All Chapters of Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara: Chapter 101 - Chapter 110

193 Chapters

Bab 101. Keisha cemburu

"Eh, mari tidak berbicara tentang pria yang tidak layak itu, bagaimana bila aku membawamu jalan-jalan di taman dan berjemur sinar matahari, itu tentunya akan bagus untuk pemulihan kesehatanmu," ucap Roni.Savanah mengangguk dan menyerahkan buket bunga untuk dibuka Roni.Roni menyusun bunga Lily ke dalam vas tadi, Savanah menarik napas dalam-dalam, mencium bunga yang mengeluarkan harum mengudara di sekitar ruangan."Terima kasih, Roni," ucapnya dengan tulus.Setelah memastikan kondisinya sudah cukup baik untuk bergerak, Roni mengajak Savanah keluar dari kamar dan berjalan-jalan di taman rumah sakit."Kamu bisa jalan? atau kita akan memakai kursi roda?"Savanah menggeleng pelan lalu memegang tangan Roni sebagai topangan. "Kita jalan saja, pelan-pelan.""Taman ini cukup tenang di pagi hari. Anginnya sejuk, bisa membantumu merasa lebih baik," kata Roni dengan nada lembut sambil mengandeng tangan Savanah yang menopang di lengannya. Perlaha
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

Bab 102. Damian butuh seorang pendamping yang kuat

Damian terlihat ragu. "Keisha, kau masih harus banyak istirahat. Aku tidak yakin kau cukup kuat untuk berjalan-jalan.""Nanti kamu pingsan lagi," ucap Damian sambil menguap. Walau hatinya terasa panas melihat pemandangan itu, tetapi dia tetap berwajah dingin seolah-olah tidak peduli.Namun, Keisha tidak mau menyerah. Dia terus memohon dengan mata yang berkaca-kaca, menggunakan nada manja yang selalu berhasil membuat Damian luluh."Aku hanya ingin sebentar saja. Udara segar pasti akan membuatku merasa lebih baik. Tolong, Damian... Ayo kita ke taman seperti mereka."Damian akhirnya mengalah. "Baiklah, aku akan minta kursi roda untukmu. Tapi ingat, kita hanya sebentar saja.""Dan jangan lagi mencari pertengkaran. Kepalaku pusing sekali mengurus masalah kalian, para wanita," ucapnya sambil berdiri dengan malas.Keisha tersenyum lebar, puas dengan kemenangannya. "Terima kasih, Damian. Aku tahu kau selalu peduli padaku," katanya sambil bersiap-sia
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 103. Kau tidak pernah tahu sisi gelap Damian

Roni yang mendengar itu langsung berdiri dan melangkah maju, melindungi Savanah dari kata-kata tajam Keisha. "Cukup, Keisha," katanya dengan suara rendah tapi tegas. "Savanah tidak perlu mendengar omongan kejam seperti itu." Keisha mendengus, tidak mau kalah. "Hei, aku hanya mengatakan yang sebenarnya, Roni. Kau sendiri pasti sadar kalau Savanah bukanlah pasangan yang tepat untuk Damian, mungkin tidak untukmu juga!" Roni menatap Keisha dengan tajam, kemarahan tampak di matanya. “Savanah tidak butuh penilaianmu untuk tahu siapa dia. Dan satu hal yang jelas, Damian bukan satu-satunya pria di dunia yang bisa memberikan kebahagiaan padanya.” Damian yang sejak tadi hanya diam, akhirnya angkat bicara. "Keisha, cukup," katanya dengan suara tegas, meski ada kebimbangan di wajahnya. "Ini bukan waktunya untuk bertengkar." Keisha tidak menyerah begitu saja. Dia menatap Damian dengan mata penuh kemarahan dan rasa tidak puas. "Kenapa kau membelanya? Bukankah kau di sini bersamaku?" tanyanya den
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

Bab 104. Satu hari lagi!

Damian, yang mendengar semua itu dari jarak dekat, segera melangkah maju dan menahan lengan Roni. “Cukup, Roni! Aku tidak akan membiarkanmu membuat semua semakin buruk!” serunya, suaranya penuh dengan kemarahan dan rasa bersalah yang bercampur. "Kita suami istri dan semua itu masih dalam kewajaran!" Damian meninggikan suaranya. Keisha memandang Damian dengan tatapan penuh kebingungan dan rasa sakit. “Jadi... itu benar? Kau melakukan sesuatu yang buruk pada Savanah? Kalian... ” suaranya terdengar lirih, seperti tidak sanggup menerima kebenaran. Damian tidak bisa menjawab. Dia terdiam, wajahnya menunjukkan ekspresi bersalah yang tidak bisa dia sembunyikan. Tatapannya tertuju pada tanah, tidak mampu menatap Keisha maupun Savanah. Diamnya Damian hanya memperkuat kecurigaan Keisha, dan dia merasa dikhianati. Damian mengepalkan tangannya erat-erat. “Aku... aku tidak percaya ini,” kata Keisha, suaranya pecah saat dia mundur dengan kursi rodanya, menatap Damian dengan air mata mengalir. "
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Bab 105. Hak sebagai suami.

Tengah malam, suasana rumah sakit begitu sepi. Hanya suara alat medis yang berdetak pelan dan beberapa perawat yang berjaga di lorong. Di dalam kamar, Savanah tidur dengan napas yang teratur, wajahnya terlihat damai meskipun lelah. Pintu kamar terbuka pelan, dan Damian masuk dengan langkah hati-hati. Pandangannya langsung tertuju pada Savanah, yang sedang tertidur. Ia berdiri di samping ranjang, menatap wanita itu dengan tatapan dingin dan penuh determinasi. Tanpa menunggu lama, ia merunduk, membelai pipi Savanah dengan jari-jarinya. Savanah bergerak sedikit, kelopak matanya perlahan membuka, dan saat melihat Damian, ada kilasan keterkejutan di matanya. "Damian? Apa yang kamu lakukan di sini?" tanyanya dengan suara serak, masih setengah mengantuk. Damian tidak menjawab langsung, ia menatap mata Savanah dengan tajam. "Aku hanya datang untuk mengambil kembali hakku sebagai suamimu," ucapnya datar. Ada nada tegas dalam suaranya, seakan-akan semua perasaan yang dulu ada di antara
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 106. Keluar dari Rumah Sakit

Tatapan Roni tertuju pada lengan Damian yang erat memeluk Savanah, serta kemeja Savanah yang tidak teratur. Savanah akhirnya berbicara, suaranya lirih, hampir seperti bisikan. "Roni... aku..." Namun sebelum Savanah bisa melanjutkan, Damian menyela, "Roni, bukankah seharusnya kamu tahu batasanmu? Dia istriku. Apakah kamu sudah sadar posisimu?" Senyum Damian melebar, matanya menatap Roni dengan penuh rasa puas. "Oh, dan ngomong-ngomong, kami bahkan mengulang malam pertama pernikahan kami semalam. Malam yang membara, bisa kubilang." Kata-kata Damian menancap dalam di hati Roni, seakan ada pedang yang menyayatnya. Ia mengepalkan tangan di samping tubuhnya, berusaha keras menahan diri agar tidak mengatakan sesuatu yang akan memperburuk keadaan. "Aku hanya ingin memastikan Savanah baik-baik saja," katanya akhirnya, suaranya bergetar sedikit. "Aku tidak tahu bahwa…" "Bahwa apa? Bahwa dia sudah kembali padaku?" Damian tertawa kecil. "Kau terlalu naif, Roni. Hubunganmu dengan Savanah ini.
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Bab 107. Janji kosong

Dua jam berlalu dan Damian belum juga muncul. Savanah menunggu dengan sabar. Dia berdiri di tepi tempat tidur, mengenakan pakaian rapi yang sudah disiapkannya sejak pagi. Hari ini adalah hari penting; persidangan ibunya akan berlangsung, dan Damian sudah berjanji akan menjemputnya. Savanah menatap jam tangan berkali-kali, tetapi waktu terus berlalu, dan Damian belum juga muncul. "Di mana dia?" gumam Savanah dengan nada gusar. Dia mencoba menelepon Damian beberapa kali, tetapi tidak ada jawaban. Pesan singkat yang dikirimkannya juga belum dibaca. Hatinya mulai gelisah, tetapi dia berusaha berpikir positif. Mungkin Damian sedang terjebak kemacetan atau ada urusan mendadak yang harus diselesaikan. Namun, semakin lama dia menunggu, rasa khawatir dan kecewa itu makin dalam. Savanah tidak tahu, di kamar rumah sakit yang lain, Damian sedang memeluk Keisha dengan penuh kasih sayang. "Saya akan pergi mengurus sesuatu sebentar," pamit Damian. "Sayang, jangan pergi dulu," rengek Keisha sa
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

Bab 108. Satu minggu!

Sementara itu, di apartemen, Damian masih bersama Keisha. Keisha menuntut keluar dari Rumah Sakit pada saat tahu bahwa Savanah sudah duluan keluar dari sana. Dengan manja, dia berhasil membuat Damian membawanya ke apartemen lain milik Damian. Mereka tengah menikmati makan siang yang mewah di balkon, sambil tertawa dan bercanda seolah-olah tidak ada masalah yang menunggu untuk dihadapi. Keisha menyuapkan sepotong stroberi ke mulut Damian dan tersenyum manis. "Lihat, bukankah ini lebih baik daripada duduk di ruang sidang yang membosankan?" bisiknya dengan penuh godaan. Damian hanya tertawa kecil dan mengangguk. "Kamu benar," jawabnya, meskipun jauh di dalam hatinya, ada sedikit rasa bersalah yang mengintip. Namun, perasaan itu segera dia abaikan ketika Keisha mencium pipinya dan mengalihkan perhatiannya kembali kepada saat-saat yang menyenangkan ini. Di ruang sidang, persidangan akhirnya berakhir untuk hari itu. Hakim memutuskan untuk menunda putusan hingga minggu depan, dan para p
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

Bab 109. Bekerja? Dalam mimpimu!

Savanah menatap layar ponselnya dan menarik napas dalam. "Aku akan menerima pekerjaan sebagai sekretaris di kantornya agar bisa berpura-pura larut dalam pekerjaan. Dia tidak mungkin melakukan sesuatu yang tidak pantas di kantor!"Savanah tersenyum, "seminggu tidak akan terasa lama bila kita hanya bertemu di rumah pada saat malam. Aku akan lembur!"***Pengacara Chang menghubungi Jason pada saat sudah tidak melihat bayangan Savanah."Bagaimana perkembangan barunya?" tanya Jason dengan suara datar yang terdengar bijaksana."Saya sudah menunda pembebasan Ibunya selama satu minggu. Dan Savanah berjanji akan menghadapi Damian dengan baik selama satu minggu itu."Jason mengetuk tongkatnya beberapa kali dengan gerakan lembut lalu melanjutkan kalimatnya, "baiklah, kalau begitu... lanjutkan sesuai dengan rencana.""Baik, Tuan."Pengacara Chang menutup panggilan lalu segera menyusul langkah Hakim Pengadilan Negeri yang sudah duluan menuju ke kantornya.***Malam itu, Damian pulang dengan wajah l
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

Bab 110. Kehadiran Roni

Savanah mendesah dan berjalan mendekati meja Damian, meletakkan tasnya di kursi sebelah. Dia tahu kalimat apa pun yang keluar dari mulut pria itu hanya untuk menyindir keberadaannya, "Bukankah kita tinggal di rumah yang sama dan aku mungkin bisa menumpang?"Damian mencibir, "dan menurutmu, status yang kamu miliki saat ini cocok untuk menumpang dalam mobilku?"Savanah menatap Damian sejenak, mencoba membaca ekspresi wajahnya. "Baiklah, kalau begitu. Kita fokus pada pekerjaan saja. Apa yang harus kukerjakan sebagai sekretarismu?"Damian melayangkan tatapan tajam ke arah Savanah lalu mengetuk meja dengan jari-jarinya."Kamu boleh mulai membersihkan kamar mandi milikku dan juga ranjang yang ada di kamar pribadi itu," ucap Damian sembari menunjuk ke sampingnya, ruangan mewah itu ternyata memiliki kamar di belakang dinding yang disekat dengan mewah.Kamar itu memiliki daun pintu yang selaras dengan sekat mewah yang menutupinya sehingga tidak terlihat jelas seperti sebuah kamar, lebih mirip
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more
PREV
1
...
910111213
...
20
DMCA.com Protection Status