Beranda / Romansa / Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara / Bab 48. Tidak ada yang perlu diceritakan

Share

Bab 48. Tidak ada yang perlu diceritakan

Penulis: Runayanti
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-11 09:08:42

Saat Damian membalikkan tubuhnya untuk mengambil handuk, Savanah juga melihat luka baru di punggungnya, bekas cakaran yang ia buat sendiri dalam kehebohan emosi mereka barusan.

Bekas itu tampak merah dan segar di antara tetesan air yang mengalir di kulit Damian.

Savanah menggigit bibirnya, perasaan bersalah mulai mengalir di dalam dirinya. "Damian..." suaranya pelan, hampir tak terdengar di antara suara air yang jatuh.

"Apa yang terjadi denganmu?" tanyanya, menunjuk ke arah bekas luka di pundaknya.

Damian terdiam sesaat, seolah menimbang jawabannya, lalu menghela napas panjang.

"Itu karena aku memaksa Keisha untuk...," katanya dengan nada datar.

"Diamlah, itu sesuatu yang tidak perlu kau khawatirkan."

Namun, Savanah tahu ada lebih dari sekadar luka fisik di balik cerita itu.

Damian menatap Savanah sekilas, lalu kembali menikmati air dingin yang membasahi tubuhnya.

Menyadari Damian yang mulai sadar dari mabuknya, Savanah

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 49. Tidak sengaja!

    Savanah terdiam, menatap Damian dengan mata yang berkaca-kaca. Dia tahu ada sesuatu yang menyakitkan di balik kalung itu, di balik luka-luka yang tersembunyi dan semua amarah yang meledak tak terkendali. Tapi dia juga tahu bahwa tanpa keinginan dari Damian sendiri, tak ada yang bisa dia lakukan untuk mengubah itu."Baik," jawab Savanah akhirnya, menahan rasa sakit di dalam dirinya. "Kalau itu yang kau mau."Damian, dengan gerakan yang kaku dan tanpa banyak bicara, segera melangkah lalu membuka lemari, mengeluarkan kemeja tidur dan memakainya.Savanah hanya memerhatikan dalam diam, perasaan terluka semakin dalam ketika melihat jarak emosional yang tak lagi bisa disangkal di antara mereka."Aku akan tidur di kamar tamu," ucap Damian, tanpa menatap Savanah, suaranya datar, dingin, seolah perbincangan tadi tak pernah terjadi. Langkahnya segera beranjak menuju pintu, tanpa menunggu jawaban darinya.Savanah terdiam, hatinya serasa tertusuk. Kata-kata Dam

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 50. Diam dan Tidur!

    Savanah yang sedang duduk di sudut tempat tidur menatapnya dengan bingung, hendak bertanya apa yang terjadi. Namun sebelum ia sempat mengucapkan sepatah kata, Damian sudah menyela."Diam dan tidur!" katanya tegas, suaranya tajam.Mata Savanah melebar, terkejut dengan nada bicaranya yang penuh emosi. Damian melemparkan bantal itu ke tempat tidur lalu duduk di tepi ranjang, wajahnya jelas menunjukkan kemarahan yang tak bisa ia tahan.Savanah berusaha menenangkan suasana. "Damian, kenapa kamu kembali?"Damian mendengus frustrasi, memotong pertanyaan itu dengan cepat. "Aku tidak akan masuk kembali ke kamar ini kalau bukan karena si tua Jason tiba-tiba keluar dari kamarnya!"Ia mengucapkan nama Jason dengan nada penuh kebencian, menekankan setiap kata dengan geram. "Apa sih masalah si tua itu? Berkeliaran malam-malam seperti hantu!"Damian menghempaskan pantatnya dengan kasar di atas ranjang, suaranya bergema di seluruh ruangan. Ia langsung berba

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 51. Kecemasan

    Damian berangkat kerja duluan tanpa sarapan, dengan alasan ada rapat penting yang menunggunya. Padahal dia tidak ingin bertemu dengan Savanah di meja makan yang sama apalagi sang ayah yang hanya bisa menganggunya dengan istilah "malam pertama".Savanah memutuskan untuk mengambil satu hari cuti dari semua kesibukan. Kakinya masih terasa nyeri.Dia memutuskan untuk mematikan ponselnya, berharap bisa mendapatkan ketenangan tanpa gangguan. Baginya, ini adalah hari yang sempurna untuk benar-benar beristirahat.Sementara itu, Roni mencoba menghubunginya berkali-kali. Setelah beberapa kali panggilan tak terhubung, perasaannya mulai tak enak. Pikiran buruk mulai merayap ke kepalanya. “Kenapa ponselnya mati? Apa yang terjadi? Apakah Damian masih juga menekannya?"Dengan cepat, Roni membuat keputusan impulsif: dia akan pergi mencarinya. Dia tahu kaki Savanah masih sakit dan kemungkinan terbesar adalah kakinya mulai bermasalah dan Damian, sudah pasti tidak ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 52. Damian yang urus!

    Setiap panggilan tak terjawab, setiap pesan yang terkirim tanpa balasan, hanya memperburuk situasi. Seperti badai yang mendekat, ketenangan di rumah pun hilang saat para kolektor dari pinjaman online mulai mendatangi kos-kosan Savanah, mencari wanita muda itu yang tak juga bisa ditemukan."Kenapa dia tidak menjawab teleponnya?" Ibu Savanah bergumam gusar, menatap ponselnya dengan tatapan penuh khawatir."Dia berjanji membayar dan ini sudah dua hari, bukan? Tetapi dia malah mematikan ponselnya. Jangan katakan dia mencoba melarikan diri?" para pengejar hutang itu tersenyum penuh misteri karena tindakan mereka mungkin akan melebihi penagihan apabila peminjam melarikan diri.Tak sanggup menahan kepanikan lebih lama, Ibu Savanah akhirnya memutuskan untuk mencari bantuan dari seseorang yang ia tahu bisa diandalkan—Jason Pangestu, Ayah mertuanya Savanah. Ia segera menekan nomor Jason dengan hati yang berdebar.Di kantor, Jason sedang dalam rapat penting de

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 53. Pindah rumah

    Pertarungan meledak begitu cepat. Damian berusaha menghindari pukulan sambil membalas serangan. Namun, dia juga mengalami beberapa luka pada wajahnya yang tampan.Pria bertato itu bertubuh besar, tapi Damian punya kecepatan dan keterampilan.Tinju mereka beradu, suara desahan dan teriakan memenuhi udara. Sementara itu, pria yang satunya, lebih kurus dan licik, mencoba memutar dari belakang Damian, hendak menyerangnya dari sudut buta.Namun Damian sudah mengantisipasinya. Dengan gerakan sigap, dia menendang pria kurus itu tepat di perutnya, membuatnya terjatuh ke tanah dengan erangan keras."Jangan main-main denganku!" Damian menggeram, menatap mereka berdua dengan mata penuh kemarahan."Aku tidak peduli berapa banyak hutang yang kalian kejar. Kalau kalian menyentuh Ibu Savanah lagi, kalian akan menyesal."Pria bertato yang mulai sadar bahwa ini bukan pertarungan yang mudah, mundur sambil meludah ke tanah. "Ini belum selesai, bocah. Kamu piki

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 54. Teman baik.

    Setelah perjalanan yang terasa begitu panjang, Damian dan Suzie Brown akhirnya tiba di rumah kecil yang terletak di pinggiran kota Jakarta.Ketika Ibu Savanah keluar dari mobil, ia terkejut melihat rumah yang ternyata jauh lebih bagus dari yang ia bayangkan.Meski tidak terlalu besar, rumah itu terlihat nyaman, bersih, dan terawat dengan baik. Taman kecil di depan rumah menambah kesan hangat dan damai, sesuatu yang sangat dibutuhkan setelah hari yang begitu penuh tekanan.“Damian... ini... rumahnya terlihat sangat bagus,” kata Suzie dengan nada ragu.“Tapi... aku segan harus tinggal di sini. Rasanya terlalu banyak merepotkanmu.”Damian yang sedang mengambil tas dari bagasi, tersenyum sambil menggeleng.“Bu, nggak usah segan. Saya beli rumah ini memang untuk Savanah. Jadi, nggak ada yang perlu dikhawatirkan. Ini juga untuk Ibu, biar Ibu bisa tenang.”Mendengar kata-kata Damian, Ibu Savanah terdiam se

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 55. Salah besar

    Roni tertawa kecil, tapi kali ini dengan nada puas. "Akhirnya! Saatnya kita bergerak. Aku udah tunggu lama merindukan momen ini. Menghajar seseorang bersamamu! Tenang aja, Bro, aku siap. Kasih tahu tempatnya dan aku bakal datang sekarang juga. Biar orang-orang itu tahu mereka nggak bisa main-main sama Savanah, apalagi sama kita."Damian merasa sedikit lega mendengar antusiasme Roni. Sahabatnya memang selalu bisa diandalkan dalam situasi seperti ini. "Oke, gue akan kirim lokasinya. Kita mulai malam ini. Biar mereka tahu siapa yang mereka hadapi.""Siap, gue segera berangkat!" jawab Roni penuh semangat. "Gue juga bawa beberapa teman. Biar kita nggak cuma ngasih mereka peringatan, tapi bikin mereka kapok selamanya."Damian mengakhiri panggilan dengan senyum tipis, meski amarahnya masih membara. Dia tahu, ini bukan hanya soal uang atau hutang. Ini soal harga diri, tentang melindungi orang-orang yang dia sayangi, terutama mertuanya.Malam ini, mereka akan mema

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 56. Memangnya dirimu suci?

    "Savanah... tidak pernah menggunakan uang itu," lanjut Damian dengan suara rendah namun penuh ancaman."Dia mengirimnya langsung kepada pria ini. Dan pria ini, yang kalian kira hanya pihak luar... ternyata atasan kalian sendiri, yang sudah melarikan diri tentunya."Salah satu penagih mencoba protes, suaranya putus asa. "T-Tapi... kami hanya—""Kalian tidak menyelidiki!" Damian meledak, suaranya memenuhi ruangan. "Dan lebih parah lagi, kalian berani menyentuh istriku!"Para penagih hutang semakin ketakutan, terdiam. Damian melempar pria gempal itu kembali ke lantai dengan kasar."Jadi, apa yang akan kalian lakukan sekarang?" ujar Damian, nadanya penuh tantangan. Para pria itu hanya bisa menunduk, terperangkap di tengah situasi yang sudah di luar kendali mereka.Para penagih hutang, yang sebelumnya angkuh, kini gemetar ketakutan. Salah satu dari mereka, dengan suara serak, mulai merintih. "Kami minta maaf... mohon ampuni kami," jeritnya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13

Bab terbaru

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 229. Itu anakku?

    “Ini anakku?” tanya Damian lagi, suaranya lebih tegas kali ini.Savanah mengalihkan pandangannya, tidak bisa menatap langsung ke mata Damian. Namun, kata-kata yang keluar dari mulutnya akhirnya menjawab segalanya.“Ya, Damian. Ini anakmu.”Damian terdiam, mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar. Hatinya dipenuhi dengan emosi yang bercampur aduk—kebahagiaan, keterkejutan, dan rasa bersalah. Ia tahu bahwa segalanya akan berubah mulai sekarang, tetapi ia juga tahu satu hal dengan pasti: ia tidak akan pernah meninggalkan Savanah dan anak mereka lagi.Damian berdiri mematung di depan pintu kamar mandi, matanya terpaku pada Savanah yang masih terlihat pucat. Wajahnya berubah—dari keterkejutan menjadi kebahagiaan yang begitu besar, sesuatu yang tidak pernah ia rasakan selama ini.Savanah melangkah keluar dari kamar mandi dan mengabaikan tatapan penuh selidik dari Damian. D

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 228. Kau hamil?

    "Ugh... Damian. J-jangan," rintih Savanah dengan rasa geli nikmat dan tubuh yang mulai bereaksi atas sentuhan maskulin dari prianya.“Savanah, aku mencintaimu,” bisik Damian sambil mengelus pipi Savanah, menatap kedua mata beningnya dalam-dalam.Savanah tidak menjawab. Ia hanya menatap Damian dengan mata yang berkaca-kaca, perasaannya bercampur aduk antara marah, rindu, dan cinta yang masih ada di sudut hatinya.Pernyataan cinta yang tidak pernah dia dapatkan selama ini dan saat ini pria itu mengatakannya dalam moment yang tidak dapat dia tolak. Tubuhnya tidak berkuasa menolak atas cumbuan yang diberikan Damian.Saat Damian menundukkan tubuhnya dan mencium leher Savanah lalu menggigitnya dengan lembut, wanita itu tidak bisa lagi melawan perasaannya. Tangannya bergerak memeluk Damian, membiarkannya mengambil alih pagi itu dengan sentuhan yang penuh gairah."Pelankan, Damian," desis Savanah, mengingat dengan

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 227. Tidak sanggup menolak

    “Tidak,” jawab Damian dengan suara rendah, memeluknya lebih erat. “Aku tidak bisa, Savanah. Aku butuh ini. Aku butuh kau.”Savanah terdiam sejenak, tubuhnya kaku dalam pelukan Damian. Namun, ia tidak bisa mengabaikan detak jantung Damian yang terasa di dadanya, seolah-olah pria itu benar-benar takut kehilangannya.“Aku tidak akan melakukan apa-apa,” kata Damian pelan. “Aku hanya ingin berada di dekatmu. Tolong, jangan usir aku.”Savanah merasa hatinya mulai bergetar. Ia tahu bahwa Damian memiliki cara untuk membuatnya merasa lemah, meskipun ia berusaha keras untuk tetap kuat. Namun, ia juga tahu bahwa jika ia membiarkan ini terus terjadi, ia akan semakin sulit melepaskan diri dari Damian.“Damian, aku…” Savanah mencoba berkata sesuatu, tetapi kata-katanya terhenti.Damian mengangkat wajahnya sedikit, menatap mata

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 226. Lepaskan aku, Damian!

    Savanah berhasil melepaskan dirinya dari pelukan Damian, lalu berdiri dengan cepat di sebelah tempat tidur. Matanya memancarkan kemarahan yang tak bisa ia sembunyikan.“Kau tidak bisa memaksaku untuk memberikan sesuatu yang tidak ingin kuberikan, Damian!” serunya.Damian duduk di tempat tidur, menatap Savanah dengan tatapan tenang tetapi intens. “Aku tidak memaksamu, Savanah. Aku hanya ingin kau jujur pada dirimu sendiri.”“Aku sudah jujur!” balas Savanah dengan suara gemetar. “Aku tidak menginginkanmu lagi dalam hidupku. Jadi, tolong keluar dari kamar ini.”"Aku akan menikah dengan Roni! Kalau kamu masih belum mendengar dengan jelas, maka aku akan mengulangnya ribuan kali sampai kamu bisa mencatatnya dalam kepalamu!" geram Savanah.Namun, Damian tetap duduk di sana, tidak bergerak sedikit pun. “Kalau begitu, buktikan,” katanya pelan.

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 225. Di hatiku, kau tetap milikku

    Damian menatapnya dengan sorot mata yang sulit ditebak. “Savanah, tolong,” katanya pelan, suaranya lebih lembut dari biasanya. “Aku hanya butuh tempat untuk tidur malam ini. Aku janji tidak akan menyentuhmu atau mengganggumu. Hanya tidur.”"Ini sudah malam sekali, apakah kamu tega menyuruhku keluar untuk mencari hotel?""Aku juga baru keluar dari Rumah Sakit, membawa motor malam-malam bisa membahayakan...""... dan jangan lupa, aku juga baru mengalami kecelakaan karena motor baru itu..."Savanah terdiam. Ada sesuatu dalam nada suara Damian yang membuatnya sulit untuk menolak, meskipun ia tahu bahwa mengizinkannya masuk bisa membawa lebih banyak masalah.Setelah beberapa saat, Savanah menghela napas panjang dan melangkah ke samping, memberi ruang bagi Damian untuk masuk. “Baiklah,” katanya akhirnya. “Tapi kau tidur di lantai. Aku akan mengambilkan selim

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 224. Kau bisa menyewa kamar hotel!

    "Lagipula, kamu dan Keisha bisa segera memulai hidup baru tanpa adanya gangguan apa pun. Aku juga akan menikah dan menjalani hidup yang baru. Bukankah ini adalah akhir yang adil untuk semua orang?"Damian tidak menjawab, tetapi matanya tetap terpaku pada Savanah, seolah-olah mencari sesuatu yang tidak bisa ia temukan.Melihat Damian yang memilih diam dan malam yang semakin larut, Savanah merasa saatnya untuk tidur dan mungkin membahas hal lainnya besok pagi. Dia merasa harus menjaga kondisi kesehatan dirinya untuk bayi yang berada dalam kandungannya."Sudahlah, beristirahatlah. Mungkin besok pagi kita bisa membicarakan hal ini kembali dengan tubuh dan kepala yang lebih segar," ucap Savanah.Savanah akhirnya meninggalkan Damian sendirian di ruang utama bar, membiarkannya tetap di sofa. Malam itu, meskipun Damian bersikeras untuk tinggal, suasana di Salvastone terasa jauh lebih dingin daripada biasanya

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 223. Harus tegas!

    Savanah memandang Damian dengan tatapan tidak percaya. Pria itu, yang baru saja membuat seluruh ruangan tegang dengan kehadirannya, kini dengan santai menjatuhkan dirinya ke sofa besar di lantai dua di mana sebelumnya Roni tiduran.Damian menyandarkan tubuhnya, mengangkat satu kaki ke atas sandaran sofa, dan melipat kedua tangannya di belakang kepala. Wajahnya terlihat santai, seolah-olah ia adalah pemilik tempat itu.“Apa yang kau lakukan, Damian?” tanya Savanah, nada suaranya naik. “Kau tidak bisa begitu saja masuk ke sini dan bertingkah seolah-olah ini tempatmu.”Damian membuka matanya perlahan, menatap Savanah dengan senyum kecil yang penuh tantangan. “Aku memutuskan untuk tinggal di sini. Aku rasa ini tempat yang nyaman.”“Damian, aku serius,” kata Savanah, matanya memerah karena marah. “Pergilah dari sini sebelum aku benar-benar kehilangan k

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 222. Aku bukan milikmu lagi! Damian!

    Damian berhenti sejenak, menatap dokter itu dengan dingin. “Terima kasih atas saran Anda, Dok. Tapi saya tahu tubuh saya lebih baik dari siapa pun.”“Tuan Damian, ini berisiko. Anda masih membutuhkan waktu—”“Cukup,” potong Damian sambil melangkah pergi. “Saya sudah memutuskan.”"Ingatlah untuk kembali dan melakukan fisioterapi, dan Anda juga belum diperbolehkan untuk membawa motor dan...""Hei... Tuan Damian."Apa pun yang dikatakan oleh sang Dokter, tidak menjadi perhatian Damian. Pria itu bergerak terus menuju ke parkiran, di mana motornya sudah berada di sana.Angin malam langsung menyambutnya dengan dingin. Di tempat parkir, motornya dia hidupkan. Mesin kendaraan itu mengaum begitu ia memutarnya, mengisi keheningan dengan suara yang tajam.Meskipun tubuhnya masih terasa lemah, Damian tidak peduli. Ia mengenakan helm, menarik napas dalam-dalam, lalu melaju dengan kecepatan tinggi meninggalkan rumah sakit.Tujuannya sudah jelas: Bar Salvastone.Sepanjang perjalanan, pikirannya dipe

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 221. Memaksa keluar dari Rumah Sakit

    "Kamu terlihat pucat, Sayang."Savanah mengangguk kecil.Roni memandang Savanah dengan tatapan penuh perhatian. Ia tahu bahwa ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar rasa mual atau lelah. Ia menghela napas panjang sebelum akhirnya bertanya, “Savanah, kapan kita akan melangsungkan pernikahan?”Pertanyaan itu membuat Savanah terdiam. Ia menunduk, mencoba menghindari tatapan Roni. Dalam hatinya, ia tahu bahwa ia belum siap untuk menjawab pertanyaan itu.“Roni,” katanya pelan, suaranya hampir bergetar, “tentang tadi… aku—aku hanya menantang Damian.”Roni terdiam, wajahnya berubah sedikit suram. “Jadi, kau mengatakan itu hanya untuk membuat Damian marah?” Suaranya terdengar lesu dan penuh kekecewaan.Savanah tidak menjawab, tetapi raut wajahnya sudah cukup menjelaskan segalanya. Roni menghela napas berat, mencoba menenangkan dirinya dari rasa kecewa yang mulai merasuk.“Aku mengerti,” kata Roni akhirnya, meskipun suaranya terdengar sedikit getir. “Aku hanya menjadi alat permainanmu.”Sav

DMCA.com Protection Status