengan tumpukan berkas dari dua departemen yang saat ini menjadi tanggung jawabnya. Satu dokumen dari perusahaan ini, dan satu lagi adalah milik proyek pemerintah yang baru saja ia menangkan kemarin.Banyaknya pekerjaan membuat dia tidak menghiraukan notifikasi pesan yang muncul di ponselnya. Dia hanya melirik sekilas saat melihat benda pipi canggih itu bergetar. Karena banyaknya pesan dari beberapa rekan kerja, ditambah lagi obro
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 123. Permintaan Amara

Tidak lama kemudian pesan dari Amara kembali masuk ke nomor WhatsApp miliknya, Arka kembali mengulir benda pipi itu.[Kak Arka, jadi bagaimana?]Setelah membaca pesan singkat Amara, ia langsung menoleh kepada karyawan pria itu,"Sudah, sana! Nanti aku akan pergi menemuinya."Karyawan itu Kemudian mengangguk lalu ia berjalan meninggalkan ruangan itu.Setelah karyawan itu pergi, Arka langsung membalas pesan Amara, [Nanti kita bicarakan lagi. Saat ini kakakmu sedang memanggilku untuk keruangannya, sebentar ya, Nona.]Arka menghela nafas resah, kemudian melangkah menuju ruangan Rayan.Biasanya, Arka berjalan dengan angkuh dan akan berdiri congkak di depan Rayyan. Namun kali ini, dia merasa berbeda dari beberapa menit lalu. Kakinya terasa lemas dan lunglai saat melangkah memasuki ruangan Rayyan. Bahkan, dia tidak menatap dengan tegas ketika Rayyan menatapnya."Kamu kenapa?" tanya Rayyan yang menangkap keanehan dari raut wajah Arka yang biasanya terlihat tegas dan sombong."Kenapa apanya?"
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Bab 124. Kesepakatan Dengan Nenek

Saat sudah sampai di ruangannya, Arka kembali dibuat linglung ketika memikirkan balasan apa yang akan diketiknya untuk Amara.Dia mengambil jeda nafas beberapa saat, kemudian mengetik balasan meskipun dengan ragu-ragu.[Bagaimana jika makan bersamanya kapan-kapan saja, sepertinya aku masih terlalu sibuk.] Terpaksa dia membalas demikian.Baru saja pesannya terkirim, Amara di sana terlihat sudah langsung mengetik balasan. Dia mengirim begitu banyak emot orang menangis.[Padahal aku hanya minta untuk mentraktirmu makan satu kali saja, aku juga bisa menunggu mau jam berapa pun itu.]Ya Tuhan! Arka kembali bingung untuk membalas apalagi. Kemudian dia terpaksa kembali mengetik balasan,[Nona Amara, kamu kan baru saja sembuh, baru juga pulang dari rumah sakit, jadi kamu tidak boleh keluar dulu.][Aku sudah baik kok. Lagian kalau aku di dalam rumah seperti ini, aku malah kurang baik Aku baru saja diperbolehkan keluar, masa iya sekarang aku harus dikurung lagi?]Belum sempat Arka membalas pesa
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 125. Sama-sama Salah Tingkah

Sampai di restoran yang ia tuju, Arka langsung memarkirkan mobilnya dan meloncat untuk turun. Begitu dia melangkah satu langkah, dia melihat seorang gadis imut yang sedang berdiri bersandar di sebuah mobil berwarna merah. Gadis itu terlihat sedang sibuk mengotak-atik ponselnya.Begitu Gadis itu menoleh ke arahnya, Arka tercengang. Belum sempat dia berkata apapun, suara Gadis itu sudah terdengar riang sambil berlari kecil menghampirinya.“Kak Arka.. Aku pikir kamu tidak jadi menemuiku. Aku sudah hampir satu jam menunggumu di sini."Astaga! Arka benar-benar merasa bersalah sudah membuat Amara menunggunya selama itu. Jantungnya tiba-tiba berdebar tak karuan ketika melihat wajah Gadis itu dengan jelas berada di hadapannya.Seketika itu juga, pesona kecantikan adik kesayangannya Evelyn yang menurutnya adalah gadis paling cantik di dunia, tersingkirkan dari pikirannya.‘Rupanya, ada juga gadis yang menandingi kecantikan adikku.’ Arka memejamkan matanya dan menggelengkan kepalanya. ‘Arka, ka
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Bab 126. Adegan tidak terduga

Sumpah demi apapun, dalam hatinya Arka mengakui jika baru kali ini dia merasa seperti seorang pengecut sepanjang dia merasakan hidup di dunia ini. Padahal selama ini tidak ada satu orang pun yang bisa membuat, seorang Arka Limanto bisa tertunduk dan menjadi salah tingkah seperti ini.Meskipun dengan susah payah dia menahan diri, entah dari perasaan apa yang tidak jelas saat ini sedang merundung hatinya itu, yang pasti ia betul-betul menjadi salah tingkah.Akhirnya makan malam pun berakhir. Dua orang ini sama-sama merasa suasana hatinya yang mendadak menjadi tidak jelas. Tetapi berbeda cara untuk mengartikan waktu yang saat ini berjalan.Disatu sisi Arka merasa waktu yang ada seakan-akan berjalan ditempat, detik demi detik yang berputar begitu lambat seperti menyiksanya bertahun-tahun lamanya.Sedangkan Amara justru merasa hal berbeda dan sebaliknya, ia merasa waktu benar-benar terasa cepat untuk berputar. Perasaan baru saja dia duduk bersama Arka, akan tetapi tanpa ia rasa makan malam
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 127. Debaran Aneh

Karena takut terjatuh, kedua tangan Amara pun secara alami dalam gerak cepat langsung merengkuh leher Arka. Tanpa sengaja dalam keadaan itu bibir mungil Amara menempel pada pipi Arka saat wajah mereka bersentuhan dengan kejadian itu..Tubuh Arka seketika bergetar, sepanjang umurnya baru kali ini wajah tampannya tersentuh oleh bibir seorang wanita dan sialnya wanita ini adalah Nona Amara, seseorang yang diibaratkan bagaikan seorang putri yang harus dijaga dan dihormati oleh dirinya.Amara yang sudah berdiri tegak, dengan salah tingkah langsung melepaskan rengkuhan tangannya dan bergeser dua langkah untuk menjauh dari Arka.“Ma.. Maaf, itu tadi aku tidak sengaja.” Dia sadar jika tadi tanpa sengaja dia yang mencium Arka.Jujur saja saat ini Amara merasa benar-benar sangat malu bahkan juga merasa bersalah. Apalagi adegan mereka yang terjadi tepat di depan pintu restoran, menjadi tontonan beberapa tamu restoran lain yang ada di tempat itu.Arka juga tidak tahu harus berkata apa. Awalnya ia
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Bab 128. Perubahan sikap Arka

Pagi hari, Arka bangun dari tidurnya. Begitu membuka mata hal pertama yang ingin dilihatnya adalah benda pipih yang ada di samping tubuhnya. Ia melihat begitu banyak pesan chat masuk di dalam ponselnya. Dengan cepat ia langsung memeriksa. Tapi kemudian dia mendesah kecewa. Dari sekian banyak pesan yang masuk, ternyata tidak ada satupun yang dari Nona Amara.Entah kenapa tiba-tiba dia begitu berharap jika Nona Amara akan mengiriminya pesan. Meskipun itu hanya kata-kata ucapan selamat pagi saja.Arka mengangkat kedua alisnya, benar-benar merasa aneh dengan dirinya.“Apa yang aku pikirkan? Dasar gila!”Baru saja dia meletakkan ponselnya kembali terdengar notif pesan masuk di handphonenya,Ting!Ada satu pesan lagi yang masuk. Arka malas untuk melihat, karena dia berpikir jika itu pasti hanya pesan dari anak-anak grup saja.Tapi ketika hatinya merasa penasaran kemudian ia sedikit melirik, senyumnya merekah, siapa yang menyangka jika itu adalah pesan dari Amara. Dia langsung menyambar kemb
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Bab 129. Arka binggung dengan sikapnya

Beberapa gadis karyawan di kantor itu sampai terpesona melihatnya.Biasanya saat melihat Arka datang, mereka pasti akan langsung melengos dan membuang muka.Bahkan sebagian akan berkata dengan pelan, “Tuh manajer Arka yang jahat! Baru datang males lihat wajahnya!”Akan tetapi pagi ini suasana kantor menjadi berbeda, Arka melihat sekeliling jika orang-orang sekitar sedang melempar tatapan aneh padanya. Ada perasaan kesal yang tiba-tiba saja menyergap hatinya.Dia menyerngitkan alisnya. “Apa yang kalian lihat hah! Minta dicongkel matanya ya?” tuturnya kesal.Arka yang beberapa menit lalu sejenak berubah menjadi seorang pangeran yang penuh wibawa, kini dalam hitungan menit berikutnya sudah pada mode awal setelan dari pabrik, kembali pada asal wataknya yaitu pria arogan.Senyum takjub yang tadi sempat mengembang pada bibir gadis-gadis yang ada di kantornya, kini mendadak langsung berubah menjadi senyum kecut.“Dasar manajer Arka menyebalkan! Baru saja terlihat baik, eh setannya sudah kemb
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 130. Perubahan sikap Amara

Andai saja bisa diungkapkan debaran jantung Arka yang bergemuruh itu pasti akan terasa cenat-cenut, Cenat-cenut… Begitu irama dan rasa debarannya.Arka sendiri merasa heran, tidak tahu saat ini apa yang sedang terjadi pada dirinya, atau jangan-jangan dia sedang menderita penyakit tipe langka yang sulit untuk dijelaskan.[Terima kasih ya kak Arka. Kak Arka ini benar-benar sangat baik deh.]Terang saja Pujian Amara itu mendadak membuat tubuh Arka tiba-tiba menjadi ringan. Seakan-akan ia hampir melayang terbang menembus plafon ruang kantornya.Arka hanya mengangguk, kemudian dia berkata dengan lembut, [Baiklah, sekarang lebih baik Nona Amara istirahat dulu, aku tutup panggilannya ya?][Tidak mau. Aku belum puas melihatmu. Bagaimana jika Kak Arka, taruh saja ponselnya. Arahkan ponsel itu menghadap kakak. Jadi aku bisa melihatmu dari sini.]‘Astaga! Ini anak semakin aneh saja keinginannya!’ batinnya sambil kedua mata Arka melotot.Mana bisa seperti itu? Waktu santai begini saja, dia tidak
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more
PREV
1
...
111213141516
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status