Home / Romansa / Pengantin Pria Pengganti / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Pengantin Pria Pengganti : Chapter 111 - Chapter 120

152 Chapters

Bab 111. Bertemu Dengan Amara

Tidak ingin sampai terjadi kesalahpahaman, Evelyn kemudian bersuara.“Tentu saja dia ingin membelikan apa saja yang aku inginkan, akan tetapi aku sengaja menolaknya. Apalagi setelah mendengar ada undian ini, aku sengaja ingin menguji keberuntunganku. Lagian juga aku berpikir, jika aku ikut merasakan sensasi jantung yang berdebar serta berharap dalam doa untuk mendapatkan undian itu hal yang sangat istimewa bukan?”Dian merasa begitu kagum akan sikap Evelyn, “Untuk hal itu pastinya tidak diragukan lagi, bahkan jika Nyonya Miga menginginkan bulan di langit sekalipun, aku rasa hal yang wajar dan itu tidak akan berlebihan. Karena Tuan Rayyan pasti akan mengabulkan. Aku pikir betul sekali apa yang Nyonya Miga katakan, ada kesenangan tersendiri saat panitia mulai mengocok nomor undian, dan berdoa dalam hati nomor undian milik siapa yang akan keluar dan mendapatkan sebuah hadiah,” Evelyn hanya tertawa kecil menanggapi ucapan Dian. “Betul itu, kalau begitu mari kita sama-sama berdoa,”Keduan
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bab 112. Pesta Tahunan perusahaan

Amara tersenyum menatap Evelyn, yang saat ini terlihat sedikit bingung.“Oh ya, aku pikir kak Evelyn tidak perlu memasukan kata-kata kedua wanita tadi di dalam hati, kakak tidak perlu khawatir jika perlu nanti aku akan menyuruh kak Rayyan untuk memecat mereka.”“Eh, jangan! Tidak perlu seperti itu. Aku pikir mereka berbicara seperti tadi hanya karena mereka belum tahu saja. Kasihan jika dipecat, mereka akan kehilangan pekerjaan.”“Mereka itu tidak tahu malu, bisa-bisanya membicarakan kakak dan kakak iparku di belakangnya.”“Sudah tidak apa-apa, aku tidak mengambil hati.”“Ehm, kakak ipar, kira-kira kapan kamu akan datang ke rumah kami dan berkenalan dengan keluarga besar kami? Mereka semua sangat penasaran lho... Terkadang aku juga merasa heran mengapa Rayyan belum mau memperkenalkan kakak ipar dengan keluarga besar kami. Jujur saja ya kak, kami itu sering pusing dengan sikap aneh kak Rayyan ini,”Evelyn terdiam, dia juga tidak tahu kenapa Rayyan belum juga mengenalkan dirinya dengan
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 113. Amara Mengalami Kecelakaan

Rayyan mengangguk. Dia kemudian menoleh ke belakang untuk memastikan jika Amara memang datang bersama sopirnya yang bernama Yuda.Mereka kembali duduk setelah Rayyan betul-betul yakin jika Amara sudah pulang bersama sopirnya.Evelyn kemudian melirik Rayyan, “Kenapa kamu sangat mengekang nya?”Rayyan menoleh, dia mengerti apa yang dimaksud oleh Evelyn. Mungkin saja tadi Amara sudah sedikit bercerita padanya.Rayyan menarik nafas, “Sejak kecil Amara sudah sakit-sakitan karena sebuah kecelakaan yang menimpanya saat bayi. Jadi kami semua benar-benar harus memperlakukannya dengan hati-hati. Aku sering mengkhawatirkannya jika dia di luar. Apalagi Ibunya?”‘Ibunya? Evelyn tertegun beberapa saat. Tadi Amara juga sempat menyebut kata, Ibuku dan Ibumu, apa mereka berdua itu bukan saudara kandung?’ batin Evelyn.“Kak Rayyan, apa kamu dan Amara..,”Belum sempat Evelyn bertanya, Rayyan sudah menjelaskan. “Amara itu adalah anak dari bibiku. Ibuku hanya memiliki aku saja sedangkan bibi ku hanya memi
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Bab 114. Arka Betul-betul Merasa Khawatir

Rayyan terperanjat saat mendengar ucapan Arka. Instingnya mengatakan jika Arka bukan sedang bercanda atau menggerjai dirinya. Meskipun Arka dikenal sebagai orang yang suka usil dan iseng, akan tetapi Rayyan yakin bahwa saat ini Arka tidak dalam keadaan bercanda dalam hal seperti ini.Rayyan memegang erat ponselnya di telinga, menahan debaran jantungnya."Kamu bilang apa?" tanya Rayyan, nadanya gemetaran karena khawatir.Arka juga berbicara dengan nada panik dan gugup,” aku juga tidak mengerti, tapi aku menemukan mobil adikmu di persimpangan jalan, menabrak tiang listrik! Sopirnya terluka parah! Dan mobilnya meledak! Cepatlah kesini! Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan!"Nada bicara Arka yang terdengar seperti itu membuat hati Rayyan seperti ditimpa batu yang cukup besar. Ia merasa panik dan sangat khawatir.Ponsel di tangannya hampir saja terjatuh, apalagi ketika Rayyan mengingat jika Amara memang baru saja pulang beberapa menit yang lalu. Wajah Rayyan menjadi pucat, napasnya se
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Bab 115. Rayyan juga merasa cemas

Arka masuk dengan ragu-ragu ke dalam ruangan di mana Amara telah dipindahkan ke ruangan rawat. Dia melihat gadis kecil itu baru selesai dipasang infus oleh dokter yang masih ada di dalam ruangan.Dokter itu berkata, “Tuan, nona ini katanya ingin bicara dengan Anda. Silahkan.”Sebelum melangkah mendekat Arka bertanya dahulu, “Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja?”“Nona ini hanya mengalami luka ringan di kepalanya. Selain itu, tidak ada luka yang serius. Tadi dia mungkin hanya terkejut sehingga menyebabkan dia jatuh pingsan.”Arka merasa sedikit lega, tapi dia masih khawatir kemudian dengan perlahan dia mendekati Amara.Wajah gadis kecil itu sangat pucat dan bibirnya terlihat sedikit kering. Melihat semua itu matanya yang jernih menitikkan air mata, Arka merasa kasihan.“Nona Amara. Bagaimana keadaanmu? Apa ada yang sakit?”Amara menatapnya, dia menggeleng perlahan. “Kakak mengenal namaku?”Arka mengangguk, “Namaku Arka, aku teman kakakmu. Tentu saja aku mengenalmu.”Selama ini
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 116. Getaran aneh tiba-tiba menyerang hatinya

Setelah Arka pergi, Rayyan kembali menemui Amara. Hatinya sedih melihat adiknya kembali terbaring di atas ranjang rumah sakit, semua ini seakan-akan saja mengingatkannya pada masa lalu ketika Amara pernah terbaring seperti itu selama beberapa bulan.Melihat Rayyan masuk, Amara bermaksud ingin bangun, tetapi buru-buru bahunya ditekan lembut oleh Rayyan. "Jangan banyak bergerak, kamu masih terluka," pesan Rayyan.Amara meraba keningnya, "Ini hanya luka kecil, Kak. Lihatlah ini sudah tidak sakit lagi." Amara membantah."Memang ini luka kecil, tapi mungkin tadi itu luka ini sudah mengeluarkan banyak darah. Kakak yakin saat ini kamu pasti kekurangan darah." Rayyan lalu menarik kursi dan duduk di samping ranjang Amara.Dia menatap Amara dengan tatapan lembut dan penuh kasih sayang, namun ada rasa kecewa dalam hatinya."Lain kali, jangan pernah ulangi lagi, pergi tanpa izin orang tua atau kakak. Coba pikirkan kalau tadi itu sempat terjadi sesuatu, siapa yang bisa disalahkan? Apa kamu tidak k
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 117. pertanyaan Amara

Rayyan yang merasa penasaran, dengan apa yang sedang dipikirkan oleh adiknya itu kemudian bersuara sambil menggerakkan tangannya persis di depan wajah Amara.“Hei, apa yang sedang kamu pikirkan? Kakak lihat ekspresi wajah kamu terlihat begitu bahagia, padahal kamu itu baru saja mengalami kecelakaan yang hampir saja merenggut nyawa, tetapi kenapa malah tersenyum?" Tanya Rayyan seperti mencurigai sesuatu.Seketika saja Amara menjadi salah tingkah dan terlihat gugup tanpa alasan yang jelas."Tidak, aku.. aku hanya merasa sangat bersyukur sekali karena aku bisa selamat. Aku benar-benar tidak bisa membayangkan jika hal buruk terjadi dan terpaksa harus meninggalkan mama dan juga nenek. Mereka pasti akan sangat sedih kalau sampai terjadi apa-apa padaku."Rayyan kemudian menepuk lembut kepalanya, "Sebab itu, lain kali kamu harus hati-hati. Untuk kedepannya kamu tidak boleh pergi tanpa izin dariku ataupun dari mamamu."Amara tersenyum kecut, sebenarnya selama ini dia benar-benar sudah bosan di
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab 118. Arka dan Amara sama-sama Tersenyum

Sementara itu, Arka meninggalkan hotel dengan membawa perasaan hampa. Entah kenapa ia merasa malam pesta yang dihadiri nya hanya beberapa menit itu, sama sekali tidak memberi kesan di hatinya.Padahal, pesta tahunan ini adalah salah satu acara yang sangat ditunggu olehnya selama ini, rencana awalnya di saat pesta ini digelar ia akan memamerkan hasil kinerjanya. Akan tetapi di saat waktunya sudah tiba seperti ini, dia merasa jika malam ini sama dengan malam-malam biasanya tidak ada yang istimewa sama sekali.Dia masuk ke dalam mobil sportnya dan langsung bergegas pergi, untuk pulang ke rumah. Sepanjang perjalanan, pikirannya terpatri pada wajah mungil Amara.Selama ini dia hanya mendengar nama Amara serta cerita kehidupan gadis itu hanya dari Rayyan saja, walau beberapa kali ia sempat melihatnya, itu pun dari jauh.Dia belum pernah melihat wajah Gadis itu dari dekat, dan malam ini dia benar-benar melihat adik sahabatnya itu dengan jelas, bahkan juga ia sempat menggendong tubuhnya."Ter
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 119. Rayyan tak pandai berbohong

Bagi Rayyan Kakeknya ini sangat luar biasa bahkan setiap gerak-geriknya pun dia bisa tahu. Ibaratnya kakek ini sudah seperti malaikat yang mempunyai 1000 mata bagi Rayyan.Pada akhirnya, di depan kakeknya Rayyan tidak bisa menyembunyikan sesuatu lagi.Setelah dia memastikan tidak ada orang lain yang mendengar pembicaraan mereka, dia pun mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada Amara.Ega bukan hanya menebak, tetapi orangnya telah mendapatkan berita ini sejak semalam, bahkan dia sudah tahu kabar ini sebelum mereka turun dari mobil tadi.“Kakek tenang saja. Aku akan segera mengutus orang untuk menyelidiki.”“Tidak perlu.” Ega memotong pembicaraan Rayyan, “Kakek sudah menyuruh orang kepercayaannya kakek untuk melakukannya. Kamu, tetaplah fokus pada tanggung jawabmu saja.”Rayyan mengangguk, meskipun kakeknya ini sudah tua, tetapi ia sangat-sangat bisa diandalkan. Dia tidak akan mungkin ragu dengan orang-orang spesial milik kakeknya yang keberadaannya sangat misterius.Tidak ada yang m
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 120. Amara ingin dekat dengan Evelyn

Rayyan tahu jika gadis yang sangat dicintainya ini tidak gampang untuk dibohongi. Sejenak ia mulai berpikir untuk mencari alasan yang cukup masuk akal supaya bisa diterima oleh Evelyn. Dia menarik nafas, “Semalam itu aku panik, karena takut kakakmu nantinya tidak bisa menahan diri dan membuat keributan. Jika Ia sampai melakukan kesalahan-kesalahan mau tidak mau pastinya akan menyeret nama baikku dan perusahaan juga. Jadi aku buru-buru datang untuk menyelamatkannya dari kekacauan. Kamu seperti tidak tahu saja bagaimana sifat kakakmu itu.” Evelyn menunduk, dia benar-benar malu jika teringat tingkah laku kakaknya yang memang benar-benar sangat menyebalkan. Akhirnya dia percaya dengan ucapan Rayyan kemudian dia mengangguk. “Ayo, kalau begitu kita masuk. Kak Rayyan pasti mau mandi kan, sebelum berangkat ke kantor?” “Tentu saja, aku pulang memang untuk mandi.” “Eh,” Sebelum melangkah, Evelyn teringat sesuatu. Dia kembali berbalik dan bertanya pada Rayyan. “Semalam kak Rayyan menginap di
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status