Namun, Keisha tak mendengarkan. Matanya berkilat marah, dan tangannya tetap mencengkeram rambut Savanah. "Tidak seperti yang kupikirkan? Aku melihat semuanya, Damian! Kau berlutut di hadapannya, kau—"Savanah mencoba menarik napas di tengah rasa sakit pada kakinya, namun juga amarah. "Lepaskan, Keisha! Ini bukan urusanmu!""Ini sakit!"Damian meraih tangan Keisha, mencoba menenangkan kekasihnya yang terbakar emosi. “Keisha, dengarkan aku! Savanah terluka, aku hanya membantu!”Keisha menatap Damian dengan penuh kemarahan dan kekecewaan, matanya yang berapi-api kini mulai basah. “Membantu? Apa kau pikir aku bodoh, Damian?""Katakan? Mengapa kalian berdua bisa berada di sini? Ini ruang pekerja. Aku tahu, jalang ini pasti menggodamu, bukan?" Keisha menarik rambut Savanah lebih keras."Lepaskan, ini sakit!" pekik Savanah dengan kelopak mata yang sudah penuh."Lepaskan dia, Keisha!" Damian meninggikan suaranya.Mendengar itu, Keisha menghempaskan tangannya dengan kasar sehingga Savanah terb
Last Updated : 2024-10-08 Read more